4.4.1.2 Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk menguji apakah pola sebaran variabel X dan Y membentuk garis linier atau tidak. Untuk menguji linieritas tersebut, digunakan
SPSS Versi 17.0 For Windows. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui linier atau tidaknya sebaran adalah jika p0,05 maka sebaran dinyatakan linier, dan jika
p0,05 maka sebaran dinyatakan tidak linier. Hasil uji coba linieritas disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.24 Hasil Uji Linieritas
Kenakalan Remaja Religiusitas Between Groups
Combined Linearity
Deviation from
Linearity Within
Groups Total
Sum of Squares Df
57274.021 29
39755.601 1
17518.420 28
9677.422 40
66951.443 69
Mean Square 1974.966
39755.601 625.658
241.936 F
8.163 164.323
2.586 Sig
.000 .000
.003
Berdasarkan tabel 4.23 diperoleh F sebesar 164.323 dengan p = 0.000. dikarenakan p0.05 maka pola hubungan antar variabel religiusitas dengan
kenakalan remaja pada siswa adalah linier.
4.4.2 Hasil Uji Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu ada pengaruh religiusitas terhadap kenakalan remaja pada siswa kelas VIII SMP Negeri 02 Slawi
Kabupaten Tegal. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
koefisien korelasi product moment dari Pearson kemudian dilanjutkan dengan uji regresi dengan bantuan SPSS Versi 17.0 for windows.
Tabel 4.25 Hasil Uji Korelasi Religiusitas dengan Kenakalan Remaja pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 02 Slawi
Correlations
Religiusitas Kenakalan Remaja
Religiusitas Pearson Correlation
1 -.771
Sig. 2-tailed .000
N 70
70 Kenakalan Remaja
Pearson Correlation -.771
1 Sig. 2-tailed
.000 N
70 70
. Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Berdasarkan tabel diatas, diketahui koefisien korelasi religiusitas dengan kenakalan remaja sebesar r = -0,771 dengan taraf signifikansi p = 0,000 dimana p
0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan negatif antara religiusitas dengan kenakalan remaja pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 02 Slawi” diterima. Nilai koefisisen korelasi negatif, hal ini menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi adalah hubungan negatif. Kenaikan suatu variabel
akan menyebabkan penurunan suatu variabel yang lain, sedangkan penurunan suatu variabel akan menyebabkan kenaikan suatu variabel lain. Artinya, tingginya
nilai religiusitas selalu diikuti dengan rendahnya kenakalan remaja pada siswa kelas VIII SMP Negeri 02 Slawi. Begitu pula sebaliknya, rendahnya nilai
religiusitas selalu diikuti dengan tingginya kenakalan remaja pada siswa kelas VIII SMP Negeri 02 Slawi.
Selanjutnya untuk mengetahui hasil uji pengaruh religiusitas terhadap kenakalan remaja pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 02 Slawi dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.26 Hasil Analisis Pengaruh Religiusitas terhadap Kenakalan Remaja
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
39755.601 1
39755.601 99.404
.000
a
Residual 27195.842
68 399.939
Total 66951.443
69 a. Predictors: Constant, Religiusitas
b. Dependent Variable: Kenakalan Remaja
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa F hitung sebesar 99.404 dengan taraf signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,05
0,0000,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kenakalan remaja. Hal ini menunjukkan ada pengaruh religiusitas terhadap kenakalan remaja
pada siswa kelas VIII SMP Negeri 02 Slawi. Untuk mengetahui besarnya pengaruh religiusitas terhadap kenakalan remaja dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 4.27 Hasil Analisis Besarnya Pengaruh Religiusitas Terhadap Kenakalan Remaja
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Change Statistics
R Square Change
F Change df1
df2 Sig. F
Change 1
.771
a
.594 .588
19.99847 .594
99.404 1
68 .000
a. Predictors: Constant, Religiusitas b. Dependent Variable: Kenakalan Remaja
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai regresi antara variabel religiusitas dan kenakalan remaja R sebesar 0,771, sedangkan koefisien
determinansinya R Square sebesar 0,594. Hasil ini menunjukkan bahwa 59,4 kenakalan remaja pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 02 Slawi dipengaruhi oleh
religiusitas. Sisanya 40,6 dipengaruhi oleh faktor lain yang belum terungkap dalam penelitian ini, seperti faktor internal yang meliputi identitas, kontrol diri
dan proses keluarga serta faktor eksternal yang meliputi pengawasan yang kurang dari orang tua, kurangnya pendidikan, komunitaskelas sosial, kurangnya
pemahaman terhadap remaja dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Sedangkan untuk persamaan garis regresinya, dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 287.929
23.552 12.225
.000 Religiusitas
-2.543 .255
-.771 -9.970
.000 a. Dependent Variable: Kenakalan Remaja
Pada kolom Unstandardized Coefficients B diperoleh persamaan garis regresi:
Y = 287.929 – 2.543 X Dimana: Y : variabel kenakalan remaja
X : variabel religiusitas
a : konstanta sebesar 287.929 menyatakan bahwa jika koefisien variabel religiusitas X dianggap nol, maka nilai variabel kenakalan remaja Y
sebesar 287.929 b : koefisien regresi sebesar -2.543 menyatakan bahwa setiap
pengurangan karena tanda - koefisien variabel religiusitas X sebesar 1, maka akan terjadi penurunan atau pengurangan nilai kenakalan remaja
Y sebesar -2.543 Selain itu pada tabel coeffiisient terlihat bahwa pada kolom significance
adalah 0,000 p0,05, maka hipotesis alternative Ha yang diajukan diterima atau koefisien regresi signifikan, hal ini berarti tingkat religiusitas benar-benar
berpengaruh secara signifikan terhadap kenakalan remaja.
4.5 Pembahasan