Jenis Penelitian Desain Penelitian Pelaksanaan Uji Coba Metode Analisis Data

53

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal angka yang diolah dengan metode statistika Azwar 2011: 5. Data-data numerikal yang dimaksud adalah data-data yang berupa angka-angka sebagai alat untuk menemukan keterangan atau informasi mengenai apa yang ingin diketahui dalam penelitian ini, kemudian hasil dari data numerikal tersebut dianalis dengan menggunakan teknik statistik.

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain korelasional. Melalui pendekatan korelasional, penelitian ini dapat memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi, yaitu hubungan antara variabel bebas X, yaitu Religiusitas dengan variabel tergantung Y, yaitu kenakalan remaja.

3.3 Variabel penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dpelajari dan ditarik kesimpulannya Sugiyono 2009: 38. Menurut Arikunto 2006: 118, variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Selanjutnya Azwar 2011: 59 juga menyatakan bahwa variabel adalah konsep yang mengenai atribut atau sifat yang terdapat pada subjek penelitian yang dapat bervariasi secara kuantitatif atau secara kualitatif.

3.3.1 Identifikasi variabel penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1 Variabel bebas Variabel X Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen terikat Sugiyono, 2009: 39. Menurut Azwar 2011: 62 variabel bebas adalah suatu variabel yang variasinya mempengaruhi variabel lain atau dapat dikatakan bahwa variabel bebas adalah variabel yang pengaruhnya terhadap variabel lain ingin diketahui. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah religiusitas. 2 Variabel terikat variable Y Varibel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas Sugiyono 209: 39. Menurut Azwar 2011: 62 variabel tergantung adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efekatau pengeruh variabel lain. Dalam penelitian ini sebagai variabel terikat adalah kenakalan remaja.

3.3.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik – karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati Azwar 2011: 74. Definisi operasional ini dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman mengenai data yang akan dikumpulkan dan untuk menghindari kesesatan alat pengumpulan data. 1. Religiusitas Religiusitas didefinisikan sebagai suatu keadaan gambaran dalam diri siswa dan siswi kelas VIII SMP Negeri 02 Slawi tahun ajaran 20122013 yang mendorong mereka untuk bertingkah laku baik yang tampak maupun tak tampak yang berupa penghayatan terhadap nilai-nilai agama yang dianutnya tidak hanya secara ritual, tetapi juga terkandung keyakinan, pengalaman dan pengamalan agama yang dianutnya. Religiusitas dalam penelitian ini tergambar dari derajat skor skala religiusitas berdasarkan penggabungan beberapa dimensi religiusitas yang dikemukakan oleh Ancok dan Suroso dengan berpandangan terhadap dimensi religiusitas yang dikemukakan oleh Glock dan Stark serta dimensi religiusitas yang dikemukakan oleh Allport dan Fetzer. Berdasarkan hasil penggabungan beberapa dimensi tersebut, didapatkan empat dimensi yang dianggap telah mewakili religiusitas. Keempat dimensi tersebut yaitu : a. Dimensi keyakinan akidah islam b. Dimensi peribadatan praktek agama atau syariah c. Dimensi pengamalan akhlak d. Dimensi pengalaman atau penghayatan. Pada penelitian ini tidak melibatkan dimensi pengetahuan disebabkan dimensi pengetahuan dianggap kurang dapat menggambarkan religiusitas yang ada dalam diri individu. Seperti yang diungkapkan oleh Glock Stark dalam Ancok dan Suroso 1995: 78 menurutnya keyakinan tidak perlu diikuti oleh syarat pengetahuan, juga semua pengetahuan agama tidak selalu bersandar pada keyakinan. Lebih jauh seseorang dapat berkeyakinan kuat tanpa benar-benar memahami agamanya, atau kepercayaan bisa kuat atas dasar pengetahuan yang amat sedikit. Keempat dimensi tersebut diturunkan menjadi indikator-indikator yang digunakan untuk membuat item skala religiusitas. Semakin tinggi skor skala religiusitas maka semakin tinggi pula religiusitas yang ditunjukkan, semakin rendah skor skala religiusitas maka semakin rendah pula religiusitas yang ditunjukkan. 2. Kenakalan Remaja Kenakalan remaja adalah perilaku atau tindakan yang dilakukan oleh siswa- siswi kelas VIII SMP N 02 Slawi yang melanggar aturan-aturan dan tata tertib sekolah yang dicatat dalam Jurnal Buku Sanksi sehingga dapat merugikan dirinya sendiri yang tergambar dari derajat skor angket kenakalan remaja. Perilaku kenakalan remaja yang akan diteliti dalam penelitian ini meliputi : 1. Terlambat masuk sekolah 2. Membolos 3. Tidak masuk sekolah tanpa keterangan 4. Merokok dilingkungan sekolah 5. Memakai seragam tidak lengkap 6. Tidak mengerjakan tugas 7. Mengompasmemalak 8. Berkata tidak sopan kepada guru Semakin tinggi skor angket perilaku kenakalan remaja maka semakin tinggi pula perilaku kenakalan remaja, semakin rendah skor angket perilaku kenakalan remaja maka semakin rendah pula perilaku kenakalan remaja yang dilakukan.

