Perubahan Struktur Karbohidrat dan Lignin Setelah Iradiasi Gelombang Mikro pada Bambu

Tabel 3.1. Gugus fungsional dari spektra pita IR pada berbagai kondisi pra-perlakuan gelombang mikro pada bambu No Kontrol Daya 330 W Daya 550 W Daya 770 W Gugus fungsional 5 min 7.5 min 10 min 12.5 min 5 min 7.5 min 10 min 12.5 min 5 min 7.5 min 10 min 12.5 min Bilangan gelombang cm -1 1 3394 3379 3425 3333 3402 3371 3441 3418 3355 3371 3371 3286 3348 Serapan regangan ikatan hidrogen O-H 1 2 2901 2908 2908 2901 2908 2908 2901 2916 2900 2900 2908 2908 2901 Serapan regangan C-H 1 3 1736 1728 1736 1736 1728 1728 1736 1736 1728 1728 1728 1736 - C=O tak terkonjugasi dalam xylan 1 4 1643 1674 1651 1651 1643 1674 1643 1643 1643 1681 1682 1651 1659 O-H yang terserap dan C-O terkonjugasi 1 5 1605 1589 1605 1605 1596 - 1605 1605 1612 1612 1612 1605 1605 Vibrasi C-Ph 1 6 1512 1512 1512 1512 1512 1512 1512 1512 1512 1512 1512 1512 1512 Gugus aromatik lignin 1 7 1458 1473 1458 1458 1458 1458 1458 1458 1458 1458 1458 1458 1459 Deformasi C-H 1 8 1427 1411 1427 1427 1434 1442 1427 1427 1442 1442 1443 1427 1412 C-H 2 scissoring motion 1 9 1373 1365 1373 1373 1373 1365 1373 1373 1373 1365 1366 1373 1358 Deformasi C-H 1 10 1335 1303 1327 1335 1334 1334 1327 1327 1334 1334 1335 1335 1335 Vibrasi C-H 1 Vibrasi C1-O dalam turunan syringyl 1 11 1257 1257 1257 1257 1257 1249 1257 1257 1243 1249 1250 1257 1250 Cincin Guaiacyl 1 regangan C-O 1 12 1165 1141 1165 1165 1165 1195 1165 1165 1164 1203 1203 1165 1157 Vibrasi C-O-C 1 13 1111 1103 1111 1111 1141 1087 1111 1111 1087 1087 1088 1111 1103 Gugus aromatik skeletal dan uluran C-O 1 14 1049 1049 1041 1034 1041 1033 1034 1034 1033 1041 1041 1026 1034 Regangan C-O 1 15 895 879 895 895 864 864 895 895 864 872 872 895 879 Regangan C-O-C pada ikatan β-glikosida atau deformasi C-H dalam selulosa 2 16 833 840 833 833 833 833 833 833 833 841 841 833 841 Vibrasi C-H 3 1 Pandey dan Pitman 2003, 2 Nelson dan O’Connor 1964 3 Cheng et al. 2013 31

3.3.3 Karakteristik Morfologi dari Bambu Setelah Pra-perlakuan

Gelombang Mikro Gambar SEM bambu kontrol dan bambu hasil pra-perlakuan terpilih ditunjukkan oleh Gambar 3.3. Sampel yang diiradiasi selama 5, 10,12.5 menit 330 W dan 5 menit 770 W dipilih untuk diobservasi lebih lanjut. Struktur yang kompak dan utuh pada bambu kontrol dapat terlihat secara jelas, sedangkan pra-perlakuan gelombang mikro merusak struktur bambu seperti tampak terdapat lubang, retak pada permukaan dan struktur yang lebih lunak. Interaksi langsung dengan sumber energi dari gelombang mikro dengan substrat mendorong vibrasi molekul polar dan menciptakan “hot spot” yang merusak hubungan antara karbohidrat dan lignin, pecahnya polimer lignin, dan kehilangan hemiselulosa. Lebih lanjut aspek menguntungkan lain dari iradiasi gelombang mikro ini dapat meningkatkan degradasi lignin dan menyediakan selulosa yang lebih terekspos serta meningkatkan kadar selulosa Singh et al.2014. Hal ini sejalan dengan observasi morfologi setelah pra-perlakuan alkali dengan bantuan gelombang mikro pada bagas Chen et al. 2011. Gambar 3.3 Mikrograf SEM pada bambu setelah pra-perlakuan gelombang mikro pada berbagai kondisi daya dan waktu iradiasi Disorganisasi pada morfologi bambu setelah pra-perlakuan diasumsikan membuat lebih banyaknya serat yang terekspos sehingga meningkatkan kemungkinan perbaikan ketercernaan pada bambu setelah pra-perlakuan. Hilangnya lignin dan hemiselulosa mendorong terputusnya beberapa ikatan eter dalam lignin dan dalam kompleks lignin dan hemiselulosa dan melemahnya ikatan hidrogen dalam selulosa serta memicu 330 W 5 menit 330 W 10 menit 330 W 12.5 menit 770 W 5 menit Kontrol fibrilisasi Li et al. 2010. Lebih jauh, fragmentasi memperbesar daerah permukaan spesifik dari biomasa Chen et al. 2011. Tetapi, besarnya tingkat iradiasi gelombang mikro pada daya 330 W hanya sedikit berpengaruh terhadap tingkat degradasi pada serat. Tabel 3.2 Perubahan berat elemen pada bambu setelah pra-perlakuan gelombang mikro Elemen Kontrol Pra-perlakuan Gelombang mikro 5 min 330W 10 min 330W 12.5 min 330W 5 min 770 W bb bb bb bb bb C 49.54±0.13 48.64±0.15 50.12±0.13 50.84±0.11 51.24±0.10 O 38.90±0.61 32.88±0.62 40.13±0.56 47.73±0.55 46.97±0.54 F 0.33±0.94 0.15±0.88 - - - Si 0.01±0.39 0.54±0.40 1.59±0.35 0.29±0.35 0.31±0.34 Cu 5.63±6 .04 9.17±5.98 4.17±5.54 0.24±5.78 - Pb 5.60±1.64 8.62±1.66 3.99±1.50 0.90±1.52 1.48±1.46 Total 100 100 100 100 100 Perubahan elemen penyusun dalam berat setelah pemanasan gelombang mikro berdasarkan analisis EDS ditunjukkan oleh Tabel 3.2. Elemen utama dari bambu awal dan bambu setelah pra-perlakuan adalah karbon C dan oksigen O. Hal ini karena komponen ini merupakan komponen struktural dari dinding sel bambu seperti komponen pada bahan berlignoselulosa lain. Elemen minor yang menyusun bahan berlignoselulosa termasuk dalam bahan inorganik dalam kadar abu seperti F Fluorin, Pb timbal, Si silika dan Cu tembaga muncul dalam bambu awal. Setelah pra-perlakuan gelombang mikro selama 10 dan 12.5 menit 330 W dan 5 menit 770 W, terjadi kehilangan Fluorin, sedangkan tembaga tidak ditemukan lagi pada bambu dengan iradiasi 5 menit pada daya 330 W. Kecuali iradiasi selama 5 menit 330 W, perlakuan panas menyebabkan peningkatan karbon dan oksigen dibandingkan dengan kontrol. Meskipun demikian, sampel berupa bambu tanpa kulit namun silika sebagai komponen minor yang banyak terdapat dalam kulit masih terdeteksi dalam sampel. Persentase elemen ini terhadap keseluruhan elemen yang terdeteksi pada spot yang diamati.

