SMK3. Karena memang sangat aneh apabila Departemen yang mengurusi masalah ketenagakerjaan dan pengawasan ketenagakerjaan tidak memiliki daftar
perusahaan yang sudah, akan dan belum di audit SMK3. Artinya semua pihak harus dapat memposisikan departemenbadan pada posisinya masing-masing
sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dan tumpang tindih kewenangan.
B. Peran Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3
Balai K3 merupakan salah satu unit organisasi dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI yang mempunyai tugas melaksanakan analisa,
pengkajian, pelayanan teknis, pengembangan sumber daya manusia dan penyebaran informasi di bidang keselamatan kerja dan higene perusahaan,
ergonomic dan keselamatan kerja.
151
Menyadari pentingnya ketersediaan fasilitas pendukung menghadapi era globalisasi dimana persaingan dunia industri semakin ketat, maka Balai K3 ini
telah memiliki berbagai fasilitas dan sarana pendukung antara lain sumber manusia yang berkompeten, laboratorium yang terakreditasi, sarana pemeriksaan
tenaga kerja serta sarana pendukung lain seperti perpustakaan, fasilitas pelatihan, penginapan dan lain-lain.
Visi dan Misi Balai K3
152
Adapun yang menjadi visi dan misi Balai K3 adalah : 1.
Peningkatan pendukung kebijakan dan standard K3 2.
Peningkatan derajat kesehatan tenaga kerja 3.
Peningkatan kwalitas dan kwantitas SDM di bidang keselamatan kerja dan hiperkes
151
www.k3-mediacenter.comnews , diakses pada tanggal 27 Mei 2009
152
Ibid
Universitas Sumatera Utara
4. Peningkatan pengujian, pelayanan teknis, dan informasi di bidang
keselamatan kerja dan hiperkes 5.
Peningkatan kwalitas dan kwantitas penerapan SMK3 6.
Peningkatan analisis, pengkajian, dan perekayasaan teknologi K3
Fasilitas Pelayanan
Pusat K3 memberikan pelayanan teknis dalam upaya meningkatkan perlindungan K3 bagi tenaga kerja melalui pelayanan :
o Bidang Keselamatan Kerja
o Bidang Hiperkes
o Pelatihan-pelatihan
o Penyebaran informasi
Bidang Keselamatan Kerja Fasilitas Pelayanan Keselamatan Kerja o
Uji pembumian arde o
Uji tahan insulator digital insulation tester o
Uji tak rusak non destructive test -
Radiografi -
Uji ketebalan pipa o
Uji peralatan elektronik o
Uji safety shoes o
Uji safety helmet o
Pemeriksaan air pengisi dan air ketel uap Bidang Hiperkes, termasuk didalamnya
Fasilitas pelayanan Higene Industri : 1.
Pengukuran factor fisik
Universitas Sumatera Utara
• Kebisingan
• Penerangan
• Iklim Kerja
• Sinr Ultra Violet
• Getaran seluruh Bbadan dan tangan
2. Pengukuran factor kimia
• Gas anorganik : CO, CO2, NO2, H2S, NH3, HCl, SO4, Formal
dehyde •
Gas organic : MEK, BTX, hidrokarbon total, n-Hexana •
Logam : Pb, Ni, Cr, Cu, Mn, Fe, Cd •
Debu : debu total, debu respirabel Fasilitas pelayanan ergonomic
o Ukuran antopometri
o Kebugaran
o Sikap dan cara kerja
o Konsultasi ergonomic
Dari penjelasan diatas dapat terlihat bahwa salah satu tugas dari balai K3 adalah melakukan pengukuran. Hal yang sama diungkapkan oleh Bapak M.Imran
Lubis bahwa peranan balai K3 adalah :
153
1. Melakukan pengukuran di tempat kerja. Untuk menentukan kondisi
tempat kerja kemudian melakukan koreksi dan membuat rekomendasi untuk perusahaan.
153
Wawancara dengan Bapak M.Imran Lubis, Kepala seksi Promosi dan Pelatihan, pada tanggal 5 Juni 2009
Universitas Sumatera Utara
2. Tugas balai K3 hanya sebagai fasilitator untuk melakukan pemgukuran.
Bagaimana hasilnya tindakan yang dilakukan terhadap hasil pengukuran merupakan wewenang pengawas ketenagakerjaan.
3. Walaupun tugas dari balai K3 adalah melakukan pengukuran, tetapi sering
kali petugas balai K3 tidak diberikan izin oleh perusahaan untuk melakukan pengukuran. Balai K3 tidak bisa berbuat apa-apa karena yang
bisa memasuki semua tempat kerja hanya pengawas ketenagakerjaan.
Sistematika kerja balai K3
154
Balai K3 selalu membuat target rencana perusahaan yang akan dilakukan pengukuran. Biasanya hanya perusahaan yang menengah ke bawah larena
perusahaan besar biasanya melakukan audit secara independent. Terkait rencana pengukuran, balai K3 juga biasa membuat rencana pengukuran berdasarkan
keluhan atau permintaan pekerja atau permintaan perusahaan secara langsung. Walaupun balai K3 bertugas melakukan pengukuran di tempat kerja tapi bukan
berarti dapat terlihat gambaran pelaksanaan K3 di Medan, karena perusahaan yang diukur hanya perusahaan menengah ke bawah dan bersifat random. Bahkan ada
perusahaan yang tidak pernah sama sekali diukur. Ketika ditanya apakah Balai K3 pernah mendapatkan keluhan dari pekerja
maka jawabannya pernah. Tapi sayang sekali karena Balai K3 bukan pengawas ketenagakerjaan sehingga yang dilakukan hanya memberikan rekomendasi bagi
perusahaan. Selain itu mencoba untuk melakukan pengukuran di tempat kerja apabila diizinkan oleh perusahaan. Dan apabila tidak diizinkan dan diduga banyak
154
Ibid
Universitas Sumatera Utara
pelanggaran maka Balai K3 dapat memberi rekomendasi pada Pengawas ketenagakerjaan dalam hal ini dinas atau Depnaker.