3.3.3 Hubungan Antar Variabel

Hubungan antar variabel adalah hal yang paling penting untuk dilihat dalam suatu penelitian. Di dalam pengaruh hubungan variabel ini kita akan melihat satu variabel dalam mempengaruhi variabel lain. Variabel penelitian ini adalah kenakalan remaja sebagai variabel tergantung sedangkan religiusitas sebagai variabel bebas. Kerangka hubungan antar variabel dapat dilihat sebagai berikut: Hubungan Antar Variabel Penelitian

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono 2009: 80, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek subjek yang mempunya kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Azwar 2011: 77 mendefinisikan populasi sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Sebagai suatu populasi, kelompok subjek ini harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subjek yang lain. Ciri yang dimaksud tidak Religiusitas X Kenakalan Remaja Y terbatas hanya sebagai ciri lokasi akan tetapi dapat terdiri dari karakteristik – karakteristik individu. Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang tercatat dalam Jurnal Buku Sanksi sebagai siswa yang memiliki perilaku kenakalan remaja dengan cara melanggar tata tertib sekolah yang berjumlah 70 siswa dari 327 siswa. Peneliti memperoleh data dengan melihat jurnal buku sanksi siswa kelas VIII Periode 20122013. Data ini diambil pada bulan Januari-Mei 2013. Tabel 3.1 Kenakalan Remaja yang dilakukan siswa kelas VIII SMP N 02 Slawi Tahun Ajaran 20122012 No Jenis Pelanggaran VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E VIII F VIII G VIII H VIII I  1 Terlambat masuk sekolah 5 - 1 1 - - 1 - 1 9 2 Membolos 4 1 - 1 1 - 2 - 1 10 3 Alfa 2 - 2 1 - 1 - 1 - 7 4 Merokok - 3 2 - 2 - - 2 1 10 5 Memakai seragam tidak lengkap 3 1 - 2 3 1 2 2 1 15 6 Tidak mengerjakan tugas 1 2 - 2 - - 1 2 1 9 7 Mengompas memalak - 1 - 1 2 - 1 - - 5 8 Berkata tidak sopan kepada guru - - 2 1 - 1 - 1 - 5 Total 70 Alasan populasi penelitian diambil dari kelas VIII karena menurut pemaparan dari guru Bimbingan dan Konseling di SMP tersebut, jumlah kenakalan siswa lebih banyak didominasi oleh siswa kelas VIII. Pendapat ini diperkuat oleh Josselson 1980 dalam Desmita 2008: 212, menurutnya kelas VIII berada pada sub-Tahap Differentiation yaitu tahap perkembangan identitas pada usia 12-14 tahun dengan karakteristik bahwa mereka berbeda secara psikologis dari orang tuanya. Kesadaran ini sering membuat mereka mempertanyakan dan menolak nilai-nilai dan nasehat-nasehat orang tuanya, sekalipun nilai-nilai dan nasehat tersebut masuk akal

3.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono 2009: 81 Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel adalah sebagian atau wakil polupasi yang diteliti Arikunto 2006: 131. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling atau sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila anggota populasi digunakan sebagai sampel Sugiyono 2010: 124. Melihat jumlah populasi yang sedikit, maka sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari jumlah populasi yaitu sebanyak 70 siswa.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang akan diteliti. Data merupakan faktor penting karena dengan adanya data dapat ditarik kesimpulan untuk mengetahui hasil dari penelitian yang telah dilakukan dan dapat ditarik kesimpulan dengan mudah. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data adalah dengan menggunakan angket dan skala psikologi.

