Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan Remaja

2.2.2 Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan Remaja

Simadjuntak 1981: 289-290 menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan pada remaja menjadi dua klasifikasi, yaitu: 1. Faktor internal : a. Cacad keturunan yang bersifat biologis-psikis. b. Pembawaan negatif yang mengarah pada perbuatan nakal. c. Ketidakseimbangan pemenuhan kebutuhan pokok dengan keinginan. Hal ini menimbulkan frustasi dan ketegangan. d. Lemahnya kontrol diri dan persepsi sosial. e. Ketidakmampuan penyesuaian diri terhadap perubahan lingkungan yang baik dan kreatif. f. Tidak ada kegemaran, tidak memiliki hobi yang sehat. 2. Faktor eksternal : a. Rasa cinta dari orang tua dan lingkungan. b. Pendidikan yang kurang mampu menanamkan bertingkah laku sesuai dengan alam sekitar yang diharapkan orang tua, sekolah dan masyarakat. c. Menurunnya wibawa orang tua, guru dan pemimpin masyarakat. d. Pengawasan yang kurang efektif dalam pembinaan yang berpengaruh dalam domain efektif, konasi, konisi dari orang tua, masyarakat dan guru. e. Kurangnya pemahaman terhadap remaja dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. f. Kurangnya sarana penyaluran waktu senggang. g. Ketidaktahuan keluarga dalam menangani masalah remaja baik dalam segi pendekatan sosiologik, psikologik maupun pedagogik. Santrock 2003: 522 menyebutkan ada beberapa hal yang menyebabkan kenakalan pada remaja, yaitu : a. Identitas Erikson Santrock 2003: 522 mengemukakan bahwa masa remaja berada pada tahap dimana krisis identitas versus difusi identitas harus diatasi. Ia percaya bahwa perubahan biologis berupa pubertas menjadi awal dari perubahan yang terjadi bersamaan dengan harapan sosial yang dimiliki keluarga, teman sebaya, dan sekolah terhadap remaja. Perubahan biologis dan sosial memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi terjadi pada kepribadian remaja yaitu terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya dan tercapainya identitas peran, kurang lebih dengan cara menggabungkan motivasi, nilai-nilai, kemampuan dan gaya yang dimiliki remaja dengan peran yang dituntut dari remaja. Erickson percaya bahwa kenakalan terutama ditandai dengan kegagalan remaja dalam memenuhi bentuk integrasi yang kedua, yang melibatkan berbagai aspek-aspek peran identitas. Bagi Erickson, kenakalan adalah suatu upaya untuk membentuk suatu identitas, walaupun identitas tersebut negatif. b. Kontrol diri Kenakalan remaja juga dapat digambarkan sebagai kegagalan untuk mengembangkan kontrol diri yang cukup dalam hal tingkah laku. Beberapa anak gagal mengembangkan kontrol yang esensial yang sudah dimiliki orang lain selama proses pertumbuhan. Kontrol diri yang rendah dalam merespon perbedaan acapkali menjadi penyebabnya. Remaja terkadang terlalu emosional dalam merespon suatu kejadian dan menolak kejadian tersebut sebagai sesuatu yang terjadi. Penelitian yang dilakukan oleh Feldman Weinberger pada tahun 1994 menguatkan pendapat bahwa kontrol diri memainkan peranan penting dalam kenakalan remaja Santrock 2003: 524. Kebanyakan remaja yang melakukan kenakalan tidak banyak memiliki kemampuan dalam berbagai kompetensi yang dapat meningkatkan cara pandang terhadap dirinya sendiri. c. Proses Keluarga Orang tua yang memiliki remaja pelaku kenakalan biasanya tidak terlatih untuk bersikap tidak mendukung tingkah laku anti sosial daripada orang tua yang memiliki remaja yang tidak melakukan kenakalan. Pengawasan orang tua terhadap remaja terutama penting dalam menentukan apakah remaja akan melakukan kenakalan atau tidak. Dalam sebuah penelitian, ditemukan bahwa pengawasan orang tua terhadap keberadaan remaja adalah faktor keluarga yang paling penting dalam meramalkan kenakalan remaja Patterson Stouthamer- Loeber 1984 dalam Santrock 2003: 524. d. Kelas sosial komunitas Walaupun kini kenakalan remaja tidak lagi terbatas hanya sebagai kelas masalah sosial yang lebih rendah dibandingkan dimasa sebelumnya, beberapa ciri kebudayaan kelas sosial yang lebih rendah cenderung memicu terjadinya kenakalan Jenkins Bell dalam Santrock 2003: 525. Norma yang berlaku diantara teman-teman sebaya dan geng dari kelas sosial yang lebih rendah adalah antisosial dan berlawanan dengan tujuan dan norma masyarakat secara meluas McCord dalam Santrock 2003: 525. Status dalam kelompok teman sebaya dapat ditentukan dari seberapa sering seorang remaja melakukan tindakan anti sosial dan tetap tidak dipenjara. Karena remaja yang dari kelas sosial yang lebih rendah memiliki kesempatan yang lebih terbatas untuk mengembangkan ketrampilan yang diterima oleh masyarakat, mereka mungkin saja merasa bahwa mereka bisa mendapatkan perhatian dan status dengan cara melakukan tindakan antisosial. Menjadi “tangguh” dan “maskulin” adalah contoh status yang tinggi bagi anak-anak dari kelas sosial yang lebih rendah, dan status seperti ini sering ditentukan oleh keberhasilan remaja dalam melakukan kenakalan dan berhasil meloloskan diri setelah melakukan kenakalan. Komunitas juga dapat berperan serta dalam munculnya kenakalan Chesney-Lind 1989; Figueira McDonough 1992 dalam Santrock 2003: 525. Masyarakat dengan tingkat kriminalitas yang tinggi memungkinkan remaja mengamati berbagai model yang melakukan aktivitas kriminal dan memperoleh hasil atau penghargaan atas aktivitas kriminal mereka. Kualitas sekolah, pendanaan pendidikandan aktivitas lingkungan yang terorganisir adalah faktor- faktor lain dalam masyarakat yang juga berhubungan dengan kenakalan. Hal lain dijelaskan oleh Sutoyo 2009: 99-100 menurutnya kenakalan remaja disebabkan karena fitrah iman yang ada pada individu tidak bisa berkembang dengan sempurna, dan atau imannya berkembang tetapi tidak berfungsi dengan baik. Sebab iman yang berkembang dengan sempurna tantu mampu berfungsi sebagai pemberi arah, pendorong dan sekaligus pengendali bagi fitrah jasmani, rohani dan nafs; yang pada akhirnya akan melahirkan kecenderungan untuk berperilaku positif. Sedangkan menurut Sudarsono 2008: 120 mengatakan bahwa anak-anak remaja yang melakukan kejahatan sebagian besar disebabkan karena meraka lalai menunaikan perintah-perintah agama antara lain tidak mengikuti acara kebaktian, tidak mengikuti acara missa, tidak menjalankan puasa dan tidak mengerjakan sholat. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kenakalan remaja disebabkan oleh dua faktor, yaitu : 1. Faktor internal meliputi identitas, kontrol diri, proses keluarga, fitrah iman yang belum berkembang sempurna dan agama. 2. Faktor eksternal meliputi pengawasan yang kurang dari orang tua keluarga maupun guru, kurangnya sarana penyaluran waktu senggang, pendidikan yang kurang dan komunitaslingkungan.

