Sejarah Coca-cola di Indonesia Komitmen Perusahaan Atas Lingkungan dan K3

pada PT.Telkom Divre I Sumatra, yang memiliki image bagus dan kepercayaan publik. 180 Manfaat lain yang dirasakan Telkom Divre I adalah image baik di mata publik dan Pemerintah. Hal ini terbukti dengan apresiasi yang diberikan Pemerintah kepada Telkom Divre I karena perhatiannya pada keselamatan karyawan. Zerro Accident, merupakan salah satu penghargaan yang didapat Telkom Divre I karena tidak pernah terjadi kecelakaan di perusahaan ini. Bahkan menurut data statistik perusahaan, karyawan Telkom Divre I tidak pernah mengalami kecelakaan sejak 2003. Telkom Divre I sendiri sudah beberapa kali mendapatkan award ini, pertama kali di dapat pada tahun 2006 – 2009 yang artinya sudah 4 kali berturut-turut award ini diraih Telkom Divre I. 181 Selain mendapat zerro accident, meraih golden flag juga merupakan kebanggaan tersendiri buat Telkom Divre I. Karena perhatian yang besar terhadap pelaksanaan K3 dan SMK3 maka tidak heran bila pencapaian Telkom Divre I di bidang K3 dan SMK3 juga tidak kecil.

2. PT. Coca-cola Bootling Indonesia

a. Sejarah Coca-cola di Indonesia

182 Coca-cola mulai diperdagangkan di Indonesia pada tahun 1932 oleh De Nederlands Indische Meneraal Water Fabriek Jakarta di bawah manajemen Bernie Vonings dari Belanda. Setelah proklamasi kemerdakaan dan masuknya para pemegang saham dari Indonesia, perusahaan ini berganti nama menjadi Indonesia Beverages Limited IBL. Tahun 1971 IBL menjalin kerjasama dengan 180 Ibid 181 Hasil Wawancara dengan Bapak Asrial dan Bapak Saor T……..,Op.Cit 182 Sumber dari Leaflet Coca-cola Bottling Indonesia Universitas Sumatera Utara tiga perusahaan Jepang : Mitsui Toatsu Chemical Inc. Mitsui Co. Ltd dan Mikuni Coca-cola Bottling Co. membentuk PT. Djaya Beverages Bottling Company DBBC. Pada tanggal 12 Oktober 1993, Coca-cola Amatil Limited CCA, sebuah perusahaan publik dari Australia yang merupakan perusahaan pembotolan terbesar di dunia untuk pabrikasi, distribusi dan pemasaran produk The Coca-cola Company mengambil alih kepemilikan DBBC dan berubah namanya menjadi Coca-cola Amatil Indonesia. Sampai saat ini, ada 11 pabrik pembotolan Coca-cola di Indonesia. CCA di dukung oleh 10 pabrik pembotolan dan sekitar 9000 karyawan, melayani lebih dari 400.000 pelanggan di seluruh nusantara. Sedangkan satu pabrik pembotolan Coca-cola di Manado, masih berstatus pabrik yang independen. The Coca-cola Company merupakan perusahaan asing yang paling berhasil beroperasi di Asia karena keunikan produk dan sistem pemasarannya serta pemahamannya terhadap pasar dan budaya lokal. Sebelas pabrik pembotolan yang ada di Indonesia masing-masing berlokasi di Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, Bali, Lampung, Padang, Medan, Banjarmasin, Makassar, dan Manado.

b. Komitmen Perusahaan Atas Lingkungan dan K3

183 Bisnis Coca-cola adalah menghadirkan saat-saat menyegarkan yang unik dan memuaskan konsumen. Semangat serupa juga di implementasikan dalam meningkatkan kinerja Perusahaan di bidang pelestarian lingkungan dan K3. Dengan menyadari bahwa masalah yang berkaitan dengan lingkungan dan K3 183 Ibid Universitas Sumatera Utara senantiasa mengalami perubahan. Oleh sebab itu, perusahaan mengacu paada sistem yang bersandard nasional dan internasional, dan peraturan perundangan yang berlaku. Pabrik-pabrik coca-cola yang tersebar di seluruh nusantara melaksanakan audit secara berkala dan menjalankan praktek-praktek terbaik di bidang perlindungan lingkungan dan K3. Mulai dari pengelolaan dan pemanfaatan kembali limbah produksi hingga berbagai program K3. Perusahaan Coca-cola juga memiliki tanggungjawab terhadap masyarakat dan karyawan yang meliputi komitmen untuk menjalankan usaha dengan cara-cara yang menjaga kelestarian lingkungan dan menjamin kesehatan dan keselamatan kerja para karyawan di tempat kerja. Sehingga dapat terhindar dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

c. Dasar Hukum Pelaksanaan K3 dan SMK3 di PT. Coca-cola