3.5.1 Angket

Angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal – hal yang ia ketahui Arikunto 2006: 151. Angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket kenakalan remaja yang akan digunakan untuk mengukur variabel perilaku kenakalan remaja siswa kelas VIII SMP N 02 Slawi. Angket kenakalan remaja terdari dari 8 indikator, yaitu sebagai berikut : 1. Terlambat masuk sekolah 2. Membolos 3. Tidak masuk sekolah tanpa keterangan 4. Merokok dilingkungan sekolah 5. Memakai seragam tidak lengkap 6. Tidak mengerjakan tugas 7. Mengompasmemalak 8. Berkata tidak sopan kepada guru Angket dalam penelitian ini terdiri atas pertanyaan yang mengungkap frekuensi perilaku kenakalan remaja yang dilakukan oleh siswa SMP N 02 Slawi. Berikut adalah rancangan item angket kenakalan remaja yang akan disusun : Tabel 3.2 Rancangan Angket Kenakalan Remaja No Indikator Pertanyaan Jumlah 1 Terlambat masuk sekolah 6 6 2 Membolos 6 6 3 Tidak masuk sekolah tanpa keterangan 6 6 4 Merokok dilingkungan sekolah 6 6 5 Memakai seragam tidak lengkap tidak sesuai aturan 6 6 6 Tidak mengerjakan tugas 6 6 7 Mengompas memalak 6 6 8 Berkata tidak sopan kepada guru 6 6 Total 48 Angket perilaku kenakalan remaja ini menggunakan empat alternatif pilihan jawaban terhadap item yang berupa pertanyaan dengan kriteria jawaban a dengan skor 0; b dengan skor 1; c dengan skor 2; dan d dengan skor 3. Alternatif dari masing-masing indikator akan berbeda karena aspek-aspek tersebut memiliki standar frekuensi yang berbeda-beda meskipun kriteria skoring pada setiap kode jawaban sama. Berikut adalah kriteria skoring perilaku kenakalan remaja. Tabel 3.3 Skoring Angket Perilaku Kenakalan Remaja Kode pilihan jawaban Skor A B 1 C 2 D 3 Tabel 3.4 Tabel Penyebaran Angket Kenakanalan Remaja No Indikator Pertanyaan Jumlah 1 Terlambat masuk sekolah 6,9,20,26,33,39 6 2 Membolos 1,16,19,32,45,48 6 3 Tidak masuk sekolah tanpa keterangan 2,11,23,28,40,46 6 4 Merokok dilingkungan sekolah 5,10,17,21,34,43 6 5 Memakai seragam tidak lengkap tidak sesuai aturan 7,15,22,27,35,44 6 6 Tidak mengerjakan tugas 3,12,24,29,36,41 6 7 Mengompas memalak 4,14,25,31,38,48 6 8 Berkata tidak sopan kepada guru 8,13,18,30,37,42 6

