Kondisi Kesempatan Kerja Kabupaten Jembrana Saat Krisis

Dari kelima sektor yang berada pada kuadran III, empat diantaranya bergeser menjadi sektor yang Progresif setelah Otonomi Daerah, sedangkan sektor pertanian justru bergeser menjadi sektor yang pertumbuhannya lamban dengan daya saing yang buruk. Seperti yang telah disebutkan hal ini karena banyak masyarakat yang beralih ke sektor lain salah satunya adalah sektor Industri pengolahan seiring dengan perkembangan pabrik-pabrik pengolahan di Kabupaten Jembrana.

5.5. Kondisi Kesempatan Kerja Kabupaten Jembrana Saat Krisis

Ekonomi Pada periode sebelum Otonomi Daerah yaitu sekitar tahun 1997 sampai dengan tahun 1998, terjadi krisis ekonomi yang mempengaruhi perekonomian Indonesia secara menyeluruh termasuk Kabupaten Jembrana. Kondisi kesempatan kerja di Kabupaten Jembrana juga mengalami pengaruh dari krisis ekonomi tersebut. Berikut ini akan digambarkan kondisi kesempatan kerja di Kabupaten Jembrana saat krisis ekonomi untuk melihat pengaruhnya serta ditujukan untuk menambah wacana. Sebelum Otonomi Daerah, tepatnya saat krisis ekonomi, terjadi penurunan pertumbuhan kesempatan kerja sebesar 7,91 persen yaitu sebanyak 10.363 orang. Hal ini merupakan imbas dari maraknya Pemutusan Hubungan Kerja di perusahaan-perusahaan, serta naiknya harga bahan dasar bagi para produsen kecil. Penurunan terbesar terjadi pada sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih sebesar 77,45 persen disebabkan oleh penurunan sebanyak 364 orang. Persentase yang besar ini dikarenakan jumlah penduduk yang bekerja pada sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih tidak banyak, sehingga perubahan sedikit saja akan mempengaruhi persenatase menjadi besar. Tabel 5.8. Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Sektor Usaha di Kabupaten Jembrana Krisis Ekonomi Kesempatan Kerja orang No. Sektor Usaha 1997 1998 Perubahan orang 1 Pertanian 61.774 50.915 -10.859 -17,58 2 Pertambangan dan Penggalian 1.485 888 -597 -40,20 3 Industri Pengolahan 19.970 12.826 -7.144 -35,77 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 470 106 -364 -77,45 5 Bangunan 10.224 9.809 -415 -4,06 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 20.088 27.136 7.048 35,09 7 Transportasi dan Komunikasi 5.383 6.345 962 17,87 8 Keuangan, Perbankan, dan Jasa Perusahaan 976 1.042 66 6,76 9 Jasa-jasa 10.656 11.598 942 8,84 TOTAL 131.028 120.665 -10.363 -7,91 Sumber : BPS Kabupaten Jembrana, 1997-1998 data diolah Penurunan yang besar juga terjadi pada sektor usaha Pertambangan dan Penggalian serta Industri Pengolahan. Namun tidak semua sektor usaha mengalami penurunan, ada empat sektor yang masih mengalami peningkatan yaitu sektor usaha Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Transportasi dan Komunikasi; Keuangan, Perbankan, dan Jasa Perusahaan; serta sektor usaha Jasa lainnya. Di Propinsi Bali, sebelum Otonomi Daerah saat krisis ekonomi juga terjadi penurunan pertumbuhan kesempatan kerja sebesar 2,72 persen yaitu sebanyak 44.643 orang. Penurunan terbesar terjadi pada Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 34,16 persen yang disebabkan oleh penurunan sebanyak 5.351 orang. Penurunan yang besar juga terjadi pada sektor usaha Listrik, Gas, dan Air Bersih sebesar 28,41 persen akibat penurunan sebanyak1.936 orang. Tabel 5.9. Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Sektor Usaha di Propinsi Bali Saat Krisis Ekonomi Kesempatan Kerja orang No. Sektor Usaha 1997 1998 Perubahan orang 1 Pertanian 661.199 590.096 -71.103 -10,75 2 Pertambangan dan Penggalian 15.663 10.312 -5.351 -34,16 3 Industri Pengolahan 223.570 186.846 -36.724 -16,43 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 6.815 4.879 -1.936 -28,41 5 Bangunan 114.924 112.009 -2.915 -2,54 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 330.268 352.793 22.525 6,82 7 Transportasi dan Komunikasi 62.375 63.267 892 1,43 8 Keuangan, Perbankan, dan Jasa Perusahaan 22.524 24.324 1.800 7,99 9 Jasa-jasa 203.943 252.112 48.169 23,62 TOTAL 1.641.281 1.596.638 -44.643 -2,72 Sumber : BPS Provinsi Bali, 1997-1998 data diolah Di Propinsi Bali, sebelum Otonomi Daerah saat krisis ekonomi juga terjadi penurunan pertumbuhan kesempatan kerja sebesar 2,72 persen yaitu sebanyak 44.643 orang. Penurunan terbesar terjadi pada Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 34,16 persen yang disebabkan oleh penurunan sebanyak 5.351 orang. Penurunan yang besar juga terjadi pada sektor usaha Listrik, Gas, dan Air Bersih sebesar 28,41 persen akibat penurunan sebanyak1.936 orang. Seperti halnya yang terjadi di Kabupaten Jembrana, tidak semua sektor usaha mengalami penurunan, ada empat sektor yang masih mengalami peningkatan yaitu sektor usaha Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Transportasi dan Komunikasi; Keuangan, Perbankan, dan Jasa Perusahaan; serta sektor usaha Jasa lainnya. Sektor usaha jasa mengalami pertumbuhan kesempatan kerja terbesar pada periode tersebut. Tabel 5.10. Rasio Kesempatan Kerja Kabupaten Jembrana dan Propinsi Bali No. Sektor Usaha Ra Ri ri 1 Pertanian -0,03 -0,11 -0,18 2 Pertambangan dan Penggalian -0,03 -0,34 -0,40 3 Industri Pengolahan -0,03 -0,16 -0,36 4 Listrik, Gas dan Air Bersih -0,03 -0,28 -0,77 5 Bangunan -0,03 -0,03 -0,04 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran -0,03 0,07 0,35 7 Transportasi dan Komunikasi -0,03 0,01 0,18 8 Keuangan, Perbankan, dan Jasa Perusahaan -0,03 0,08 0,07 9 Jasa-jasa -0,03 0,24 0,09 Total -0,03 -0,03 -0,08 Sumber : BPS Provinsi Bali, 1997-1998 data diolah Sebelum Otonomi Daerah saat krisis ekonomi di Kabupaten Jembrana, sektor yang memilki nilai ri positif tertinggi yaitu sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 0,35. Hal ini berarti sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar dalam menciptakan kesempatan kerja di Kabupaten Jembrana sebelum Otonomi Daerah. Ada tiga sektor usaha lagi yang mempunyai nilai ri positif yang artinya juga memberikan kontibusi positif dalam penciptaan kesempatan kerja. Sektor-sektor tersebut yaitu sektor Transportasi dan Komunikasi; Keuangan, perbankan, dan Jasa Perusahaan; serta sektor usaha Jasa-jasa lainnya. Kelima sektor lainnya memiliki ri negatif yang berarti pada sektor tersebut masih kurang memberikan kontribusi penciptaan kesempatan kerja Seperti yang terlihat dari komponen Pertumbuhan Regional Kabupate Jembrana, penurunan pertumbuhan kesempatan kerja Propinsi Bali mempengaruhi penurunan kesempatan kerja Kabupaten Jembrana sebanyak 3.931 orang atau sekitar tiga persen. Sektor pertanian merupakan sektor yang paling besar menerima pengaruh dari perubahan kesempatan kerja regional Propinsi Bali, dapat dilihat dari komponen Pertumbuhan Regionalnya yang paling tinggi. Sedangkan sektor yang paling sedikit menerima pengaruh dari perubahan kesempatan kerja Propinsi Bali adalah sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih. Tabel 5.11.Komponen Pertumbuhan Wilayah Kabupaten Jembrana Tahun 1997- 1998 PR PP PPW PB Sektor Usaha orang Orang orang orang 1 -1.853 -3,00 -4.790 -7,75 -4.216 -6,82 -9.006 -14,58 2 -45 -3,00 -463 -31,16 -90 -6,04 -552 -37,20 3 -599 -3,00 -2.681 -13,43 -3.864 -19,35 -6.545 -32,77 4 -14 -3,00 -119 -25,41 -230 -49,04 -350 -74,45 5 -307 -3,00 47 0,46 -156 -1,52 -108 -1,06 6 -603 -3,00 1.973 9,82 5.678 28,27 7.651 38,09 7 -161 -3,00 238 4,43 885 16,44 1.123 20,87 8 -29 -3,00 107 10,99 -12 -1,23 