Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan kerang Mutiara

Menurut Tun dan Winanto 1988, pertumbuhan ini akan stabil saat salinitas dan suhu perairan yang stabil pula sepanjang tahun dan pertumbuhan maksimum bisa mencapai 1 cm per bulan seperti yang terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perbandingan pertumbuhan jenis kerang mutiara berdasarkan umur dan ukurannya Tun dan Winanto, 1988. Pertumbuhan Jenis Kerang Mutiara Pinctada maxima Pinctada martensii Umur Ukuran mm Umur Ukuran mm 1,5 bulan 16 1 bulan 6 2 bulan 22 2 bulan 9 2,5 bulan 26 3 bulan 17 3 bulan 29 6 bulan 31 3,5 bulan 36 1 tahun 45 4 bulan 41 2 tahun 59 4,5 bulan 45 3 tahun 70 5 bulan 51 4 tahun 78 7,5 bulan 74 5 tahun 81 8 bulan 79 6 tahun 82 7 tahun 82,5 8 tahun 83 Beberapa ukuran kerang mutiara lainnya antara lain adalah ukuran kerang mutiara jenis Pinctada fucata akan berukuran tinggi 35-45 mm pada akhir tahun pertama, 50-60 mm pada akhir tahun keempat Cahn, 1949.

2.5. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan kerang Mutiara

Pertumbuhan kerang mutiara, biasanya sangat tergantung pada suhu perairan, salinitas, jumlah pakan alami dan persentase unsur kimia dalam air laut Sutaman, 1993.

2.5.1. Suhu

Kerang mutiara akan mengalami pertumbuhan terbaiknya di daerah tropis karena memiliki perairan yang hangat sepanjang tahun dengan kisaran suhu 26-30 o C. Indonesia yang memiliki iklim tropis sangat menjanjikan untuk budidaya kerang mutiara, karena pertumbuhan lapisan mutiara dapat terjadi sepanjang tahun, namun yang perlu diwaspadai adalah adanya arus yang mengalir bersamaan dengan mengalirnya Arus Australia Barat arus dingin yang biasanya terjadi 1 tahun sekali yaitu pada bulan Juli sampai Agustus, karena hal ini dapat menyebabkan kematian massal pada kerang mutiara yang berukuran ≤ 7 cm. Di daerah yang beriklim subtropis seperti Jepang, suhu air memiliki peranan yang cukup penting dalam aktivitas biologi kerang mutiara. Suhu optimum untuk pertumbuhan kerang mutiara di daerah tersebut berkisar ± 24-28 o C. Suhu di bawah 16 o C dapat menyebabkan hibernasi, di bawah 9 o C menyebabkan kematian. Suhu diatas 30 o C dapat menyebabkan kerang mutiara terlihat rapuh dan lemah. Perubahan suhu yang ekstrim dapat mengakibatkan gangguan terhadap kehidupan kerang mutiara dan akan mempengaruhi kesehatan kerang tersebut Setyobudiandi, 1989.

2.5.2. Salinitas

Kerang mutiara dapat tumbuh dan berkembang secara baik pada perairan dengan salinitas bekisar diantara 32-35 00 Sutaman, 1993. Salinitas juga mempengaruhi kualitas mutiara yang akan terbentuk di dalam tubuh kerang mutiara. Kadar salinitas yang tinggi dapat menyebabkan mutiara menghasilkan warna keemasan. Kerang mutiara sangat toleran terhadap perubahan salinitas, karena hewan ini termasuk Euryhaline artinya dapat hidup pada kisaran salinitas yang lebar, mampu bertahan hidup pada salinitas antara 24-50 00 , tetapi pada salinitas di bawah 14 00 ataupun di atas 55 00 dapat menyebabkan kematian kerang mutiara secara massal Sutaman, 1993. Salinitas di perairan Indonesia memiliki perbedaan di mana, yang massa airnya didominasi oleh Samudera Pasifik memiliki karakteristik perairan dengan salinitas di atas 34 00, sedangkan untuk perairan yang massa airnya didominasi oleh Samudera Hindia mempunyai salinitas di bawah 33 00

2.5.3. Kecerahan

Kecerahan perairan sangat tergantung pada intensitas sinar matahari yang menembus ke dalam perairan. Semakin cerah perairan tersebut, maka semakin dalam cahaya matahari yang menembus perairan tersebut dan sebaliknya. Perairan dengan kecerahan antara 4,5-6,5 meter, layak untuk keperluan budidaya kerang mutiara. Tingkat kecerahan yang baik rata-rata adalah antara 8-11 meter bila diukur dengan secchi disk. Biasanya kerang mutiara yang dibudidayakan diletakkan di bawah kedalaman atau kecerahan rata-rata Sutaman, 1993.