3.5.2 Skala Psikologi

Menurut Azwar 2010: 3-4, karakteristik skala sebagai alat ukur psikologi yaitu : 1. Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur, melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan. 2. Dikarenakan atribut psikologi diungkap secara tidak langsung lewat indikator- indikator perilaku sedangkan indikator perilaku diterjemahkan dalam bentuk item-item, maka skala psikologi selalu berisi banyak item. 3. Respons subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban benar atau salah. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh- sungguh. Hanya saja jawaban berbeda akan diinterpretasikan berbeda pula. Dalam metode skala ini variabel penelitian diklasifikasikan secara rinci menjadi gejala-gejala dalam komponen-komponen yang nantinya akan dituliskan dalam blue print. Penelitian ini menggunakan skala untuk mengungkap religiusitas. Skala religiusitas disusun berdasarkan dimensi-dimensi religiusitas yang dikemukakan oleh Glock dan Stark Ancok Suroso 1994: 77-78 yang terbagi menjadi lima. Dimana kelima dimensi tersebut menurut Ancok dan Suroso 1995: 80 memiliki kesesuaian dengan Islam. Kelima aspek atau dimensi tersebut yaitu : dimensi keyakinan akidah islam, dimensi praktik agama syariah, dimensi pengalaman penghayatan, dimensi pengetahuan agama ilmu dan dimensi pengamalan atau konsekuensi akhlak. Kemudian kelima dimensi tersebut diturunkan menjadi empat karena dimensi pengetahuan ilmu dianggap tidak bisa menggambarkan tingkat religiusitas pada diri seseorang. Pemberian skor pada skala religiusitas menggunakan empat alternatif jawaban yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu : 1. Jawaban yang menunjukkan tingkat kesetujuan dengan alternatif jawaban Sangat Tidak Setuju STS, Tidak Setuju TS, Setuju S, Sangat Setuju SS. Dimensi yang menggunakan alternatif jawaban ini yaitu dimensi keyakinan dan dimensi pengalaman. 2. Jawaban yang menunjukkan tingkat frekuensi kejadian dengan alternatif jawaban Tidak Pernah TP, Kadang-kadang KD, Sering SR, Selalu S. Dimensi yang menggunakan alternatif jawaban ini yaitu dimensi praktik agama dan dimensi pengamalan. Dalam penelitian ini, peneliti menghilangkan skala Netral N, berdasarkan tiga alasan. Pertama, ketegori netral itu mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat memutuskan atau memberi jawaban menurut konsep aslinya. Kategori jawaban yang ganda-arti multi interpretable ini tentu saja tak diharapkan dalam suatu instrumen. Kedua, tersedianya jawaban yang ditengah itu menimbulkan kecenderungan menjawab ketengah central tendency effect, terutama bagi individu yang ragu-ragu atas arah kecenderungan jawabannya, ke arah setuju ataukah ke arah tidak-setuju. Ketiga maksud kategorisasi jawaban SS- S-TS-STS adalah terutama untuk melihat kecenderungan pendapat responden, kearah setuju atau kearah tidak setuju. Jika disediakan kategori jawaban itu akan menghilangkan banyak data penelitian sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring dari para responden Hadi 1991: 20. Berdasarkan keempat alternatif jawaban tersebut, maka skor diberikan pada setiap item dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.5 Skoring Skala Religiusitas Alternatif Jawaban Favourable Unfavourable Dimensi Keyakinan dan dimensi pengalaman Dimensi praktik agama dan dimensi pengamalan STS : Sangat Tidak Setuju TP : Tidak Pernah 1 4 TS : Tidak Setuju KD : Kadang-Kadang 2 3 S : Setuju SR : Sering 3 2 SS : Sangat Setuju S : Selalu 4 1 Berikut adalah blue print skala Religiusitas yang akan disusun : Tabel 3.6 Blue print Skala Religiusitas No Dimensi Indikator Nomor Item Jml Favorable Unfavorable 1 Keyakinan akidah 1. Yakin dengan adanya Allah 2. Yakin kepada para malaikat 3. Yakin kepada NabiRosul 4. Yakin kepada Kitab- Kitab Allah 5. Yakin akan adanya Surga dan Neraka 6. Yakin akan adanya qadha dan qadar 3,5,11,15,19, 23 2,7,9,13,17, 21 12 2 Pengalaman 1. merasa dekatakrab dengan Allah 2. merasa doa-doanya sering terkabul 3. merasa tentram dan bahagia kerena menuhankan Allah 1,8,12,14,18, 22 4,6,10,16,20, 24 12 4. pasrah diri secara positif 5. perasaan bersyukur kepada Allah 6. perasaan mendapat peringatan atau pertolongan dari Allah 3 Praktek agama syariah 1. Melakukan sholat 2. Melakukan puasa 3. Melakukan zakat 4. Membaca Al-Quran 5. Melakukan zikir. 6. membaca doa 25,29,33,36, 40,44 27,31,35,38, 42,45 12 4 Pengamalan akhlak 1. suka menolong 2. berlaku jujur 3. menjaga amanat orang lain 4. menjaga lingkungan hidup 5. berderma 6. mematuhi norma-norma islam dalam perilaku seksual memaafkan 28,30,32,37,4 3,46 26,34,39,41, 47,48 12 Jumlah 24 24 48