Balai K3 sering melakukan pengukuran tetapi sifatnya sangat terbatas karena perusahaan yang terbatas dan juga karena biaya semua proses pengukuran
yang dikeluarkan berasal dari anggaran pemerintah. Fasilitas pelayanan kesehatan tenaga kerja. Selain melakukan pengukuran di
tempat kerja, Pusat K3 juga siap melayani dunia industri, untuk melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, baik pemeriksaan kesehatan awal, berkala
maupun khusus, meliputi pemeriksaan : 1.
Monitoring bioligis •
Timbal dalam darah •
Phenol dalam urine •
Asam hipurat 2.
Test kesehatan •
Pemeriksaan spirometri •
Pemeriksaan audiometric •
Pemeriksaan virus •
Pemeriksaan foto thorax •
Konsultasi gizi kerja Pelayanan Pelatihan
Dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja melalui pelatihan-pelatihan, diharapkan tenaga kerja dapat bekerja dengan sehat dan
selamat, sehingga terhindar dari gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja. Pusat K3 memiliki berbagai modul-modul fasilitas dan sarana pelatihan serta didukung
Universitas Sumatera Utara
instruktur yang berkompeten untuk melakukan pelatihan dalam bidang K3. hal senada juga diungkapkan oleh Bapak M. Imran Lubis bahwa salah satu tugas balai
K3 adalah memberikan pelatihan. Jenis pelatihannya, yaitu :
155
• Keselamatan kerja di ruang tertutup
• System manajemen K3
• Pelatihan keselamatan kerja dan hyperkes bagi dokter, para medis, P2K3
perusahaan •
K3 bagi supervisor •
Emergency response •
Peralatan dan keselamatan kerja listrik •
Penanganan bahan kimia, beracun, dan berbahaya B3 •
Pelatihan keselamatan kerja dan hiperkes bagi pengelola makanan perusahaan
• Pertolongan pertama pada kedelakaan P3K
Fasilitas pendukung pelayanan pelatihan : •
Ruang belajar yang representative •
Laboratorium pelatihan •
Tempat menginap bagi peserta luar kota Layanan Informasi dan Publikasi
156
Pusat K3 juga menyediakan berbagai informasi dan standard yang dapat dimanfaatkan oleh kalangan dunia industri. Berbagai standard metode
pengukuranpengujian SNI, modul pelatihan, pedoman penerapan K3. Berbagai
155
www. k3-mediacenter.comnews Op.cit
156
Ibid
Universitas Sumatera Utara
sektor industri telah dibuat dan dijadikan acuan dalam penerapan program K3 di perusahaan. Berikut merupakan judul SNI yang sudah diterbitkan :
1. Pengukuran intensitas penerangan di tempat kerja
2. Pengukuran radiasi sinar ultra violet di tempat kerja
3. Pengukuran iklim kerja panas dengan parameter index suhu basah dan
bola 4.
Pengukuran percepatan getaran pada tangan 5.
Pengukuran kadar debu total di udara tempat kerja 6.
Pengukuran statis kadar serat asbes di udara tempat kerja 7.
Nilai Ambang Batas NAB zat kimia di tempat kerja 8.
Nilai Ambang Batas iklim kerja panas, kebisingan, getaran tangan lenga dan radiasi sinar ultra violet di tempat kerja
9. Kurikulum pelatihan keselamatan kerja dan hiperkes bagi pengelola
makanan tenaga kerja di tempat kerja 10.
Kurikulum pelatihan keselamatan kerja dan hiperkes bagi dokter perusahaan
11. Kurikulum pelatihan keselamatan kerja dan hiperkes bagi pengurus dan
anggota Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja P2K3 perusahaan.
Kendala Yang Dihadapi Balai K3 Serta Solusi
157
Kendala yang paling terasa adalah biaya yang terbatas. Karena perusahaan yang diukur adalah perusahaan menengah ke bawah sehingga memang semua
biaya pengkuran dibebankan pada balai K3. Karena biaya yang terbatas itu pula
157
Wawancara dengan Bapak M.Imran Lubis, Op.cit
Universitas Sumatera Utara
maka tidak semua perusahaan menengah ke bawah yang diukur, artinya pengukuran masih bersifat random. Mungkin kendala lain yang dihadapi adalah
kurang koordinasi dengan Dinas Depnaker dan fasilitas yang masih kurang memadai.
Terkait kendala yang dihadapi balai K3 maka solusi yang tepat adalah meningkatkan ketersediaan budget untuk melakukan pengukuran, sehingga
pengukuran dapat dilakukan secara merata. Kemudian lebih berkoordinasi lagi dengan Dinas setempat atau Depnaker sehingga Balai K3 dapat mendapatkan
solusi atas semua masalah yang dihadapi.
BAB IV PELAKSANAAN K3 DAN SMK3 PADA PERUSAHAAN DI MEDAN