3.3.4 Struktur Kristal Selulosa Alomorf dan Ukuran Kristal dari Bambu Setelah Pra-perlakuan

Gelombang Mikro Tabel 3.3 menunjukkan struktur kristal selulosa alomorf bambu setelah pra-perlakuan yang diobservasi dengan analisis XRD. Telah diketahui bahwa reaktivitas dari struktur kristalin triklinik lebih tidak stabil dibandingkan monoklinik dan perlakuan panas heat annealing pada semua selulosa cenderung menghasilkan struktur monoklinik Sassi et al. 2000; O’Sullivan 1997. Oleh karena itu pembentukan struktur fase triklinik diharapkan terjadi karena diduga akan lebih mudah terdegradasi dibandingkan struktur fase monoklinik, sehingga memperbaiki ketercernaan selulosa Wada dan Okano 2001. Setelah bambu diiradiasi selama 12.5 menit 330 W, struktur monoklinik bertransformasi menjadi struktur triklinik. Pada peningkatan daya, transformasi struktur kristal selulosa alomorf cenderung meningkat dan lebih kerasnya kondisi pra-perlakuan selulosa monoklinik menjadi produk akhir. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya Sassi et al. 2000 berkaitan dengan perlakuan panas dan kecenderungan pertambahan waktu Hayashi et al.1998a,b. Tabel 3.3 Struktur kristal selulosa alomorf dan ukuran kristal pada bambu setelah pra-perlakuan gelombang mikro Ukuran kristal selulosa bambu bervariasi pada bidang kisi 101, 10- 1 dan 002. Ukuran kristal terbesar pada bidang kisi 002 6.19 nm ditemukan setelah iradiasi selama 12.5 menit 550 dan 770 W dan 10 menit 550 W. Dibandingkan dengan ukuran kristal setelah pra-perlakuan biologis pada bambu, nilai ini lebih tinggi Tabel 2.7. Selain itu, ukuran kristal serat batang rami, jerami gandum dan kapas yang dilaporkan dalam studi sebelumnya Gumuskaya dan Usta 2002, Gumuskaya et al. 2003 lebih rendah dari data dalam penelitian ini. Panjang daerah kristalin digambarkan oleh ukuran kristalin pada bidang kisi 040. Secara umum peningkatan daya dan waktu iradiasi gelombang mikro memiliki pengaruh yang hampir sama terhadap panjang daerah kristalin.

3.3.5 Pola Degradasi

Pola degradasi bambu selama pra-perlakuan gelombang mikro pada berbagai kondisi daya dan waktu iradiasi ditentukan dengan analisis FTIR Tabel 3.4 dan Gambar 3.4. Perubahan relatif dalam intensitas puncak Pra-perlakuan Gelombang mikro Ukuran kristal nm Struktur kristal alomorf Daya W Iradiasi menit D 101 D 10-1 D 002 D 040 d 101 d 10-1 z 5.46 8.71 5.59 16.52 0.5824 0.5349 -45.47 I β 330 5 10.10 - 5.85 14.93 0.6019 0.5507 -26.66 I β 7.5 5.84 7.97 5.70 21.53 0.5876 0.5342 -35.97 I β 10 13.35 - 5.77 20.44 0.6118 0.5413 -1.46 I β 12.5 4.80 4.80 5.68 40.89 0.6345 0.5562 23.47 Iα 550 5 17.79 6.46 5.32 20.44 0.6195 0.5400 12.65 Iα 7.5 5.35 - 5.74 25.06 0.5576 0.5342 -86.92 I β 10 9.83 - 6.19 16.88 0.6135 0.5323 9.52 Iα 12.5 13.35 - 6.19 12.15 0.6102 0.5407 -3.71 I β 770 5 9.01 5.86 5.92 26.76 0.6077 0.5224 8.59 Iα 7.5 16,24 - 5.70 30.34 0.6291 0.5439 25.37 Iα 10 19.66 4.83 5.74 26.76 0.6399 0.5558 33.02 Iα 12.5 5.94 8.72 6.19 26.78 0.5653 0.5199 -60.88 I β