95 9,76 9 -320 -3,00 2.837 26,62 -1.575 -14,78 1.262 11,84 TOTAL -3.931 -3,00 367 0,28 -6.799 -5,19 -6.432 -4,91 Sumber : BPS Provinsi Bali, 1996-2005 data diolah Keterangan Sektor Usaha : 5. Bangunan 1. Pertanian 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 2. Pertambangan dan Penggalian 7. Transportasi dan Komunikasi 3. Industri Pengolahan 8. Keuangan, Perbankan, dan Jasa Perusahaan 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 9. Jasa-jasa Pertumbuhan Proporsional yang merupakan pengaruh kedua dari pertumbuhan kesempatan kerja regional mengakibatkan peningkatan sebesar 0,28 yang mengindikasikan bahwa pertumbuhannya cepat. Sektor yang memiliki nilai Pertumbuhan Proporsional negatif sebelum Otonomi Daerah saat krisis ekonomi yaitu sektor 1 pertanian; 2 Pertambangan dan Penggalian; 3 Industri Pengolahan; dan 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor-sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang lamban. Sebaliknya, kelima sektor lainnya memiliki pertumbuhan Proporsional yang cepat yaitu sektor: 1 Bangunan; 2 Perdagangan, Hotel, dan Restoran; 3 Transportasi dan Komunikasi; 4 Keuangan, Perbankan, dan Jasa Perusahaan; serta 5 Jasa-jasa. Sektor yang memiliki nilai Pertumbuhan Proporsional tertinggi adalah sektor Jasa-jasa sebesar 26,62 persen, hal ini mengindikasikan bahwa sektor tersebut pertumbuhannya paling cepat. Pertumbuhan Pangsa Wilayah mengindikasikan daya saing dari masing- masing sektor maupun keseluruhan. Sebelum Otonomi Daerah saat krisis ekonomi hanya terdapat dua sektor yang memiliki nilai Pertumbuhan Pangsa Wilayah positif yang hanya sektor tersebut artinya memiliki kemampuan daya saing yang baik yaitu sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran serta sektor Transportasi dan Komunikasi. Sedangkan tujuh sektor usaha lainnya memiliki nilai Pertumbuhan Pangsa Wilayah negatif yang berarti tidak memiliki daya saing yang baik. Nilai pergeseran bersih Kabupaten Jembrana mengindilasikan secara umum sektor-sektornya termasuk sektor yang lamban. Hal ini terlihat dari nilai Pergeseran Bersihnya yaitu negatif 4,91. Hanya terdapat empat sektor yang termasuk sektor maju progresif, sedangkan lima sektor lainnya tergolong sektor yang lambat. Sebelum Otonomi Daerah saat krisis ekonomi, sektor yang berada pada kuadran I yaitu sektor Perdagangan, Hotel, Restoran serta sektor Transportasi dan Komunikasi. Hal ini mengindikasikan bahwa dua sektor tersebut tergolong sektor yang pertumbuhannya cepat progresif dan memiliki daya saing baik. Sektor Keuangan, Perbankan, dan Jasa Perusahaan serta sektor Jasa-jasa lainnya berada pada kuadan II di atas gais 45°, artinya sektor-sektor tersebut termasuk sektor yang pertumbuhannya cepat progresif dan berdaya saing baik. Sedangkan sektor Bangunan berada di bawah garis 45°, yang berarti sektor Bangunan termasuk sektor yang pertumbuhannya cepat progresif namun memiliki daya saing yang buruk. Empat sektor termasuk memiliki pertumbuhan yang lambat dan berdaya saing yang buruk karena berada pada sektor III sektor tersebut yaitu 1 Pertanian; 2 Pertambangan dan Penggalian; 3 Industri Pengolahan; serta 4 Listrik, Gas dan Air Bersih. -60,00 -50,00 -40,00 -30,00 -20,00 -10,00 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 -40 -30 -20 -10 10 20 30 4 3 5 1 7 2 6 8 9 Keterangan Sektor Usaha : 5. Bangunan 1. Pertanian 6. Perdagangan Hotel, dan Restoran 2. Pertambangan dan Penggalian 7. Transportasi dan Komunikasi 3. Industri Pengolahan 8. Keuangan, Perbankan, dan Jasa Perusahaan 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 9. Jasa-jasa Gambar 5.3. Profil Pertumbuhan Sektor Usaha Kabupaten Jembrana Saat Krisis Ekonomi

VI. KESIMPULAN DAN SARAN