Kondisi parameter lingkungan Hasil pengukuran parameter biologi

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi parameter lingkungan

Secara keseluruhan kondisi Perairan Sekotong, Lombok Barat dapat dikatakan dalam kondisi yang baik dan masih memenuhi syarat untuk tujuan budidaya perikanan laut khususnya kerang mutiara seperti yang terlihat pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil pengukuran rata-rata parameter lingkungan fisika, kimia dan biologi perairan di setiap stasiun pengamatan di Teluk Sekotong, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat pada bulan Oktober 2005. STASIUN PARAMETER UNIT 1 2 3 4 5 Biologi Plankton Indl 1,714 1,688 1,792 1,726 1,869 Fisika Suhu air o C 28 26 27 28 28,5 Suhu Udara o C 27 28 26,5 27,8 29 Kecerahan m 7,5 6 6,4 7 6,4 Kedalaman m 23,5 29 28 27 22 Kimia Salinitas 00 30 31 31 33 31 pH - 8,02 7,94 8,09 8,02 7,96 DO ppm 5,4 5,5 5,7 5,4 5,5 BOD ppm 2,25 1,75 1,33 0,86 1,75 COD ppm 4,89 1,88 1,05 2,55 3,64 Nitrat ppm 0,676 0,243 0,248 0,356 0,443 Ortofosfat ppm 0,1880 0,1487 0,1284 0,1294 0,1484 Silikat ppm 0,72 1,20 2,01 0,63 0,45 44 43 Pengukuran rata-rata parameter lingkungan ini dilakukan pada bulan Oktober 2005 di sore hari, jam 16.20-17.20 WITA dan arah angin ke selatan menuju daratan. Pengukuran dilakukan di 5 stasiun yang berjauhan dengan jarak antar stasiun 100 meter disesuaikan dengan lokasi penangkaran kerang mutiara di PT. BGHM, dimana stasiun 1 berada di dekat pantai, stasiun 2 sedikit lebih ketengah, stasiun 3 berada di tengah-tengah sekitar rumah apung berukuran 10 x 12 m ujung terluar penangkaran, stasiun 4 mulai kembali kearah daratan spot gabus putih hampir sejajar dengan stasiun 2, dan stasiun ke 5 merupakan stasiun terakhir yang sudah cukup dekat dengan daratan sehingga dapat digambarkan model pengukuran rata-rata parameter lingkungan berbentuk seperti huruf “ n ”.

4.2. Hasil pengukuran parameter biologi

Hasil perhitungan nilai kelimpahan dapat digunakan untuk melihat tingkat kesuburan perairan di Teluk Tawun Sekotong, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Kelimpahan plankton yang dihitung berdasarkan data sekunder dari PT. BGHM adalah kelimpahan fitoplankton. Kelimpahan total fitoplankton dapat dilihat pada Gambar 2. Pertumbuhan dan kelangsungan hidup kerang mutiara budidaya umumnya mengandalkan keberadaan dan ketersediaan plankton di perairan. Kelimpahan plankton di Perairan Sekotong tertinggi ditemukan pada stasiun 5 yaitu sebanyak 1,869 indl, kelimpahan terendah dapat kita jumpai pada stasiun 2 yaitu sebanyak 1,688 indl. Kelimpahan tertinggi pada stasiun 5 disebabkan oleh letak stasiun ini dengan muara sungai yang memungkinkan masuknya unsur hara dari daratan yang dimanfaatkan oleh fitoplankton secara optimal. 1.55 1.6 1.65 1.7 1.75 1.8 1.85 1.9 K el im pahan pl an kt on 1 2 3 4 5 Stasiun Gambar 2. Grafik pengukuran kelimpahan plankton indl tiap stasiun pengamatan terhadap parameter biologi di Teluk Sekotong pada bulan Oktober 2005. Stasiun 1 juga memiliki kelimpahan yang cukup tinggi dibandingkan dengan stasiun 2 karena letaknya juga dekat dengan daratan sehingga mendapat pengaruh run-off dari Sungai Pandanan. Stasiun 2 memiliki kelimpahan cukup rendah dibandingkan dengan stasiun lain kemungkinan karena letaknya yang mulai jauh dari daratan dan lokasi Perairan Sekotong yang berada di daerah teluk menyebabkan penyebaran plankton oleh arus kurang berjalan maksimal di daerah yang konstan. Distribusi kelimpahan plankton sangat dipengaruhi oleh pola arus yang terbentuk. Arus yang berbeda antara permukaan dan dibawah permukaan laut menyebabkan penyebaran kelimpahan plankton menjadi tidak merata.

4.3. Hasil pengukuran parameter fisika