Kolektor yang sudah bersih dapat dimasukkan spat yaitu dengan cara meletakkan kolektor di bak fiber yang terdapat larva kerang mutiara. Perlakuan
ini dilakukan secara berulang-ulang hingga spat menempel semua di kolektor. Kolektor yang sudah terisi diadaptasikan dulu di bak fiber lalu diturunkan ke
laut dengan dibungkus pocket-net. Spat kolektor dilapisi pelindung berupa waring halus. Pengukuran dilakukan satu minggu sekali, jika telah mencapai 1-1,5 cm
diganti waring yang lebih besar ukuran matanya dan diganti lagi jika sudah mencapai 2-2,5 cm dan seterusnya.
Langkah kedua adalah dengan penyediaan tempat untuk mengkultur pakan kerang mutiara stadia spat. Pengkulturan pakan ini dilakukan dalam bak
penampungan yang berbeda-beda mulai dari pakan umur 1 hari, 2 hari, 3 hari dan 4 hari. Hanya pakan yang berumur 4 hari yang baru diperkenankan untuk
dijadikan pakan kerang mutiara stadia spat.
3.5. Penentuan kelayakan stasiun
Penentuan kelayakan stasiun pengamatan diperoleh dengan menganalisa parameter hasil pengukuran insitu dan pengamatan langsung di lokasi penelitian
data primer pada sistem penilaian kelayakan lokasi budidaya kerang mutiara Pinctada
sp. oleh Winanto, 1992 in Sutaman, 1993 dan dihitung jumlah total nilai yang diperoleh. Pembahasan dilakukan secara deskriptif.
Pada saat penelitian bulan Oktober 2005, kondisi gelombang di perairan Teluk Sekotong berkisar riak kecil antara 0,5-1,0 meter. Pada pagi hingga siang
hari kondisi gelombang tenang hingga sedang dan dari sore hingga dini hari kondisi gelombang cenderung sedang. Kondisi gelombang yang demikian
termasuk skala Beaufort 1 dengan kondisi laut riak kecil, gelombang tidak pecah.
Kecepatan angin kurang dari 1 kmjam hingga 20 kmjam. Lokasi budidaya kerang mutiara sebaiknya tidak memiliki gelombang yang besar. Kondisi
gelombang di Perairan Teluk Sekotong, Lombok Barat termasuk kategori tenang ideal untuk budidaya kerang mutiara.
Tabel 5. Skala Beaufort berdasarkan kecepatan angin kmjam, tinggi gelombang m, kondisi angin dan kondisi gelombang Hutabarat dan Evans, 1986.
Nomor Kecepatan Tinggi
Kondisi Kondisi
Beaufort Angin Gelombang Angin Gelombang
kmjam m
1 Tenang
Laut seperti kaca
1 2-5
0,15 Angin sepoi-sepoi
Riak kecil, gelombang
tidak pecah
2 6-11
0,30 Sepoi-sepoi ringan
Gelombang pendek,
mulai pecah
3 12-20
0,60 Sepoi-sepoi tenang Belum ada
daerah putih 4
21-29 1,60
Sepoi-sepoi sedang Gelombang lebih
panjang banyak
daerah putih
Gelombang di laut sebenarnya tidak hanya terjadi di permukaan saja, tetapi juga terjadi di lapisan dalam yang dikenal dengan gelombang internal internal
wave. Gelombang internal dapat dikaitkan dengan gerak pasang surut.
Pasang surut di Indonesia ditinjau dari pola gerakan muka laut dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu pasang surut harian tunggal diurnal tide, harian ganda
semidiurnal tide dan dua jenis campuran.
Dua jenis campuran ini merupakan campuran dari pasang surut harian tunggal dan harian ganda dengan jenis tunggal ataupun gandanya masih menonjol
dominan. Pasang surut campuran condong ke harian ganda mixed tide, prevailing semidiumal
terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari tetapi berbeda dalam tinggi dan waktunya. Jenis pasang surut ini terdapat di
sebagian besar perairan Indonesia Bagian Timur Nontji, 1993.
