Keaslian Penulisan Tinjauan Kepustakaan

Tenaga Kerja dan Balai K3 diharapkan mengetahui fakta yang terjadi di lapangan terkait pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja K3 dan SMK3. 5. Bagi Ilmu Pengetahuan Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan segala teori-teori perkuliahan khususnya bidang perburuhan. Dapat menjadi arsip kepustakaan , selain itu diharapkan dapat menjadi pedoman dalam penulisan skripsi lainnya.

D. Keaslian Penulisan

Judul yang penulis pilih adalah “PELAKSANAAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA K3 SERTA SISTEM MANAJEMEN K3 SMK3 GUNA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN DAN MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PEKERJA DI MEDAN”, yang diajukan penulis dalam rangka memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh gelar “Sarjana Hukum”. Judul skripsi ini belum pernah ditulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, hal ini dibuktikan dengan pengesahan dari perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Penulisan skripsi berdasarkan referensi buku-buku, media cetak dan elektronik, data-data dari hasil riset pada perusahaan di Medan sebagai perusahaan sampling, Departemen Tenaga Kerja Transmigrasi Bidang K3, Balai K3, serta data-data yang berasal dari hasil survei yang dilakukan pada tenaga kerja buruh di perusahaan sampling. Penulisan skripsi ini merupakan sebuah karya asli yang berasal dari penulis dan dapat dipertanggung jawabkan keasliannya. Universitas Sumatera Utara

