Karakterisasi Morfologi SEM-EDS Metode

dihidrolisis. Kehadiran ekstraktif juga dapat menyebabkan lignin terkondensasi sehingga lebih sulit dihilangkan. Dengan mempertimbangkan kehilangan berat, kehilangan alfa selulosa dan hemiselulosa setelah pra-perlakuan, maka pra- perlakuan gelombang mikro selama 5, 10 dan 12.5 menit 330 W dan 5 menit 770 W diduga akan memberikan kinerja hidrolisis yang lebih baik.

3.3.2 Perubahan Struktur Karbohidrat dan Lignin Setelah Iradiasi Gelombang Mikro pada Bambu

Untuk lebih mengetahui perubahan struktur selulosa setelah iradiasi gelombang mikro digunakan analisis spektroskopi FTIR Gambar 3.2. Serapan yang lebar dan kuat pada bilangan gelombang 3441-3286 cm -1 diobservasi sebagai gugus OH dengan ikatan hidrogen pada selulosa I. Terjadi perubahan struktural setelah pra-perlakuan dengan perubahan terbesar pelebaran absorbansi pita yang berasosiasi dengan pelemahan gugus O-H Goshadrou et al. 2011. Hal ini berhubungan dengan adanya interaksi langsung dari energi gelombang gelombang mikro pada polisakarida melalui interaksi molekul dengan gelombang elektromagnetik Galema 1997. Lebih jauh, vibrasi molekul polar dan pergerakan ion menghasilkan panas dan tabrakan ekstensif yang mempercepat proses kimia, biologi dan fisik Sridar 1998. Iradiasi gelombang mikro meningkatkan saponifikasi antara ikatan silang ester pada xylan dan komponen lain seperti lignin dan hemiselulosa dan intensitas ikatan O-H cenderung menurun karena terkonsumsi selama reaksi tersebut Nomanbhay et al. 2013. Bilangan gelombang 2908-2900 cm -1 terkait dengan regangan C-H dalam gugus metyl dan methylena Pandey dan Pitman 2003; Wang et al. 2007; Pandey 2005. Gugus fungsional yang teridentifikasi dari pita IR selama pra-perlakuan gelombang mikro dirangkum dalam Tabel 3.1. Puncak-puncak gugus fungsional tampak nyata pada daerah fingerprint antara 1800 dan 600 cm -1 . Pita pada bilangan gelombang 1000-1200 cm -1 berkaitan dengan perubahan struktural pada karbohidrat. Peningkatan absorbasi puncak pada bilangan gelombang 1000-1100 cm -1 setelah iradiasi mengindikasikan kandungan selulosa Sun et al. 2008. Struktur lignin dapat diidentifikasi pada bilangan gelombang 1600 dan 1510 cm -1 vibrasi cincin aromatik, 1470 dan 1460 cm -1 deformasi C-H dan vibrasi cincin aromatik Fengel dan Wegener 1992. Unit guaiacyl G dan syringyl S propana dari polimer lignin dapat diobservasi pada bilangan gelombang 1327 cm -1 untuk unit syringyl propana dan 1257 cm -1 untuk unit guaicyl propana. Terjadi kecenderungan penurunan absorbansi pita gugus fungsional kecuali pada pra-perlakuan gelombang mikro selama 7.5 menit 770 W. Selain itu terdapat sedikit pergeseran bilangan gelombang pada semua perlakuan. Kadar lignin yang terendah ditemukan pada daya 770 W yang berturut-turut diiradiasi selama 5 dan 7.5 menit. Hal ini dikonfirmasi dari absorbansi spektrum FTIR pada bilangan gelombang 1327 cm -1 syringyl dan 1257 cm -1 guiacyl. Pada semua perlakuan menunjukkan bahwa absorbansi syringyl lebih rendah daripada absorbansi guiacyl. Hal ini menunjukkan bahwa unit syringyl propana lebih rendah kandungannya daripada guiacyl dalam pra-perlakuan gelombang mikro. Hal ini mengingat reaktivitas syringyl yang lebih tinggi daripada guiacyl. Nisbah syringyl dibanding guiacyl yang tinggi mengindikasikan laju delignifikasi yang lebih tinggi. Pita sekitar 1605 cm -1 vibrasi C-Ph sebagai bagian dari lignin tidak muncul setelah pra-perlakuan gelombang mikro selama 5 menit 550 W. Sedangkan, pita