3.5.1. Sistem penilaian kelayakan lokasi budidaya kerang mutiara
Secara umum, untuk dapat menilai kelayakan lokasi suatu usaha budidaya kerang mutiara dapat ditentukan berdasarkan sistem penilaian menurut
Winanto, 1992 in Sutaman, 1993 seperti terlihat pada Tabel 6. Setiap parameter memiliki batasan nilai dan bobot. Batasan nilai terdiri dari
batasan nilai tertinggi 5 yang menunjukkan kondisi parameter yang terbaik, nilai tengah 3 dan nilai terendah 1. Kriteria batasan nilai untuk parameter
terlindung dari pengaruh angin musim, kondisi gelombang, kesuburan perairan dan pencemaran ditunjang dengan kriteria dan klasifikasi dari sumber lain yang
umum digunakan dalam penelitian kualitas air seperti tersebut di atas. Bobot parameter berkisar antara 1-3. Bobot terbesar 3 untuk kesuburan perairan, bobot
2 untuk kondisi angin, kedalaman air, salinitas, suhu dan pencemaran. Parameter lainnya berbobot 1. Semakin tinggi bobot suatu parameter menunjukkan semakin
tinggi pula pengaruh parameter tersebut terhadap keadaan dan kelangsungan hidup kerang mutiara di lokasi budidaya. Skor diperoleh dengan mengkalikan
batasan nilai dengan bobot. Untuk menentukan kelayakan lokasi, semua parameter tersebut diukur dan dinilai dengan seksama berdasarkan bobot nilai
masing-masing.
Tabel 6. Sistem penilaian kelayakan lokasi budidaya kerang mutiara Pinctada sp. berdasarkan 13 parameter yang diukur, dan dijumlahkan
antara perkalian batasan nilai dan bobotnya Winanto, 1992 in Sutaman, 1993.
No. 1
Parameter yang diukur 2
Batasan Nilai 3
Bobot 4
Score 5
1. Terlindung dari
- Baik 5 2
10 Angin musim
- Sedang 3 6
- Kurang 1 2
2. Kondisi Gelombang
- Tenang 5 1 5
- Sedang 3 3
- Besar 1
1 3.
Arus mdt 0,15-0,25 5
1 5
0,10-0,15 dan 0,25-0,30 3 0,10 dan 0,30 1
1 4. Kedalaman
Air m
15-25 5 2 10
25 3
6 15
1 2
5. Dasar Perairan
- Berkarang 5
1 5
- Pasir 3
3 - PasirBerlumpur 1
1 6. Salinitas
‰ 32-35 5
2 10 28-31 dan 36-40 3
6 27 dan 40 1
2 7.
Suhu °C 25-29 5
2 10
22-24 dan 30-32 3 6
22 dan 32 1 2
8. Kecerahan m 4,5-6,5
5 1 5
3,5-4,4 dan 6,6-7,7 3 3
3,5 dan 7,7 1 1
- PasirBerlumpur 1 1
9. Kesuburan Perairan
- Subur 5
3 15 - Cukup 3
9 - Kurang 1
3 10.
Sumber Benih dan - Banyak 5
1 5 - Sedang 3
3 - Kurang 1
1 11. Sarana
Penunjang - Baik 5
1 5 - Cukup 3
3 - Kurang 1
1 12. Pencemaran
- Tidak Ada
5 2 10
- Sedang 3 6
- Tercemar 1
2 13. Keamanan
- Aman 5
1 5 - Cukup 3
3 - Kurang 1
1
Setelah nilai-nilai tersebut dijumlah, maka jumlah total nilai yang didapatkan adalah hasil kelayakan lokasi budidaya kerang mutiara seperti yang ada di Tabel 7.
Tabel 7. Kesimpulan dari total nilai Score hasil evaluasi lokasi untuk budidaya kerang mutiara Pinctada sp. Winanto, 1992 in Sutaman, 1993.
No. Total Nilai Score Kesimpulan
dari Evaluasi
1 85-100
Bagus sangat layak 2 75-84
Cukup layak
3 65-74
Dapat dipertimbangkan, asalkan parameter yang kurang memenuhi syarat diperbaiki dengan
pendekatan ilmiah dan managemen yang tepat 4
Di bawah 65 Tidak layak
3.6. Analisa data 3.6.1. Kelimpahan plankton