E. Tinjauan Kepustakaan

Menurut W.J.S. Poerwadarminta undang-undang adalah ketentuan- ketentuan dan peraturan-peraturan seperti larangan, hukuman dan sebagainya yang dibuat oleh pemerintah sesuatu Negara disusun oleh kabinet, disetujui parlemen dan ditandatangani oleh kepala Negara. 12 Adapun menurut W.J.S Poerwadarminta juga yang dimaksudkan dengan perlindungan adalah perbuatan hal dan sebagainya melindungi ; pertolongan penjagaan dan sebagainya. 13 Berdasarkan Undang-undang No.13 tahun 2003 terdapat penjelasan umum mengenai istilah-istilah yang sering digunakan dan diatur dalam BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 : 14 2 Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. 3 Pekerja buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. 6 Perusahaan adalah : a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik Negara yang mempekerjakan pekerja buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. b. usaha-usaha social dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam benuk lain Secara khusus Halim memberikan pengertian buruhpegawai adalah : 15 1. bekerja pada atau untuk majikanperusahaan 2. imbalan kerjanya dibayar oleh majikan perusahaan 12 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : PN Balai Pustaka, 1985, hlm. 1127 13 Ibid, hlm 600 14 UU No.13 tahun 2003, Op Cit, pasal 2,3,6 15 Abdul Hakim,SH, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Bandung : PT.Citra Aditya Bakti 2003, hlm.2. Universitas Sumatera Utara 3. secara resmi terang-terangan dan kontinu mengadakan hubungan kerja dengan majikanperusahaan, baik untuk waktu tertentu maupun untuk jangka waktu tidak tertentu lamanya. Pasal 1 angka 6 Undang-undang No.21 tahun 2000 tentang Serikat PekerjaSerikat Buruh dan pasal 1 angka 3 Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, memberikan pengertian pekerjaburuh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain pasal 1 ayat 6. Disini jelas pengertiannya terkait dalam hubungan kerja, bukan di luar hubungan kerja. Dalam konteks penggunaan istilah tersebut penulis cenderung memilih istilah tenaga kerja dan pekerja. Istilah tenaga kerja digunakan, baik di luar maupun di dalam hubungan kerja, sedangkan pekerja khusus di dalam hubungan kerja. Berarti setiap pekerja sudah pasti tenaga kerja, tetapi setiap tenaga kerja belum tentu pekerja. 16 Undang-undang No.33 1947 tentang Kecelakaan Kerja dan Undang- undang No.3 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja memperluas pengertian buruhpekerja, sehingga meliputi : 17 1. magang, murid dan sebagainya yang bekerja pada perusahaan yang diwajibkan memeberikan tunjangan dalam hal mereka menerima upah. 2. mereka yang memborong pekerjaan yang biasa dikerjakan di perusahaan yang diwajibkan memberikan tunjangan, kecuali jika mereka yang memborong pekerjaan itu sendiri yang menjalankan perusahaan yang diwajibkan memberi tunjangan. 16 Ibid, hlm 2-3 17 Darwan Print,SH, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Bandung : PT.Citra Aditya Bakti, 1994, hlm.23 Universitas Sumatera Utara 3. mereka yang bekerja pada seseorang yang memborongkan pekerjaan yang biasanya dikerjakan di perusahaan yang diwajibkan memberikan tunjangan. Mereka itu dianggap bekerja di perusahaan majikannya yang memborongkan itu sendiri menjalankan suatu perusahaan yang diwajibkan memberikan tunjangan dalam mana pekerjaan yang diborongkan itu dikerjakan . 4. orang hukuman yang bekerja di perusahaan yang diwajibkan memberi tunjangan, tetapi mereka tidak berhak mendapat ganti kerugian karena kecelakaan selama mereka menjalani hukuman. Menurut Suma’mur P.K Kesehatan kerja adalah : “ spesialisasi dalam ilmu kesehatan kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik atau mental, maupun social, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan factor-faktor pekerjaan dan lingkungan keja, serta terhadap penyakit-penyakit umum”. 18 Jelas sifat-sifat kesehatan kerja : 1. Sasaran adalah manusia 2. Bersifat medis. 19 Sadjun H. Manulang berpendapat bahwa kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja meperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik fisik, mental maupun social sehingga memungkinkan dapat bekerja secara optimal. 20 18 Dr.Suma’mur P.K.,M.Sc, Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta : PT. Toko Gunung Agung, 1996, hlm. 1 19 Ibid, hlm 1 20 Sadjun H. Manulang,SH, Pokok-pokok Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia, Jakarta : Rineka Cipta, 2001, hlm. 89 Universitas Sumatera Utara Keselamatan dan kesehatan kerja secara filosofi adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rokhaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur. Segi keilmuan adalah ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. 21 Sebelum mempelajari lebih lanjut mengenai keselamatan dan kesehatan kerja, maka perlu memahami beberapa pengertian dan istilah sebagai berikut : 22 a. Potensi Bahaya Hazard adalah suatu keadaan yang memungkinkan atau dapat menimbulkan kecelakaan kerugian berupa cedera, penyakit, kerusakan atau kemampuan melaksanakan fungsi yang telah ditetapkan. b. Tingkat bahaya Danger adalah merupakan ungkapan adanya potensi bahaya secara relative. Kondisi yang berbahaya mengkin saja ada, akan tetapi dapat menjadi tidak begitu berbahaya karena telah dilakukan beberapa tindakan pencegahan. c. Resiko Risk menyatakan kemungkinan terjadinya kecelakaan kerugian pada periode waktu tertentu atau siklus operai tertentu. d. Insiden adalah kejadian yang tidak diinginkan yang dapat dan telah mengadakan kontrak dengan sumber energi melebihi nilai ambang batas badan atau struktur. e. Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu 21 Departemen Tenaga Kerja RI, Op Cit, BAB I, hlm. 4-5 22 Ibid,, hlm 3-4. Universitas Sumatera Utara aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik korban manusia dan atau harta benda. f. Aman Selamat adalah kondisi tiada ada kemungkinan malapetaka bebas dari bahaya. g. Tindakan tak aman adalah suatu pelanggaran terhadap suatu prosedur keselamatan yang memberikan peluang terhadap terjadinya kecelakaan. h. Keadaan tak aman adalah suatu kondisi fisik atau keadaan yang berbahaya yang mungkin dapat langsung mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Penjelasan lain yang berkaitan dengan, keselamatan dan kesehatan kerja adalah : Kesatu tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal 2; termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut. 23 Kedua pegawai pengawas adalah pegawai teknis berkeahlian khusus dari Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Mentri Tenaga Kerja. 