2.5.4. Kesuburan perairan

Keberadaan pakan alami sangat berkaitan erat dengan kesuburan suatu perairan. Pertumbuhan dan kelangsungan hidup kerang mutiara budidaya hanya mengandalkan keberadaan dan ketersediaan plankton di perairan. Untuk lokasi budidaya kerang mutiara mutlak diperlukan kondisi perairan yang subur. Klasifikasi kesuburan perairan berdasarkan kandungan ortofosfat dan nitrat terdapat pada Tabel 3. Tabel 3. Klasifikasi kesuburan perairan berdasarkan ortofosfat ppm dan nitrat ppm Liaw, 1969. Ortofosfat PO 4 -P Nitrat NO 3 -N Klasifikasi Kesuburan ppm ppm Perairan 0,000 – 0,020 0,226 kesuburan rendah 0,021 – 0,050 0,227 – 1,129 kesuburan sedang 0,051 – 0,100 1,130 – 11,29 kesuburan baik 0,101 11,30 kesuburan sangat baik Perairan dengan tingkat kesuburan tinggi bercirikan konsentrasi ortofosfat 0,03 ppm dan konsentrasi nitrat 0,09-0,225 ppm Prisetiahadi, 1994. Kandungan ortofosfat dan nitrat optimum bagi pertumbuhan fitoplankton masing-masing, yaitu 0,27-5,51 ppm dan 3,9-15,5 ppm Prouse, 1962 dan MacKenthum, 1969 in Setiawibawa, 1994. Apabila konsentrasi nitrat melebihi 25 ppm, maka nitrat akan nyata menghambat pertumbuhan fitoplankton Syahril, 1990 in Setiawibawa, 1994.

2.5.5. Pakan alami

Keberadaan pakan alami sangat berpengaruh dengan kesuburan suatu perairan. Pertumbuhan dan kelangsungan hidup kerang mutiara budidaya hanya mengandalkan keberadaan dan ketersediaan plankton di perairan. Biasanya, kondisi perairan yang kurang subur tercemar jumlah komposisi pakan alami sangat sedikit dan sebaliknya.

2.5.6. Arus air

Kerang mutiara yang dibudidayakan sangat cocok pada lokasi yang terlindung dari pengaruh angin dan arus yang kuat serta pasang surut yang terjadi dapat menggantikan massa air secara total dan teratur untuk menjamin ketersediaan oksigen terlarut dan plankton Sutaman, 1993. Amplitudo pasang surut dan arus harus sesuai agar terjadi pembekalan oksigen yang cukup serta adanya pasokan alami berupa plankton dan dapat membuang bahan-bahan yang tidak bermanfaat. Pada arus yang kuat, biasanya pembentukan lapisan mutiara lebih cepat terjadi, namun kualitas mutiara yang dihasilkan kurang baik kasar.

2.5.7. pH

Derajat keasaman yang optimum bagi kehidupan kerang mutiara adalah 7,8- 8,6 Matsui, 1960 in Mulyanto, 1987. Menurut Rusliadi 1986 in Nugroho 1993 keadaan pH perairan antara 8,0-8,5 sangat mendukung pertumbuhan kerang mutiara, sedangkan menurut Fatuchri 1976 in Nugroho 1993 pH yang baik untuk pertumbuhan kerang mutiara adalah 8,0-8,1.

2.5.8. Kedalaman

Kedalaman perairan yang sangat cocok untuk budidaya kerang mutiara adalah antara 15-20 meter. Pada kedalaman itu pertumbuhan kerang mutiara akan lebih baik Sutaman, 1993. Menurut Nugroho 1993 kedalaman terbaik untuk menempatkan kolektor pemeliharaan kerang adalah di kedalaman sembilan meter. Pertumbuhan kerang mutiara, biasanya sangat tergantung pada suhu perairan, salinitas, jumlah makanan alami dan persentase unsur kimia Sutaman, 1993. Faktor-faktor tersebut merupakan fungsi dari kedalaman. Pada kedalaman yang berbeda nilai-nilai dari faktor tersebut berbeda pula, untuk keperluan itulah diperlukan pemilihan kedalaman yang tepat untuk pertumbuhan dan kehidupan kerang mutiara. Kedalaman perairan di lokasi budidaya memiliki pengaruh terhadap kualitas mutiara, semakin dalam letaknya, maka kualitas mutiara yang akan dihasilkan akan semakin baik.

2.5.9. Substrat dasar perairan

Dasar perairan yang cocok untuk budidaya kerang mutiara adalah dasar perairan yang berkarang ataupun mengandung pecahan-pecahan karang, dan dasar perairan yang terbentuk akibat gugusan karang yang sudah mati atau gunung- gunungan karang. Pertumbuhan kerang mutiara dipengaruhi oleh suhu perairan dan nutrisi dasar perairan. Dasar perairan yang berpasir atau berlumpur tidak layak untuk lokasi budidaya kerang karena dapat mengakibatkan perubahan dasar sedimen akibat banjir hingga dasar perairan tertutup lumpur yang sering menimbulkan kematian pada kerang muda Sutaman, 1993. Kerang mutiara menyenangi daerah perairan yang jernih dan jauh dari lumpur, karena perairan yang memiliki turbiditas tinggi akan mempengaruhi efisiensi penyaringan makanan. Budidaya kerang mutiara pada tempat yang sama dan berulang-ulang dapat menurunkan kualitas mutiara yang dihasilkan.

2.5.10. Hama dan Penyakit

Kerang mutiara yang dilindungi oleh sepasang cangkang yang kuat, tetapi tidak sepenuhnya terlindungi dari hama penyakit. Hama pada kerang mutiara di bagi dalam empat bagian yaitu :

a. Biota Pemangsa