Jembrana terbagi menjadi produksi ikan laut, budidaya tambak, kolam air tenang, dan minapadi.
4.5. Produk Domestik Regional Bruto PDRB
PDRB Kabupaten Jembrana didominasi sektor Pertanian. Berikut adalah PDRB Kabupaten Jembrana pada sektor pertanian.
Tabel 4.3. PDRB Kabupaten Jembrana Atas Dasar Harga Konstan 2000 Sektor Usaha Pertanian jutaan rupiah
Tahun Sub Sektor Usaha
2001 2002 2003 2004 2005 Tanaman Bahan
Makanan 114.183,04 117.574,83 122.465,78 128.267,38 137.196,18
Tanaman Perkebunan
46.969,11 48.109,02 50.029,92 51.759,33 54.393,88 Peternakan dan Hasil-
hasilnya 45.943,89 46.251,05 46.561,21 49.767,38 53.300,54
Kehutanan 230,44 232,87 234,43 236,93 241,29
Perikanan 130.067,57 130.293,75
131.687,42 134,456,72 136.810,56
Sumber : BPS Kabupaten Jembrana, 2001-2005
PDRB yang berasal dari sektor Pertanian di Kabupaten Jembrana setelah Otonomi Daerah mayoritas disumbangkan oleh pertanian tanaman bahan makanan
dan perikanan. Sedangkan sektor yang paling sedikit menyumbang adalah sektor Kehutanan. Hal ini didukung oleh keadaan alam Kabupaten Jembrana yang
mayoritas sawah dan berada di sekitar laut. Tabel 4.4. PDRB Kabupaten Jembrana Atas Dasar Harga Konstan 2000 Sektor
Usaha Listrik, Gas, dan Air Bersih jutaan rupiah
Tahun Sub Sektor
Usaha 2001 2002 2003 2004 2005
Listrik 6.288,38 6.964,03
7.174,14 7.553,36
7.738,93 Gas 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
Air Bersih 2.837,38
2.903,26 3.008,87
3.125,70 3.164,79
Sumber : BPS Kabupaten Jembrana, 2001-2005
Sementara sektor yang paling sedikit menyumbang pada PDRB Kabupaten Jembrana adalah Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih. Pada Tabel 4.4. dapat dilihat
bahwa sektor Gas, dari tahun ke tahun tidak memberikan kontribusi yang nyata terhadap PDRB Kabupaten Jembrana. Sektor, Listik, dan Air Bersih meskipun
memberikan kontribusi pada PDRB Kabupaten Jembrana, namun persentasenya masih dapat dikatakan kecil hanya sekitar 0,5 dan 0,2 dari PDRB Kabupaten
Jembrana secara keseluruhan.
4.6. Program Pemerintah Bidang Perekonomian, Pertanian, dan Tenaga
Kerja a.
Pemberian alat kerja kepada Kelompok Masyarakat Pokmas Program ini dilakukan dalam rangka mewujudkan peningkatan
kesejahteraan masyarakat melalui kebijakan pengalokasian dana pembangunan atau rutin untuk bantuan modal kerjausaha kepada kelompok
masyarakat dengan pola bergulir. Bantuan dana bergulir ini merupakan pinjaman lunak yang bersifat ekonomis produktif kepada Pokmas diantaranya
kelompok petani, nelayan, peternak, pengrajin, pengebun, buruh, pedagang kecil, dan wirausaha lainnya yang langsung dikelola oleh anggota Pokmas
yang bersangkutan. Dana bergulir berbentuk modal kerjausaha dengan realisasi pinjaman, jangka waktu pengembalian maksimal empat tahun. Besar
pengembaliannya sebesar pokok pinjaman ditambah 30 persen dari keuntungan bersih yang diperoleh.
b. Program Magang dan Bursa Tenaga Kerja
Program ini diwujudkan diantaranya dengan membuka kesempatan kerja di dalam negeri melalui pembentukan koperasi profesional; membuka
kesempatan kerja ke luar negeri dengan program pelatihan dan penempatan kerja di kapal pesiar, pelatihan dan magang ke Jepang; dan melalui pemberian
alat kerja kepada Pokmas. c.
Dana Talangan Dana talangan pembelian gabah petani dilakukan dalam rangka mengatasi
kesulitan petani terkait dengan murahnya harga gabah pada waktu musim panen raya. Pemerintah Kabupaten Jembrana memberikan dana talangan
kepada KUD yang kekurangan dana untuk membeli gabah petani. Selain kepada petani beras Pemerintah Kabupaten Jembrana juga memberi dana
talangan kepada petani cengkeh untuk mengatasi anjloknya harga cengkeh pasca panen raya di pasaran.
d. Subsidi Pembebasan Pajak Bumi dan Bangunan
Dalam rangka memberikan perlindungan dan stimulan kepada petani agar tetap mempertahankan lahan sawahnya dan tidak mengalihkan kepada fungsi
lain maka Pemerintah Kabupaten Jembrana melakukan program pembebasan Pajak Bumi dan Bangunan untuk areal pertanian. Kebijakan ini dilakukan
melalui pemberian subsidi PBB khusus terhadap tanah sawah di Kabupaten Jembrana. Program ini diimplementasikan pada tahun 2003, mengingat dari
tahun 1997 sampai dengan tahun 2001 rata-rata lahan sawah beralih fungsi
menjadi lahan kering dan non pertanian sekitar 135 hektar, maka pada tahun 2002 terjadi penurunan luas sawah 346 hektar.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN