Penduduk yang tidak dapat dimasukkan ke dalam salah satu kategori lapangan pekerjaan tersebut digolongkan dalam kategori kegiatan yang tidak atau
belum jelas Activities Not Adequately Defined ataupun kategori lainnya.
2.2. Penelitian Terdahulu
Gunawati 2005 dalam penelitian berjudul “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pasar Tenaga Kerja di Jawa Tengah” menyimpulkan bahwa pasar
tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh perubahan jumlah penduduk dari sisi supply, sedangkan dari sisi demand variabel yang berpengaruh adalah PDRB dan
upah riil. Lestari 2006 dalam penelitian berjudul “Analisis Pertumbuhan
Kesempatan Kerja Pra dan Pasca Otonomi Daerah di Provinsi DKI Jakarta 1996- 2004” menyimpulkan bahwa kebijakan Otonomi Daerah belum menunjukkan
pengaruh yang signifikan. Tetapi ada peningkatan pertumbuhan kesempatan kerja di DKI Jakarta walaupun tidak terlalu besar, maka terdapat optimisme bahwa
kebijakan Otonomi Daerah akan membawa banyak peubahan ke arah yang lebih baik, termasuk dalam penciptaan kesempatan kerja dimasa yang akan datang.
Yuliarti 2006 dalam penelitian berjudul “Analisis Pertumbuhan Kesempatan Kerja Pasca Kebijakan Upah Minimum di Kabupaten Bogor”
menyimpulkan bahwa terjadi penurunan pada pertumbuhan kesempatan kerja di Bogor pasca kebijakan upah minimum, ini menunjukkan adanya pengaruh negatif
dari kebijakan tersebut. Provinsi Jawa Barat juga mengalami hal yang sama, yaitu terjadi penurunan pertumbuhan kesempatan kerja pasca kebijakan upah minimum.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah penelitian ini mengambil studi kasus Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Selain
itu, penelitian ini juga menggunakan data penelitian sampai dengan tahun 2005.
2.3. Kerangka Pemikiran
Teoritis 2.3.1. Teknik
Analisis Shift Share
Menurut Soepono 1993 analisis Shift Share merupakan suatu analisis mengenai perubahan berbagai indikator kegiatan ekonomi, seperti produksi dan
kesempatan kerja pada dua titik waktu di suatu wilayah. Analisis Shift Share memiliki tiga kegunaan, yaitu :
1. Untuk melihat perkembangan sektor perekonomian di suatu wilayah
terhadap perkembangan ekonomi wilayah yang lebih luas. 2.
Untuk melihat perkembangan sektor-sektor perekonomian jika dibandingkan secara relatif dengan sektor-sektor lainnya.
3. Untuk melihat perkembangan suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah
lainnya, sehingga dapat membandingkan besarnya aktivitas suatu sektor pada wilayah tertentu dan pertumbuhan antar wilayah.
4. Untuk membandingkan laju sektor-sektor perekonomian di suatu wilayah
dengan laju pertumbuhan perekonomian nasional serta sektor-sektornya dan mengamati penyimpangan-penyimpangan dari perbandingan tersebut.
Bila penyimpangannya positif maka dapat dikatakan bahwa sektor ekonomi dalam wilayah tersebut memiliki keunggulan kompetitif.
