Analisis Data Bahan dan Metode .1 Persiapan Bahan

diiradiasi selama 5 menit. Selektifitas delignifikasi yang lebih tinggi mengindikasikan bahwa pemecahan polimer lignin lebih efektif daripada aktivitas degradasi selulosa pada substrat.

4.3.2 Perubahan Struktur Selulosa dan Lignin Bambu Setelah Pra- perlakuan

Spektroskopi FTIR digunakan untuk menginvestigasi perubahan struktur kimia pada bambu setelah iradiasi seperti di tunjukkan oleh Gambar 4.2. Absorbansi yang luas dan lebar tampak pada bilangan gelombang sekitar 3340 cm -1 yang mengindikasikan serapan regangan gugus hidrogen O-H. Daerah pada 3000-2600 cm -1 identik dengan daerah regangan O-H dari selulosa I. Pita pada bilangan gelombang 2700-2901 cm -1 berhubungan dengan regangan C-H Pandey dan Pitman 2003. Pra-perlakuan biologis- gelombang mikro mempengaruhi luas dan tinggi puncak pada bilangan gelombang 3340 cm -1 uluran O-H Gambar 4.2A dan B. Hal ini mengindikasikan pelemahan ikatan hidrogen intra dan intermolekul Goshadrou et al. 2011. Gambar 4.2A. Spektra FTIR bambu setelah pra-perlakuan biologis inokulum 5 inkubasi 30 hari dilanjutkan dengan pra- perlakuan gelombang mikro Spektrum FTIR dengan frekuensi sekitar 1600 dan 1510 cm -1 vibrasi cincin aromatik, 1470 dan 1460 cm -1 deformasi C-H dan vibrasi cincin aromatik merupakan indikasi dari struktur lignin Fengel dan Wegener 1998. Lignin pada bambu terdiri dari unit guaiacyl G 1257 cm -1 dan syringyl 1327 cm -1 S propana yang mengandung satu dan dua gugus metoksil dapat diobservasi secara jelas pada semua pra-perlakuan. Penurunan absorbansi pada bilangan gelombang 1327 cm -1 dan 1257 cm -1 seiring dengan peningkatan waktu iradiasi menunjukkan penurunan kadar lignin. Hal ini sebagai indikasi efek delignifikasi yang terkait dengan pra- perlakuan yang dilakukan. Absorbansi syringyl lebih rendah daripada guiacy menunjukkan bahwa syringyl lebih mudah terlarut dibandingan guiacyl pada pra-perlakuan biologis-gelombang mikro. A Absor ba nsi un it