A. Deskripsi Data B. Analisa Antar Partisipan

36 BAB IV ANALISA DATA DAN INTERPRETASI Bab ini akan menguraikan hasil penelitian berupa analisis data dan interpretasi yang terdiri atas: IV. A. Deskripsi data: Berisi gambaran umum tentang data penelitian Partisipan I, II, dan III serta memasukkan data hasil observasi umum dan wawancara. 1. Data Observasi Umum 2. Data Wawancara 3. Interpretasi IV. B. Analisa antar partisipan : Berisi analisa berdasarkan perbandingan antara partisipan I, II dan III.

IV. A. Deskripsi Data

IV. A. 1. Observasi, wawancara, dan interpretasi partisipan I Rudi

Wawancara dilakukan sebanyak tiga kali di Panti Asuhan X dan dilakukan pada: Rabu, 12 September 2007 pukul 16.30 – 17.30; Selasa, 11 Maret 2008 pukul 16.15 – 17.30; Senin, 7 April 2008 16.30 – 17.45. Tabel 1. Data Diri Partisipan I No Dimensi Partisipan 1 Inisial Rudi 2 Usia 14 tahun 3 Pendidikan Kelas I – V SD di Samosir Kelas VI SD di Medan Kelas VII-sekarang di SMP Medan Putri 4 Alamat Panti asuhan X 5 Etnis Batak 6 Agama Kristen Protestan Universitas Sumatera Utara 37 7 Urutan dalam keluarga Anak tunggal 8 Pekerjaan Ayah sebelum meninggal Nelayan 9 Pekerjaan Ibu sebelum meninggal Pedagang Rudi adalah seorang anak tunggal. Rudi lahir dan besar di Samosir, sebuah kabupaten di tengah-tengah Danau Toba. Ketika Ayah Rudi masih hidup, Ayah Rudi bekerja di Sibolga sebagai seorang nelayan sedangkan Rudi dan Ibunya tinggal di Samosir bersama kedua Opungnya. Rudi ditinggal oleh Ayahnya yang menutup usia ketika Rudi masih bayi. Sejak ditinggalkan oleh Ayah Rudi, Ibu Rudi membesarkan Rudi bersama kedua opungnya dan Ibu Rudi meninggal dunia ketika Rudi duduk di bangku kelas III SD. Setelah kepergian kedua orang tuanya, Rudi tinggal dan diasuh di rumah kedua Opung dari Ibu Rudi. Ketika Rudi memasuki bangku kelas VI SD, atas permintaan dari kedua Opungnya Rudi dikirimkan ke Panti Asuhan X. Rudi dipindahkan ke panti asuhan ini dengan alasan agar Rudi bisa menjadi orang yang lebih disiplin dan mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik. Menurut kedua opungnya Rudi adalah anak yang sulit diurus. Kegiatan Rudi dipanti mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh pengurus panti. Rudi bersekolah di pagi hari dan harus pulang ke panti dengan jadwal yang telah ditetapkan kecuali ada alasan tertentu seperti kerja kelompok, tugas sekolah, menjenguk teman dan alasan lain. Rudi memiliki tanggung jawab seperti anak panti lain yaitu membersihkan ruangan-ruangan tertentu dari panti asuhan. Ketika hari menjelang malam Rudi harus menyelesaikan pekerjaan rumah Universitas Sumatera Utara 38 dari sekolah, makan malam, membersihkan diri, dan belajar bersama anak-anak panti yang lain. Seperti anak panti lain yang berusia lebih tua dari Rudi, Rudi diminta untuk mengisi waktu dengan kegiatan yang positif yaitu melalui kelompk brass band yang dimiliki panti. Kelompok brass band di panti memiliki jadwal latihan yang reguler dan kelompok brass band ini juga mempunyai program kerja yang sangat banyak diantaranya mengadakan konser dan mengisi acara jika ada undangan yang mereka terima dari luar. Keperluan sehari-hari termasuk juga biaya sekolah dan pendidikan Rudi ditanggung oleh pimpinan panti. Saat ini Rudi bersekolah di salah satu SMP swasta yang ada di kota Medan dan duduk di bangku kelas VIII. Di sekolah Rudi dikenal sebagai anak yang pendiam dan pemalu. Walaupun begitu Rudi senang membuat teman-temannya tertawa melalui lelucon-lelucon yang disampaikan Rudi. Rudi belum memiliki kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Walaupun di sekolah ada beberapa organisasi siswa, Rudi tidak ingin mengikuti salah satu organisasi tersebut. Hari-hari Rudi lebih banyak dilalui dengan bermain. Saat lulus SMP nanti Rudi ingin melanjutkan sekolah di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan. Rudi berencana untuk dapat membuka bengkel setelah tamat SMK nanti. Universitas Sumatera Utara 39

a. Observasi Umum

Wawancara dengan Rudi dilakukan sebanyak tiga kali di ruang kantor panti asuhan X. Peneliti dikenalkan kepada Rudi melalui Kak Susi kakak Panti. Setiap wawancara direkam dengan menggunakan alat perekam setelah mendapatkan izin dari Rudi. Rudi memiliki kulit berwarna coklat, mempunyai rambut pendek yang hitam dan berbadan kurus. Rudi memiliki tinggi sekitar 1,4 m. Selama beberapa kali pertemuan, Rudi selalu menggunakan celana pendek jeans dan kaos. Rudi jarang melakukan kontak mata dengan peneliti ketika berbicara. Ketika bercerita tentang kesulitan-kesulitan sebagai anak yatim piatu, Rudi tidak melakukan kontak mata, nada bicaranya menurun dan Rudi sering menundukkan kepala sambil memegang rambutnya. Selama wawancara berlangsung lokasi wawancara dilewati oleh beberapa penghuni panti yang lain. Ketika penghuni panti yang lain lewat, Rudi memelankan suara dan kembali menguatkan suara ketika penghuni panti yang lain berlalu dari tempat wawancara. Peneliti selalu membawa makanan ringan selama proses wawancara untuk membantu mencairkan suasana pada saat topik yang satu telah selesai ditanyakan. Peneliti selalu melakukan wawancara di sore hari setelah Rudi selesai melakukan tugas rumah harian yang diberikan oleh pengurus panti. Proses wawancara dimulai dengan proses perkenalan antara peneliti dengan partisipan. Pada wawancara pertama peneliti menjelaskan maksud kedatangannya untuk meminta kesediaan Rudi menjadi partisipan dalam Universitas Sumatera Utara 40 penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Setelah Rudi menyatakan kesediaannya, wawancara segera dilakukan.