Pada Analisis
Shift Share diasumsikan bahwa perubahan indikator kegiatan ekonomi produksikesempatan kerja di suatu wilayah antara tahun
dasar analisis dengan tahun akhir analisis dibagi menjadi tiga komponen pertumbuhan, yaitu :
1. Komponen Pertumbuhan Regional
Komponen Pertumbuhan Regional PR adalah perubahan kesempatan kerja suatu wilayah yang disebabkan oleh perubahan kesempatan kerja
regional secara umum, perubahan kebijakan ekonomi regional atau perubahan dalam hal-hal yang mempengaruhi perekonomian semua sektor
atau wilayah. 2. Komponen Pertumbuhan Proporsional
Komponen Pertumbuhan Proporsional PP tumbuh karena perbedaan sektor dalam permintaan produk akhir, perbedaan dalam ketersediaan
bahan mentah, perbedaan dalam kebijakan industri seperti kebijakan perpajakan, subsidi dan price support dan perbedaan dalam struktur dan
keragaman pasar. 3. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah
Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW timbul karena peningkatan atau penurunan produksikesempatan kerja dalam suatu
wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya. Cepat lambatnya pertumbuhan suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya
ditentukan oleh keunggulan komparatif, akses ke pasar, dukungan
kelembagaan, prasarana sosial ekonomi serta kebijakan ekonomi regional pada wilayah tersebut.
Analisis Shift Share menunjukkan bahwa perubahan sektor i pada wilayah
j dipengaruhi oleh tiga komponen pertumbuhan wilayah. Ketiga komponen yang dimaksud adalah komponen Pertumbuhan Regional PR, komponen
Pertumbuhan Proporsional PP, dan komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW. Berdasarkan ketiga komponen tersebut dapat ditentukan dan diidentifikasi
perkembangan suatu sektor ekonomi pada suatu wilayah. Apabila PP + PPW 0, maka dapat dikatakan bahwa pertumbuhan sektor ke i di wilayah ke j termasuk ke
dalam kelompok progresif maju. Sementara itu PP + PPW 0 menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor ke-i pada wilayah ke-j tergolong pertumbuhannya
lambat.
Sumber : Soepono, 1993
Gambar 2.2. Model Analisis Shift Share Wilayah ke-j
sector ke-i
Komponen Pertumbuhan Pangsa
Wilayah Komponen
Pertumbuhan Proporsional
Wilayah ke-j sektor ke-i
Lamban PP+PPW 0
Maju PP+PPW 0
Komponen Pertumbuhan Regional
2.3.2. Kelebihan Analisis
Shift Share
Beberapa kelebihan yang membedakan dengan teknik analisis Shift Share dengan analisis lainnya adalah :
1. Analisis Shift Share dapat melihat perkembangan produksi atau
kesempatan kerja di suatu wilayah hanya pada dua titik waktu tertentu, yang mana satu titik waktu dijadikan sebagai dasar analisis, sedangkan
satu titik waktu lainya dijadikan sebagai akhir analisis. 2.
Perubahan indikator kegiatan ekonomi di suatu wilayah antara tahun dasar analisis dengan tahun akhir analisis dapat dilihat melalui tiga komponen
pertumbuhan wilayah, yakni komponen Pertumbuhan Regional PR PN, komponen Pertumbuhan Proporsional PP, dan komponen
Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW. 3.
Berdasarkan komponen PR, dapat diketahui laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dibandingkan laju pertumbuhan regional.
4. Komponen PP dapat digunakan untuk mengetahui pertumbuhan sektor-
sektor perekonomian disuatu wilayah. Hal ini berarti bahwa suatu wilayah dapat mengadakan spesialisasi di sektor-sektor yang berkembang secara
nasional dan bahwa sektor-sektor dari perekonomian wilayah telah berkembang lebih cepat daripada rata-rata nasional untuk sektor-sektor
itu. 5.
Komponen PPW dapat digunakan untuk melihat daya saing sektor-sektor ekonomi dibandingkan dengan sektor ekonomi pada wilayah lainnya.
6. Jika persentase PP dan PPW dijumlahkan, maka dapat ditunjukkan
adanya Shift pergeseran hasil pembangunan perekonomian daerah.
2.3.3. Kelemahan Analisis
Shift Share
Kelemahan-kelemahan Analisis
Shift Share adalah : 1.
