39
a. Observasi Umum
Wawancara dengan Rudi dilakukan sebanyak tiga kali di ruang kantor panti asuhan X. Peneliti dikenalkan kepada Rudi melalui Kak Susi kakak Panti.
Setiap wawancara direkam dengan menggunakan alat perekam setelah mendapatkan izin dari Rudi.
Rudi memiliki kulit berwarna coklat, mempunyai rambut pendek yang hitam dan berbadan kurus. Rudi memiliki tinggi sekitar 1,4 m. Selama beberapa
kali pertemuan, Rudi selalu menggunakan celana pendek jeans dan kaos. Rudi jarang melakukan kontak mata dengan peneliti ketika berbicara. Ketika bercerita
tentang kesulitan-kesulitan sebagai anak yatim piatu, Rudi tidak melakukan kontak mata, nada bicaranya menurun dan Rudi sering menundukkan kepala
sambil memegang rambutnya. Selama wawancara berlangsung lokasi wawancara dilewati oleh beberapa
penghuni panti yang lain. Ketika penghuni panti yang lain lewat, Rudi memelankan suara dan kembali menguatkan suara ketika penghuni panti yang lain
berlalu dari tempat wawancara. Peneliti selalu membawa makanan ringan selama proses wawancara untuk membantu mencairkan suasana pada saat topik yang satu
telah selesai ditanyakan. Peneliti selalu melakukan wawancara di sore hari setelah Rudi selesai melakukan tugas rumah harian yang diberikan oleh pengurus panti.
Proses wawancara dimulai dengan proses perkenalan antara peneliti dengan partisipan. Pada wawancara pertama peneliti menjelaskan maksud
kedatangannya untuk meminta kesediaan Rudi menjadi partisipan dalam
Universitas Sumatera Utara
40 penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Setelah Rudi menyatakan kesediaannya,
wawancara segera dilakukan.
b. Hasil Wawancara 1 Sejarah hidup
Rudi lahir di Kabupaten Samosir. Setelah ayah Rudi meninggal, Rudi tinggal dengan Ibu dan kedua Opungnya di Samosir. Ketika Ibu Rudi meninggal
dunia pada saat Rudi duduk di bangku kelas III SD, Rudi tinggal sementara bersama kedua Opung Rudi di Samosir hingga kelas VI SD.
Ketika duduk di bangku Sekolah Dasar, Rudi bersekolah di salah satu Sekolah Dasar yang ada di Samosir. Rudi bersekolah di sana hingga kelas V SD
dan pindah ke salah satu Sekolah Dasar yang ada di Medan pada saat memasuki awal ajaran tahun ketika Rudi duduk di kelas VI SD. Rudi pindah bersekolah di
Medan setelah kedua opungnya meminta Rudi untuk tinggal dan belajar di panti asuhan X.
Saat ini Rudi bersekolah di SMP Medan Putri dan duduk di kelas VIII. Rudi memiliki prestasi yang tidak baik dalam bidang akademis. Rudi juga pernah
tinggal kelas di kelas VIII dikarenakan catatan prestasi dan perilaku yang tidak baik, seperti absen dari sekolah.
Rudi adalah seorang anak tunggal di dalam keluarga. Ibu Rudi memiliki tujuh orang saudara yang berdomisili di Medan, Samosir dan di Pulau Jawa. Rudi
lebih banyak melakukan komunikasi dengan mereka daripada dengan saudara dari
Universitas Sumatera Utara
41 Ayah. Hal ini dikarenakan Ayah Rudi lebih dahulu meninggal dunia sehingga
komunikasi dengan keluarga dari Ayah berkurang. “Orang Mama 8 bersaudara. Mama yang paling besar. Nomor 2 Tulang
yang di Samosir kerjanya jualan, nomor 3 di Jakarta supir bus sekolah, nomor 4 tante di Medan jualan di pajak, nomor 5 di Binjai supir angkot,
nomor 6 di Solo Tulang kerjanya nebang pohon, nomor 7 masih kuliah dan nomor 8 Tante kerja di pabrik selop.”
P1. V.2L. 123-131p.3 “… Soalnya Ayah duluan meninggal. Jadi aku lebih banyak
berkomunikasi dengan saudara dari Mama” P1. V.2L. 133p.3
Walaupun saat ini Rudi tinggal dipanti asuhan dan biaya hidupnya
ditanggung oleh panti asuhan, tetapi keluarga dari Ibu Rudi juga tetap mau memberikan bantuan. Tulang Rudi yang tinggal di Binjai menjadi wali Rudi
setiap kali ada pertemuan yang diadakan oleh panti asuhan.
2 Sejarah menjadi yatim piatu
Rudi menjadi anak yatim ketika Rudi masih bayi. Ayah Rudi meninggal karena penyakit yang diderita akibat dampak dari pekerjaan sebagai seorang
nelayan. Menurut cerita-cerita yang sering Rudi dengar dari orang-orang, Ayah Rudi sakit karena sering menyelam.
“ Bapak meninggal ketika aku masih bayi bang. Bapak meninggal karena sakit tetapi aku gak tahu Bang penyakit apa pastinya. Kata orang karena
nyelam. Bapak kan nelayan.” P1. V.2L. 14-22p.1
Ketika Rudi duduk di bangku kelas III SD, Rudi menjadi seorang yatim
piatu. Penyebab kematian Ibu Rudi adalah karena dibunuh oleh seorang pencuri. Ibu Rudi memiliki sebuah kios kecil yang dijadikan sebagai sumber mata
Universitas Sumatera Utara
42 pencaharian bagi keluarga mereka. Kios Ibu Rudi sudah beberapa kali dibongkar
oleh orang lain dan Ibu Rudi menduga ini adalah perbuatan dari pemuda yang ada di sekitar rumah mereka. Karena kesal dengan pembongkaran yang sering terjadi
di kios mereka, Ibu Rudi mengancam akan memakai bantuan orang pintar untuk mencari tahu siapa orang yang menjadi pelaku pembongkaran kios itu. Pelaku
merasa terancam dengan perkataan Ibu Rudi dan kemudian membunuh Ibu Rudi. “Di Samosir kan kami ada kedai. Sering dibongkar orang. Mama bilang
sama orang sana mau panggil dukun biar ketahuan siapa yang maling. Jadi malingnya bunuh Mama karena ketakutan.”
P1. V.2L. 346-349p.1 Setelah kedua orang tua Rudi meninggal, Rudi sempat diasuh oleh kedua
Opung dari keluarga Ibu Rudi di Samosir. Opung Rudi berusaha untuk menyekolahkan dan membesarkan Rudi. Menurut kedua opung Rudi, Rudi
adalah anak yang nakal, sering berkelahi dan susah diatur. Karena alasan inilah maka mereka memutuskan untuk mengirimkan Rudi ke panti asuhan yang ada di
kota Medan dengan harapan agar Rudi bisa lebih teratur dan disiplin dalam menjalani hidup. Mereka mendapatkan informasi tentang panti asuhan ini dari
salah seorang warga di Samosir yang sebelumnya sudah menjadi salah satu penghuni panti asuhan.
3 Orang-orang yang penting dalam kehidupan Rudi
Rudi memiliki beberapa orang-orang yang penting dalam kehidupan Rudi. Mereka adalah Opung, pengurus panti Bapak Ibu Mayor, Kapten, dan kakak-
kakak pengasuh yang ada di panti asuhan X. Rudi menganggap mereka sebagai
Universitas Sumatera Utara
43 orang-orang yang paling penting dalam kehidupan Rudi karena mereka sangat
perhatian terhadap Rudi dan juga memenuhi kebutuhan Rudi. “Orang-orang yang terpenting daam hidupku adalah Opung, Mayor,
Kapten, dan Kakak pengasuh. Mereka penting buat aku Karena merekalah yang memperhatikan sekolahku dan semua kebutuhan hidupku mereka
yang penuhi.” P1. V.2L. 155-159p.4
Ada hal-hal positif yang diperoleh Rudi dari orang-orang yang dianggap
penting dalam kehidupan Rudi. Rudi menerima rasa kasih sayang dari mereka. Menurut Rudi Mayor adalah orang yang suka bercanda sehingga dapat
menghadirkan suasana yang hangat dan menyenangkan. Kak Susi adalah orang yang sangat penyayang, dan Kapten selalu dapat memberikan rasa semangat di
dalam diri Rudi. Bapak Mayor adalah salah satu pengurus panti yang sangat dikagumi oleh
Rudi. Rudi sangat mengagumi Bapak Mayor karena sifatnya yang sangat penyabar dan mudah membaur dengan anak-anak kecil yang ada di panti. Sifat
yang sangat berbeda dengan sifat Rudi ini sangat ingin dimiliki oleh Rudi karena menurut Rudi saat ini dia kurang begitu disukai oleh orang-orang yang ada di
sekitarnya. “Aku sangat senang dengan sifat Bapak Mayor yang sangat penyabar dan
mudah membuat orang senang. Aku juga ingin bisa memiliki sifat Bapak ini karena saat ini aku lebih sering membuat orang lain jengkel denganku.”
P1. V.3L. 360-377p.8-9 Selain para pengurus panti Rudi juga memiliki sahabat karib yang ada di
panti yang juga merupakan kelahiran Samosir, yaitu Tio Sigalingging. Tio Sigalingging adalah seorang anak laki-laki yang duduk di bangku SMA. Rudi
sangat mempercayai Tio dan selalu membagi cerita dan beban yang dia rasakan
Universitas Sumatera Utara
44 kepada Tio. Rudi bahkan menganggap bahwa Tio adalah teman selamanya dalam
kehidupan Rudi. “Tio Sigalingging. Dia anak Samosir juga Bang. Kami akrab, sering main-
main bersama. Aku juga lebih sering curhat dengan dia daripada dengan orang lain.”