b. Hasil Wawancara 1 Sejarah hidup

Rudi lahir di Kabupaten Samosir. Setelah ayah Rudi meninggal, Rudi tinggal dengan Ibu dan kedua Opungnya di Samosir. Ketika Ibu Rudi meninggal dunia pada saat Rudi duduk di bangku kelas III SD, Rudi tinggal sementara bersama kedua Opung Rudi di Samosir hingga kelas VI SD. Ketika duduk di bangku Sekolah Dasar, Rudi bersekolah di salah satu Sekolah Dasar yang ada di Samosir. Rudi bersekolah di sana hingga kelas V SD dan pindah ke salah satu Sekolah Dasar yang ada di Medan pada saat memasuki awal ajaran tahun ketika Rudi duduk di kelas VI SD. Rudi pindah bersekolah di Medan setelah kedua opungnya meminta Rudi untuk tinggal dan belajar di panti asuhan X. Saat ini Rudi bersekolah di SMP Medan Putri dan duduk di kelas VIII. Rudi memiliki prestasi yang tidak baik dalam bidang akademis. Rudi juga pernah tinggal kelas di kelas VIII dikarenakan catatan prestasi dan perilaku yang tidak baik, seperti absen dari sekolah. Rudi adalah seorang anak tunggal di dalam keluarga. Ibu Rudi memiliki tujuh orang saudara yang berdomisili di Medan, Samosir dan di Pulau Jawa. Rudi lebih banyak melakukan komunikasi dengan mereka daripada dengan saudara dari Universitas Sumatera Utara 41 Ayah. Hal ini dikarenakan Ayah Rudi lebih dahulu meninggal dunia sehingga komunikasi dengan keluarga dari Ayah berkurang. “Orang Mama 8 bersaudara. Mama yang paling besar. Nomor 2 Tulang yang di Samosir kerjanya jualan, nomor 3 di Jakarta supir bus sekolah, nomor 4 tante di Medan jualan di pajak, nomor 5 di Binjai supir angkot, nomor 6 di Solo Tulang kerjanya nebang pohon, nomor 7 masih kuliah dan nomor 8 Tante kerja di pabrik selop.” P1. V.2L. 123-131p.3 “… Soalnya Ayah duluan meninggal. Jadi aku lebih banyak berkomunikasi dengan saudara dari Mama” P1. V.2L. 133p.3 Walaupun saat ini Rudi tinggal dipanti asuhan dan biaya hidupnya ditanggung oleh panti asuhan, tetapi keluarga dari Ibu Rudi juga tetap mau memberikan bantuan. Tulang Rudi yang tinggal di Binjai menjadi wali Rudi setiap kali ada pertemuan yang diadakan oleh panti asuhan. 2 Sejarah menjadi yatim piatu Rudi menjadi anak yatim ketika Rudi masih bayi. Ayah Rudi meninggal karena penyakit yang diderita akibat dampak dari pekerjaan sebagai seorang nelayan. Menurut cerita-cerita yang sering Rudi dengar dari orang-orang, Ayah Rudi sakit karena sering menyelam. “ Bapak meninggal ketika aku masih bayi bang. Bapak meninggal karena sakit tetapi aku gak tahu Bang penyakit apa pastinya. Kata orang karena nyelam. Bapak kan nelayan.” P1. V.2L. 14-22p.1 Ketika Rudi duduk di bangku kelas III SD, Rudi menjadi seorang yatim piatu. Penyebab kematian Ibu Rudi adalah karena dibunuh oleh seorang pencuri. Ibu Rudi memiliki sebuah kios kecil yang dijadikan sebagai sumber mata Universitas Sumatera Utara 42 pencaharian bagi keluarga mereka. Kios Ibu Rudi sudah beberapa kali dibongkar oleh orang lain dan Ibu Rudi menduga ini adalah perbuatan dari pemuda yang ada di sekitar rumah mereka. Karena kesal dengan pembongkaran yang sering terjadi di kios mereka, Ibu Rudi mengancam akan memakai bantuan orang pintar untuk mencari tahu siapa orang yang menjadi pelaku pembongkaran kios itu. Pelaku merasa terancam dengan perkataan Ibu Rudi dan kemudian membunuh Ibu Rudi. “Di Samosir kan kami ada kedai. Sering dibongkar orang. Mama bilang sama orang sana mau panggil dukun biar ketahuan siapa yang maling. Jadi malingnya bunuh Mama karena ketakutan.” P1. V.2L. 346-349p.1 Setelah kedua orang tua Rudi meninggal, Rudi sempat diasuh oleh kedua Opung dari keluarga Ibu Rudi di Samosir. Opung Rudi berusaha untuk menyekolahkan dan membesarkan Rudi. Menurut kedua opung Rudi, Rudi adalah anak yang nakal, sering berkelahi dan susah diatur. Karena alasan inilah maka mereka memutuskan untuk mengirimkan Rudi ke panti asuhan yang ada di kota Medan dengan harapan agar Rudi bisa lebih teratur dan disiplin dalam menjalani hidup. Mereka mendapatkan informasi tentang panti asuhan ini dari salah seorang warga di Samosir yang sebelumnya sudah menjadi salah satu penghuni panti asuhan. 3 Orang-orang yang penting dalam kehidupan Rudi Rudi memiliki beberapa orang-orang yang penting dalam kehidupan Rudi. Mereka adalah Opung, pengurus panti Bapak Ibu Mayor, Kapten, dan kakak- kakak pengasuh yang ada di panti asuhan X. Rudi menganggap mereka sebagai Universitas Sumatera Utara 43 orang-orang yang paling penting dalam kehidupan Rudi karena mereka sangat perhatian terhadap Rudi dan juga memenuhi kebutuhan Rudi. “Orang-orang yang terpenting daam hidupku adalah Opung, Mayor, Kapten, dan Kakak pengasuh. Mereka penting buat aku Karena merekalah yang memperhatikan sekolahku dan semua kebutuhan hidupku mereka yang penuhi.” P1. V.2L. 155-159p.4 Ada hal-hal positif yang diperoleh Rudi dari orang-orang yang dianggap penting dalam kehidupan Rudi. Rudi menerima rasa kasih sayang dari mereka. Menurut Rudi Mayor adalah orang yang suka bercanda sehingga dapat menghadirkan suasana yang hangat dan menyenangkan. Kak Susi adalah orang yang sangat penyayang, dan Kapten selalu dapat memberikan rasa semangat di dalam diri Rudi. Bapak Mayor adalah salah satu pengurus panti yang sangat dikagumi oleh Rudi. Rudi sangat mengagumi Bapak Mayor karena sifatnya yang sangat penyabar dan mudah membaur dengan anak-anak kecil yang ada di panti. Sifat yang sangat berbeda dengan sifat Rudi ini sangat ingin dimiliki oleh Rudi karena menurut Rudi saat ini dia kurang begitu disukai oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. “Aku sangat senang dengan sifat Bapak Mayor yang sangat penyabar dan mudah membuat orang senang. Aku juga ingin bisa memiliki sifat Bapak ini karena saat ini aku lebih sering membuat orang lain jengkel denganku.” P1. V.3L. 360-377p.8-9 Selain para pengurus panti Rudi juga memiliki sahabat karib yang ada di panti yang juga merupakan kelahiran Samosir, yaitu Tio Sigalingging. Tio Sigalingging adalah seorang anak laki-laki yang duduk di bangku SMA. Rudi sangat mempercayai Tio dan selalu membagi cerita dan beban yang dia rasakan Universitas Sumatera Utara 44 kepada Tio. Rudi bahkan menganggap bahwa Tio adalah teman selamanya dalam kehidupan Rudi. “Tio Sigalingging. Dia anak Samosir juga Bang. Kami akrab, sering main- main bersama. Aku juga lebih sering curhat dengan dia daripada dengan orang lain.” P1. V.2L. 165-172p.5-6 Rudi juga memiliki teman-teman terdekat di sekolah. Teman-teman Rudi yang terdekat disekolah adalah Dedi Kaloko, Meki Sinurat dan Sihar Simbolon. Rudi sering belajar, bermain dan pulang ke panti bersama mereka. Dedi adalah seorang remaja yang menjadi salah satu penghuni panti asuhan X juga. Rudi mulai sering berteman dengan Dedi sejak Rudi tinggal kelas di kelas VIII. Sihar teman yang satu marga dengan Rudi memiliki orang tua yang bekerja di pajak yang berada di dekat panti asuhan X. Sihar biasa pulang bersama Rudi dan Dedi ke arah panti, lalu Sihar meminta ongkos terlebih dahulu dari orang tuanya untuk pulang ke rumhanya. Rudi juga sering belajar bersama Dedi dan Sihar ketika ada pelajaran yang sulit. Rudi juga terkadang dibantu oleh Sihar ketika Rudi kesulitan dalam masalah keuangan. Sihar pernah membayarkan uang foto Rudi ketika Rudi tidak memiliki uang lagi. Rudi jugasering diajak makan oleh Sihar. Selain memiliki orang-orang yang penting dalam kehidupan, Rudi juga memiliki seorang tokoh idola di bidang musik yang sangat digemari. Rudi sangat mengidolakan Ahmad Dani dari band Dewa. Menurutnya Ahmad Dani adalah seorang musisi yang sangat hebat karena mampu menciptakan lagu yang bagus dalam selang waktu yang singkat. Rudi ingin memiliki kemampuan seperti Ahmad Dani. Universitas Sumatera Utara 45 4 Harga diri partisipan I a Perasaan diterima Komunitas kehidupan Rudi melibatkan tiga komunitas kehidupan. Yang pertama adalah keluarga besar Simbolon dan Marbun yaitu keluarga dari Ayah dan Ibu Rudi. Komunitas yang kedua adalah komunitas lingkungan SMP Medan Putri. Dan terakhir adalah komunitas panti asuhan X tempat Rudi tinggal dan mempelajari banyak hal di luar sekolah. Saat ini Rudi tidak tinggal bersama salah satu saudara kandung dari pihak Ayah maupun Ibu Rudi. Hal ini dikarenakan Rudi adalah seorang anak yang sulit diurus dan suka berkelahi. Beberapa keluarga Rudi ada yang tinggal di Medan yaitu Tulang yang ada di Binjai dan Inanguda yang bekerja di salah satu pasar yang ada di kota Medan tetapi Rudi tidak tinggal bersama salah atu dari mereka. Rudi hanya bertemu dengan keluarga kandung pada saat libur Natal dan Tahun Baru. Tulang Rudi yang tinggal di Binjai datang untuk menjadi wali bagi Rudi jika ada pertemuan orang tua yang dilaksanakan oleh panti asuhan. Rudi juga berkomunikasi dengan keluarga ketika Rudi membutuhkan untuk memenuhi keperluan. “Sebelumnya aku tinggal dengan Opung. Tapi aku diminta tinggal di panti asuhan karena aku susah diurus. Katanya kalau di sini aku bisa lebih teratur dan terlatih. Aku bandel dan sering berantem jadi saudara-saudara pun malas ngurus aku.” P1. V.2L. 47-55p.2 Sihar, Meki dan Dedi adalah orang-orang terdekat Rudi di sekolah. Rudi sering bermain dan mengerjakan tugas dari sekolah bersama mereka. Walaupun hubungan mereka berempat cukup dekat tetapi sampai saat ini Rudi masih merasa Universitas Sumatera Utara 46 tidak nyaman untuk berbagi cerita dan keluh kesah kepada Romi dan Dedi yang menjadi teman dekat di sekolah karena menurutnya mereka tidak bisa menjaga rahasia. Menurutnya Sihar, Meki dan Dedi tidak dapat dipercaya dalam menjaga suatu rahasia. Rudi lebih mempercayai Tio dalam menjaga rahasia yang dimilikinya. Menurut Rudi, walaupun Sihar, Meki dan Dedi adalah teman terdekat di sekolah tetapi mereka bukanlah teman selamanya, mereka mungkin saja sudah dilupakan oleh Rudi ketika tamat sekolah nanti. Menurut Rudi, Rudi kurang disukai oleh teman-temannya di sekolah karena sifatnya yang tidak baik seperti suka mengejek, kelewatan ketika bermain, memilih-milih teman dan hal lainnya. Rasa tidak suka dari teman-temannya bahkan terkadang ditunjukkan melalui perbuatan. “Aku kurang disukai teman-teman disekolah mungkin karena sering ngejek-ngejek. Kadang mereka tunjukkan kalau mereka gak suka. Misalnya kalau aku pinjam pulpen tidak dikasih mereka. Padahal ada.” P1. V.3L. 386-391p.10 Penghuni panti yang lain juga kurang menyukai sikap dan perilaku Rudi. Hal ini dikarenakan terhadap penghuni panti yang lebih muda Rudi suka memerintah. Teman-teman panti yang sebaya atau lebih tua dari Rudi sering mengatakan bahwa Rudi adalah orang yang suka berlebihan dalam berperilaku dan bergaya. Mereka sangat tidak menyukai gaya Rudi yang sering memakai celana terlalu turun. Rudi adalah seorang yang sulit untuk mencari teman baru. Rudi malu untuk berkenalan dengan orang-orang baru. Pada wawancara terakhir Rudi mengatakan bahwa dia tidak mengetahui alasan mengapa dia malu untuk Universitas Sumatera Utara 47 berkenalan dengan orang-orang baru, tetapi pada pertemuan sebelumnya Rudi mengatakan kalau Rudi malu berteman dengan orang baru karena kondisinya sebagai anak yatim piatu. “Aku pun gak tahu Bang. Karena mau cari kenalan baru pun malu... Gak tau Bang.” P1. V.3L. 258-260p.6 “... Pernah juga Bang aku merasa minder. Karena anak panti. Gak ada duitnya, gak pernah jajan. Serba kurang.” P1. V.2L. 213-216p.6 b Perasaan Berharga Rudi mempunyai perasaan malu sebagai anak yatim piatu karena menurutnya orang-orang memiliki pandangan bahwa anak panti selalu mempunyai masalah keuangan. Menurut Rudi, kondisi dimana dia jarang jajan membuat dia tidak sebanding dengan teman-teman yang lebih baik kondisi keuangannya. Rudi sering menjadi malu sendiri dengan keadaan yang dialami Rudi padahal teman-teman Rudi tidak pernah mengejek Rudi. Walaupun Rudi memiliki perasaan malu sebagai seorang yatim piatu, di dalam hati Rudi merasa bersyukur dengan keadaan yang dialami Rudi saat ini. Rudi membandingkan keadaannya dengan anak-anak yang sering mengamen atau mengemis di pinggir jalan. Menurutnya kondisi saat ini jauh lebih baik daripada anak-anak itu. “Pernah juga aku merasa malu Bang. Karena aku menganggap orang berpikir bahwa anak panti itu gak ada duitnya, gak pernah jajan, serba kurang. Padahal teman-teman biasa aja Bang. Aku sendiri yang malu.” P1. V.3L. 213-216p.6 “... Tapi aku bahagia juganya Bang dengan kondisiku saat ini walalupun susah. Karena gak harus seperti pengamen atau pengemis yang tidak lagi bisa berskolah.” Universitas Sumatera Utara 48 P1. V.2L. 413-418p.10 Kalau berbicara tentang fisik, Rudi sangat mengagumi kedua tangannya. Dia menyukai kedua tangan karena dapat bergerak bebas sehingga bisa digunakan untuk banyak hal. Selain itu Rudi juga menyukai tangan karena kedua tangan Rudi terlihat lebih kekar dan sehat dibandingkan bagian tubuh lain seperti kaki yang sering luka kalau bermain bola. Diantara semua bagian tubuh yang Rudi miliki, Rudi paling tidak menyukai bagian perut. Terdapat sebuah luka bekas operasi yang besar di perut Rudi akibat operasi usus buntu yang dialami diakhir tahun 2007. Menurut Rudi, bekas luka itu sangat jelek dan memalukan. Teman- teman panti yang tahu bekas luka itu juga sering mengejek bekas luka itu. Selain bekas luka di perut, bagian tubuh lain yang kurang disukai oleh Rudi adalah wajah. Walaupun teman-teman Rudi sering mengejek bagian-bagian dari tubuhnya, secara umum Rudi menyukai tubuh yang dimilikinya karena menurut Rudi itu semua adalah milik Rudi yang diberikan oleh Tuhan. Rudi adalah orang yang pemilih dalam hal mencari teman baik di panti maupun di sekolah. Kriteria teman yang baik menurut Rudi adalah orang yang mau memberikan contoh kepada Rudi dalam mengerjakan tugas, orang yang memiliki banyak uang, dan kalau teman wanita adalah teman yang cantik. Bila ada orang lain yang tidak memenuhi sifat ini tetap boleh menjadi teman Rudi tetapi hubungannya tidak bisa terlalu dekat. “Teman yang baik menurutku adalah teman yang mau membantu mengerjakan PR, yang punya banyak duit. Kalau teman cewek yang cantik.” P1. V.3L. 325-326p.8 Universitas Sumatera Utara 49 “Kalau sekedar berkawan aja aku mau. Tapi gak pala dekat kali lah mungkin.” P1. V.3L. 328-329p.8 Rudi merasa bahwa dia memiliki sifat yang nakal dan pemalas sehingga sering membuat orang-orang yang ada di sekitar menjadi kurang menyukainya. Rudi tidak suka ketika orang lain meminta bantuan dari Rudi dan dia cenderung menolak permintaan tersebut. Rudi sering berlebihan ketika bermain dengan teman-teman. Dimulai dari saling mengejek sesama teman, Rudi sering melakukan pemukulan kepada teman walau dia menganggap hal itu hanya bercanda. Rudi sering mendapatkan kritik dari teman-teman tentang sifat yang negatif ini, tetapi Rudi lebih sering bersifat cuek terhadap kritik yang diberikan oleh teman-teman walaupun dia sebenarnya sadar harus merubah kebiasaan buruk itu secara perlahan. “Aku rasa lebih banyak orang-orang yang tidak menyukai aku. Di panti atau pun di sekolah. Kalau sama anak kecil yang dipanti aku suka nyuruh- nyuruh. Kalau sama yang orang besarnya mereka suka main-main sama aku, apalagi main bola. Tapi ada juga yang gak suka. Menurut mereka aku banyak gaya, celananya diturun-turuni. Kalau di sekolah aku kurang disukai karena suka mengejek-ejek.” P1. V.3L. 365-386p.8-9 Selain sifat negatif, Rudi juga merasa memiliki kelebihan. Rudi senang dengan dirinya yang bisa memiliki keterampilan di bidang musik dan olahraga. Kelebihan pada dua bidang inilah yang membuat Rudi merasa kalau teman-teman mau bermain dengannya. Selain keterampilan di bidang musik dan olah raga, Rudi juga memiliki rasa humor yang tinggi. Rasa humor ini dipercayai oleh Rudi dapat menyenangkan hati teman-teman. Universitas Sumatera Utara 50 Selain rasa humor yang tinggi, Rudi juga mengaku bahwa kerajinannya membantu kedua Opungnya dalam menyangkul dan membantu Opungnya bertani dan beternak sering mendapatkan pujian dari kedua Opungnya. Walaupun Rudi juga merasa memiliki beberapa kelebihan di dalam dirinya, tetapi saat ini Rudi merasa bahwa dia memiliki lebih banyak kekurangan daripada kelebihan di dalam dirinya. “Kurasa saat ini aku lebih banyak memiliki kelemahan dibandingkan kelebihan yang aku miliki Bang.” P1. V.2L. 335-344p.8-9 c Perasaan mampu Rudi merasa memiliki bakat dan kelebihan di bidang musik dan sepakbola. Para pengasuh berpendapat bahwa Rudi menonjol di kedua bidang ini. Kapten Nico salah seorang penghuni panti mengatakan bahwa Rudi selalu menonjol di bidang olah raga, sedangkan Kak Susi berpendapat bahwa Rudi sangat menonjol di bidang musik khususnya kemampuan bernyanyi. Aku paling mahir di bidang sepak bola dan musik. Menurutku kedua bidang itu sangat menyenangkan untuk dilakukan. Aku sering ditengok kapten aku Main bola dan musik, menurutnya bagus mungkin permainanku. P1. V.3L. 34-41 dan 81-88p.1-2 Rudi sangat gemar dalam bermain bola. Keahlian yang dimiliki Rudi adalah tendangan yang terarah dan cukup keras. Rudi berencana jika ada kegiatan ekstrakurikuler dia akan mengikuti kegiatan futsal olahraga sejenis sepakbola yang pemainnya hanya berjumlah 5 orang. Rudi ingin dapat terus bermain sepakbola untuk waktu yang lama walaupun Rudi tidak berencana untuk menjadi seorang pemain sepak bola profesional. Saat ini masih banyak penghuni panti Universitas Sumatera Utara 51 yang memiliki kemampuan yang lebih baik dari Rudi, namun Rudi yakin dapat melewati kemampuan mereka jika Rudi diberikan waktu 3 bulan untuk berlatih sepakbola lebih serius. “Masih lebih banyak lagi mereka yang lebih bagus mainnya. Tapi bisa juga mereka kukejar kemampuannya bang. Aku bisa kejar kemampuan mereka dalam 3 bulanlah kalau bisa belajar serius. Mereka bisa skill kayak samba gitu. Ada yang tendangannya lebih keras dan larinya ada yang lebih kencang.” P1. V.3L. 34-41 dan 50-59p.2 Selain gemar dan berbakat dalam bidang sepakbola, Rudi juga menyukai musik. Rudi bercita-cita untuk dapat memiliki mata pencaharian melalui musik yaitu musik band. Walaupun saat ini Rudi sulit untuk mengembangkan minat dan bakatnya di bidang musik karena kondisi panti yang memang tidak mengijinkan penghuni panti untuk beraktivitas dengan kegiatan di panti, Rudi yakin bahwa suatu hari nanti Rudi dapat mengembangkan minat dan bakatnya ini di luar panti. Saat ini, Rudi sedang mendalami kemampuannya di bidang brass band dan Rudi sedang mempelajari bariton. Rudi baru belajar memainkan bariton selama 2 minggu dan baru mendapatkan definisi dan gambaran tentang bariton. Rudi memasang target untuk dapat memainkan bariton ini dengan mahir dalam waktu 1 tahun. “Gak tahu, baru dua minggu latihannya Bang. Latihannyapun kalo ada waktu kosong aja. Ini Baru perkenalan aja dulu Bang. Inilah baru masuk praktek. Yang diajari cara tarik nafas, nekan apanya itu Bang. Aku rasa dalam satu tahun inilah Bang aku baru bisa menguaasai baritone. Karena susah Bang. Tutsnya hanya ada 3 untuk bisa menghasilkan 17 nada yang beda-beda.” P1. V.3L. 10-24p.1 Universitas Sumatera Utara 52 Sebelum mempelajari bariton, Rudi sebelumnya sudah mempelajari cara memainkan gitar dan kemampuan vokal. Rudi saat ini masih menguasai chord kunci dalam bermain gitar namun dia berusaha untuk terus mengembangkan kemampuan dalam bermain gitar. Rudi juga mengembangkan kemampuan vokal. Saat ini Rudi tidak memiliki jadwal rutin dalam melatih kemampuan vokal dan bermain gitar, Rudi hanya melatihnya pada saat ada waktu luang. Walaupun tidak memiliki waktu berlatih yang rutin, orang di sekitar Rudi mengakui kemampuan yang dimiliki oleh Rudi. Rudi pernah tampil di depan donatur bagi panti dan kemampuan bernyanyi Rudi telah diakui oleh para pengurus panti. Rudi juga yakin sanggup menyanyikan lagu favorit dengan maksimal. Kemampuan Rudi di bidang musik dan Sepakbola kurang diimbangi dengan kemampuan dan prestasi di bidang akademis. Setelah pindah dari Samosir, Rudi belum pernah mendapatkan ranking di kelas. Menurut Rudi pelajaran di sekolah yang ada saat ini jauh lebih sulit daripada pelajaran di sekolah yang terdahulu. Rudi pernah berpikir bahwa sekolah itu hanya merupakan kegiatan rutin yang harus dijalankan. Rudi bahkan pernah kelas tinggal sekolah di kelas II SMP. Rudi tinggal kelas karena sering tidak hadir dan bersembunyi di dalam panti asuhan. Rudi bersembunyi di dalam lemari bersama seorang teman panti yang tidak tinggal lagi di panti. Rudi bersembunyi karena merasa takut pekerjaan rumah yang diberikan guru belum selesai. Rudi sering tidak mengerjakan tugas rumah sehingga guru-guru juga sering mengatakan bahwa Rudi adalah seorang anak yang pemalas. Universitas Sumatera Utara 53 “Sekolah harus jalan terus bang walau gak pala kalilah. Sekolah itu mungkin kayak suatu keharusan aja Bang. Aku belum pernah mendapatkan ranking di kelas Bang.” P1. V.3L. 204-206p.5 “Aku pernah tinggal kelas karena sering gak masuk bang. Aku sembunyi di bawah kolong tempat tidur karena PR dari guru belum selesai kukerjakan. Aku sembunyi dengan temanku yang sudah tidak tinggal lagi di sini karena malu.” P1. V.1L. 168-177p.4 Rudi paling kesulitan menghadapi mata pelajaran Matematika. Nilai semester terakhir yang paling jelek adalah nilai mata pelajaran Matematika. Menurut Rudi mata pelajaran ini adalah mata pelajaran yang paling sulit untuk dicerna. Rudi lebih sering bertanya bahkan menjiplak pekerjaan teman bila harus menyelesaikan tugas Matematika yang sulit. Rudi sulit menangkap materi yang diberikan oleh guru mata pelajaran Matematika di sekolah. “Kalau mata pelajaran Matematika aku yang sering nanya sama teman Bang. Gak pala nangkap kali aku Bang pelajaran Matematika ini.” P1. V.3L. 300-304p.5 Jika tidak berhasil di bidang musik dan olahraga Rudi berencana untuk masuk SMK jurusan otomotif setelah tamat dari SMP nanti. Rudi juga berencana untuk membuka bengkel setelah dia tamat menyelesaikan pendidikan di SMK yang dicita-citakan Rudi. Rudi tidak memiliki rencana untuk kembali ke Samosir melainkan tinggal di Medan bersama Tulang yang tinggal di Binjai. Hal ini berkaitan juga dengan pekerjaan Tulang Rudi yaitu sebagai supir angkot sehingga nanti Rudi sedikit banyak dapat bertanya hal-hal yang berkaitan dengan otomotif kepada Tulangnya. Universitas Sumatera Utara 54 “Kalau otomotif gak pala kali Bang. Itu rencana yang tidak utama Bang. Mungkin karena belum belajar ya. Tapi tetap Kayaknya musik yang utama Bang. Kalau main bola juga hobi saja.” P1. V.3L. 135-144p.4-5 Sebagai seorang remaja yang duduk di bangku SMP, Rudi tidak memiliki kegiatan ekstrakurikuler apapun di sekolah karena Rudi merasa malas untuk beraktivitas seperti itu. Rudi lebih suka beristirahat setelah pulang dari sekolah daripada harus mengikuti kegiatan di luar belajar. Rudi belum pernah memiliki pengalaman organisasi apa pun hingga saat ini. Teman-teman maupun guru belum pernah menunjuk Rudi untuk menjadi pengurus kelas. Kalau pun ditunjuk oleh guru dan teman-teman Rudi belum tentu mau menjadi pengurus kelas. Berbicara tentang kemampuan bersosisalisasi Rudi merasa sangat kurang memiliki kemampuan ini. Menurut Rudi, dia adalah orang yang sulit membahagiakan orang-orang yang ada di sekitar. Dalam hal membantu orang lain yang sedang memerlukan pertolongan Rudi sangat jarang dilakukan Rudi. Ketika orang lain meminta Rudi melakukan suatu pekerjaan Rudi sering melawan karena alasan malas. Rudi juga merasa memiliki kekurangan di bidang komunikasi dengan orang lain. Untuk mendapat teman baru Rudi juga merasa sulit melakukannya. “Kemampuan sosialisasi itu kan menolong atau membantu Bang? Kayaknya aku gak terlalu bagus soal bantu-membantu. Karena kalau disuruh untuk dimintai bantuan Rudi gak mau. Melawan lagi. Malas membantu orang lainlah aku Bang.” P1. V.3L. 135-144p.4-5 Universitas Sumatera Utara 55