Analisis Shift Share tidak lebih daripada suatu teknik pengukuran atau prosedur baku untuk mengurangi pertumbuhan suatu variabel wilayah
menjadi komponen-komponen. Persamaan Shift Share hanyalah identity equation dan tidak mempunyai implikasi-implikasi keperilakuan. Metode
Shift Share tidak untuk menjelaskan mengapa, misalnya pengaruh keunggulan kompetitif adalah positif untuk di beberapa wilayah, tetapi
negatif di daerah-daerah lain. Metode Shift Share merupakan teknik pengukuran yang mencerminkan suatu sistem perhitungan semata dan
tidak analitik. 2.
Komponen pertumbuhan nasional secara implisit mengemukakan bahwa laju pertumbuhan suatu wilayah hendaknya tumbuh pada laju Nasional
tanpa memperlihatkan sebab-sebab laju pertumbuhan wilayah. 3.
Kedua komponen pertumbuhan wilayah PP dan PPW berkaitan dengan hal-hal yang sama seperti perubahan penawaran dan permintaan,
perubahan teknologi dan perubahan lokasi, sehingga tidak dapat berkembang dengan baik.
4. Teknik analisis Shift Share secara implisit mengambil asumsi bahwa
semua barang dijual secara Nasional, padahal tidak semuanya demikian.
Bila pasar suatu wilayah bersifat lokal, maka barang itu tidak dapat bersaing dengan wilayah-wilayah lain yang menghasilkan barang yang
sama, sehingga tidak mempengaruhi permintaan agregat.
2.3.4. Analisis Kesempatan
Kerja
Pertumbuhan dan perubahan kesempatan kerja pada sektor-sektor perekonomian di suatu wilayah tertentu dapat diketahui dengan menggunakan
konsep analisis kesempatan kerja. Konsep analisis kesempatan kerja terbagi atas perubahan kesempatan kerja dan persentase perubahan kesempatan kerja.
Perubahan kesempatan kerja didasarkan pada selisih antara kesempatan kerja pada sektor-sektor perekonomian pada tahun akhir analisis dengan kesempatan kerja
pada sektor-sektor perekonomian pada tahun dasar analisis. Konsep analisis kesempatan kerja juga dapat digunakan untuk mengetahui
kesempatan kerja menurut sektor-sektor perekonomian secara nasional. Konsep kesempatan kerja nasional menggunakan perhitungan dengan cara menjumlahkan
kesempatan kerja pada setiap sektor perekonomian tertentu pada seluruh wilayah.
2.3.5. Rasio Kesempatan Kerja di Kabupaten dan Kesempatan Kerja di Provinsi Pada Sektor-Sektor Perekonomian Nilai ri, Ra dan Ri
Pengidentifikasian pertumbuhan kesempatan kerja dalam negeri di suatu wilayah dapat dilakukan dengan menggunakan rasio kesempatan kerja. Sedangkan
rasio kesempatan kerja nasional digunakan untk mengetahui pertumbuhan kesempatan kerja dalam negeri secara nasional. Rasio kesempatan kerja terbagi
atas nilai ri, Ra, dan Ri. Dimana nilai ri mengidentifikasikan selisih antara
kesempatan kerja sektor i pada wilayah j pada tahun dasar analisis dibagi dengan kesempatan kerja dari sektor i pada wilayah tertentu pada tahun dasar analisis.
Nilai Ra menunjukkan selisih antara kesempatan kerja nasional pada tahun akhir analisis dengan kesempatan kerja nasional pada tahun dasar analisis dibagi
kesempatan kerja nasional tahun dasar analisis. Sedangkan Ri mengidentifikasikan selisih antara kesempatan kerja nasional tahun akhir analisis dari sektor i dengan
kesempatan kerja nasional tahun dasar analisis dari sektor i Soepono, 1993.
2.3.6. Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah
Pengidentifikasian perkembangan suatu sektor pada suatu wilayah dapat dilakukan dengan menggunakan analisis komponen pertumbuhan wilayah.
