Evaluasi atau Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Apresiasi Siswa Dalam Proses Pembelajaran IPS Sejarah Melalui

6. Evaluasi atau Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter

Penilaian adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh, tentang proses dan hasil pertumbuhan serta perkembangan sikap dan perilaku yang dicapai peserta didik. Tujuan daripada penilaian ini adalah untuk mengukur sebesrapa jauh nilai-nilai budi pekerti yang dirumuskan sebagai standar minimal telah dikembangkan dan ditanamkan disekolah serta dapat dihayati, diamalkan, diterapakan dan dipertahankan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian pendidikan karakter dititikberatkan kepada keberhasilan penerapan nilai-nilai dalam sikap dan perilaku peserta didik sesuai dengan nilai-nilai karakter yang diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Jenis penilaian dapat berbentuk penilaian sikap dan perilaku, baik individu maupun kelompok. Sampai saat ini untuk panduan penilaian pendidikan secara umum belum ada, dari pusat kurikulum pun belum ada seperti apa format evaluasi atau penilaian yang dapat digunakan. Tidak adanya panduan yang jelas tidak membuat pihak SMP Negeri 2 Brebes tidak melakukan evaluasi. Format penilaian pendidikan karakter yang dibuat oleh pihak SMP Negeri 2 Brebes berdasarkan rapat bersama ada dua format penilaian yang dapat digunakan oleh guru dalam menilai perilaku peserta didik. Cara penilaian atau evaluasi pendidikan karakter di SMP Negeri 2 Brebes dilakukan oleh semua guru. Hasil penilaian diinformasikan secara terkoordinasi kepada guru, wali kelas, dan Kepala Sekolah. Penilaian dilaksanakan setiap saat, baik pada jam perlajaran dan pada setiap tempat baik di kelas maupun di luar kelas, dengan cara pengamatan dan pencatatan.

7. Apresiasi Siswa Dalam Proses Pembelajaran IPS Sejarah Melalui

Film Dokumenter. Apresiasi siswa terhadap pembelajaran IPS sejarah . Pelajaran IPS sejarah sampai saat ini masih menjadi mata pelajaran yang terkatagori nomer dua, bahkan nomer sekian dan membosankan dari beberapa mata pelajaran. Karena dalam mempelajari sejarah hanya membahas tentang peristiwa atau penghafalan tahun selain itu dalam penyampaian materinya terkesan monoton. Tetapi tidak semuanya seperti itu, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis di SMP Negeri 2 Brebes, berbeda dengan pendapat diatas, pada pembelajaran IPS sejarah di SMP Negeri 2 Brebes peserta didik menyukai mapel IPS sejarah dikarenakan pembelajaran sejarah tidak monoton hal ini juga dipengaruhi oleh faktor guru dalam menyapaikan pelajaran IPS sejarah sesuai dengan pembelajaran yang kontekstual melalui film dokumenter sehingga peserta didik tertarik dan senang dalam proses pembelajaranya sehingga guru dalam menyampaikan materi dapat tersampaikan kepada peserta didik. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan peserta didik berkaitan dengan apresiasi siswa pada pembelajaran IPS sejarah melalui media film dokumenter berkaitan dengan internalisasi nilai pendidikan karakter. ‘’…Menyenangkan mas, materi yang diajarkan mudah masuk sehingga yang dulunya tidak tahu menjadi tahu, Ada variasi dalam metodenya yaitu dengan menggunakan media film dokumenter, presentasi, diskusi dan ceramah bervariasi sehingga siswanya tertarik, pengajaran tipe audio visual dalam pembelajaran IPS sejarah menjadi paham ”Wawancara Tanggal 2 Maret Tahun 2013. Dari hasil wawancara yang didapat dari peserta didik mengenai pembelajaran IPS sejarah melalui film dokumenter terhadap internalisasi pendidikan karakter dapat disimpulkan bahwa peserta didik lebih senang dan paham mengenai materi yang diajarkan oleh guru melalui media film dokumenter selain itu juga sikap guru berpengaruh dalam penyampain materi internalisasi pendidikan karakter pada pembelajaran IPS sejarah melalui media film dokumenter dapat tersampaikan.

8. Kendala Dalam Pembelajaran IPS Sejarah Dalam