5.2. Rasio Kesempatan Kerja Kabupaten Jembrana dan Provinsi Bali
Sebelum dan Setelah Otonomi Daerah Tabel 5.3 memperlihatkan nilai Ra, Ri, dan ri Kabupaten Jembrana dan
Provinsi Bali sebelum dan setelah Otonomi Daerah. Nilai-nilai ini digunakan untuk melihat perbandingan kesempatan kerja sektor-sektor usaha di Kabupaten
Jembrana. Nilai Ra sebelum Otonomi Daerah yaitu sebesar 0,08 menunjukkan selisih dari kesempatan kerja Provinsi Bali tahun 1996 dan 2000. Jika
dibandingkan dengan nilai Ra setelah Otonomi Daerah yaitu sebesar 0,21 yang menunjukkan selisih dari kesempatan kerja Provinsi Bali tahun 2001 dan 2005,
nilainya lebih tinggi. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan pertumbuhan kesempatan kerja yang lebih baik setelah diberlakukannya Otonomi Daerah.
Tabel 5.3. Rasio Kesempatan Kerja Kabupaten Jembrana dan Provinsi Bali Tahun 1996 dan 2000, 2001 dan 2005
Sebelum Otonomi Daerah Setelah Otonomi Daerah
No. Sektor Usaha
Ra Ri ri Ra Ri ri 1 Pertanian
0,08 -0,14 0,03 0,21 0,18 -0,10
2 Pertambangan dan Penggalian
0,08 -0,48
-0,27 0,21
0,93 0,54
3 Industri Pengolahan
0,08 0,23 0,02 0,21 0,34 0,30
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih
0,08 -0,41
-0,21 0,21
-0,27 3,40
5 Bangunan 0,08 0,19 0,30 0,21 0,14
-0,06 6 Perdagangan,
Hotel, dan
Restoran 0,08 0,34 0,26 0,21 0,12 0,13
7 Transportasi dan
Komunikasi 0,08 0,51 0,07 0,21 0,02
0,61 8
Keuangan, Perbankan, dan Jasa Perusahaan
0,08 0,96 0,77 0,21 0,17 0,37
9 Jasa-jasa 0,08 0,04 -0,11 0,21 0,44
1,06 TOTAL
0,08 0,08 0,07 0,21 0,21
0,11 Sumber : BPS Provisi Bali , 1996-2005 data diolah
Sebelum Otonomi Daerah, sektor yang memilki nilai Ri positif tertinggi yaitu sektor Keuangan, Perbankan, dan Jasa Perusahaan sebesar 0,96. Hal ini
berarti sektor Keuangan, Perbankan, dan Jasa Perusahaan merupakan sektor yang
memberikan kontribusi terbesar dalam menciptakan kesempatan kerja di Provinsi Bali sebelum Otonomi Daerah. Sedangkan sektor Pertanian; Pertambangan dan
Penggalian; serta Listrik, Gas, dan Air Bersih memiliki nilai Ri negatif yang berarti pada sektor tersebut masih kurang memberikan kontribusi penciptaan
kesempatan kerja. Setelah Otonomi Daerah, sektor Pertambangan dan Penggalian merupakan sektor yang memberikan kontribusi dalam menciptakan kesempatan
kerja terbesar di Provinsi Bali karena memiliki nilai Ri positif tertinggi yaitu 0,93. Sedangkan sektor Listrik, Gas dan Air Bersih masih memiliki nilai Ri negatif.
Secara keseluruhan nilai ri sebelum Otonomi Daerah sebesar 0,07 mengalami peningkatan setelah Otonomi Daerah yaitu sebesar 0,11 yang juga
mengindikasikan adanya peningkatan pertumbuhan kesempatan kerja yang lebih baik setelah diberlakukannya Otonomi Daerah. Sama halnya dengan kondisi
Provinsi Bali, nilai ri yang positif terbesar sebelum Otonomi Daerah yaitu niali ri sektor Keuangan, Perbankan, dan Jasa Perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa
sektor tersebut memberikan kontribusi positif terbesar dalam menciptakan kesempatan kerja di Kabupaten Jembrana.
Berbeda dengan keadaan sebelum Otonomi Daerah, setelah Otonomi Daerah hampir semua sektor memiliki kontribusi positif dalam penciptaan
kesempatan kerja. Hanya sektor Pertanian dan Bangunan yang mengalami penurunan kontribusi dalam menciptakan kesempatan kerja karena memiliki nilai
ri negatif sebesar 0,10 dan 0,06. Sedangkan dari tujuh sektor yang memiliki nilai ri positif, sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih merupakan sektor yang memiliki
nilai ri tertinggi atau memberikan kontribusi tertinggi dalam menciptakan kesempatan kerja yaitu sebesar 3,40. Setelah itu ada sektor jasa-jasa sebesar 1,06.
5.3. Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah Sebelum dan Setelah Otonomi Daerah