Dasar Hukum Pelaksanaan K3 dan SMK3

seperti bangunan perkantoran, jaringan telekomunikasi, pemancar, sentral telepon, stasiun bumi dan sebagainya. 158 Untuk mendukung kelancaran dan kehandalan operasi dari gangguan yang tidak diinginkan termasuk akibat kecelakaan dan insiden lainnya, PT.Telkom menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja berbasis OHSAS 18001, yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan lainnya. 159 Telkom Divisi Regional I Divre I Sumatra adalah bagian dari PT.Telkom yang merupakan Badan Usaha Milik Negara yang diberikan kewenangan dan tanggung jawab untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi dengan menyediakan jaringan, layanan Infocom, dan sumber daya di seluruh propinsi Sumatra yang mempunyai luas wilayah 4.735 Km dan penduduk lebih kurang 46 juta jiwa. Sehubungan dengan wilayah yang sangat luas tersebut Sumatra dibagi menjadi sepuluh propinsi yaitu : NAD, Sumut, Sumsel, Sumbar, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Lampung dan Bangka Belitung. 160

a. Dasar Hukum Pelaksanaan K3 dan SMK3

161 Sebelum berbicara lebih jauh tentang K3 dan SMK3 di PT.Telkom maka sebaiknya kita mengetahui dasar hukum yang digunakan oleh PT.Telkom dalam menjalankan K3 dan SMK3 ini. Dasar hukum utama K3 tentu saja berasal dari Undang-undang nasional yaitu Undang-undang Keselamatan Kerja No.1 Tahun 1970 dan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 pasal 86 ayat 1. 158 Lampiran II : Keputusan Direktur SDM dan Bisnis Pendukung , No.KR.16UM400SEK-402005, tanggal 5 April 2005, tentang Pedoman Implementasi SMK 3 Telkom, hlm.4 159 Ibid 160 Manual Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, No.SMK3RE-01, tanggal terbit 1 September 2008, hlm. 14 161 Testimoni Bapak Erwan H Bakri, Manager Safety Security, Agustus 2009 Universitas Sumatera Utara Sedangkan dasar hukum pelaksanaan SMK3 adalah Permenaker No.05 Tahun 1996. Salah satu bentuk komitmen PT.Telkom mematuhi peraturan perundangan dengan melaksanakan K3 dan SMK3 adalah dengan menerbitkan peraturan lanjutan atau peraturan pelaksana K3 dan SMK3 di PT. Telkom yang dikeluarkan oleh Direktur ataupun Dewan Direksi, disusun berdasarkan urutan tahun terbit diantaranya : • Keputusan Direktur Utama PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk. No. KD.18UM400SEK-402004, tanggal 1 April 2004, tentang Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 Telkom. • Keputusan Direktur Sumber Daya Manusia dan Bisnis Pendukung Perusahaan Perseroan PERSERO PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk. Pedoman Implementasi SMK3, No. KR.16UM400SEK-402005 pada tanggal 5 April 2005. • Keputusan Direktur Sumber Daya Manusia PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk. No. KR.27UM400SEK-402005, tanggal 7 Juli 2005, tentang petunjuk pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja. • PKB130ORGDPP-SEKAR2007 TEL.289PS000UTA-002007, tanggal 17 Juli 2007 Pasal 45 ayat 1 berbunyi : “guna memberikan perlindungan kepada karyawan, Telkom wajib menyelenggarakan program K3”. Pasal 45 ayat 3 berbunyi : “dalam rangka pembinaan KK, Telkom membentuk P2K3 yang anggotanya dari wakil Telkom dan Sekar. Universitas Sumatera Utara Setelah memiliki dasar hukum yang kuat terkait pelaksanaan K3 dan SMK3 maka selanjutnya adalah implementasi dari peraturan perundangan tersebut. Sebagai bentuk keseriusan PT.Telkom melaksanakan K3 dan SMK3 maka dikeluarkanlah kebijakan mengenai K3 pertama kali pada tanggal 17 Juni 2004 yang berlaku secara nasional karena diterbitkan oleh PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk, di Bandung. Didalam paragraf terakhir kebijakan tersebut tertulis : ‘kebijakan ini ditetapkan untuk diimplementasikan oleh seluruh Unit Kerja beserta jajarannya dengan penuh rasa tanggung jawab’. Dengan adanya kebijakan tersebut maka menginspirasi PT.Telkom Divre I Sumatra untuk menelurkan kebijakan serupa dengan penyempurnaan, dengan No.C.Tel.33UM-000D01-A10740002008 pada tanggal 1 Oktober 2008. penyempurnaan tersebut antara lain : • Penambahan poin, yang isinya : ‘Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja, baik karyawan, mitra kerja, maupun orang lain yang berada di tempat kerja, dan lingkungan kerja Telkom dalam keadaan aman, nyaman dan kondusif’. • Paragraf terakhir yang tertulis : ’setiap pimpinan unit kerja wajib mengimplementasikan kebijakan ini di lokasi yang menjadi tanggung jawabnya dan akan diukur melalui tinjauan kinerja tahunan. Kebijakan ini akan ditinjau ulang dan diadakan peningkatan sesuai perubahan dan kebutuhan Perusahaan. Universitas Sumatera Utara Dari kedua contoh kebijakan diatas dapat terlihat perbedaan dan perubahan mejadi lebih baik. Perubahan yang dimaksud : 1. Dengan penambahan poin tersebut sangat tepat karena yang ada di dalam Kantor tempat kerja tidak hanya karyawan tapi juga mitra kerja, tamu Perusahaan dan semua orang harus dijamin keselamatannya selama berada di lingkungan tempat kerja. 2. Pada kebijakan terbaru terdapat klausul ‘wajib’, artinya pelaksanaan K3 dan SMK3 tidak hanya sekedar imbauan semata tapi terdapat unsur pemaksaan pelaksanaan demi menjamin keselamatan semua orangpihak yang ada di Perusahaan. Hal ini sangat tepat karena masalah keselamatan seseorang bukan perkara mudah dan PT.Telkom Divre I Sumatra telah membuktikan dan melaksanakan tanggung jawabnya. 3. Kebijakan PT.Telkom Divre I Sumatra memperlihatkan kefleksibelannya. Artinya kebijakan yang telah di buat dapat berubah dan disempurnakan setiap tahunnya demi mengikuti perkembangan zaman. Karena memang setiap tahun terdapat perbedaaan kebutuhan Perusahaan. Diharapkan dengan sifatnya yang fleksibel dapat memenuhi kepentingan semua pihak, dan Perusahaan pun tidak akan mengalami perselisihan hubungan industrial.

b. Tanggung Jawab Pelaksanaan K3 dan SMK3