Pelaksanaan K3 dan SMK3 di PT. Coca-cola Bottling Indonesia

8. Pengusaha wajib melakukan pemeriksaan berkala terhadap kesehatan pekerja dan kelayakan alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja.

d. Pelaksanaan K3 dan SMK3 di PT. Coca-cola Bottling Indonesia

Sebenarnya sejak awal Coca-cola berdiri, Coca-cola sudah menerapkan K3 dan SMK3. Hanya saja masih berstandard Australia. Dan sejak tahun 2004 PT.Coca-cola Bottling Indonesia sudah mendapatkan Golden Flag untuk pabrik. Dan tahun 2007 juga mendapat golden flag untuk distribusi. Nilai pencapaian untuk pabrik dan distribusi diatas 85, karena itulah mendapatkan golden flag. Artinya baik pabrik maupun distribusi masalah penerapan K3 tetap sangat diperhatikan. Salah satu bukti kekonsistenan perusahaan dalam menerapkan K3 dan SMK3 adalah dengan dilaksanakannya audit secara internal yang dilakukan tiap setahun sekali. Ada Surfulance I, dan II, dan juga ada resertifikasi. 184 Hal senada juga diungkapkan oleh ketua serikat pekerja. Kalau dari serikat pekerja, pelaksanaan K3 di Perusahaan secara keseluruhan sudah sangat baik dan berjalan dengan lancar. Bisa dilihat dari semua fasilitas yang sudah disediakan perusahaan. Mulai dari penyediaan poliklinik beserta fasilitas di dalamnya, jadi apabila terjadi kecelakaan dapat langsung di bawa ke poliklinik. Berbagai macam APD yang sudah disediakan, seperti safety shoes, helm, penutup telinga, dll. Hal ini dikarenakan memang sudah ada komitmen dari Coca-cola dunia untuk 184 Hasil Wawancara dengan Bapak Muhammad Syafi’I, Manager Occupational Health And Safety, tanggal 1 dan 3 September 2009. Universitas Sumatera Utara melaksanakan K3. dan sejauh ini belum ada komplain dari pihak pekerjakaryawan terkait pelaksanaan K3 disini. 185 Salah satu bentuk keseriusan pengimplemetasian K3 adalah dengan mengadakan berbagai kegiatan yang mendukung pelaksanaan K3, diantaranya : 186 • Mengadakan pelatihan K3 secara rutin. Pelatihan yang dilakukan sangat beragam dan lengkap. Pelatihan ini dimaksudkan agar karyawan yang bekerja di perusahaan memiliki kemampuan dan pengetahuan yang lebih tentang K3. Pelatihan ini sangat bermanfaat karena sebagian besar kecelakaan terjadi biasanya dikarenakan pengetahuan pekerja yang kurang dan tindakan yang tidak aman. Dan setiap pelatihan yang dilaksanakan dilaporkan pada Disnaker. • Menyediakan dana khusus untuk pelaksanaan K3 dan SMK3. Dimulai dengan menyediakan semua APD yang dibutuhkan, dana untuk pelaksanaan audit. • Menyediakan ahli K3 dan membentuk P2K3. Dengan adanya SDM yang mendukung pelaksanaan K3 dan SMK3 diharapkan dalam pelaksanaan K3 dan SMK3 tidak mengalami hambatan. • Membuat semua kebijakan yang dianggap perlu guna mendukung pelaksanaan K3 dan SMK3. Semua kebijakan yang dimaksud termasuk membuat semua Standard Operational Prosedure SOP, semua tindakan tanggap darurat yang dianggap perlu untuk menjaga keselamatan karyawan. 185 Hasil Wawancara dengan Bapak Al-Badri, Ketua Serikat Pekerja, tanggal 28 Agustus 2009. 186 Hasil Wawancara dengan Bapak Muhammad Syafi’i………, Op.Cit Universitas Sumatera Utara • Menciptakan manajemen K3 yang terorganisir dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan membuat kepengurusan K3 berada satu atap yaitu berada di naungan Occupational Health And Safety OHS. Ketua serikat pekerja menambahkan bahwa pelatihan diberikan oleh Public Relation PR. Banyak sekali pelatihan yang diberikan, diantaranya pelatihan semua tindakan tanggap darurat. Pelatihan kebakaran dan simulasinya, sekaligus menyediakan ahli K3 untuk kebakaran yang dikenal dengan fire master, melengkapi semua SOP mulai dari pengendara motor memakai helm, sarung tangan, kaca spion, surat-surat dilengkapi,dll. Membuat pelatihan Employee Motor Alloance Program EMAP, Trainee Defensive Driving And Trading. Juga ada kerjasama dengan Brimob terkait pelaksanaan pelatihan menghadapi ancaman bom. Dan masih banyak lagi yang sulit untuk dijelaskan satu persatu. Yang pasti pelatihan dilaksanakan secara rutin setahun sekali atau tiga bulan sekali. 187 Walaupun menurut keterangan manager OHS dan ketua Serikat Pekerja SOP yang ada di Coca-cola sudah lengkap dan memadai tetapi penulis tidak dapat mengetahui secara pasti SOP apa saja yang sudah diatur dan dibuat oleh perusahaan. Karena daftar SOP merupakan salah satu rahasia perusahaan. Selain itu memang terdapat ketentuan kewajiban pelaksanaan pendidikan pelatihan dan pengembangan tenaga kerja yang diatur dalam perjanjian kerja bersama yaitu pasal 50, yang berbunyi : Pengusaha memberikan kesempatan kepada pekerja untuk mengikuti pelatihan-pelatihan, pendidikan informal atau pendidikan formal yang sesuai dengan bidang pekerjaan dan kompetensi yang harus dimiliki pekerja, dengan ketentuan dan syarat berlaku. 187 Hasil Wawancara dengan Bapak Al-Badri……..Op.Cit. Universitas Sumatera Utara

e. Kerjasama PT. Coca-cola Bottling Indonesia dengan Instansi