c. Interpretasi

Coopersmith menyatakan bahwa ada tiga aspek yang terkandung dalam harga diri yaitu perasaan berharga, perasaan mampu, dan perasaan diterima. Berikut ini adalah gambaran ketiga aspek harga diri Rudi. Rudi merasa bahwa dirinya kurang disukai oleh teman-temannya. Rudi juga sulit untuk mencari teman baru karena merasa malu dengan kondisinya sebagai seorang anak yatim piatu yang serba kekurangan, yang menurutnya dapat mempengaruhi penilaian teman-teman barunya terhadap dirinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Coopersmith 1967 yang menyatakan bahwa salah satu ciri-ciri dari orang yang memiliki harga diri rendah adalah menganggap dirinya sebagai orang yang tidak berharga dan tidak sesuai, sehingga takut gagal untuk melakukan hubungan sosial. Hal ini sering kali menyebabkan individu yang memiliki harga diri yang rendah, menolak dirinya sendiri dan tidak puas akan dirinya. Perasaan tidak suka yang ditunjukkan oleh teman-teman di sekolah dan di panti disebabkan karena sifat Rudi yang nakal, dan Rudi juga mengakui kenakalannya. Perasaan tidak disukai oleh orang-orang disekitar Rudi disebabkan karena kurangnya perhatian dan penghargaan yang diperoleh Rudi dari orang- orang yang penting di dalam kehidupannya terutama keluarganya Coopersmith, 1967. Rudi memiliki saudara kandung dari Ibunya yang tinggal di Medan, namun mereka tidak mengasuh Rudi, melainkan menitipkannya ke panti asuhan. Hal tersebut menyebabkan Rudi merasa kurang mendapatkan perhatian dan penghargaan dari keluarga kandungnya. Universitas Sumatera Utara 56 Rudi memiliki kesulitan dari segi keuangan dan merasa malu dengan statusnya sebagai anak yatim piatu. Rudi juga memiliki catatan dan nilai yang buruk dari bidang akademis. Rudi pernah tidak naik kelas ketika duduk di kelas VIII SMA. Kondisi tersebut membuat Rudi merasa tidak berharga dan tidak disukai oleh teman-temannya, sehingga sering membuatnya minder untuk berkenalan dengan teman-teman baru. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Coopersmith 1967 bahwa kelas sosial dan tingkat kesuksesan yang rendah dapat mempengaruhi harga diri seseorang. Rudi sadar bahwa dirinya juga memiliki banyak kekurangan Rudi merasa memiliki lebih banyak kekurangan daripada kelebihan. Rudi tidak menyukai kritikan maupun menerima saran orang lain mengenai kelemahan yang ada pada dirinya. namun dia menyadari bahwa kekurangan yang ada pada dirinya harus diubah. Walaupun Rudi merasa bahwa dirinya adalah seorang yang berharga, tetapi di sisi lain Rudi kurang dapat menghargai orang-orang yang ada di sekitarnya. Hal ini dapat dilihat dari persahabatan Rudi dengan temannya. Rudi kurang mempercayai tiga orang teman dekatnya yang sering bermain dan berbagi cerita dengannya. Selain itu, Rudi tidak menerima semua orang untuk menjadi temannya. Rudi lebih suka berteman dengan orang-orang yang dapat memberikan keuntungan baginya. Rudi juga memiliki sikap yang agresif, seperti suka memukul kalau dia tidak suka dengan temannya. Tidak dapat menghargai orang lain merupakan salah satu ciri dari harga diri yang negatrif. Rudi mampu menerima keadaan dirinya yang sekarang. Hal ini dikarenakan Rudi sering mendapatkan penguatan dan penghargaan dari orang Universitas Sumatera Utara 57 yang ada disekitarnya. Rudi memiliki kemampuan di bidang olahraga, seperti bermain sepak bola, dan di bidang kesenian, seperti bakat bernyanyi. Dari kelebihan yang dimiliki inilah Rudi sering mendapatkan pujian dari pengurus dan penghuni panti asuhan. Hal- hal inilah yang membuat Rudi bisa menerima kondisi yang dialaminya dan merasa bahwa dia harus bisa menjadi lebih baik. Dorongan dari penghuni panti membuat Rudi memandang bahwa pengalaman tinggal kelas yang pernah dialaminya adalah hal yang tidak boleh terjadi lagi. Rudi bahkan sudah mulai memperbaiki nilai-nilai yang tidak bagus untuk meningkatkan prestasi akademisnya. Penguatan dan dukungan dari orang-orang di sekitar Rudi ini juga yang membuat Rudi merasa bahwa dia memiliki kemampuan di bidang tertentu dan yakin bahwa kemampuannya itu akan berguna bagi dirinya di masa yang akan datang. Rudi juga merasa bahwa dirinya mampu melakukan tantangan-tantangan yang akan dihadapinya di masa depan. Dari ketiga aspek harga diri diatas dapat kita lihat Rudi memiliki satu aspek yang bagus di dalam harga dirinya yaitu perasaan dan perasaan mampu dimana Rudi merasa mampu mencapai hasil yang dia harapkan. Rudi juga tidak menganggap dirinya sebagai seorang yang sempurna tetapi sadar akan keterbatasan diri dan berusaha agar ada perubahan dalam dirinya. Dan faktor- faktor yang mempengaruhi hal ini adalah penghargaan dari orang-orang yang penting bagi Rudi dalam hal ini adalah penghuni panti asuhan. Universitas Sumatera Utara 58 Tabel 2.Gambaran Harga Diri Partisipan I No. Tema Deskripsi 1 Sejarah Hidup a. Lingkungan tempat tinggal - Tinggal bersama Ibu dan Opung sebelum dan sesudah Ayah meninggal. - Tinggal bersama Opung di kampung sesudah Ibu meninggal. - Tinggal di panti asuhan sampai saat ini setelah diminta oleh kedua Opungnya. b. Urutan dalam keluarga : anak tunggal c. Lingkungan pendidikan : - SD kelas I-V bersekolah di Samosir - SD kelas VI bersekolah di Medan - SMP bersekolah di sekolah Medan Putri d. Biaya hidup : sebagian besar dari Ibu panti asuhan dan terkadang dibantu oleh keluarga yang ada di Medan. 2 Sejarah Menjadi Yatim Piatu a. Waktu kematian orang tua: - Ayah : ketika Rudi masih bayi. Rudi tidak ingat pasti kapan - Ibu : ketika Rudi duduk di bangku kelas III SD b. Penyebab kematian orang tua - Ayah : karena penyakit resiko dari pekerjaan sebagai penyelam - Ibu : dibunuh oleh orang yang merasa terancam karena perkataan Ibu Rudi. c. Alasan tinggal di panti asuhan : Permintaan dari kedua Opungnya karena Rudi anak yang susah diurus. Diharapkan Rudi dapat merubah disiplinnya dan menambah pengetahuannya selama di panti asuhan. 3 Orang-orang Signifikan - Di keluarga : Opung Alasan : karena keluarga kandung yang merawat dan memperhatikan Rudi setelah kedua orang tuanya meninggal adalah kedua Opungnya. Ditambah lagi Rudi adalah anak tunggal. - Sekolah : Dedi Kaloko, Meki Sinurat, dan Sihar Simbolon Alasan : mereka adalah teman-teman yang paling sering Rudi ajak berinteraksi. Mereka sering belajar, bermain dan pulang bersama. Universitas Sumatera Utara 59 - Panti : Mayor, Kapten, Kakak-kakak pengasuh panti, dan Tio Sigalingging Alasan : Mereka adalah orang yang paling memperhatikan Rudi saat ini. Khusus untuk Tio, Rudi sangat mempercayai Tio sebagai teman terdekatnya. Rudi menceritakan masalah pribadinya hanya kepada Tio. Rudi juga mengagumi Bapak Mayor yang sangat ramah kepada semua anak panti. 4 Perasaan Diterima - Rudi memiliki 3 komunitas kehidupan yaitu keluarga, sekolah dan panti. - Rudi merasa bahwa dia kurang disukai oleh teman-teman panti dan sekolah karena sifat Rudi yang nakal, suka mengejek dan terkadang keras. - Walaupun Rudi memiliki keluarga yang ada di Medan, tetapi Rudi tinggal di panti asuhan. - Rudi cenderung memilih sifat orang-orang yang akan dijadikan teman. 5 Perasaan Berharga - Kelemahan :  Rudi terkadang merasa malu menjadi anak yatim piatu karena orang sering menganggap anak yatim piatu selalu kekurangan dalam keuangan.  Memiliki sifat nakal dan pemalas yang membuat orang-orang di sekitarnya sering tidak menyukainya.  Rudi malu karena memiliki bekas luka di perutnya akibat operasi usus buntu. - Kelebihan :  Rudi memiliki minat dan bakat di bidang musik dan olahraga sepakbola  Rajin membantu Opung dalam bekerja di pertanian dan peternakan  Rudi memiliki rasa humor yang tinggi 6 Perasaan Mampu - Rudi memiliki bakat dan kelebihan di bidang musik dan olahraga. - Kemampuannya di bidang olahraga dan musik tidak diikuti dengan prestasi di bidang akademisnya. - Rudi pernah tinggal kelas karena sering tidak hadir di kelas dan malas mengikuti pelajaran. - Rudi juga tertarik bidang otomotif Universitas Sumatera Utara 60

IV. A. 2. Observasi, wawancara, dan interpretasi partisipan II Fery

Wawancara dilakukan sebanyak empat kali di Panti Asuhan X dan dilakukan pada: Rabu, 5 September 2007 pukul 16.30 – 17.30; Kamis, 13 September 2007 pukul 17.00 – 18.15; Senin, 3 Maret 2008 pukul 16.30 – 17.30; Selasa, 22 April 2008 pukul 16.45 – 17.30. Tabel 3. Data Diri Partisipan II No Dimensi Partisipan 1 Inisial Fery 2 Usia 15 tahun 3 Pendidikan SD : Kelas I – III di Nias desa Hili Falag ŏ, kelas IV-VI di salah satu SD Negeri di Medan SMP : SMP N 37 di Medan SMK : SMK Medan Putri jurusan Akuntansi 4 Alamat Panti asuhan X 5 Etnis Nias 6 Agama KatolikKristen Protestan 7 Urutan dalam keluarga Bungsu dari 7 orang bersaudara 8 Pekerjaan Ayah sebelum meninggal Petani 9 Pekerjaan Ibu sebelum meninggal Petani Fery adalah anak bungsu dari tujuh orang bersaudara. Fery lahir di Hili Falag ŏ, sebuah desa di Pulau Nias dimana mayoritas warganya menggunakan bahasa Nias sebagai bahasa pergaulan sehari-hari. Fery tinggal bersama kedua orang tuanya yang bermata pencaharian sebagai petani dan menganut agama Kristen Katolik sesuai agama kedua orang tua Rudi. Fery sudah ditinggal oleh Ibu Fery yang menutup usia sebelum Fery duduk di bangku Sekolah Dasar. Fery tidak memiliki kenangan yang banyak tentang Ibu Fery. Fery bahkan tidak mengetahui penyebab kematian Ibu Fery. Universitas Sumatera Utara 61 Fery hanya mendengar dari orang lain bahwa Ibu Fery meninggal dunia karena penyakit. Sejak ditinggalkan oleh Ibu, Ayah Fery membesarkan Fery bersama saudara-saudara kandung Fery dan kemudian meninggal dunia ketika Fery duduk di bangku kelas III SD. Setelah kepergian kedua orang tua Fery, Fery tinggal di rumah peninggalan orang tua mereka dan diasuh oleh kakaknya yang kedua. Ketika Fery memasuki bangku kelas IV SD, atas rujukan dari kakak yang paling tua, Fery dikirimkan ke Panti Asuhan X yang dikelola oleh Gereja tempat kakak Fery beribadah. Seperti kebanyakan alasan seseorang dititipkan ke panti asuhan, Fery dipindahkan ke panti asuhan ini dengan alasan untuk mendapatkan kesempatan pendidikan, kemandirian dan disiplin yang lebih baik. Keperluan sehari-hari termasuk juga biaya sekolah dan pendidikan dibiayai oleh pimpinan panti. Seperti halnya Rudi, kegiatan Fery dipanti juga harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh panti. Fery bersekolah di SMK Medan Putri di pagi hari dan harus pulang ke panti dengan jadwal yang telah ditetapkan kecuali ada alasan tertentu. Fery memiliki tanggung jawab seperti anak panti lainnya. Sebagai salah seorang senior Fery memiliki beban yang lebih besar untuk memperhatikan adik-adik dipanti. Ketika memasuki bangku SMP, Fery bersekolah di salah satu SMP Negeri yang ada di kota Medan. Selama duduk di bangku SMP Fery sering mendapatkan ranking kelas dan yang terbaik adalah ketika Fery mendapatkan ranking dua di kelas VIII. Fery juga pernah menjadi pengurus kelas wakil ketua kelas ketika duduk di bangku SMP. Universitas Sumatera Utara 62 Saat ini, Fery bersekolah di salah satu SMK di kota Medan dan mengambil jurusan Akuntansi. Fery menyukai mata pelajaran yang berkaitan dengan hitungan. Fery menjadi salah seorang yang menonjol di mata pelajaran Matematika dan Akuntansi. Di SMK pun Fery masih mendapatkan ranking sepuluh besar. Fery mengikuti ekstrakurikuler komputer dan mengetik di sekolah setiap hari Sabtu karena Fery menganggap bahwa ekstrakurikuler ini akan berguna untuk masa depan. Di sekolah, Fery adalah orang yang senang berteman dengan orang banyak. Fery bahkan ingin bergabung dengan organisasi pasukan pengibar bendera di SMK itu dengan alasan ingin mempunyai lebih banyak teman lagi. Tetapi karena masalah keuangan dan waktu yang tidak cukup, Fery mencari kegiatan lain yang juga berguna bagi masa depan yaitu komputer dan mengetik. Saat ini Fery sudah bisa mengoperasikan program Powerpoint dan Word. Pimpinan panti asuhan menyediakan kegiatan yang berguna bagi anak- anak panti. Kegiatan brass band diadakan untuk mengisi waktu dengan lebih berguna. Fery saat ini sudah bisa memainkan cornett. Fery sudah menjadi bagian dari tim brass band panti untuk mengisi acara atas undangan yang diterima oleh panti. Salah satu undangan yang pernah diterima oleh kelompok brass band ini berasal dari salah satu organisasi kemahasiswaan yang ada di Universitas Sumatera Utara. Salah seorang pelatih brass band ini adalah orang yang sangat berpengalaman. Tim bahkan mendapatkan pasokan lagu dari salah seorang pemerhati yang berasal dari luar negeri. Universitas Sumatera Utara 63 Fery banyak menghabiskan masa muda dengan kegiatan yang bermanfaat di panti asuhan. Fery suka membaca surat kabar karena Fery merasa dengan membaca surat kabar maka wawasan akan dapat lebih terbuka. Di hari libur, Fery besama anak panti yang lain melaksanakan kegiatan olah raga bersama di lapangan merdeka. Saat lulus nanti Fery bertekad untuk menjadi orang yang berhasil. Fery tidak berkeinginan untuk kembali ke kampung halaman melainkan Fery bertekad untuk mencari pekerjaan di Medan. Bila Fery tidak menemukan pekerjaan atau peluang pendidikan yang lebih baik, Fery memutuskan untuk mencoba peruntungan di perantauan yaitu mengikuti abangnya yang ketiga yang tinggal di Pekanbaru.