3.6 Validitas dan Reliabilitas

3.6.1 Validitas Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan angket untuk mengukur kenakalan remaja pada siswa dan skala psikologi untuk mengukur religiusitas pada siswa. Penelitian ini menggunakan skala dan angket dengan jumlah total 96 item. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya, angket ini telah mengalami banyak pengembangan. Skala dan angket awal diujicobakan pada kelompok kecil subjek, yaitu 4 orang subjek yang kemudian peneliti mencoba melihat apakah terdapat kesulitan dalam penggunaan kata-kata, bahasa atau pilihan jawaban yang kurang tepat yang digunakan dalam skala dan angket. Berdasarkan uji coba awal yang dilakukan peneliti, peneliti menemukan beberapa kata dan kalimat dalam skala religiusitas yang sulit dipahami oleh subjek, seperti : Tabel 3.7 Perubahan Pernyataan Aitem Skala Religiusitas No Item Lama Item Baru 1 Meragukan keberadaan Malaikat adalah hal yang wajar sebab malaikat tidak dapat dilihat secara kasat mata Ragu terhadap adanya malaikat merupakan hal yang wajar, sebab malaikat tidak dapat dilihat menggunakan mata secara langsung 2 Allah itu tidak terlihat, jadi saya tidak perlu mempercayai keberadaannya Allah itu tidak terlihat, jadi saya tidak perlu percaya adanya Allah. 3 Dengan melihat berbagai ciptaan Allah, saya semakin meyakini keberadaan Allah Dengan melihat berbagai ciptaan Allah, saya semakin yakin bahwa Allah itu ada 4 Orang-orang yang berperilaku buruk tetapi memiliki kehidupan bagus membuat saya semakin meragukan keberadaan Allah Orang-orang yang berperilaku buruk tetapi memiliki kehidupan bagus membuat saya semakin ragu terhadap adanya Allah 5 Banyak kejadian di sekitar saya yang membuat saya semakin meyakini keberadaan Allah Banyak kejadian di sekitar saya yang membuat saya semakin yakin bahwa Allah itu ada Skala dan angket kemudian direvisi kembali dengan tetap mempertahankan format 96 item dengan perubahan pada item-item yang dianggap menyulitkan subjek. Kemudian skala dan angket disusun dalam bentuk booklet dan diujicobakan kepada 28 orang siswa. Pelaksanaan uji coba skala dimaksudkan untuk mengujicobakan skala religiusitas dan angket kenakalan remaja yang disebarkan langsung kepada subjek penelitian yang sebenarnya. Dalam penelitian ini dilakuka uji coba murni yaitu mengujicobakan alat ukur terlebih dahulu kepada uji coba yang mempunyai karakteristik sama dengan subjek penelitian. Analisis validitas data uji coba skala religiusitas dan angket kenakalan remaja pada siswa menggunakan teknik uji coba Product Moment dari Pearson, sedangkan analisis reliabilitasnya menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS Veersi 17.0 For Windows. Hasil uji coba yang menggunakan SPSS Versi 17.0 For Windows adalah sebagai berikut: 1. Angket Kenakalan Remaja Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan, dari 48 aitem terdapat 6 item yang tidak valid. Aitem dinyatakan valid apabila signifikansi aitem tersebut lebih besar dari p0,01. Sebaliknya, apabila signifikansi aitem lebih kecil dari p0,01 maka aitem dinyatakan tidak valid. Aitem yang tidak valid terdapat pada nomor 7, 25, 30, 35, dan 38, 44. Aitem yang dinyatakan valid kemudian disusun kembali dan digunakan sebagai alat pengambilan data pada penelitian yang sebenarnya, sedangkan aitem yang dinyatakan tidak valid tersebut dibuang, sehingga pada angket kenakalan remaja yang baru terdapat 42 aitem pertanyaan. Hasil uji coba dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 3.8 Sebaran Aitem Uji Coba Angket Kenakalan Remaja pada Siswa Setelah Uji Coba No Indikator Pertanyaan Jml 1 Terlambat masuk sekolah 6, 9, 20, 26, 33, 39 6 2 Membolos 1, 16, 19, 32, 45, 48 6 3 Tidak masuk sekolah tanpa keterangan 2, 11, 23, 28, 40 ,46 6 4 Merokok dilingkungan sekolah 5, 10, 17 ,21, 34, 43 6 5 Memakai seragam tidak lengkap tidak sesuai aturan 7, 15, 22, 27, 35, 44 6 6 Tidak mengerjakan tugas 3, 12, 24, 29, 36, 