Pengaruh Pra-perlakuan terhadap Perubahan Struktur Kristal Selulosa Alomorf

Rendemen gula pereduksi pada hidrolisis enzimatis dari ketiga jenis pra- perlakuan ini meningkat dibandingkan dengan kontrol. Hidrolisis asam- gelombang mikro merupakan upaya untuk memperbaiki rendemen gula pereduksi dari hidrolisis enzimatis yang relatif masih rendah. Ketika hasil pra-perlakuan biologis tersebut dihidrolisis asam-gelombang mikro maka terjadi peningkatan rendemen gula yaitu sebesar 17.06 g100 g bambu awal yang diperoleh pada konsentrasi asam 1 selama 12.5 menit 330 W dengan inokulum 5. Terjadi peningkatan rendemen sebesar 6.74 kali dibandingkan dengan rendemen gula pereduksi tertinggi dari hidrolisis enzimatis pada bambu dengan pra-perlakuan biologis. Peningkatan konsentrasi asam sampai 5 dalam hidrolisis ini cenderung menurunkan rendemen gula yang dihasilkan. Hidrolisis asam-gelombang mikro dengan konsentrasi asam 1 pada hasil pra-perlakuan gelombang mikro selama 12.5 menit 330 W menghasilkan rendemen gula pereduksi tertinggi sebesar 25.81 g100 g bambu awal. Holoselulosa yang mampu dikonversi menjadi gula pereduksi sebesar 37.92 g100 g bambu awal atau 36.12 g100 g bambu awal dari rendemen gula pereduksi teoritis yang maksimal dapat diperoleh. Rendemen ini hampir sama dengan rendemen gula pada hidrolisis asam-gelombang mikro pada konsentrasi asam 5 selama 10 menit 24.82 g100 g bambu awal. Rendemen gula pereduksi tertinggi pada hidrolisis asam 5 selama 12.5 menit sebesar 26.27 g100 g bambu awal. Pada kondisi ini sebanyak 37.45 g100 g bambu awal holoselulosa dapat dikonversi menjadi gula pereduksi atau setara dengan 36.78 g100 g bambu awal maksimum potensi gula yang dapat dihasilkan. Pengaruh peningkatan konsentrasi asam ini pada hidrolisis asam-gelombang mikro dari pra-perlakuan gelombang mikro ini tidak seperti pengaruh hidrolisis asam pada sampel hasil pra-perlakuan biologis. Hal ini kemungkinan terkait dengan lebih tingginya tingkat kerusakan morfologi serat akibat pemanasan gelombang mikro. Oleh karena itu penggunaan konsentrasi asam 1 lebih disarankan dengan mempertimbangkan biaya produksi dan pengaruh terhadap lingkungan. Rendemen gula pereduksi tertinggi dari hidrolisis asam-gelombang mikro pada sampel hasil pra-perlakuan gelombang mikro lebih tinggi 1.5 kali dari hasil hidrolisis asam-gelombang mikro pada sampel dengan pra-perlakuan biologis. Dibandingkan dengan rendemen gula pereduksi tertinggi dari hidrolisis enzimatik pra-perlakuan gelombang mikro ini meningkat sebesar 6.2 kali. Berdasarkan hasil hidrolisis asam-gelombang mikro pada sampel hasil pra- perlakuan biologis dan gelombang mikro maka untuk hidrolisis asam-gelombang mikro pada sampel hasil kombinasi pra-perlakuan biologis dan gelombang mikro menggunakan konsentrasi asam 1. Perolehan rendemen gula pereduksi dari hidrolisis asam-gelombang mikro pada konsentrasi inokulum 5 cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan inokulum 10. Rendemen gula pereduksi tertinggi 16.65 g100 g bambu awal diperoleh ketika pra-perlakuan biologis 5 dilanjutkan pra-perlakuan gelombang mikro selama 5 menit 330 W dan dihidrolisis asam 1 selama 12.5 menit. Rendemen ini meningkat 13.7 kali dibandingkan dengan rendemen gula dari kontrol dan 8.4 kali dibandingkan dengan rendemen gula tertinggi hasil hidrolisis enzimatis. Hal ini berarti pra- perlakuan kombinasi biologis-gelombang mikro ini memberikan efek peningkatan rendemen gula pereduksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan hidrolisis asam pra-perlakuan tunggal.