a. Observasi umum

Wawancara dengan Fery dilakukan sebanyak tiga kali di ruang kantor dan satu kali di ruang tamu panti asuhan X. Setiap wawancara direkam dengan menggunakan alat perekam kecuali pada pertemuan ketiga. Alat perekam digunakan dan atas izin dari Fery. Fery berkulit coklat, berambut bergelombang hitam dan berbadan kurus. Fery memiliki tinggi sekitar 1,6 m. Selama beberapa kali pertemuan, Fery selalu menggunakan celana pendek dan atasan kaos. Komunikasi dengan Fery mudah dilakukan dikarenakan Fery langsung mengerti apa yang peneliti sampaikan. Fery selalu tepat waktu untuk melakukan wawancara dan Fery juga selalu sudah dalam kondisi siap untuk diwawancarai ketika peneliti sampai di panti Universitas Sumatera Utara 64 asuhan X. Fery selalu sudah menyelesaikan tugas rumahnya sebelum wawancara dimulai. Seperti pada Rudi, pada wawancara pertama dengan Fery peneliti menjelaskan maksud kedatangannya untuk meminta kesediaan Fery menjadi partisipan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Setelah Fery menyatakan kesediaanya, wawancara segera dilakukan. Pada hari pertama wawancara peneliti hanya berusaha untuk membangun raport dengan Fery. Wawancara diakhiri ketika peneliti merasa data yang diperlukan sudah didapat.

b. Hasil Wawancara 1 Sejarah hidup

Fery lahir dan besar di desa Hili Falag ŏ. Kedua orang tua Fery menghidupi keluarga dengan bertani. Fery memiliki 6 orang saudara. Kakak tertua dan yang kedua saat ini tinggal di kampung Hili Falag ŏ dan bermata pencaharian seperti kedua orang tuanya. Sedangkan saudara yang ketiga sampai dengan yang keenam tinggal dan bekerja di Pekanbaru. Saat ini saudaranya yang ketiga adalah yang paling berhasil dari seluruh anggota keluarganya. Saudara yang ketiga bekerja di Pekanbaru dan mendapatkan beasiswa untuk bersekolah dari pemerintah Pekanbaru. Setelah kedua orang tua Fery meninggal, Fery diurus oleh kakaknya yang kedua di desa Hili Falag ŏ selama 1 tahun di rumah peninggalan orang tuanya. Kemudian Fery pindah ke panti asuhan X untuk mendapatkan disiplin dan pendidikan yang lebih baik daripada di Nias. Universitas Sumatera Utara 65 Setelah tinggal di panti asuhan Fery tetap melakukan komunikasi dengan keluarga. Komunikasi dilakukan melalui surat dan telepon. Komunikasi melalui surat dan telepon lebih sering dilakukan ketika menjelang tahun baruan dan ketika Fery memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Saudara kandung Fery juga beberapa kali tetap memberikan semangat kepada Fery melalui telepon agar Fery selalu giat belajar dan berprestasi di sekolah. Sesuai dengan tujuan saudara-saudara Fery yaitu untuk memberikan kesempatan yang lebih baik kepada Fery untuk belajar dan berprestasi, Fery menunjukkan bahwa dia mampu melakukan semuanya dengan baik. Fery memiliki prestasi yang cukup baik di bidang akademis. Fery mampu berprestasi baik ketika bersekolah di Nias maupun setelah pindah ke Medan ketika duduk di kelas III SD. Prestasi akademis yang terbaik adalah pernah menjadi peringkat II di kelas ketika di masih duduk di bangku SMP. Di semester SMK terakhir yang Fery lewati, Fery masih mendapatkan peringkat sembilan di kelas. Fery juga pernah menjadi seorang pengurus kelas di SMP yaitu menjadi wakil ketua kelas. 2 Sejarah menjadi yatim piatu Sejak lahir Fery tinggal dengan kedua orang tua dan enam orang saudara di rumah milik kedua orang tua Fery. Fery menjadi anak yatim piatu ketika dia duduk di bangku kelas III SD. Fery tidak mengingat waktu kematian Ibunya karena Ibu Fery meninggal ketika Fery belum masuk di Sekolah Dasar. Sedangkan ayah Fery meninggal pada saat Fery kelas III SD karena menjadi korban perang antar kampung di Nias. Ayah Fery meninggal pada saat perjalanan Universitas Sumatera Utara 66 menuju ke rumah mereka. Ketika ditanyakan tentang perasaan Fery setelah tahu orang tuanya meninggal karena perang Fery mengatakan bahwa dia sama sekali tidak mendendam dengan pembunuh ayahnya. Fery tidak tahu pasti siapa pelakunya dan dia merasa tidak perlu menyimpan dendam dengan orang tersebut. ”Yang duluan meninggal itu mama. Fery belum ngerti, waktu itu Fery belum sekolah. Kalau Bapak meninggal waktu aku kelas 3 SD.” P2. V.2L. 35-41p.1 “Bapak meninggal karena dibunuh orang waktu ada perang antar kampung. Aku gak tahu apa penyebab perangnya. Itulah Bang kejadiannya, gak usah lagi lah aku pikirkan” P2. V.3L. 7-15p.1 Setelah kedua orang tua Fery meninggal dunia Fery tinggal bersama kakak yang kedua di rumah peninggalan kedua orang tua. Dan pada kelas IV SD Fery pindah ke panti asuhan X atas permintaan kakak yang tertua dengan alasan pendidikan dan disiplin yang lebih baik. “Ketika Bapak meninggal, aku tinggal dengan kakak ke-2 di desa Hili Falag ŏ. Ketika masuk kelas IV SD, atas masukan dari kakak paling tua dan suaminya yang merupakan jemaat Balai Keselamatan mama dan bapak orang Katolik, jadi setelah mereka meninggal aku ikut kakak dan menjadi jemaat Bala Keselamatan aku dikirimkan ke panti asuhan ini dengan tujuan agar pendidikan yang kudapat lebih baik karena pendidikan di Medan lebih bagus dan juga supaya aku belajar lebih disiplin. Bagi anak yatim piatu boleh tinggal di panti itu. Mereka juga menjelaskan bahwa akulah harapan satu-satunya dari keluarga ini untuk lebih bagus pendidikan dan nasibnya.” P2. V.2L. 48-61p.2 Fery menjadi harapan dari seluruh anggota keluarga Telaumbanua marga Fery untuk bisa mengubah tingkat kehidupan keluarga yang lebih baik. Fery selalu diberikan semangat oleh saudara-saudara Fery untuk bisa selalu berprestasi seperti yang ditunjukkan sekarang ini. Universitas Sumatera Utara 67 “Awalnya aku belum mau tinggal di panti. Tapi aku berubah pikiran setelah dijelaskan dulu gimana keadaan di kampung. Katanya aku harus lebih bagus karena akulah harapan satu-satunya keluarga. Kalau orang kakak tamatnnya ada yang SD, SMP, yang paling tinggi SMA lah.” P2. V.2L. 35-41p.1 3 Orang-orang yang penting dalam kehidupan Fery Orang-orang yang paling banyak mempengaruhi kehidupan Fery adalah ayah dan kakak yang tertua. Menurut Fery, ayah Fery adalah seseorang yang sangat gigih dan tidak pernah mengeluhkan kondisi seberat apa pun. Hal ini bahkan ditiru oleh Fery yang juga tidak suka mengeluh ketika menghadapi kesulitan. Pada saat ayah Fery meninggal dunia Fery sedang tertidur dan setelah menerima kabar kematian ayahnya, saudara Fery membangunkan Fery. Fery tidak dapat mempercayai peristiwa itu dan berusaha untuk menolak berita itu. Tetapi sama seperti sifat ayah Fery, Fery tidak mau berlama-lama larut dalam kesedihan dan berusaha melupakan peristiwa itu. Fery juga tidak mau menyimpan dendam pada orang-orang yang ada di desa yang menjadi lawan perang di desa mereka. Bapaklah Bang. Sama Bapak dulu aku dekat. Karena Mama duluan meninggal, yah. Kan Cuma punya Bapak untuk tempatku mengadu. Yang Fery tiru dari Bapak, Bapak itu orangnya semangat kali, tidak mudah menyerah dan tidak mau mengeluhkan masalah-masalah yang dihadapinya. Itulah yang kusuka dan kutiru dari Bapak. P2. V.3L. 21-30p.1 Selain Ayahnya, kakak tertua Fery adalah motivator terbaik bagi dirinya. Kakak Fery sering memberikan masukan dan nasihat kepada Fery untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. “Kakakku yang paling tua Bang, dia banyak kali kasih masukan-masukan dan nasihat-nasihat untuk aku dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan.” Universitas Sumatera Utara 68 P2. V.3L. 33-36p.1 Selain ayah dan kakak tertua, orang-orang yang paling penting dalam kehidupan Fery adalah para pengasuh panti dan teman-teman sekolah serta teman- teman panti. Fery lebih banyak berkomunikasi dengan pengasuh panti, teman- teman panti dan sekolah. Para pengasuh panti sering memberikan perhatian dan dukungan kepada Fery. Keperluan seperti buku-buku juga dipenuhi oleh mereka walau kadang terlambat pembayarannya. Fery menganggap semua teman-teman bermain sebagai teman dekatnya. Ketika ditanyakan tentang teman-teman untuk berbagi masalah, Fery berkata bahwa dia akan menceritakan masalahnya kepada siapa pun teman yang sedang bersama dengan dia. Fery tidak memilih-milih teman dalam berbagi suka dan duka. “Selain kakak yang paling tua, para penghuni panti dan teman-teman sekolah juga orang yang penting buat aku. Bersama penghuni panti, kami sering menghabiskan waktu bersama. Kami juga mendapatkan perhatian yang sangat besar dari para pengurus panti. Mereka sangat menyayangi kami. Kalau ada masalah-masalah aku sering cerita ke teman-teman. Tidak ada satu orang yang spesifik tempat aku bercerita. Kalau aku lagi sedih dan siapa saja yang ada di dekatku yah aku ceritakan saja. Semua teman kuanggap teman dekat buatku.” P2. V.3L. 37-49p.1-2 Bagi Fery masa-masa berkumpul dengan ayah, juga teman-teman sekolah dan panti adalah masa-masa yang paling disukainya dan selalu dinantikan. Fery sangat senang ketika ada kegiatan jalan bersama dengan teman-teman panti khususnya tergabung dalam kelompok brass band. Baik kegiatan yang bersifat penampilan maupun bersifat rekreasi, baginya pengalaman-pengalaman itu sangat menyenangkan. Fery sangat senang ketika mereka mendapatkan undangan untuk Universitas Sumatera Utara 69 mengisi acara dari Sun Plaza dan Griya Doom waktu bulan Desember 2007. Fery juga selalu bersemangat untuk berolahraga dan lari pagi di lapangan merdeka kalau sedang libur sekolah. Ada juga kegiatan gabungan antara panti putra dan putri X yang juga diminatinya. “Yang paling aku suka waktu-waktu berkumpul bersama teman-teman brass band, panti, sekolah, bersama keluarga dan orang-orang yang kusayangi. Apalagi kalau kumpulnya sambil rekreasi. Misalnya pergi ke Sun Plaza sama anak-anak brass band. Pergi kunjungan BMG baru-baru ini sama kawan-kawan dari sekolah.” P2. V.3L. 37-49p.1-2 Dari sekolah juga ada banyak kegiatan yang dilakukan bersama teman- teman yang disayanginya seperti ekskurikuler komputer. Kunjungan ke BMG yang dilaksanakan pada awal semester kelas X dan banyak kegiatan lain. Lingkungan sekolah dan panti yang banyak mempengaruhi kehidupan Fery. 4 Harga diri partisipan II a Perasaan diterima Fery tidak pernah merasa kesulitan dan minder dalam bergaul dengan orang-orang yang ada di sekitar. Fery merasa bahwa teman-teman Fery tidak pernah membedakan dia dengan orang lain walaupun mereka tahu bahwa Fery adalah seorang anak yatim piatu. Fery malah merasa bahwa teman-temannya merasa lebih perhatian kepadanya dan berusaha untuk lebih memahami keadaanya sebagai anak yatim piatu. ”Biasa aja. Yah…. Udah biasa. Aku gak pernah merasa minder. Malah makin banyak lagi kawanku. Kurang tau ya bang. Ada sebagian teman Fery yang gak tahu kalau Fery anak yatim piatu, tetapi lebih banyak yang tahu dan mereka tetap mau berteman kok sama aku. Kasihan kali lah kalau ada orang yang gak punya teman.” Universitas Sumatera Utara 70 P2. V.2L. 381-402p.9 Menurut Fery, semakin hari jumlah teman yang dimiliki Fery semakin bertambah. Menurut Fery, teman-teman yang ada di sekitar tidak pernah menghina keadaan Fery sebagai anak yatim piatu. Fery bahkan merasa kalau mereka sangat kompak satu dengan yang lain. Fery sering diongkosi oleh temannya jika mereka pergi ke suatu tempat dan Fery tidak mempunyai ongkos. Hal itu dilakukan oleh teman-teman karena mereka merasa tidak lengkap jika Fery tidak ikut pergi bersama mereka. ”Justru mereka malah mengerti keadaan kita ya. Aku enggak mau merasa kecil hati sebagai anak yatim piatu. Enggak bang. Justru karena ada teman- teman Fery enggak pernah merasa begitu. Kami kompak, ikut satu harus ikut semua.” P2. V.2L. 321-326p.7-8 Fery merasa sangat senang jika bisa memiliki banyak teman. Hal inilah yang menjadi motivasi bagi Fery ingin bergabung di Pasukan Pengibar Bendera PASKIBRA sekolah Medan Putri. Jika bergabung dengan PASKIBRA Medan Putri Fery bisa lebih mudah menjalin persahabatan dengan teman-teman yang berasal dari Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Teknik Menengah Medan Putri. Sangat disayangkan Fery tidak memiliki waktu dan biaya yang cukup untuk dapat mengikuti organisasi ini. Diperlukan biaya yang besar untuk pengadaan seragam PASKIBRA pada saat pengibaran bendera pada upacara peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia dan upacara-upacara besar lain. “Senanglah Bang banyak teman. Kan enak punya banyak teman. Aku mau masuk di PASKIBRA juga karena supaya tambah banyak lagi teman- temanku. Kalau masuk PASKIBRA juga bakal dapat teman-teman dari Universitas Sumatera Utara 71 SMA dan STM dan di sekolah Medan Putri.Karena PASKIBRAnya gabungan.” P2. V.3L. 118-125p.3 Menurut Fery, dia adalah orang yang disukai oleh teman-teman yang ada di lingkungan sekitar. Fery berpendapat demikian karena menurut Fery dia dapat melakukan banyak hal. Fery juga percaya bahwa dia adalah orang yang menyenangkan dan tidak suka membuat teman-teman kesulitan. b Perasaan berharga Fery berusaha menjalani hari-hari seperti biasa, walaupun sering menemukan hambatan dalam kehidupan. Fery berusaha memahami kondisi sebagai anak yatim piatu. Seperti kebanyakan anak yatim piatu, Fery juga memiliki masalah keuangan. Fery merasa kesulitan kalau guru sudah meminta uang buku dari mereka. Guru-guru juga pernah menanyakan apakah anak-anak panti bayar atau tidak yang membuat Fery sering merasa malu. Fery terkadang merasa pandangan dari para guru tentang anak yatim piatu tidak baik dan hal ini mengganggu perasaan Fery. “Aku hanya menjalani hari-hariku seperti biasa, hanya saja terkadang menemukan masalah keuangan. Aku menerima saja keadaanku ini. Yang agak sulitnya, kalau guru sudah menagih pembayaran uang buku. Kadang- kadang menyebutkan anak-anak panti bayar tidak. Aku kadang malu sendiri, padahal teman-teman yang lain biasa saja.” P2. V.2L. 158-160p.4 Sebagai seorang anak yatim piatu yang sedang bersekolah di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan, Fery merasa bahwa dia memiliki kekurangan dan kelebihan. Fery sering mendapatkan ranking kelas dan merasa bangga akan Universitas Sumatera Utara 72 prestasi yang telah dicapainya ini. Fery dengan bangga menunjukkan kepada saudara-saudara dan teman-teman bahwa Fery yang seorang anak yatim piatu dan kekurangan dalam hal finansial tetap bisa mendapatkan ranking kelas. “Lumayan jugalah Bang. Aku Pernah juara 2, juara 3 waaktu di SMP. Orang kakak senang kali mendengar itu. Aku disuruh lebih rajin lagi belajar.” P2. V.2L. 73-85p.2 Fery juga yakin dengan kemampuan yang dimiliki di bidang Matematika dan Akuntansi. Menurut Fery, Fery sering disuruh oleh guru mata pelajaran Matematika dan Akuntansi untuk mengerjakan tugas yang sulit ke papan tulis. Teman-teman sering bertanya kepada Fery soal-soal yang sulit tentang mata pelajaran ini. Fery juga selalu mengerjakan pekerjaan rumah mata pelajaran Akuntansi dan Matematika pada hari saat tugas itu diberikan. Fery selalu mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan pada hari tugas itu diberikan tetapi tugas yang dianggap mudah sering ditunda pengerjaannya. Fery juga pernah menjadi pengurus kelas yaitu sebagai wakil ketua kelas di kelas I SMP. Dia menjadi pengurus kelas atas permintaan beberapa orang teman dan wali kelas. Sebenarnya teman-teman Fery meminta Fery menjadi ketua kelas, tetapi Fery tidak menyanggupi permintaan dari teman-teman. Akhirnya Fery memutuskan menjadi ketua kelas untuk tetap menghormati permintaan teman-teman. Walaupun pernah memiliki pengalaman sebagai pengurus kelas fery tidak pernah memiliki pengalaman berorganisasi di salah satu organisasi yang ada di sekolah baik di SMP maupun di SMA. Hal ini di karenakan Fery merasa memiliki waktu dan biaya yang sangat terbatas. Universitas Sumatera Utara 73 “Aku pernah jadi wakil ketua kelas waktu di SMP. Sebenarnya aku juga ditunjuk teman-teman untuk jadi ketua kelas, tapi aku takut gak bisa karena aku kan orang gak punya Bang.” P2. V.3L. 82-86p.2 Seperti pada remaja lain secara umum. Fery juga mempunyai seorang teman wanita yang disukai yang bernama Nike. Nike juga menyukai Fery karena menurut Nike, Fery adalah anak yang baik dan pintar. Nike dan Fery duduk di bangku yang sama di sekolah. Walaupun mereka saling menyukai Fery merasa hubungan mereka tidak bisa menjadi lebih berkembang dalam bentuk pacaran. Karena Fery merasa tidak dapat memberikan apapun kepada Nike. Fery juga tidak akan memiliki waktu untuk memberikan perhatian kepada Nike. Fery merasa kalau hubungan mereka sebaiknya hanya sebagai teman. “Aku suka dia karena orangnya baik dan perhatian. Kami duduk di satu bangku yang sama. Dia pernah menyatakan suka kepadaku karena menurutnya aku baik, tetapi aku bilang untuk apa. Nanti aku pacaran dengan dia tapi tidak bisa jalan dan jarang sama karena tidak ada waktu dan biaya untuk itu. Jadi aku batasi saja.” P2. V.2L. 162p.4 Fery merasa puas dengan kehidupan yang dijalani saat ini. Walaupun sebagai anak yatim piatu dan tinggal di panti asuhan Fery merasa banyak memperoleh pengalaman juga. Banyak kegiatan positif yang dapat dilakukan, seperti belajar musik dan melaksanakan berbagai kegiatan seperti konser dan beberapa pertunjukan lainnya, jalan-jalan ke tempat yang jarang dikunjungi. Fery juga tetap masih dapat bersekolah dan memperoleh banyak hal dari sekolah saat ini. “Enggak bang. Aku justru bersyukur karena masih bisa tinggal di panti dan mendapatkan perhatian juga pengalaman-pengalaman yang banyak. Universitas Sumatera Utara 74 Aku tetap bisa sekolah, belajar musik dan banyak lagi hal lainnya yang bisa kulakukan.” P2. V.3L. 128-132p.3 Selain kelebihan, Fery juga merasa memiliki kekurangan. Fery juga memiliki kesulitan khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Inggris. Fery merasa sangat sulit untuk mempelajarai Grammar. Selain itu Fery juga tidak mahir dalam bidang olahraga terutama olahraga Basket. c Perasaan mampu Waktu kecil, Fery pernah bercita-cita menjadi seorang pilot. Sekarang, dengan kondisi yang dialami saat ini sebagai anak yatim piatu, Fery merasa cita- cita ini sulit untuk diwujudkan. Saat ini Fery hanya berusaha agar di masa depan kehidupan dia dan keluarga dapat hidup dengan kondisi yang lebih baik. “Dulu aku bercita-cita menjadi pilot, tetapi itu impian masa anak-anak saja. Kayaknya itu tidak mungkin lagi sekarang ini. Sekarang aku hanya ingin menjadi orang yang berhasil saja.” P2. V.2L. 162p.4 Ketika ditanyakan tentang cerita masa depan, Fery belum memiliki pandangan ke depan ingin bagaimana. Fery berencana setelah tamat SMK nanti Fery hanya ingin mencari pekerjaan di Medan dan tidak ingin kembali ke kampung halamannya, tetapi Fery juga belum mengetahui ingin bekerja apa. Jika Fery tidak memperoleh pekerjaan di Medan nantinya, Fery berencana untuk ikut dengan kakaknya yang ketiga dan tinggal di Pekanbaru. Menurutnya kakaknya yang ketiga ini paling sering memberikan bantuan kepada Fery. Universitas Sumatera Utara 75 Pada umumnya ketika penghuni panti asuhan sudah tamat dari SMA atau setingkatnya mereka tidak lagi menjadi tanggung jawab panti asuhan ini. Sebagian dari mereka ada yang mecari pekerjaan dan ada juga yang kembali ke rumah masing-masing. Bagi penghuni panti asuhan X ini sebenarnya terdapat kesempatan untuk berkarya lebih banyak. Menurut Fery ada pemerhati-pemerhati panti asuhan X yang bisa saja menjadi sponsor bagi salah satu anak panti kalau anak tersebut berprestasi dan berkelakuan baik. Tetapi Fery tidak merasa optimis dapat memperoleh sponsor ini. Fery juga sering membaca informasi-informasi tentang lowongan pekerjaan di Medan sekaligus untuk memperluas wawasan Fery. “Aku belum tahu mau ke mana setelah tamat SMA nanti. Aku lihat keadaan dulu dan cari-cari informasi pekerjaan di Medan. Aku membaca koran untuk dapat menambah pengetahuan dan wawasanku. Kalau ada lowongan aku akan bekerja di Medan saja. Kalau tidak ada tetapi ada sponsor dari pemerhati X aku akan belajar lagi seperti abang-abang yang telah tamat dari sini dan sudah sukses. Di Bala Keselamatan ini ada orang luar negeri yang mau menjadi sponsor kita tapi kayaknya aku tidak bisa mendapat sposnsor itu. Tapi kalau tidak ada peluang sama sekali aku akan ikut abang yang nomor 3 di Pekanbaru. Abang ini yang paling sering memenuhi kebutuhanku kalau kuminta dan dia adalah orang yang paling tinggi pendidikan dan penghasilannya.” P2. V.3L. 88-105p.3 Fery paling mahir dalam mata pelajaran yang berkaitan dengan hitungan seperti Matematika dan Akuntansi. Dalam hal ini teman-teman Fery sering bertanya kepada Fery dan sebaliknya Fery selalu berusaha untuk dapat mengerjakan sendiri walau tugas yang sulit sekalipun. Fery juga ingin menunjukan kepada orang-orang bahwa anak yatim piatu juga mampu berprestasi. Padahal Fery lebih sering meminjam buku pelajaran Universitas Sumatera Utara 76 kepada teman-teman karena dia kesulitan untuk membeli buku sendiri. Abang dan kakak Fery juga jarang memenuhi kebutuhannya akan buku pelajaran meskipun Fery sangat membutuhkannya. “Aku ingin juga Bang menunjukkan ke orang-orang kalo aku tetap mampu berprestasi di sekolah walaupun aku anak yatim piatu. Ya itulah dengan belajar dan ranking kelas.” P2. V.2L. 454-457p.10 Fery juga memiliki kemampuan dalam hal mengetik dan komputer khsusunya program Word dan Power Point. Fery mendalami bidang ini karena dia merasa tidak mempunyai kesempatan lagi untuk berorganisasi di PASKIBRA yang sebenarnya menjadi mimpi Fery. Maka Fery mencoba mengalihkan ke hal lain yang juga positif bagi dirinya yaitu mengetik dan komputer. “Sebenarnya aku pengen kali gabung dengan PASKIBRA di sekolah Bang. Tapi karena masalah biaya dan waktu yang terbatas, aku nyerah ajalah Bang. Aku ikut les komputer ajalah Bang yang juga dapat bermanfaat dalam kehidupanku.” P2. V.2L. 183-204p.5-6 Fery juga mengikuti kelompok brass band dan saat ini dipercayakan memegang cornett. Fery dan tim brass band panti asuhan ini sudah sering mengikuti undangan dari luar untuk mengisi acara-acara. Fery bisa membaca not balok dengan baik. Lagu-lagu yang mereka bawakan ini dikirim dari Singapura oleh pelatih mereka yang berwarga negara Singapura. Mereka juga pernah diundang untuk mengisi acara konser Paduan Suara di USU dan Fery sudah ikut bermain di konser itu. Selain brass band, Fery juga memiliki teman-teman kelompok dan membentuk band sendiri. Fery mempunyai cita-cita untuk memiliki band yang Universitas Sumatera Utara 77 bagus di masa depan walaupun tim band miliknya saat ini kualitasnya jauh di bawah harapan Fery. Fery selalu melatih kemampuan individu bermain bass supaya setidaknya band yang dimilikinya memiliki pemain bass yang bagus. Sebenarnya Fery memiliki kemampuan di banyak bidang seperti musik, pendidikan dan beberapa cabang olahraga. Tetapi Fery merasa bahwa seluruh kemampuan itu masih bersifat umum. Dia masih menguasai kulit-kulit saja karena Fery belum memiliki keyakinan untuk menekuni bidang yang mana yang terbaik untuk diperdalam. Walaupun memiliki banyak kemampuan, Fery juga tetap memiliki kekurangan dan keterbatasan. Fery sangat kesulitan di bidang Bahasa Inggris karena menurutnya sulit sekali untuk menghapal vocabulary dan grammer. Fery lebih sering bertanya kepada anak panti yang kemampuan Bahasa Inggrisnya lebih baik.

c. Interpretasi

Berteman dengan orang-orang baru adalah hal yang disukai oleh Fery. Demi mendapatkan kenalan-kenalan baru, Fery bahkan pernah ingin bergabung dengan organisasi PASKIBRA yang ada di sekolahnya. Sayangnya hal itu tidak dapat diwujudkan oleh Fery karena kondisi waktu dan keuangan yang tidak memungkinkan. Fery tidak pernah merasa minder untuk berkenalan dengan orang-orang baru meskipun dia adalah seorang anak yatim piatu. Fery juga merasa bahwa teman-teman dan orang-orang di sekitarnya senang berteman dengannya. Fery akan menceritakan masalah yang dihadapinya kepada siapa saja teman yang Universitas Sumatera Utara 78 ada di sekitarnya saat itu. Fery tidak memilih-milih teman dalam menceritakan keluh kesahnya. Saudara kandung Fery juga menyukainya dan menjadikan Fery sebagai harapan untuk memperbaiki kondisi keluarga mereka. Keseluruhan kondisi di atas menunujukkan bahwa Fery merasa disukai dan diterima oleh teman-teman dan orang-orang yang ada di sekitar lingkungannya. Fery merasa disukai oleh teman-temannya karena Fery memiliki banyak kemampuan dan memilki nilai dan kemampuan yang cukup di bidang akademis walaupun Fery adalah seorang anak yatim piatu yang pada dasarnya memiliki kesulitan dalam hal keuangan. Prestasi akademis adalah salah satu hal yang dapat mempengaruhi harga diri seseorang Coopersmith, 1967. Fery merasa bahwa dirinya adalah seorang yang berharga dan tidak berbeda dengan teman-temannya yang lain. Fery tidak mau mengeluhkan kondisinya sebagai anak yatim paitu dan tinggal di panti asuhan. Sebaliknya Fery selalu berusaha memahami keadaannya dan merasa tidak perlu malu dengan kondisinya. Fery juga pernah dipercaya oleh teman-teman sekelasnya untuk menjadi pengurus kelas. Fery dipercaya oleh teman-temanya untuk menjadi ketua kelas, tetapi Fery merasa minder dengan keadaan perekonomiannya meskipun teman-temannya tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut. Dalam hal kemampuan, Fery juga merasa menguasai kemampuan dalam banyak hal antara lain kemampuan berhitung Akuntansi dan Matematika, kemampuan di bidang musik dan banyak lagi bidang lainnya. Meskipun Fery memiliki banyak kemampuan Fery belum mengetahui bidang apa yang paling ingin diperdalamnya. Menurut Fery, dia melewati hari-harinya dengan biasa saja Universitas Sumatera Utara 79 dan Fery yakin bahwa nantinya dia akan menemukan hal apa yang paling diminati dan dikuasainya. bersama mereka adalah saat-saat yang terindah di dalam hidupnya. Fery juga berprestasi di dalam bidang akademis yang dapat meningkatkan harga dirinya. Dukungan dari keluarga yang mengharapkan Fery untuk bisa menjadi harapan keluarga di masa yang akan datang juga memotivasi Fery untuk bisa berprestasi di sekolah dan menguasai banyak kemampuan. Nilai-nilai yang ditanamkan oleh keluarga Fery membuat Fery merasa bahwa Fery harus mampu mewujudkan cia-cita yang diimpikan oleh saudara-saudra kandungnya. Fery juga suka untuk membuka wawasan dengan membaca surat kabar di dalam panti. Fery juga memiliki keterbatasan dalam hal kemampuan. Contohnya Fery tidak yakin dengan kemampuannya bahwa dia bisa mengikuti kegiatan PASKIBRA yang dicita-citakannya karena kondisi keuangan dan keterbatasan waktu. Namun Fery tidak mau merasa kecewa dan berusaha mengalihkan keinginannya untuk mengikuti organisasi PASKIBRA dan menggantinya dengan ekstrakurikuler komputer yang dapat bermanfaat baginya di masa depan. Dari ketiga aspek harga diri diatas, Fery baik di dalam ketiga hal tersebut. Fery merasa dirinya disukai oleh banyak orang dan merasa bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan juga dapat menghargai orang lain di luar dirinya. Fery juga merasa memiliki kemampuan di banyak bidang dan banyak menghabiskan waktunya dengan kegiatan yang positif bagi dirinya. Ketika tidak dapat bergabung bersama tim PASKIBRA di sekolah fery segerea mengalihkan hal itu ke earah yang juga berguna. Fery merasa sebagai seorang yang berharga Universitas Sumatera Utara 80 karena dia berpendapat bahwa orang-orang yang ada di sekitarnya menyukai dan menyayanginya. Fery juga menyayangi mereka dan menganggap bahwa waktu- waktu berkumpul bahwa dia harus berusaha memahami kondisi keluarganya dan bisa menjadi kebanggaan bagi keluarganya membuat Fery mampu menghadapi kondisinya yang sulit sebagai seorang anak yatim piatu bahkan Fery bisa berprestasi seperti anak-anak yang lainnya. Ketiga aspek harga diri tersebut saling berkaitan dalam meningkatkan harga diri Fery. Universitas Sumatera Utara 81 Tabel 4. Gambaran Harga Diri Partisipan II No. Tema Deskripsi 1 Sejarah Hidup e. Lingkungan tempat tinggal - Tinggal bersama seluruh keluarga di desa hili Hili Falag ŏ ketika kedua orang tuanya masih hidup - Tinggal bersama Ayah dan saudara kandung lainnya setelah Ibu meninggal. - Tinggal bersama kakak keduanya di Nias setelah Ayahnya meninggal - Tinggal di panti asuhan sampai saat ini atas rujukan kakak yang tertua. f. Urutan dalam keluarga : anak ketujuh dari tujuh bersaudara g. Lingkungan pendidikan : - SD kelas I-III bersekolah di Nias - SD kelas IV-VI bersekolah di Medan - SMP bersekolah di sekolah SMP N 37 Medan - SMK di SMK Medan Putri h. Biaya hidup : sebagian besar dari Ibu panti asuhan dan terkadang dibantu oleh keluarga. 2 Sejarah Menjadi Yatim Piatu d. Waktu kematian orang tua: - Ibu : Fery belum duduk di bangku kelas SD saat itu dan Fery tidak ingat pasti kapan kematian Ibunya. - Ayah : ketika Fery duduk di banggku kelas III SD. e. Penyebab kematian orang tua - Ibu : Fery tidak mengetahui penyebab kematian Ibunya. - Ayah : korban perang antar kampung di Nias. f. Alasan tinggal di panti asuhan : Permintaan dari kakak yang tertua. Fery diharapkan bisa menjadi kebanggaan keluarga. Fery adalah harapan satu-satunya dari keluarga Fery untuk bisa berhasil. 3 Orang-orang Signifikan - Di keluarga : Ayah dan Kakak yang tertua Alasan : Ayah Fery adalah sosok yang sangat dikagumi oleh Fery. Fery sangat kagum dengan sifat Ayahnya yang sangat gigih dan tidak pernah mengeluhkan kondisi seberat apapun. Fery Universitas Sumatera Utara 82 juga sangat menghormati Kakaknya yang tertua karena Kakaknya sangat sering memberikan masukan dan nasihat yang sangat berguna bagi kehidupan Fery. - Sekolah dan Panti : Fery tidak memiliki orang-orang spesifik yang menjadi orang terpenting dalam kehidupan Fery. Bagi Fery semua teman-teman di panti baik yang tergolong dalam kelompok brass band mapun tidak kelompok brass band maupun di sekolah adalah teman terdekat bagi Fery. Fery sangat senang menghabiskan waktu bersama dan berkumpul dengan teman-teman sekolah maupun panti asuhan. Mayor, Kapten dan Kakak-kakak pengasuh panti juga sangat banyak memberikan pengaruh bagi kehidupan Fery. 4 Perasaan Diterima - Fery tidak pernah merasa minder untuk berteman dengan orang lain meskipun Fery adalah seorang anak yatim piatu. Fery juga merasa bahwa temannya tidak pernah membedakan Fery dengan anak lain yang memiliki orang tua. - Fery senang mendapatkan teman-teman baru. - Fery merasa bahwa teman-teman dan orang-orang di sekitar Fery senang dengannya karena Fery bisa melakukan banyak hal. - Fery tidak tinggal dengan keluarganya yang lain karena Fery merasa tidak ingin merepotkan keluarganya. 5 Perasaan Berharga - Kelemahan :  Fery terkadang merasa malu dengan keadaan perekonomiannya.  Fery merasa minder di depan teman wanita yang disukainya dan memutuskan untuk tidak berpacaran dengannya karena kondisi yang tidak memungkinkan.  Fery puas dengan kehidupan yang dijalaninya saat ini. - Kelebihan :  Fery berusaha menjalani hidupnya seperti biasa tanpa mau mengeluhkan kondisinya sebagai anak yatim paitu.  Fery bangga dengan dirinya sendiri yang dapat berprestasi di bidang akademik ditengah- tengah kondisinya yang kekurangan.  Fery juga pernah memiliki pengalaman sebagai seorang pengurus kelas atas permintaan Universitas Sumatera Utara 83 teman-temannya.  Lemah mata pelajaran Bahasa Inggris dan olahraga basket. 6 Perasaan Mampu - Fery mempunyai cita-cita menjadi seorang pilot ketika dia masih kecil dan sudah mengubur cita-cita itu. - Fery belum mempunyai rencana tentang masa depannya ingin memiliki mata pencaharian di bidang apa. - Fery yakin dengan kemampuan Matematika dan Akuntansi yang dimilikinya. - Fery juga mahir dalam mengoperasikan komputer khususnya program Word dan Power Point. - Fery sebenarnya sangat ingin bergabung dalam Pasukan Pengibar Bendera SMK Medan Putri, tetapi merasa tidak memilki kesempatan dan kondisi yang memungkinkan Fery untuk mengikuti orginasi ini. - Fery juga memiliki keterampilan di bidang musik. - Fery merasa memiliki keterampilan di banyak bidang tetapi Fery merasa bahwa keterampilannya itu hanya standar saja tidak ada yang terlalu mahir di salah satu bidang tertentu. Universitas Sumatera Utara 84

IV. A. 3. Observasi, wawancara, dan interpretasi partisipan III Sisi

Wawancara dilakukan sebanyak tiga kali di Cafe X, Y dan Z dan dilakukan pada: Rabu, Maret 2007; Sabtu 31 Mei; dan Sabtu 7 Juni 2008 . Tabel 5. Data Diri Partisipan III No Dimensi Partisipan 1 Inisial Sisi 2 Usia 22 tahun 3 Pendidikan SMP di SMP N 11 Medan SMK di Medan Jurusan Pariwisata Sekarang baru kuliah di salah Satu Perguruan tinggi Swasta di Medan. 4 Alamat Komplek Asrama PM Cemara 5 Etnis Batak 6 Agama Kristen Protestan 7 Urutan dalam keluarga Anak kedelapan dari delapan orang bersaudara 8 Pekerjaan Ayah sebelum meninggal Polisi Militer 9 Pekerjaan Ibu sebelum meninggal Pedagang Sisi adalah anak bungsu dari delapan orang bersaudara. Sisi hanya memiliki satu orang saudara laki-laki. Sisi tinggal bersama saudara kandung di Komplek Asrama Polisi Militer Cemara. Ayah Sisi bekerja sebagai seorang tentara dan ibu Sisi bermata pencaharian sebagai seorang pedagang sebelum mereka meninggal dunia. Sisi menjadi anak yatim ketika masih berusia 6 tahun. Ayah Sisi adalah seorang Polisi Militer. Ayah Sisi meninggal dunia pada saat dinas ke luar kota yang disebabkan oleh penyakit. Penyakit juga menjadi penyebab meninggalnya Ibu Sisi. Ibu Sisi sakit ketika sedang berada di Batam. Karena sakit Ibu Sisi dibawa kembali ke Medan untuk perawatan yang lebih baik. Sisi merasa bahwa kematian Ibunya disebakan karena kesalahan dokter dalam memberi diagnosa dan Universitas Sumatera Utara 85 obat yang tidak tepat sehingga penyakitnya menjadi semakin parah. Pada hari kesepuluh setelah dirawat, Ibu Sisi meninggal dunia. Saat itu Sisi berusia 17 tahun dan sedang bersekolah di SMK Sandy Putra. Setelah kedua orang tuanya meninggal dunia, Sisi tinggal dengan dua saudara kandungnya di rumah orang tua mereka, Komplek PM Cemara. Sisi tinggal bertiga dengan kakak dan abang Sisi. Namun karena abang Sisi memutuskan untuk berwirausaha ke luar kota, maka Sisi tinggal berdua dengan kakak Sisi. Pendidikan Sisi terakhir adalah sebagai siswa di salah satu SMK Swasta di kota Medan. Saat ini Sisi sedang melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi swasta. Sisi memperoleh beasiswa pendidikan dari Lembaga Sosial Masyarakat tempat Sisi selama ini beraktivitas. Setelah tamat dari SMK Sisi mencari biaya kehidupan dengan bekerja di LSM namun saat ini kurang aktif di LSM karena pendidikan lanjutan yang diikuti. Sisi mencari biaya kuliah dengan tenaga sendiri. Sisi aktif di salah satu LSM di kota Medan dan mendapatkan kompensasi dari LSM tersebut. Selain aktif di LSM, Sisi juga mencari biaya tambahan untuk hidup melalui berdagang. Setelah kedua orang tuanya meninggal dunia, Sisi berprinsip bahwa dia harus mencari biaya hidupnya dengan caranya sendiri dan tidak boleh memberatkan tujuh orang saudara yang lain. Universitas Sumatera Utara 86

a. Observasi umum

Wawancara dengan Sisi dilakukan sebanyak tiga kali di tiga cafe berbeda yang ada di Medan Plaza dan Medan Fair Plaza. Peneliti mengenal Sisi dari Ken, seorang teman peneliti yang juga merupakan teman sekolah Sisi waktu duduk di bangku SMA. Sisi adalah seorang gadis berkulit kuning langsat dan berambut hitam sebahu. Sisi memiliki tinggi badan sekitar 145 cm dengan berat badan sekitar 40 kg. Sisi selalu mengenakan kaos berlengan pendek dengan bawahan celana panjang ketat berbahan denim. Saat wawancara berlangsung, Sisi memiliki postur duduk yang tegak, melihat mata lawan bicaranya pada saat berkomunikasi, dan berbicara dengan suara yang lantang. Selama wawancara berlangsung lokasi wawancara hanya dilewati oleh beberapa orang. Pada saat dilalui oleh orang lain, Sisi tidak mengalihkan pandangan ke arah lain. Musik pop mengalun selama proses wawancara berlangsung. Wawancara direkam dengan menggunakan alat recorder atas izin dari partisipan. Di awal pertemuan peneliti menjelaskan maksud kedatangannya untuk meminta kesediaan Sisi menjadi partisipan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Wawancara untuk pengambilan data baru dimulai pada pertemuan kedua dengan partisipan. Pertemuan pertama dilakukan hanya untuk membangun rapport dengan Sisi. Wawancara berjalan dengan baik. Sisi dapat memahami maksud dari pertanyaan yang disampakan oleh peneliti. Sisi bahkan beberapa kali memberikan Universitas Sumatera Utara 87 jawaban di luar pertanyaan yang diberikan oleh peneliti Wawancara diakhiri ketika peneliti merasa data yang diperlukan sudah didapat.

b. Hasil Wawancara 1 Sejarah hidup

Sisi lahir di Kota Medan dua puluh dua tahun yang lalu. Setelah ayah Sisi meninggal, Sisi tinggal dengan ibu dan saudara-saudara Sisi. Dan ketika Ibu Sisi meninggal dunia pada saat Sisi duduk di bangku kelas III SMK, Sisi tinggal dengan dua orang saudara di komplek asrama PM Cemara. Karena prinsip yang tidak ingin menjadi beban bagi orang lain, Sisi memutuskan untuk tidak melanjutkan cita-cita yang ingin berkuliah dan bekerja setelah tamat dari SMK. Sisi memanfaatkan kemampuan yang lumayan baik di bidang Bahasa Inggris dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain dengan cara bekerja di Lembaga Sosial Masyarakat yang bergerak di bidang reproduksi remaja. Setelah beberapa tahun bekerja di LSM tersebut, Sisi memulai keinginan untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Sisi mendapatkan bantuan beasiswa dari LSM tempat Sisi bekerja. Sembari berkuliah, Sisi tetap melanjutkan usaha berdagang yang sudah dimulai sejak SMK. Sisi memiliki tujuh orang saudara kandung. Sisi jarang berkomunikasi dengan ketujuh saudara kandungnya. Saudara kandung yang terdekat dengan Sisi adalah kakaknya nomor enam yang tinggal di Batam. Sisi jarang berkomunikasi dan menceritakan masalah-masalah yang dihadapi, bahkan kepada saudara Universitas Sumatera Utara 88 kandung sendiri. Menurut Sisi setiap orang memiliki kesulitan sendiri, maka Sisi tidak ingin bila masalah yang dihadapi Sisi menjadi beban bagi orang-orang di sekitar Sisi. “Aku berpikir, oke aku punya keluargaku. Di saat aku sedih, aku rasa perlu sharing sama kakak aku, di saat itu perlu.. sekali, baru aku ngomong sama kakak aku. Karena aku tahu, setiap orang itu punya kehidupan. Saat aku besar aku juga akan punya kehidupan sendiri, yang orang gak mau ganggu, bahkan keluarga ku sendiri. Aku juga menghargai itu. Jadi aku jarang mau menceritakan keluh kesahku ke dia kalau aku tidak benar- benar butuh.” P3. V.2L. 156-166p.4-5 Salah seorang kakak kandung Sisi tinggal di Singapura karena mengikuti suaminya yang bekerja di sana. Hal ini memungkinkan Sisi untuk dapat sering pergi ke Singapura dan mencari informasi-informasi menarik yang bisa menjadi pengetahuan baru bagi Sisi. Singapura adalah negara asing pertama yang pernah Sisi kunjungi. Dari sini jugalah paspor Sisi dibuat dan memungkinkan Sisi untuk dapat berkunjung ke negara lain di waktu mendatang. “Pertama aku ikut kakak aku, kebetulan kan suaminya orang Singapura. Trus kita pergi ke Singapura, trus dari situ aku tahu..aku lihat mana mana yang interesting point aku catet. Aku suka browsing di internet. Ya udah, aku jalan.” P3. V.1L. 50-55p.2 2 Sejarah menjadi yatim piatu Sisi menjadi seorang anak yatim ketika Sisi sudah duduk di bangku SMK. Ayah Sisi meninggal karena penyakit yang diderita dalam masa menjalankan dinas di luar kota pada saat Sisi berusia enam tahun. Sedangkan ibu Sisi meninggal pada saat Sisi berusia 17 tahun yaitu ketika Sisi duduk di bangku SMK. Ibunya meninggal karena penyakit yang semakin parah karena dokter Universitas Sumatera Utara 89 memberikan obat yang tidak tepat untuk penyakit yang sebenarnya tidak terlalu parah. Sebelum meninggal ayah Sisi bekerja sebagai Polisi Militer dan ibu Sisi bekerja sebagai seorang pedagang. Ibu Sisi bekerja sebagai orang yang membungakan uang bagi karyawan-karyawan yang membutuhkan pinjaman. Ibu Sisi membungakan uang dan umumnya bagi karyawan-karyawan yang bekerja di pusat jajanan Square Garden. Setelah kedua orang tuanya meninggal, Sisi tinggal bersama salah seorang kakak dan abang. Sisi memiliki beberapa saudara dari keluarga Ayah dan Ibu yang juga tinggal di kota Medan, tetapi Sisi jarang berkomunikasi dengan mereka. Sisi lebih berorientasi kepada masa sekarang daripada masa lalu. Sisi menganggap bahwa teman-teman lebih dekat kepada Sisi daripada saudara sendiri. Sisi berpendapat bahwa teman adalah orang yang lebih mengerti masalah yang dihadapi oleh Sisi karena menurutnya teman-teman yang lebih banyak berinteraksi dengan Sisi pada saat ini. Sisi berusaha mencari biaya hidup seorang diri. Beberapa pekerjaan yang pernah dicoba Sisi untuk ditekuni seperti berdagang, translator bagi beberapa buku, relawan di Lembaga Sosial Masyarakat dan pekerjaan lain yang bisa dilakukan selama pekerjaan itu dianggapnya tidak merugikan orang lain. 3 Orang-orang yang penting dalam kehidupan Sisi Sisi memiliki seorang Ibu yang sangat dibanggakan oleh Sisi dan menjadi sumber inspirasi dalam kehidupan Sisi. Setelah Ayah Sisi meninggal, Sisi beranggapan bahwa hanya Ibunya Sisi yang bisa dijadikan sosok pegangan di Universitas Sumatera Utara 90 dalam hidup. Sejak Ayah Sisi meninggal dunia, Sisi lebih banyak meluangkan waktu dengan ibunya. Setiap malam Sisi menemani ibunya tidur, oleh karena itu Sisi sering menceritakan dan mengadukan masalah kepada ibu Sisi. ”Kalau sama mama saya deket. Tapi kalau Sama ayah... karena saya paling kecil kan, trus.. masa kita berdua itu.. jarang yah. Dikit Istilahnya. Ya udah, gak begitu deket, tapi namanya juga ayah kandung.. dan istilahnya kita udah tinggal sama dia. Cuman, kalau dibandingkan..yah, lebih deket sama mama yah.. karena sejak menjanda, anak paling kecil.. tidurnya sama mama.. apa-apa sama mama gitu kan.. Yah..aku juga sih. Lebih deket sama mama juga, kebetulan aku anak yatim.. udah ditinggal sama bapak waktu usia tiga tahun. Yah... aku dulu.. itu lah kita..penyesalan selalu datang terlambat, kan? Kalau engga terlambat, bukan penyesalan namanya. Ee.. ibu la ya.. ee.. bener tu, kalau dibandingi.. ayah.. istilahnya kalau ibu duluan meninggal daripada ayah.. sapa yang tahu.. ayah.. lima bulan, tiga bulan, atau bahkan sebulan..udah merit lagi, ya kan? Kita bukan diskriminasi jender gitu ya..cuman itu la normalnya gitu lo.. Laki- laki itu engga bisa sendiri, sedangkan perempuan dia ngerasa.. gimana sembilan bulan dalam perut. Istilahnya, kalau orang batak bilang, kaki jadi kepala..kepala jadi kaki hanya untuk anak deh” P3. V.2L. 2-29p.1 Sisi juga sangat mengagumi ibunya karena ibu Sisi selalu mendukung semua kegiatan yang diikuti Sisi bahkan kegiatan yang orang lain anggap tidak sesuai untuk anak perempuan seperti karate. Karena dukungan dari ibu juga Sisi pernah memperoleh juara ketiga dalam suatu kejuaraan karate yang pernah diikuti oleh Sisi. Ibu Sisi adalah orang yang paling penting dan memberi pengaruh kuat di sepanjang kehidupan Sisi. Walaupun sangat dekat dengan Ibu, Sisi juga pernah bertengkar dengan Ibu Sisi. Tetapi semua itu dianggap Sisi sebagai sesuatu hal positif yang dapt mendewasakan Sisi sekaligus mempererat hubungan Sisi dengan ibunya. Kalau aku.. paling idola kali yah sama.. meskipun dari keluarga batak.. cuman mamaku kasih kebebasan. Dalam arti.. pada saat aku SMA pun... ee .. dia sudah tahu saat aku masuk pariwisata, dia tahu aku masuk karate. Universitas Sumatera Utara 91 Sampe waktu masuk karate itu, aku pergi.. trus pulang sore-sore, dicari mama, ”Mana adek?” Gitu aku baru balik pake baju kotor..,”ma, adek sekarang masuk karate”. Yah.. mamaku, bukannya melarang malah nanya, ”Oh iya?.. Berapa nak biayanya?” Pernah tetangga bilang, ”Anakmu kok gitu sih, ikut karate-karate?” Trus mama tu bilang, “Gak pa pa la kak Mumpung anakku mau, biar aja la kak.. Nanti kalo dibilang gini gini, lain lagi kerjaannya. Kalo apa apa bisanya itu nanti”. Aku tuh denger dari kejauhan, trus.. Aku pikir, ya Tuhan.. Aku punya seseorang yang gak bisa dibandingin dengan orang lain.” P3. V.2L. 31-59p.1-2 Selain Ibu Sisi, orang yang paling mempengaruhi Sisi di dalam kehidupannya adalah kakak yang keenam. Sisi meniru sangat banyak hal dari kakak yang keenam. Saat ini Kakak Sisi jauh dari keluarga besar mereka setelah Ibu Sisi meninggal dunia karena tidak ada lagi yang dapat mengontrolnya. Dan Sisi berharap suatu saat nanti kakak Sisi dapat kembali berkumpul bersama mereka. “Kakak yang ke enam, yang di Batam. Aku Deket sama dia.. Kebetulan sekarang lagi.. stuck .. lagi ada masalah. Dia tuh orangnya, tuh”my friend is all”, jadi kan .. semuanya tu, all about her friend.. sejak mama engga ada.. dia tu Kayak hilang kendali. Jadi, kayak.. udah lepas kendali la ya.. Kami ni masih.. yah gitu lah.. tapi aku berusaha untuk netral, dan dia juga kesannya temannya tuh memang engga baik. Jadi, dia akan care ke kita. Sejauh ini aku yakin, Everything is gonna be ok la ya.. jadi, dia pasti akan kembali ke keluarga. Maksudnya.. dia lagi engga suka dekat dekat sama keluarga, tapi dia lah yang paling dekat sama aku, dari dulu sampe sekarang. Aku ngerasa.. kalau kakak aku.. sama lah.. semua dia mempengaruhi. Mulai dari fashion, gaya dia bergaya.. gaya dia berpikir.. gaya dia bagaimana me-manage keluarga, me-manage anak.” P3. V.2L. 192-211p.5-6 Teman-teman terdekat Sisi adalah orang lain yang sangat mempengaruhi kehidupan Sisi. Teman-teman terdekat Sisi bahkan mempengaruhi Sisi lebih banyak daripada keluarga kandung Sisi yang lain. Teman-teman semasa SMK lebih banyak menjadi orang-orang terdekat bagi Sisi hingga saat ini. Sisi lebih Universitas Sumatera Utara 92 suka berbagi cerita dengan teman-teman dekatnya daripada dengan keluarga kandungnya sendiri. 4 Harga diri partisipan III a Perasaan diterima Sisi merasa bahwa dirinya adalah orang yang disukai baik oleh teman- teman dilingkungan maupun oleh orang yang baru saja dikenal. Sisi merasa sebagai orang yang disukai karena Sisi yakin dia dapat menempatkan diri sesuai dengan kondisi lingkungan yang terjadi. Sisi tahu bagaimana cara berkomunikasi dengan karakter orang yang berbeda-beda. ”Aku orangnya tidak suka mencampuri urusan orang lain. Aku juga perhatian terhadap teman-teman dan orang di sekitarku. Aku juga pandai menghadapi orang-orang tergantung situasi dan kondisi. Misalnya berbicara dengan orang yang lebih tua, lebih formal dan lain-lain.” P3. V.3L. 168-173p.4 Sisi adalah orang yang populer semasa di masa sekolahnya baik di kalangan murid-murid, guru dan bahkan kepala sekolah. Sisi aktif di dalam organisasi siswa khususnya di bidang seni tari, band dan cheerleader. Sisi sering diminta teman-teman sebagai fasilitator untuk membantu mereka agar dapat mendapatkan perhatian dan bantuan dari kepala sekolah atas program dari suatu kegiatan yang akan mereka laksanakan. Teman-teman Sisi sering merasa kecarian kalau Sisi tidak hadir di sekolah. “Dulu kepala sekolah kami laki-laki, “Pak, tolong la..” ting Oke la ya kan Iter dan Itee tertawa. Karena dulu mereka tahu, kalau ada apa-apa, “Vin..Vin..tolong la, biar apa..prosesnya cepat selesai”. Dulu kan kepala sekolah kita cowok cowok terus, jadi gampang la ya kan.. kebetulan saya yah.. Terima kasih Tuhan juga, saya berani ngomong. Yah, karena background saya karate juga, jadi dapat untuk performance-nya la..” Universitas Sumatera Utara 93 P3. V.1L. 344-352p.8 Setelah tamat dari SMK karena Sisi tidak langsung melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan langsung bekerja di LSM maka Sisi sudah berkomunikasi dengan karakter orang-orang yang bervariasi, tidak hanya orang- orang yang sebaya usianya dengan Sisi. Sisi senang berkenalan dengan orang baru. Sisi senang berkenalan dengan orang-orang baru karena Sisi merasa bahwa membentuk hubungan dengan orang lain khususnya orang-orang yang bisa bermanfaat untuk membentuk jaringan adalah hal yang sangat penting. Sisi juga lebih senang berkenalan dengan orang-orang yang lebih dewasa daripada Sisi karena menurut Sisi banyak hal yang dapat dipelajari dari mereka. “Yah..bukan apa ya..tapi memang sejauh ini aku hanya punya temen. Aku juga pengen punya jaringan yang sangat banyak. Itu sangat penting buat aku.” P3. V.2L. 221-223p.6 “Itulah salah satu alasan aku langsung bekerja. Dari pengalaman bekerja itu aku mendapatkan banyak pengalaman tentang kehidupan. Teman- temanku bergaul adalah orang-orang yang lebih dewasa dari aku. Jadi aku yang sekarang adalah aku yang telah dibentuk dari kemaren.” P3. V.3L. 52-57p.2 Walaupun Sisi senang berteman untuk membentuk jaringan yang lebih banyak lagi, Sisi tidak suka jika bertemu dengan orang yang dianggapnya terkesan memaksa untuk berkenalan. Sisi hanya berteman dengan orang jika Sisi menganggap orang tersebut adalah orang yang baik. Selain lingkungan teman-teman Sisi juga sebenarnya memiliki keluarga dari pihak Ayah maupun Ibunya. Meskipun demikian, Sisi jarang berkomunikasi dengan pihak keluarganya tersebut karena merasa tidak ingin membuat Universitas Sumatera Utara 94 keluarganya itu menjadi terbeban dengan kondisi yang dialaminya. Sisi dan saudara kandungnya yang lain lebih suka untuk berjuang sendiri dan lebih mengandalkan teman dalam mengatasi masalah. b Perasaan berharga Sebagai manusia biasa Sisi merasa mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan dari dirinya. Sisi merasa bahwa keadaannya sebagai anak yatim piatu terkadang membuat Sisi merasa lemah bila ada masalah yang dihadapinya. Tapi Sisi selalu berusaha melihat fakta bahwa saat ini Sisi tidak lagi memiliki orang tua yang dapat membantu Sisi jika Sisi menghadapi masalah. “Satu Kalau merasa minder itu pasti lah ngeliat ya.. Minder dalam arti yang positif ya. Jadi, kalau orang, enak ya bisa ngelendot sama mamanya, aku gak bisa lagi, bisa mengadukan masalahnya kepada orang tuanya. Tapi, back to basic lagi.. ini loh realitanya, jadi aku gak bole bermimpi terlalu tinggi. Semua yang ada.. akan hancur, semua yang hidup akan mati. Jadi, aku gak mau terlalu mendramatisir lah ya.. menangisi seumur hidup kan apa guna Toh..mama gak bisa kembali. Menerima lah sebelumnya.. berusaha menerima.” P3. V.1L. 226-236p.6 Kelemahan lain yang dirasakan oleh Sisi adalah bahwa tubuh yang dimilikinya terlalu kecil dan pendek. Hal ini dianggap Sisi dapat menjadi penghamabat dalam melakukan suatu pekerjaan. Selain itu Sisi juga merasa bahwa Sisi kurang perhatian denga lingkungan yang ada di sekitar Sisi Aku kecil, pendek, agak cerewet, kurang care kurang tepat waktu. Karena fisikku ini aku bisa terhambat melakukan beberapa pekerjaan. Masih banyak lagilah. P3. V.3L. 145-146p.4 Universitas Sumatera Utara 95 Sisi merasa bahwa Sisi tidak terlalu membutuhkan bantuan dari orang lain dalam mengahadapi masalah-masalah di dalam hidupnya. Sisi lebih sering berorientasi kepada dirinya sendiri untuk memecahkan masalahnya. “Aku tidak boleh merepotkan banyak orang bahkan keluargaku sendiri. Jadi aku harus kerja ya Jadi aku berpikir, sampe kapan aku harus menumpang sama kakak aku, kakakku perempuan, dan abangku bukan apa..yang bisa diharapkan. Dia punya kehidupan sendiri. Jadi, Back to basic, aku harus kerja. Aku katakan pada diriku, aku harus survive. Jadi, walau aku sama mereka, at least aku engga minta uang jajan lagi.” P3. V.2L. 96-105p.3 Selain kekurangan, Sisi juga memiliki kelebihan antara lain Sisi mempunya kemampuan komunikasi dan kemampuan membentuk jaringan dengan orang lain yang baik. Sisi juga merasa bahwa dia memiliki kemampuan untuk bertahan hidup. ”Aku pandai berkomunikasi yah Bang. Aku juga tertarik dalam hal ini makanya aku milih jurusan Sosial Politik. Terus aku juga pandai Bahasa Inggris, secara jaman sekarang siapa sih yang gak bisa Bahasa Inggris. Aku bisa silat. Aku juga bisa survive di dalam hidup. Aku juga tertarik dalam bidang bahasa. Aku mau belajar beberapa bahasa misalya bahasa Belanda, Jerman atau yang lainnya.” P3. V.3L. 127-136p.3 Aku harus bekerja Aku tidak boleh menumpang lagi sama kakak aku, Aku katakan pada diriku, aku harus mampu survive. Jadi aku manfaatkan saja kemampuanku ini untuk bekerja. P3. V.2L. 104-106p.3 Sisi merasa bahwa di dalam dirinya lebih banyak terdapat kekurangan daripada kelebihan. Sisi merasa bahwa itu adalah hal yang tidak perlu dihindari, melainkan kekurangan-kekurangan itu harus segera diperbaiki. Jadi kalau dibandingkan, lebih banyak kekurangan daripada kelebihan yang ada di diri Sisi. Setiap orang tidak pernah merasa puas kurasa Bang. Selau ingin untuk menjadi lebih baik. Tapi aku merasa nyaman dengan Universitas Sumatera Utara 96 kondisi yang aku alami saat ini. Aku ingin menjadi lebih baik dari yang sekarang dan kurasa semua orang ingin begitu. P3. V.2L. 152-161p.4 c Perasaan mampu Sisi senang memperoleh pengalaman baru ketika berwisata. Sisi bisa pergi berwisata dan menjadi turis backpack, dengan hanya membawa ransel dan menginap di tempat-tempat yang sederhana. Bagi Sisi yang terpenting adalah pengalaman yang berharga yang diperolehnya ketika berwisata daripada kenyamanan pada saat berwisata. Sisi sudah memulai kegemarannya berwisata sejak Sisi duduk di bangku SMK. Aku paling suka.. gimana caranya kita jadi turis backpack lah jadi aku gak perlu tinggal di hotel mewaah..aku cukup di... yaaa.. bikin hal apa... tapi yang pasti, dekat dengan objek yang bisa kita ambil poinnya. P3. V.1L. 198-202p.5 Iya dari SMA aku memang suka... dari SMA tiap Minggu tuh aku udah engga pernah di rumah. Yang camping la. Kalau dulu aku tuh..aku suka yang natural. Camping atau apa lah gitu..sama teman-teman yang gila la. P3. V.1L. 272-276p.7 Di usia yang tergolong muda, Sisi sudah memiliki penghasilan sendiri. Penghasilan dari pekerjaan sementara dan berdagang Sisi olah untuk mencukupi biaya kehidupannya. Sisi yakin di usia yang muda tidak harus bergantung dengan orang lain lagi. Hobi Sisi yang senang jalan-jalan juga dimanfaatkan Sisi untuk dijadikan hal yang mendukung Sisi mencari penghasilan. Ketika Sisi berjalan- jalan, Sisi selalu melihat-lihat harga barang-barang sehingga Sisi mempunyai pengetahuan yang banyak tentang harga barang-barang. Universitas Sumatera Utara 97 “...Yah..mungkin engga terlalu pagi, tapi pagi udah bangun jam jam 8, aku..biasa la ibu-ibu.. sering ke bank lihat pertukaran uang kebetulan kan aku masih dibawah 25, yah..thanks God aku masih dapet gaji, gitu.. walaupun hanya.. kalau dinilai rupiah yah minimal tapi, kalau aku ngerasa cukup.. itu pasti cukup, jadi..mungkin.. yah.. kalau misalnya aku dapat usaha.. dagang gitu kan. Jadi, uang dari Gajiku kadang aku puter.. aku punya prinsip dari tamat sekolah aku engga mau minta lagi, yah mudah- mudahan belum ada aku minta lagi sama Kakak-kakak aku yang lain jadi, yah...ngeek ke bank...” P3. V.1L. 213-225p.5 “...trus...dah gitu walaupun aku suka jalan- jalan..aku suka belanja, tapi bukan berarti yang aku suka harus aku ambil, tapi aku jalan-jalan aku suka belanja untuk aku punya ilmu. Jadi aku mau jual berapa, ak tau.” P3. V.1L. 226-230p.5-6 Walaupun saat ini Sisi sedang berkuliah, Sisi masih tetap mampu memberikan perhatiannya untuk bekerja di LSM. Sisi mampu membagi waktunya tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di tengah-tengah jadwalnya yang cukup padat karena juga harus berkuliah. “Masih sekali2. jadi kalo misalnya ada job... oke aku pergi. Kek kemaren aku ke Aceh, kan..karena itu memang job dari LSM. Jadi Save the Children itu dua..dua..ee..fasilitator disana, Untuk memfasilitasi kesulitan... mereka mau membentuk forum. Seperti halnya kita disini.. udah ada. Saya ikut di forum anak sumut. Jadi kita dibentuk benar2 dari anak untuk anak dan kepentingan untuk remaja itu sendiri. Jadi disana mereka mau buat.. trus karena dulu ee.. masa2 Sisi... yah Sisi diminta sama teman satu lagi untuk jadi fasilitator. Lumayan sih gajinya ya...” P3. V.1L. 232-244p.5-6 Sisi juga pernah bekerja di perusahaan asing dan gajinya diperusahaan itu yang tergolong cukup besar dipergunakannya untuk berlibur dalam waktu yang cukup lama. Semasa di SMK Sisi mempunyai kemampuan komunikasi dan lobi yang sangat baik. Sisi selalu menjadi andalan teman-temannya untuk mempengaruhi Universitas Sumatera Utara 98 kepala sekolah agar mau mengijinkan kegiatan yang diajukan oleh murid-murid SMK Sandi Putra. “Dulu... ee ..beberapa kali, bukan beberapa kali ya..tapi pernah untuk menjadi ketua panitia di sekolah untuk kegiatan-kegiatan tertentu. Dan kita yang jalani proposal, aku yang paling..pada masa itu ya..aku yang paling aktif di LSM. Jadi, acara apa… aku tu paling dapet untuk conect ke kepala sekolahnya..aku tuh yang paling gampang la ya..jadi, kadang-kadang kita saling ambil keuntungan la.” P3. V.1L. 297-305p.7 Sisi juga memiliki kemampuan di bidang tari. Sisi satu-satunya adik kelas yang bisa bergabung dengan kakak seniornya untuk tampil bersama dalam suatu pertunjukkan. Sisi juga belajar karate yang dapat mendukung performancenya di dalam bidang tari. “Dulu aku ikut cheerleaders. Aku sendiri la yang Adik kelas ikut mereka, lainnya kakak-kakak kelas. Jadi..aku gampang la conect ke kakak- Kakak kelas. Trus, udah gitu..dari cheerleader kita ganti ke modern dance. P3. V.1L. 315-319p.7” Sisi sangat mencintai pariwisata. Tetapi Sisi tidak dapat meneruskan cita- citanya untuk berkuliah di jurusan pariwisata karena masalah keuangan. Untuk kuliah di jurusan pariwisata memerlukan biaya yang cukup besar. Situasi di Indonesia yang tidak memberikan beasiswa di bidang pariwisata juga menambah hambatan bagi Sisi untuk melanjutkan perkuliahannya di bidang pariwisata. “Iya. Pas SMK la. Jadi aku tuh kan membohongi pariwisata.. jadi.. yah.. saya kadang-kadang diri juga ya. Saya cinta pariwisata, saya suka jalan- jalan. Cita-cita saya dulu, waktu janji sama mama saya, saya akan kuliah. Saya mau sekali Kuliah pariwisata. Tapi, sayang ya..di Indonesia susah ya untuk dapatin beasiswa tu harus pintar la.” P3. V.2L. 115-125p.3-4 Universitas Sumatera Utara 99

c. Interpretasi

Sudah bisa hidup mandiri di usia yang tergolong muda adalah salah satu kelebihan Sisi. Sisi sangat tidak ingin menjadi seseorang yang menjadi beban di dalam kehidupan orang lain. Sisi memutuskan untuk bekerja sejak tamat SMK karena prisnsipnya itu. Kekuatan untuk menjadi seseorang yang mandiri dipreroleh Sisi dari Ibunya yang telah menjadi seorang single parent selama sebelas tahun dan tidak mau merepotkan orang lain dalam membesarkan kedelapan orang anaknya. Selain mampu survive dalam menghadapi kehidupan, Sisi juga memiliki beberapa kelebihan yang lain. Sisi mampu berbahasa Inggris dengan baik sehingga kondisi ini memungkinkan Sisi untuk bekerja di salah satu perusahaan asing dan memiliki penghasilan yang cukup besar. Sisi juga memiliki kemampuan berekomunikasi dengan orang lain dan dapat mengerti kondisi dengan siapa Sisi sedang berbicara. Sisi merasa bahwa di dalam dirinya terdapat lebih banyak kekurangan yang harus dibenahi lagi. Hal ini menunjukkan bahwa Sisi merasa bahwa dirinya adalah seorang yang berharga. Dalam aspek perasaan diterima, Sisi merasa bahwa dia adalah orang yang disukai dan dibutuhkan oleh teman-temannya. Semasa di SMK, Sisi sangat diandalkan oleh teman-temannya untuk mendapatkan dukungan dan bantuan dari guru-guru dan kepala sekolah untuk memperlancar program yang mereka rancang. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa Sisi adalah orang yang dekat dengan para guru dan bahkan kepala sekolah. Saat ini Sisi kurang memiliki teman-teman karena Sisi sudah memasuki dunia kerja dan tidak lagi terlalu memfokuskan Universitas Sumatera Utara 100 kepada hubungan persahabatan. Hanya saja Sisi merasa bahwa saat ini dia perlu untuk membentuk network sebanyak-banyaknya untuk mendukung pekerjaan dan usaha dagang yang dilakukannya untuk bertahan hidup. Sisi sudah pernah memiliki penghasilan yang cukup besar karena bekerja di sebuah perusahaan asing. Sisi juga pernah ingin bekerja sebagai translator sebuah buku asing dan memiliki mata pencaharian sebagai pedagang. Sisi hidup dalam keluarga dengan tingkat ekonomi yang cukup baik. Kelas sosial yang cukup baik di dalam keluarga dan kesuksesan di dalam pekerjaan membuat sisi memiliki harga diri yang tinggi. Pengalaman Sisi di dalam SMK jurusan pariwisata dan dunia kerja hingga saat ini berkuliah memberikan nilai yang baik bagi Sisi dalam menghadapi masalah-masalah yang terjadi di dalam kehidupan Sisi. Sisi berpendapat bahwa tidak ada masalah yang tidak mungkin dapat diselesaikan oleh dirinya sendiri. Hal ini juga yang membuat Sisi tidak ingin merepotkan orang lain karena Sisi merasa bahwa Sisi dapat mengatasi masalahnya sendiri. Universitas Sumatera Utara 101 Tabel 6. Gambaran Harga Diri Partisipan III No. Tema Deskripsi 1 Sejarah Hidup i. Lingkungan tempat tinggal - Tinggal bersama seluruh keluarga di kota Medan ketika kedua orang tuanya masih hidup. Tetapi Ayah Sisi sering dinas keluar kota. - Tinggal bersama Ibu dan saudara kandung lainnya setelah Ayah meninggal. - Tinggal bersama dua orang saudara kandungnya di Medan setelah Ibunya meninggal. - Tinggal berdua dengan salah satu kakaknya setelah Abangnya pergi berwirausaha ke Batam. j. Urutan dalam keluarga : anak kedelapan dari delapan bersaudara. k. Lingkungan pendidikan : - SD bersekolah di salah satu SD di Medan - SMP bersekolah di sekolah SMP N 11 Medan - SMK di Sandi Putra Medan Jurusan Pariwisata l. Biaya hidup : memenuhi kebutuhan hidup sendiri sejak menjadi yatim piatu di usia 17 tahun. 2 Sejarah Menjadi Yatim Piatu g. Waktu kematian orang tua: - Ayah : ketika Sisi berusia 6 tahun. - Ibu : ketika Sisi berusia 17 tahun dan bersekolah di SMK Sandi Putra Medan. h. Penyebab kematian orang tua - Ayah : karena penyakit pada saat dinas di luar kota. - Ibu : karena penyakit dan di perparah karena dokter yang memeriksa salah diagnosa dan memberikan obat. 3 Orang-orang Signifikan - Di keluarga : Ibu dan kakak yang keenam Alasan : Sisi sangat mengidolakan Ibunya karena Ibunya adalah motivator yang menjadi sumber inspirasi di dalam kehidupannya. Sisi selalu mendukung semua kegiatan yang diikuti oleh Sisi dan segera mengontrol Sisi ketika Sisi sudah melakukan hal yang tidak benar. Sisi juga mengagumi Kakaknya yang keenam karena Sisi mempelajari banyak hal dari dirinya. - Di luar keluarga: teman-teman terdekat Sisi memiliki teman-teman terdekat yang juga banyak mempengaruhi kehidupan Sisi. Sisi Universitas Sumatera Utara 102 percaya lingkungan di sekitarnya akan banyak memberi pengaruh bagi kehidupan Sisi. 4 Perasaan Diterima - Sisi adalah orang yang populer semasa di sekolah baik di kalangan guru dan murid. - Ketika bekerja di Lembaga Sosial Masyarakat Sisi berteman dengan orang-orang yang bervariasi karakternya. - Sisi senang berteman dengan orang-orang baru untuk membentuk jaringan. - Sisi jarang berkomunikasi dengan keluarga-keluarga baik dari Ayah maupun Ibunya. 5 Perasaan Berharga - Kelemahan :  Sisi terkadang merasa lemah dengan kondisinya sebagai seorang anak yatim piatu.  Sisi merasa tidak membutuhkan bantuan dari orang lain dalam menghadapi masalah- masalah dalam hidupnya. - Kelebihan :  Sisi merasa tidak membutuhkan bantuan dari orang lain dalam menghadapi masalah- masalah dalam hidupnya sehingga membuat Sisi lebih mandiri dalam menghadapi hidup.  Sisi merasa bahwa kekurangan yang ada pada dirinya lebih banyak daripada kelebihan yang ada pada dirinya. Sisi merasakan bahwa kekurangan itu harus selalu diperbaiki. 6 Perasaan Mampu - Sisi senang memperoleh pengalaman baru dengan modal yang kecil. - Sisi sudah memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri meskipun usianya tergolong muda. - Sisi juga memiliki pengalaman di bidang tari dan karate. Universitas Sumatera Utara 103

IV. B. Analisa Antar Partisipan

Tabel 7. Gambaran Umum Partisipan Partisipan Identitas Rudi Fery Sisi Usia 14 tahun 15 tahun 22 tahun Usia ketika menjadi yatim piatu 8 tahun 8 tahun 17 tahun Tempat tinggal Panti Asuhan X Panti Asuhan X Jl. Cemara Etnis Batak Toba Nias Batak Toba Pendidikan SMP kelas VIII SMK kelas X Perguruan Tinggi semester 1 Urutan dalam keluarga Anak tunggal Anak ketujuh dari tujuh bersudara Anak kedelapan dari delapan bersaudara Pekerjaan Ayah sebelum meninggal Nelayan Petani Polisi Militer Pekerjaan Ibu sebelum meninggal Pedagang Petani Pedagang Penyebab kematian Ayah Penyakit Korban perang Penyakit Penyebab kematian Ibu Dibunuh Penyakit Penyakit Perasaan Diterima Merasa tidak disukai oleh orang- orang di sekitarnya. Merasa disukai oleh orang-orang di sekitarnya. Merasa disukai oleh orang-orang di sekitarnya. Populer semasa di SMK dan merasa disukai dan dibutuhkan oleh teman-temannya. Perasaan Berharga Rudi kurang dapat menghargai dirinya sendiri dan orang lain tetapi selalu berusaha untuk dapat menghargai dirinya dan orang lain. Fery menghargai dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Fery selalu berusaha memahami kondisi yang terjadi pada dirinya. Sisi merasa bahwa dirinya adalah seorang yang berharga. Sisi juga memahami kelebihan dan kelemahannya. Perasaan Mampu Rudi mengenali kelebihan dan kelemahannya dan berusaha untuk mengurangi kelemahannya. Fery merasa memiliki banyak kemampuan tetapi masih ragu untuk menentukan bidang apa yang sebaiknya ditekuni olehnya di masa depan. Sisi adalah orang yang mampu survive walau dalam keadaan sulit sekalipun. Hal ini juga yang membuat Sisi tidak mau bergantung dengan orang lain. Universitas Sumatera Utara 104 Analisa yang dilakukan merujuk pada teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya pada bab II. Harga diri adalah penilaian positif atau negatif yang dibuat individu tentang hal-hal yang dibuat individu tentang hal-hal yang berkaitan dengan dirinya yang menunjukkan sejauh mana individu menyukai dirinya sebagai individu yang mampu, penting, dan berharga. Coopersmith 1967 menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga diri, yaitu: 1. Penghargaan dan Penerimaan dari Orang-orang yang Signifikan 2. Kelas Sosial dan Kesuksesan 3. Nilai dan Inspirasi Individu dalam Menginterpretasi Pengalaman 4. Cara Individu dalam Menghadapi Devaluasi Dari keempat faktor yang diungkapkan oleh Coopersmith, peneliti melihat bahwa keempat faktor tersebut benar mempengaruhi harga diri ketiga partisipan. Dan faktor yang paling besar mempengaruhi harga diri ketiga partisipan adalah penghargaan dari orang-orang yang dianggap penting oleh partisipan. Rudi dan Fery yang merasakan dukungan, perhatian, dan kasih sayang dari teman-teman dan pengurus panti berpendapat bahwa mereka perlu untuk selalu berubah menjadi orang yang lebih baik. Bagi Fery yang dipercaya dan didukung oleh keluarganya untuk menjadi harapan keluarga di masa depan merasa bahwa hal tersebut menjadi motivasi baginya untuk belajar dan berprestasi lebih baik di sekolah. Sedangkan Rudi yang merasa tidak disukai oleh teman-temannya, tetap berusaha untuk menjadi anak yang lebih baik lagi karena mendapatkan dukungan dari pengurus panti. Dukungan dan perhatian dari pengurus panti juga membuat Universitas Sumatera Utara 105 Rudi berkomitmen untuk tidak tinggal kelas lagi dan Rudi juga berusaha untuk mendapatkan nilai-nilai akademis yang lebih baik lagi Ibu dan kakak keenam adalah orang yang dianggap paling penting dan mempengaruhi Sisi. Kedua sosok tersebut juga sangat mempengaruhi harga diri Sisi. Sifat ibu Sisi yang mampu mengontrol kondisi yang dialaminya, dapat menerima kritik dengan baik serta memiliki nilai-nilai dan sikap yang demokratis serta orientasi yang realistis saat ini diadaptasi oleh Sisi. Cara kakak keenam Sisi dalam memandang suatu masalah juga dalam mengatur kehidupan keluarganya juga ditiru oleh Sisi. Tetapi hal yang bertolak belakang dari Sisi adalah mengapa Sisi merasa bahwa dia tidak boleh sama sekali menjadi beban bagi orang lain bahkan keluarga kandungnya sekalipun. Selain penghargaan dari orang-orang yang dianggap penting dalam kehidupan, kesuksesan dan kelas sosial yang dialami oleh partisipan juga mempengaruhi harga diri mereka. Sisi yang pernah memiliki pengalaman bekerja di perusahaan asing dan banyak lagi kesuksesan dalam kehidupannya membuat dirinya merasa berharga. Hal yang sama terjadi pada Fery yang memiliki prestasi akademis yang baik di sekolah dan memiliki beberapa kemampuan. Kondisi diatas bertolak belakang dengan kondisi Rudi yang tidak berprestasi di sekolah, tidak memiliki pengalaman organisisasi apapun dan bahkan memiliki catatan buruk di sekolah. Catatan buruk tentang dirinya membuat dirinya menjadi seorang yang tidak yakin akan kemampuan akademis miliknya. Rudi juga tidak menyukai menghadapi hal-hal baru yang terjadi di dalam kehidupannya. Kelas sosial yang dimiliki oleh masing-masing partisipan juga mempengaruhi harga diri mereka. Sisi berasal dari keluarga yang berkecukupan Universitas Sumatera Utara 106 sedangkan Rudi dan Fery berasal dari keluarga yang kurang mampu. Status yang dimiliki Rudi dan Fery juga mempengaruhi harga diri mereka. Hal ini dapat dilihat dari perasaan malu mereka kalau ditanya guru tentang apakah para anak panti dapat membayar uang buku yang dibagikan Nilai yang dianut oleh masing-masing partisipan juga berbeda. Nilai-nilai yang dipegang Sisi adalah nilai-nilai yang berasal dari orang-orang dewasa karena Sisi lebih banyak berinteraksi dengan orang-orang yang lebih dewasa. Sisi juga menjadi anak yatim piatu ketika Sisi berusia 17 tahun. Nilai-nilai yang dianut oleh Ibu Sisi banyak diserap oleh Sisi sebelum Ibu Sisi meninggal dunia. Sedangkan Fery dan Rudi yang menjadi yatim piatu di usia yang lebih muda dan tinggal di panti bersama anak panti yang lain tentunya lebih banyak menganut nilai yang dianut oleh anak-anak panti. Nilai yang dianut oleh Fery membuat Fery merasa tidak perlu berkeluh kesah dengan kondisi-kondisi yang dialaminya saat ini. Nilai ini diperolehnya dari ayah Fery yang juga menjadi orang yang sangat penting bagi Fery. Fery menghadapi sindiran dari teman-temannya dengan tidak mempedulikan perkataan mereka dan selalu berusaha berpikiran positif tentang kondisi yang dihadapinya sebagai seorang yatim piatu. Hal ini sejalan dengan Sisi yang juga tidak mau terlalu membuat kondisi yang dihadapinya sebagai sesuatu hal yang sulit dihadapi. Tetapi hal ini berbeda dengan Rudi yang menghadapi evlauasi negatif dari temannya dengan cara yang negatif juga. Hal ini dapat kita lihat ketika Rudi merasa malu karena teman-temannya mengejek perut Rudi yang memiliki bekas luka operasi. Rudi merasakan bahwa hal tersebut adalah hal yang Universitas Sumatera Utara 107 memalukan. Hal ini menunjukkan bahwa cara individu dalam menghadapi evaluasi yang negatif dari orang lain juga mempengaruhi harga diri seseorang. Selain faktor-faktor yang diungkapkan oleh Coopesmith, faktor lain yang mempengaruhi harga diri adalah interaksi sosial FreyCarlock, 1987 yang dilakukan oleh ketiga partisipan. Rudi, Fery dan Sisi yang tetap melakukan interaksi sosial baik dengan teman-teman sekolah, guru, dan penghuni panti. Frey dan Carlock 1987 berpendapat bahwa harga diri dipengaruhi oleh interaksi individu dengan orang yang ada di sekitarnya. Sebagian besar harga diri adalah reaksi individu terhadap pendapat orang lain mengenai dirinya, bagaimana cara orang lain di sekitar kita melihat dan menilai perilaku serta semua hal yang ada dalam diri kita pada saat berinteraksi akan membentuk harga diri. Dalam hal ini apakah harga diri itu tinggi atau rendah tergantung penilaian yang diberikan orang tersebut dan juga penilaian yang kita berikan terhadap diri sendiri. Fery dan Sisi yang sering mendapatkan penilaian yang positif tentang dirinya memiliki harga diri yang lebih baik daripada Rudi yang sering mendapatkan penilaian yang negatif tentang dirinya. Pendapat Kaplan dan Pokorry dalam BaronByrne, 2000 yang mengatakan bahwa pengalaman hidup juga akan mempengaruhi harga diri seseorang. Hal ini dapat dilihat dari kasus Rudi yang banyak memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan selama masa kanak-kanak antara lain kematian Ibu karena dibunuh oleh orang lain, pengalaman pernah tinggal kelas karena malas bersekolah. Peristiwa-peristiwa tersebut telah mempengaruhi harga diri Rudi. Universitas Sumatera Utara 108 BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

V. A. Kesimpulan