41 6 7 Mengompas memalak 4, 14, 25, 31, 38, 48 6 8 Berkata tidak sopan kepada guru 8, 13, 18, 30, 37, 42 6 merupakan item yang tidak valid Penyeberan butir-butir aitem penelitian variabel kenakalan remaja dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 3.9 Sebaran Baru Aitem Angket Kenakalan Remaja Penelitian No Indikator Pertanyaan Jml 1 Terlambat masuk sekolah 6, 8, 19, 24, 30, 34 6 2 Membolos 1, 15, 18, 29, 39, 42 6 3 Tidak masuk sekolah tanpa keterangan 2, 10 , 22, 26, 35, 40 6 4 Merokok dilingkungan sekolah 5, 9, 16, 20, 31, 38 6 5 Memakai seragam tidak lengkap tidak sesuai aturan 14, 21, 25 3 6 Tidak mengerjakan tugas 3, 11, 23, 27, 32, 36 6 7 Mengompas memalak 4, 13, 28, 41 4 8 Berkata tidak sopan kepada guru 7, 12, 17, 33, 37 5 Total 42 2. Skala Religiusitas Berdasarkan hasil uji coba, diperoleh hasil bahwa skala religiusitas yang terdiri dari 48 aitem terdapat 31 aitem yang valid dan 17 aitem yang tidak valid. Aitem dinyatakan valid apabila signifikansi aitem tersebut lebih besar dari p0,01. Sebaliknya, apabila signifikansi aitem lebih kecil dari p0,01 maka aitem dinyatakan tidak valid. Aitem yang tidak valid terdapat pada nomor 2,3,4,5,9,10,12,13,16,17,19,21,27,18,34 dan 41,46. Aitem dinyatakan valid kemudian disusun kembali dan digunakan sebagai alat pengambilan data pada penelitian yang sebenarnya, sedangkan aitem yang dinyatakan tidak valid tersebut dibuang, sehingga pada skala religiusitas yang bari terdapat 31 pernyataan. Aitem-aitem yang gugur dan yang memenuhi syarat selengkapnya dapat dilihat pada hasil uji coba dalam tabel di bawah ini: Tabel 3.10 Sebaran Aitem Uji Coba Skala Religiusitas Setelah Uji Coba No Dimensi Indikator Nomor Item Jml Favorable Unfavorable 1 Keyakinan akidah 1. Yakin dengan adanya Allah 2. Yakin kepada para malaikat 3. Yakin kepada NabiRosul 4. Yakin kepada Kitab-Kitab Allah 5. Yakin akan adanya Surga dan Neraka 6. Yakin akan adanya qadha dan qadar 3, 5, 11, 15, 19, 23 2 ,7 ,9 ,13 ,17 ,21 12 Tanda : nomor aitem yang tidak valid Penyebaran butir-butir aitem penelitian religiusitas dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: 2 Pengalaman 1. merasa dekatakrab dengan Allah 2. merasa doa- doanya sering terkabul 3. merasa tentram dan bahagia kerena menuhankan Allah 4. pasrah diri secara positif 5. perasaan bersyukur kepada Allah 6. perasaan mendapat peringatan atau pertolongan dari Allah 1 ,8, 12,14 ,18, 22 4, 6, 10, 16, 20, 24 12 3 Praktek agama syariah 1. Melakukan sholat 2. Melakukan puasa 3. Melakukan zakat 4. Membaca Al- Quran 5. Melakukan zikir. 6. membaca doa 25, 29, 33, 36, 40, 44 27, 31, 35, 38, 42, 45 12 4 Pengamalan akhlak 1. suka menolong 2. berlaku jujur 3. menjaga amanat orang lain 4. menjaga lingkungan hidup 5. berderma 6. mematuhi norma-norma islam dalam perilaku seksual 7. memaafkan 28, 30, 32, 37, 43, 46 26, 34, 39, 41, 47, 48 12 Jumlah 24 24 48 Tabel 3.11 Sebaran Baru Aitem Skala Religiusitas Penelitian No Dimensi Indikator Nomor Item Jml Favorable Unfavorable 1 Keyakinan akidah 1. Yakin dengan adanya Allah 2. Yakin kepada para malaikat 3. Yakin kepada NabiRosul 4. Yakin kepada Kitab-Kitab Allah 5. Yakin akan adanya Surga dan Neraka 6. Yakin akan adanya qadha dan qadar 5, 7, 11 3, 4 2 Pengalama n 1. merasa dekatakrab dengan Allah 2. merasa doa-doanya sering terkabul 3. merasa tentram dan bahagia kerena menuhankan Allah 4. pasrah diri secara positif 5. perasaan bersyukur kepada Allah 6. perasaan mendapat peringatan atau pertolongan dari Allah 1 ,4 ,6, 8, 10 2, 9,12 8 3 Praktek agama syariah 1. Melakukan sholat 2. Melakukan puasa 3. Melakukan zakat 4. Membaca Al-Quran 5. Melakukan zikir. 6. membaca doa 13, 15, 19, 21, 25, 28 17, 20, 23, 26, 29 11 4 Pengamala n akhlak 1. suka menolong 2. berlaku jujur 3. menjaga amanat orang lain 4. menjaga lingkungan hidup 5. berderma 6. mematuhi norma-norma islam dalam perilaku seksual 7. memaafkan 16, 18, 22, 27 14, 24, 30, 31 8 Jumlah 18 13 31