Analisis komponen pertumbuhan wilayah juga digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana perkembangan suatu wilayahsektor yang bersangkutan jika
dibandingkan dengan wilayahsektor lainnya. Konsep ini dirumuskan berdasarkan tiga komponen pertumbuhan wilayah, yaitu : komponen Pertumbuhan Regional
PR, komponen Pertumbuhan Proporsional PP dan komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW.
2.3.7. Profil Pertumbuhan Sektor Perekonomian
Untuk mengevaluasi pertumbuhan sektor perekonomian di wilayah yang bersangkutan pada kurun waktu yang telah ditentukan digunakan profil
pertumbuhan sektor perekonomian, dengan cara mengekpresikan persen perubahan komponen pertumbuhan proporsional PP
ij
dan pertumbuhan pangsa
wilayah PPW
ij
. Profil pertumbuhan dapat ditunjukkan dengan gambar pada suatu sumbu kordinat. Pada sumbu horizontal terdapat PP sebagai absis dan pada
sumbu vertikal terdapat PPW sebagai ordinat.
Sumber : Budiharsono, 2001
Gambar 2.3. Profil Pertumbuhan Sektor Perekonomian Kuadaran I menunjukkan bahwa sektor-sektor di wilayah yang
bersangkutan memiliki pertumbuhan yang cepat, demikian juga daya saing wilayah untuk sektor-sektor tersebut baik apabila dibandingkan dengan wilayah-
wilayah lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa sektorwilayah yang bersangkutan merupakan wilayah progresif maju. Kuadran II menunjukkan bahwa sektor-
sektor ekonomi yang ada di wilayah yang bersangkutan pertumbuhannya cepat, tetapi daya saing wilayah untuk sektor-sektor tersebut dibandingkan dengan
wilayah lainnya tidak baik. Kuadran II
Kuadran I
Kuadran III Kuadran IV
PPW PP
Kuadran III menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi di wilayah yang bersangkutan memiliki pertumbuhan yang lambat dengan daya saing yang kurang
baik jika dibandingkan dengan wilayah lain. Hal ini menunjukkan bahwa sektorwilayah yang bersangkutan merupakan wilayah lamban.
Kuadran IV menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi pada wilayah yang bersangkutan memiliki pertumbuhan yang lambat, tetapi daya saing wilayah
untuk sektor-sektor tersebut baik jika dibandingkan dengan wilayah lain. Pada kuadran II dan IV terdapat garis miring yang membentuk sudut 45
o
dan memotong kedua kuadran tersebut. Bagian atas garis tersebut menunjukkan bahwa
sektorwilayah yang bersangkutan merupakan sektorwilayah yang progresif maju, sedangkan bagian di bawah garis berarti sektorwilayah yang
bersangkutan menunjukkan sektorwilayah yang lamban.
2.4. Kerangka Pemikiran
Konseptual
Penelitian ini menitikberatkan pada pembahasan kondisi kesempatan kerja di Kabupaten Jembrana. Periode peneltian dibagi menjadi dua, sebelum
diberlakukannya kebijakan Otonomi Daerah yaitu tahun 1996 sampai tahun 2000 dan setelah kebijakan Otonomi Daerah mulai diberlakukan yaitu tahun 2001
sampai tahun 2005. Secara garis besar langkah-langkah penelitian ini akan diperlihatkan pada gambar 2.4.
Langkah-langkah penelitian diawali dengan menggambarkan kondisi kesempatan kerja di Kabupaten Jembrana sebelum diberlakukannya kebijakan
Otonomi Daerah 1996-2000. Pada masa ini sistem pemerintahan masih terpusat,
Pemerintah Daerah belum mempunyai hak penuh untuk mengatur pemerintahan daerahnya sendiri. Selanjutnya akan digambarkan kondisi kesempatan kerja
Kabupaten Jembrana setelah diberlakukannya kebijakan Otonomi Daerah. Dalam penelitian ini akan digambarkan kondisi kesempatan kerja di Kabupaten Jembrana
selama lima tahun setelah diberlakukannya UU Otonomi Daerah pada tahun 2000.
