morfologi yang demikian akan memacu pelepasan flavor yang lebih besar indikasi nilai surface oil tinggi dan oil retention rendah.
Gambar 17. Morfologi mikrokapsul MG dengan menggunakan SEM 20kv, perbesaran 100X kiri dan1500X tengah dan kanan
7. Profil Komponen Minyak Atsiri Jahe Dengan GCMS Gas
Chromatography Mass Spectometric
Salah satu tujuan utama enkapsulasi adalah melindungi bahan aktif dari kerusakan-kerusakan. Pada studi ini dilakukan pengidentifikasian komponen
pada fraksi minyak atsiri atau komponen volatil sebelum dienkapsulasi dan setelah dienkapsulasi dengan menggunakan Kromatografi Gas-Spektometri
Massa atau GCMS. Komponen utama minyak atsiri jahe umumnya adalah --
α-zingiberen 20-30,
β-bisabolene sekitar 12, farnesen sekitar 10 dan zingiberol serta
β-sesquiphelandren. Kemungkinan senyawa lain yang dapat mumcul seperti senyawa sitral, monoterpen hidrokarbon seperti d-limonen, mycrene,
sabinen, dan lain-lain. Komponen yang teridentifikasi tergantung jenis jahe sebagai bahan baku. Minyak jahe sensitif terhadap panas terutama pada suhu di
atas 90 °C sehingga memungkinkan terjadinya perubahan komponen. Perubahan
komponen juga dapat terjadi selama distilasi dan penyimpanan karena cahaya dan oksigen Purseglove, 1981. Salzer 1975 menyatakan bahwa --
α- zingiberen dan
β-sesquiphelandren dapat menurun persentasenya dengan
68
adanya perubahan kondisi di atas, sebaliknya ar-curcumen akan terbentuk lebih banyak.
Dari hasil GCMS diketahui bahwa komponen atsiri pada oleoresin sebelum dienkapsulasi didominasi oleh komponen utama alpha-zingiberen
50,73. Komponen lain yang cukup dominan adalah beta-seskuiphellandren 19.06, farnesen 14.51, beta-bisabolen dan beta-eudesemolzingiberol
0.77. Terdapat pula sejumlah kecil monoterpen seperti borneol, sitral, geraniol, linalool dan lain-lain.
Pada komponen volatil dari hasil enkapsulasi mikrokapsul berbahan penyalut MSc dengan kondisi spray drying suhu inlet 170
°C dan laju alir umpan 15mlmenit juga dapat diketahui bahwa alpha-zingiberen merupakan
komponen utama dengan persentase area terbesar 52.58 dari keseluruhan komponen yang teridentifikasi. Komponen lain yang cukup besar jumlahnya
adalah beta-seskuiphellandren 19.48, farnesen 14.89, dan beta-bisabolen serta beta-eudesemolzingiberol 1.03. Dari hasil identifikasi diketahui pula
bahwa pada atsiri hasil enkapsulasi sudah terdapat kehilangan sejumlah kecil fraksi-fraksi ringan seperti L-linalool, borneol dan sejumlah sitral.
Pada indentifikasi komponen volatil dari hasil enkapsulasi mikrokapsul MSc kombinasi suhu inlet 190
°C dan laju alir umpan 15mlmenit diketahui alpha-zingiberen juga mendominasi susunan komponen volatil keseluruhan
dengan perolehan 46.59. Komponen lain yang teridentifikasi dengan jumlah yang besar adalah beta-sesquiphellandren 18.88, farnesen 17.31, dan
beta-eudesemolzingiberol 0.7. Kehilangan komponen volatil juga tampak terjadi dan banyak pula terbentuknya golongan senyawa yang teroksidasi.
Tabel 9 menjabarkan perbandingan beberapa komponen di dalam minyak atsiri jahe dari oleoresin dengan minyak atsiri jahe dari hasil enkapsulasi.
69
Tabel 8. Profil komponen yang teridentifikasi pada minyak atsiri jahe hasil enkapsulasi dan sebelum dienkapsulasi oleoresin
Komponen Oleoresin
Enkapsulasi suhu inlet 170
°C laju alir 15 mlmenit
Enkapsulasi suhu inlet 190
°C laju alir 15 mlmenit
Alpha-Zingiberen + +
+ Beta-
Sesquiphellandren + +
+
Farnesen + + +
Beta-Bisabolen + +
+ Beta-Eudesemol +
+ +
Farnesol +
+ +
Nerolidol + + +
L-Linalool + +
+ Borneol + +
+ Geraniol
+ +
+ Sitral +
+ +
Geranil asetat -
+ +
Citronellol + +
+ Citronellil asetat
- +
+ Bornil asetat
+ +
+ Terpineol + +
+ Ar-Curcumene -
+ +
Caryophyllene + +
+ Caryophyllene-
oxide - +
+
Keterangan: + : teridentifikasi
70
F. APLIKASI PRODUK