3.6.2 Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan Arikunto 2006: 168. Validitas skala religiusitas dan angket kenakalan remaja dalam penelitian ini akan diukur menggunakan pendekatan validitas konstrak karena mengukur sejauh mana religiusitas dan angket kenakalan remaja mengungkap konsep teoritik yang ingin diukur. Validitas konstruk mempersoalakan sejauh mana skor- skor hasil pengukuran dengan instrumen yang dipersoalkan itu merefleksikan konstruksi teoretis yang mendasari penyusunan alat ukur tersebut Suryabrata 2005: 42 Validitas konstrak tersebut akan dianalisis secara statistika. Adapun cara pengukuran validitas tersebut adalah dengan menggunakan rumus korelasi product moment, karena aitem yang digunakan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan korelasi antara skor aitem dan skor total aitem.

3.6.3 Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik Arikunto 2006: 178. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarah responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang sesuai dengan kenyataan, maka berapa kali pun diambil tetap saja hasilnya akan sama. Reliabilitas skala religiusitas dan angket kenakalan remaja dalam penelitian ini menggunakan reliabelitas internal karena hanya melakukan perhitungan berdasarkan data dari instrumen saja. Menurut Azwar 2011: 42 pendekatan reliabilitas konsistensi internal bertujuan untuk melihat konsistensi antaraitem atau antarbagian dalam tes itu sendiri. Uji tingkat reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach. Berdasarkan hasil pengujian melalui SPSS versi 17 diperoleh hasil untuk reliabilitas skala religiusitas diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,889. Untuk angket kenakalan remaja diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,964. Kedua reliabilitas ini termasuk tinggi dan layak untuk digunakan dalam penelitian.

3.7 Pelaksanaan Uji Coba

Pelaksanaan uji coba dilakukan pada tanggal 2 Juni 2013 diberikan kepada 28 siswa, yaitu siswa SMP Negeri 41 Semarang. Pemilihan subjek uji coba ini didasarkan pada kesamaan karakteristik populasi yang sebenarnya. Pelaksanaan uji coba ini menggunakan instrumen penelitian dengan jumlah total 96 aitem. Instrumen tersebut diisi dan dikembalikan saat itu juga, kemudian diolah untuk mengetahui aitem yang valid. Instrumen awal diujicobakan pada kelompok subjek yang kemudian peneliti mencoba melihat apakah terdapat kesulitan dalam penggunaan kata-kata, bahasa atau pilihan jawaban yang kurang tepat dalam instrumen penelitian. Setelah aitem diperbaiki kemudian dapat digunakan sebagai instrumen untuk mengumpulkan data penelitian.

