Identifikasi variabel penelitian Definisi Operasional Variabel

variabel adalah konsep yang mengenai atribut atau sifat yang terdapat pada subjek penelitian yang dapat bervariasi secara kuantitatif atau secara kualitatif.

3.3.1 Identifikasi variabel penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1 Variabel bebas Variabel X Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen terikat Sugiyono, 2009: 39. Menurut Azwar 2011: 62 variabel bebas adalah suatu variabel yang variasinya mempengaruhi variabel lain atau dapat dikatakan bahwa variabel bebas adalah variabel yang pengaruhnya terhadap variabel lain ingin diketahui. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah religiusitas. 2 Variabel terikat variable Y Varibel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas Sugiyono 209: 39. Menurut Azwar 2011: 62 variabel tergantung adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efekatau pengeruh variabel lain. Dalam penelitian ini sebagai variabel terikat adalah kenakalan remaja.

3.3.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik – karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati Azwar 2011: 74. Definisi operasional ini dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman mengenai data yang akan dikumpulkan dan untuk menghindari kesesatan alat pengumpulan data. 1. Religiusitas Religiusitas didefinisikan sebagai suatu keadaan gambaran dalam diri siswa dan siswi kelas VIII SMP Negeri 02 Slawi tahun ajaran 20122013 yang mendorong mereka untuk bertingkah laku baik yang tampak maupun tak tampak yang berupa penghayatan terhadap nilai-nilai agama yang dianutnya tidak hanya secara ritual, tetapi juga terkandung keyakinan, pengalaman dan pengamalan agama yang dianutnya. Religiusitas dalam penelitian ini tergambar dari derajat skor skala religiusitas berdasarkan penggabungan beberapa dimensi religiusitas yang dikemukakan oleh Ancok dan Suroso dengan berpandangan terhadap dimensi religiusitas yang dikemukakan oleh Glock dan Stark serta dimensi religiusitas yang dikemukakan oleh Allport dan Fetzer. Berdasarkan hasil penggabungan beberapa dimensi tersebut, didapatkan empat dimensi yang dianggap telah mewakili religiusitas. Keempat dimensi tersebut yaitu : a. Dimensi keyakinan akidah islam b. Dimensi peribadatan praktek agama atau syariah c. Dimensi pengamalan akhlak d. Dimensi pengalaman atau penghayatan. Pada penelitian ini tidak melibatkan dimensi pengetahuan disebabkan dimensi pengetahuan dianggap kurang dapat menggambarkan religiusitas yang ada dalam diri individu. Seperti yang diungkapkan oleh Glock Stark dalam Ancok dan Suroso 1995: 78 menurutnya keyakinan tidak perlu diikuti oleh syarat pengetahuan, juga semua pengetahuan agama tidak selalu bersandar pada keyakinan. Lebih jauh seseorang dapat berkeyakinan kuat tanpa benar-benar memahami agamanya, atau kepercayaan bisa kuat atas dasar pengetahuan yang amat sedikit. Keempat dimensi tersebut diturunkan menjadi indikator-indikator yang digunakan untuk membuat item skala religiusitas. Semakin tinggi skor skala religiusitas maka semakin tinggi pula religiusitas yang ditunjukkan, semakin rendah skor skala religiusitas maka semakin rendah pula religiusitas yang ditunjukkan. 2. Kenakalan Remaja Kenakalan remaja adalah perilaku atau tindakan yang dilakukan oleh siswa- siswi kelas VIII SMP N 02 Slawi yang melanggar aturan-aturan dan tata tertib sekolah yang dicatat dalam Jurnal Buku Sanksi sehingga dapat merugikan dirinya sendiri yang tergambar dari derajat skor angket kenakalan remaja. Perilaku kenakalan remaja yang akan diteliti dalam penelitian ini meliputi : 1. Terlambat masuk sekolah 2. Membolos 3. Tidak masuk sekolah tanpa keterangan 4. Merokok dilingkungan sekolah 5. Memakai seragam tidak lengkap 6. Tidak mengerjakan tugas 7. Mengompasmemalak 8. Berkata tidak sopan kepada guru Semakin tinggi skor angket perilaku kenakalan remaja maka semakin tinggi pula perilaku kenakalan remaja, semakin rendah skor angket perilaku kenakalan remaja maka semakin rendah pula perilaku kenakalan remaja yang dilakukan.

3.3.3 Hubungan Antar Variabel

Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN PELAKSANAAN UKS DI SMP NEGERI MTs NEGERI DI KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

0 13 131

MUSIK SEBAGAI SARANA BEREKSPRESI DIRI BAGI SISWA DI TK NEGERI PEMBINA SLAWI KABUPATEN TEGAL

0 14 93

PENGARUH KENAKALAN REMAJA DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA.

0 0 10

ANALISIS KENAKALAN REMAJA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP MUHAMMADIYAH 1 Analisis Kenakalan Remaja Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Smp Muhammadiyah 1 Surakarta (Studi Kasus Pada Siswa Kelas VIII SMP

0 0 16

ANALISIS KENAKALAN REMAJA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP MUHAMMADIYAH 1 Analisis Kenakalan Remaja Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Smp Muhammadiyah 1 Surakarta (Studi Kasus Pada Siswa Kelas VIII SMP

0 0 17

Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Fasilitas Belajar terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Slawi Kabupaten Tegal.

0 0 93

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Keharmonisan Keluarga dengan Kenakalan Remaja Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 2 Geyer Kabupaten Grobogan

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Keharmonisan Keluarga dengan Kenakalan Remaja Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 2 Geyer Kabupaten Grobogan

0 0 50

PENGARUH BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA PESERTA DIDIK SMP NEGERI 21 PONTIANAK

0 0 9

GEJALA BAHASA PROKEM DIALEK TEGAL DI LINGKUNGAN REMAJA DESA KALISAPU KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL

0 0 13