2.2.3 Ciri-Ciri Pokok Kenakalan Remaja

Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN PELAKSANAAN UKS DI SMP NEGERI MTs NEGERI DI KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

0 13 131

MUSIK SEBAGAI SARANA BEREKSPRESI DIRI BAGI SISWA DI TK NEGERI PEMBINA SLAWI KABUPATEN TEGAL

0 14 93

PENGARUH KENAKALAN REMAJA DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA.

0 0 10

ANALISIS KENAKALAN REMAJA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP MUHAMMADIYAH 1 Analisis Kenakalan Remaja Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Smp Muhammadiyah 1 Surakarta (Studi Kasus Pada Siswa Kelas VIII SMP

0 0 16

ANALISIS KENAKALAN REMAJA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP MUHAMMADIYAH 1 Analisis Kenakalan Remaja Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Smp Muhammadiyah 1 Surakarta (Studi Kasus Pada Siswa Kelas VIII SMP

0 0 17

Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Fasilitas Belajar terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Slawi Kabupaten Tegal.

0 0 93

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Keharmonisan Keluarga dengan Kenakalan Remaja Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 2 Geyer Kabupaten Grobogan

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Keharmonisan Keluarga dengan Kenakalan Remaja Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 2 Geyer Kabupaten Grobogan

0 0 50

PENGARUH BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA PESERTA DIDIK SMP NEGERI 21 PONTIANAK

0 0 9

GEJALA BAHASA PROKEM DIALEK TEGAL DI LINGKUNGAN REMAJA DESA KALISAPU KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL

0 0 13