Gambar 2.4. Kerangka Pemikiran Konseptual Implementasi
Rekomendasi Perluasan Kesempatan Kerja Laju Pertumbuhan dan
Kontribusi Sektor Usaha
Pertumbuhan dan Daya Saing Usaha
Profil Pertumbuhan Sektor Usaha
Analsis Kesempatan Kerja di Kabupaten
Jembrana dan di Provinsi Bali
Komponen Pertumbuhan Wilayah
Profil Pertumbuhan Sektor Ekonomi
Sebelum Otonomi Daerah 1996-2000
Setelah Otonomi Daerah 2001-2005
Analisis Shift Share Kondisi Kesempatan Kerja
di Kabupaten Jembarana
Dari gambaran kondisi kesempatan kerja di Kabupaten Jembrana yang berisi informasi tentang kesempatan kerja pada sektor-sektor perekonomian
utama, akan dilakukan analisis menggunakan teknik analisis Shift Share. Analisis yang menggunakan data kesempatan kerja pada sektor utama perekonomian
Kabupaten Jembrana dan Provinsi Bali ini, akan dibagi menjadi tiga bagian yaitu analisis kesempatan kerja Kabupaten Jembrana dan Provinsi Bali, analisis
komponen pertumbuhan wilayah, dan analisis profil pertumbuhan sektor peekonomian.
Analisis kesempatan kerja di Kabupaten Jembrana dan di Provinsi Bali akan menghasilkan informasi berupa laju perubahan kesempatan kerja di
Kabupaten Jembrana dan kontribusi sektor-sektor perekonomiannya. Analisis komponen pertumbuhan wilayah akan menghasilkan informasi mengenai
perubahan kesempatan kerja Kabupaten Jembrana dan daya saing sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Jembrana dibandingkan dengan sektor-sektor
perekonomian di Proponsi Bali. Analisis pertumbuhan perekonomian akan menghasilkan informasi tentang sektor-sektor perekonomian atau lapangan usaha
yang nantinya akan tergolong ke dalam kelompok sektor perekonomian pertumbuhan progresif maju atau tergolong ke dalam kelompok sektor yang
pertumbuhannya lamban. Dari informasi-informasi yang didapatkan dari analisis-analisis tersebut
akan didapatkan gambaran mengenai laju pertumbuhan kesempatan kerja sebelum diberlakukannya kebijakan Otonomi Daerah dan setelah dimulainya
pemberlakuan kebijakan Otonomi Daerah di Kabupaten Jembrana. Informasi-
informasi tersebut yang merupakan hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat diimplementasikan secara nyata dengan digunakannya hasil penelitian ini sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan perluasan kesempatan kerja selanjutnya.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini Kabupaten Jembrana dipilih sebagai objek penelitian dengan alasan Kabupaten Jembrana diketahui telah membuat beberapa
perubahan yang nyata setelah tahun 2001, yaitu ketika kebijakan Otonomi Daerah mulai dijalankan. Karena alasan tersebut, dalam penilitian ini ingin dikaji apakah
perubahan itu juga terjadi pada kondisi kesempatan kerja di Kabupaten Jembrana? Penelitian ini sendiri dilakukan di Jakarta yang dimulai pada Desember 2007
sampai dengan Juli 2008.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS Pusat, BPS Provinsi Bali, BPS
Kabupaten Jembrana, Lembaga Sumber Informasi LSI IPB, Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Manajemen, dan media elektronik Internet. Penelitian ini
menggunakan data kesempatan kerja Kabupaten Jembrana dan Provinsi Bali yang digambarkan oleh data Jumlah Penduduk 10 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut
Sektor Usaha Utama.
3.3. Metode Analisis
Shift Share
Analisis shift share dapat digunakan untuk menganalisis perubahan indikator kegiatan ekonomi dengan menggunakan perubahan indikator kegiatan