3.8 Metode Analisis Data

Teknik análisis data pada penelitian ini dimulai dengan análisis deskriptif pada masing-masing variabel. Perhitungan análisis deskriptif pada penelitian ini menggunakan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.12 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Hipotetik Interval Kategori M + 1,0 Ϭ ≤ X Tinggi M – 1,0 Ϭ ≤ X M + 1,0 Ϭ Sedang X M – 1,0 Ϭ Rendah Keterangan: M = Mean Ϭ = Standar Deviasi X = Skor Metode análisis data yang selanjutnya digunakan dalam penelitian ini análisis regresi satu prediktor dengan bantuan SPSS versi 17.0 for Windows. Alasan peneliti menggunakan análisis regresi satu prediktor dikarenakan dalam penelitian ini hanya menggunakan satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Rumus persamaan garis regresi adalah sebagai berikut: Y = X + K Keterangan: Y = nilai yang diprediksi atau kriterium X = nilai variabel prediktor a = bilangan koefisien prediktor K = bilangan konstan 75

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Orientasi Kancah Penelitian

Orientasi kancah merupakan salah satu tahap sebelum penelitian dilakukan. Peneliti perlu memahami kancah atau tempat penelitian. Orientasi kancah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kesesuaian karakteristik subjek penelitian dengan lokasi penelitian. Penelitian tentang “Pengaruh Religiusitas terhadap Kenakalan remaja “ ini dilaksanakan di SMP Negeri 02 Slawi yang berada di Jalan Dr. Cipto Mangunkusumo No. 8 Dukuh Salam, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal. Peneliti memilih lokasi penelitian di SMP Negeri 02 Slawi berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan. Ditemukan fakta bahwa siswa-siswa di SMP tersebut kerap melakukan tindak kenakalan yang berupa pelanggaran terhadap tata tertib atau aturan-aturan sekolah berdasarkan catatan yang ada di BK. SMP Negeri 02 Slawi merupakan Sekolah Menengah Pertama yang berdiri pada tahun 1981 dan mulai beroperasi pada tahun 1982 yang berada di bawah pimpinan Bapak Budiono, S.Pd. Sekolah ini memiliki bangunan seluas 10.043 M 2 dan memiliki 1 ruang Perpustakaan, 1 ruang LaboratoriumIPA, 1 Laboratotium Komputer, 1 ruang Ketrampilan serta 1 ruang Kesenian. Sedangkan untuk tenaga pendidiknya, SMP Negeri 02 Slawi memiliki tenaga pendidik guru yang berjumlah 44 orang dengan jumlah PNS = 42 dan

Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN PELAKSANAAN UKS DI SMP NEGERI MTs NEGERI DI KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

0 13 131

MUSIK SEBAGAI SARANA BEREKSPRESI DIRI BAGI SISWA DI TK NEGERI PEMBINA SLAWI KABUPATEN TEGAL

0 14 93

PENGARUH KENAKALAN REMAJA DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA.

0 0 10

ANALISIS KENAKALAN REMAJA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP MUHAMMADIYAH 1 Analisis Kenakalan Remaja Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Smp Muhammadiyah 1 Surakarta (Studi Kasus Pada Siswa Kelas VIII SMP

0 0 16

ANALISIS KENAKALAN REMAJA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP MUHAMMADIYAH 1 Analisis Kenakalan Remaja Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Smp Muhammadiyah 1 Surakarta (Studi Kasus Pada Siswa Kelas VIII SMP

0 0 17

Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Fasilitas Belajar terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Slawi Kabupaten Tegal.

0 0 93

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Keharmonisan Keluarga dengan Kenakalan Remaja Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 2 Geyer Kabupaten Grobogan

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Keharmonisan Keluarga dengan Kenakalan Remaja Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 2 Geyer Kabupaten Grobogan

0 0 50

PENGARUH BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA PESERTA DIDIK SMP NEGERI 21 PONTIANAK

0 0 9

GEJALA BAHASA PROKEM DIALEK TEGAL DI LINGKUNGAN REMAJA DESA KALISAPU KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL

0 0 13