24 Ketiga ahli keselamatan kerja adalah tenaga teknis yang berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Mentri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya undang-undang ini. 25 23 Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 1 ayat 1 24 Ibid, pasal 1 ayat 5 25 Ibid, pasal 1 ayat 6 Universitas Sumatera Utara Keempat pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan dan pengobatan, danatau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. 26 Upaya keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk melindungi keselamatan pekerjaburuh guna mewujudkan produktifitas kerja yang optimal, dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan, dan rehabilitasi. Dengan demikian, tujuan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja K3 adalah : 27 1. Melindungi pekerja dari resiko kecelakaan kerja. 2. Meningkatkan derajat kesehatan para pekerjaburuh. 3. Agar pekerjaburuh dan orang-orang di sekitarnya terjamin keselamatannya. 4. Menjaga agar sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan berdaya guna. Hakikat kesehatan kerja adalah dua hal ; kesatu sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya, baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau pekerja-pekerja bebas, dengan demikian dimaksudkan untuk kesejahteraan tenaga kerja dan kedua sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada meningginya efisiensi dan daya produktifitas faktor manusia dalam produksi. Hakikat tersebut selalu sesuai dengan maksud dan tujuan pembangunan di dalam suatu Negara, maka keselamatan kesehatan kerja selalu diikutsertakan dalam pembangunan tersebut. 28 26 Undang-undang No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja pasal 1 ayat 9. 27 Abdul Hakim,SH, Op Cit, hlm.65 28 Dr.Suma’mur P.K.,M.Sc, Op.Cit, hlm. 2 Universitas Sumatera Utara Tujuan utama tersebut diatas dapat diperinci lebih lanjut sebagai berikut : pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja, perawatan dan mempertinggi efisiensi dan daya produktifitas tenaga manusia, pemberantasan kelelahan kerja dan penglipatgandaan kegairahan serta kenikmatan kerja, perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari bahaya-bahaya pengotoran oleh bahan-bahan dari perusahaan yang bersangkutan, dan perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk-produk industri. 29 Keselamatan dan kesehatan kerja K3 yang merupakan salah satu bagian dari perlindungan tenaga kerja perlu dikembangkan dan ditingkatkan, mengingat keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan agar : 30 1. Setiap tenaga kerja dan orang lainnya yang berada di tempat kerja mendapat perlindungan atas keselamatannya. 2. Setiap sumber produksi dapat dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien. 3. Proses produksi berjalan lancar. Pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. 31 29 Ibid, hlm.3 30 Departemen Tenaga Kerja, BAB I, Loccit ,hlm. 1 31 www.depkes.go.idindex.php , diakses pada tanggal 5 April 2009 Universitas Sumatera Utara K3 bukan tanggungjawab pemerintah dan pengusaha saja, tapi kewajiban bersama antara pemerintah, pengusaha, pekerja dan masyarakat. 32 Sistem Manajemen K3 di lingkungan kerja adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. 33 Tujuan dan sasaran Sistem Manajemen K3 adalah menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. 34 Tujuan lainnya yaitu : 35 1. Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia pasal 27 ayat 2 UUD 1945. 2. Meningkatkan komitment pimpinan perusahaan dalam melindungi tenaga kerja 32 www.one.indoskripsi.comjudul-skripsi-tugas-makalahhukum , diakses pada tanggal 6 April 2009. 33 Permenaker No.PER-05MEN1996, tentang Sistem Manajemen Kselamatan dan Kesehatan Kerja, pasal 1 ayat 1 34 Permenaker No.PER-05MEN1996, Op.Cit, pasal 2 35 Okleqs.wordpress.com20080503penerapan-smk3, diakses pada tanggal 6 Agustus 2009. Universitas Sumatera Utara 3. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk menghadapi kompetisi perdagangan global 4. Proteksi terhadap industri dalam negeri 5. Meningkatkan daya saing dalam perdagangan internasional 6. Mengeliminir boikot LSM internasional terhadap produk ekspor nasional 7. Pelaksanaan pencegahan kecelakaan masih bersifat parsial Setelah diketahui apa itu SMK3 dan tujuan serta sasarannya maka akan terasa aneh apabila kita tidak mengatahui apa itu audit SMK3. Audit SMK3 merupakan pemeriksaan secara sistematik dan independent untuk menetukan suatu kegiatan dan hasil-hasil yang berkaitan sesuai dengan pengaturan yang direncanakan dan dilaksanakan secara efektif dan sesuai untuk mencapai kebijakan dan tujuan perusahaan. 36 Tujuan dari audit SMK3 untuk mengukur keefektifan penerapan K3 di tempat kerja, pemenuhan persyaratan perundangan K3, kemudian untuk menentukan tindakan perbaikan system, pemenuhan persyaratan pihak eksternal klien, pelanggan, dan lain-lain sehingga mendapatkan pengakuan dalam rangka kegiatan sertifikasi. 37 Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja K3 dan SMK3 sangat erat kaitannya dengan peningkatan produktivitas. Sebelum lebih jauh membahas tentang produktivitas maka harus diketahui lebih dulu apa itu produktivitas. Dan berdasarkan Piagam Produktivitas Oslo 1984, produktivitas adalah konsep universal, dimaksudkan untuk menyediakan semakin banyak barang dan jasa 36 Permenaker No.5 tahun 1996, Op.Cit, pasal 1 ayat 3 37 Audit Internal Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja, PT.Sucofindo, hlm.4 Universitas Sumatera Utara untuk kebutuhan semakin banyak orang dengan menggunakan semakin sedikit sumber-sumber daya. 38 Sesuai dengan Laporan I Dewan Produktivitas Nasional RI 1983, pengertian baku produktivitas adalah sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus selalu lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. 39

F. Metode penulisan Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan