D. 3. Prosedur pengambilan subjek penelitian E. Prosedur Penelitian E.1 Tahapan persiapan peneltian

30 sesuai kekhususan masalah penelitian. Selain itu, Banister dkk. dalam Poerwandari, 2001 menyatakan bahwa dengan fokusnya pada kedalaman proses, penelitian kualitatif cenderung dilakukan dengan jumlah kasus sedikit. Suatu kasus tunggal pun dapat dipakai, bila secara potensial memang sangat sulit bagi peneliti untuk memperoleh kasus lebih banyak, dan bila dari kasus tunggal tersebut memang diperlukan informasi yang sangat mendalam. Strauss dalam Irmawati,2002 mengatakan bahwa tidak ada ketentuan baku mengenai jumlah minimal subjek yang harus dipenuhi. Apabila data yang dikumpulkan telah cukup mendalam, maka dapat diambil subjek penelitian dalam jumlah kecil. Sesuai dengan pernyataan tersebut, jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 3 orang.

III. D. 3. Prosedur pengambilan subjek penelitian

Dalam penelitian kualitatif, umumnya menggunakan metode pengambilan sampel yang purposif. Sampel tidak diambil secara acak tetapi justru dipilih mengikuti kriteria tertentu Poerwandari, 2001. Pada penelitian ini prosedur pengambilan subjek penelitian dilakukan berdasarkan teori atau berdasarkan konstrak operasional theory- basedoperational construct sampling. Patton dalam Poerwandari, 2001 menjelaskan, penggunaan prosedur ini berdasarkan teori atau konstrak operasional sesuai dengan studi-studi sebelumnya, atau sesuai dengan tujuan penelitian. Hal ini dilakukan agar subjek benar-benar bersifat representatif artinya dapat mewakili Universitas Sumatera Utara 31 fenomena yang dipelajari. Dalam penelitian ini, sampel diperoleh berdasarkan kriteria seorang remaja yang telah kehilangan kedua orang tuanya. III. E. Prosedur Penelitian III. E.1 Tahapan persiapan peneltian Tahapan persiapan penelitian pleminary research dilakukan untuk mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam penelitian. a. Mengumpulkan konsep teori mengenai remaja yatim piatu dan harga diri Pada tahap ini, peneliti berusaha mengumpulkan dan mempelajari informasi serta konsep teori yang berkenaan dengan remaja yatim piatu dan harga diri remaja. b. Menyiapkan pedoman wawancara Sebelum wawancara dilakukan, peneliti terlebih dahulu menyiapkan pedoman wawancara yagn disusun berdasarkan teori yang ada. c. Menghubungi calon subjek yang sesuai dengan karakteristik subjek penelitian Peneliti menemui calon subjek peneltian, baik yang sudah peneliti kenal maupun yang dikenalkan oleh orang lain, untuk menjelaskan tentang penelitian yang akan dilakukan. Peneliti kemudian menanyakan kesediaan calon subjek untuk diwawancarai. d. Melaksanakan rapport Sebelum waancara dilakukan, peneliti melakukan rapport dengan tiap-tiap subjek penelitian yang telah menyatakan kesediaanya untuk diwawancarai. Menurut Moleong 1993, rapport adalah hubungan antara peneliti yang telah Universitas Sumatera Utara 32 melebur sehingga seolah-olah tidak ada lagi dinding pemisah diantara keduanya. Dengan demikian subjek dengan sukarela akan menjawab pertanyaan atau memberikan informasi yang diminta peneliti.

III. E.2. Tahap pelaksanaan penelitian