P1. V.2L. 165-172p.5-6 Rudi juga memiliki teman-teman terdekat di sekolah. Teman-teman Rudi
yang terdekat disekolah adalah Dedi Kaloko, Meki Sinurat dan Sihar Simbolon. Rudi sering belajar, bermain dan pulang ke panti bersama mereka. Dedi adalah
seorang remaja yang menjadi salah satu penghuni panti asuhan X juga. Rudi mulai sering berteman dengan Dedi sejak Rudi tinggal kelas di kelas VIII. Sihar teman
yang satu marga dengan Rudi memiliki orang tua yang bekerja di pajak yang berada di dekat panti asuhan X. Sihar biasa pulang bersama Rudi dan Dedi ke arah
panti, lalu Sihar meminta ongkos terlebih dahulu dari orang tuanya untuk pulang ke rumhanya. Rudi juga sering belajar bersama Dedi dan Sihar ketika ada
pelajaran yang sulit. Rudi juga terkadang dibantu oleh Sihar ketika Rudi kesulitan dalam masalah keuangan. Sihar pernah membayarkan uang foto Rudi ketika Rudi
tidak memiliki uang lagi. Rudi jugasering diajak makan oleh Sihar. Selain memiliki orang-orang yang penting dalam kehidupan, Rudi juga
memiliki seorang tokoh idola di bidang musik yang sangat digemari. Rudi sangat mengidolakan Ahmad Dani dari band Dewa. Menurutnya Ahmad Dani adalah
seorang musisi yang sangat hebat karena mampu menciptakan lagu yang bagus dalam selang waktu yang singkat. Rudi ingin memiliki kemampuan seperti
Ahmad Dani.
Universitas Sumatera Utara
45
4 Harga diri partisipan I a Perasaan diterima
Komunitas kehidupan Rudi melibatkan tiga komunitas kehidupan. Yang pertama adalah keluarga besar Simbolon dan Marbun yaitu keluarga dari Ayah
dan Ibu Rudi. Komunitas yang kedua adalah komunitas lingkungan SMP Medan Putri. Dan terakhir adalah komunitas panti asuhan X tempat Rudi tinggal dan
mempelajari banyak hal di luar sekolah. Saat ini Rudi tidak tinggal bersama salah satu saudara kandung dari pihak
Ayah maupun Ibu Rudi. Hal ini dikarenakan Rudi adalah seorang anak yang sulit diurus dan suka berkelahi. Beberapa keluarga Rudi ada yang tinggal di Medan
yaitu Tulang yang ada di Binjai dan Inanguda yang bekerja di salah satu pasar yang ada di kota Medan tetapi Rudi tidak tinggal bersama salah atu dari mereka.
Rudi hanya bertemu dengan keluarga kandung pada saat libur Natal dan Tahun Baru. Tulang Rudi yang tinggal di Binjai datang untuk menjadi wali bagi Rudi
jika ada pertemuan orang tua yang dilaksanakan oleh panti asuhan. Rudi juga berkomunikasi dengan keluarga ketika Rudi membutuhkan untuk memenuhi
keperluan.
“Sebelumnya aku tinggal dengan Opung. Tapi aku diminta tinggal di panti asuhan karena aku susah diurus. Katanya kalau di sini aku bisa lebih
teratur dan terlatih. Aku bandel dan sering berantem jadi saudara-saudara pun malas ngurus aku.”
P1. V.2L. 47-55p.2 Sihar, Meki dan Dedi adalah orang-orang terdekat Rudi di sekolah. Rudi
sering bermain dan mengerjakan tugas dari sekolah bersama mereka. Walaupun hubungan mereka berempat cukup dekat tetapi sampai saat ini Rudi masih merasa
Universitas Sumatera Utara
46 tidak nyaman untuk berbagi cerita dan keluh kesah kepada Romi dan Dedi yang
menjadi teman dekat di sekolah karena menurutnya mereka tidak bisa menjaga rahasia. Menurutnya Sihar, Meki dan Dedi tidak dapat dipercaya dalam menjaga
suatu rahasia. Rudi lebih mempercayai Tio dalam menjaga rahasia yang dimilikinya. Menurut Rudi, walaupun Sihar, Meki dan Dedi adalah teman terdekat
di sekolah tetapi mereka bukanlah teman selamanya, mereka mungkin saja sudah dilupakan oleh Rudi ketika tamat sekolah nanti.
Menurut Rudi, Rudi kurang disukai oleh teman-temannya di sekolah karena sifatnya yang tidak baik seperti suka mengejek, kelewatan ketika bermain,
memilih-milih teman dan hal lainnya. Rasa tidak suka dari teman-temannya bahkan terkadang ditunjukkan melalui perbuatan.
“Aku kurang disukai teman-teman disekolah mungkin karena sering ngejek-ngejek. Kadang mereka tunjukkan kalau mereka gak suka.
Misalnya kalau aku pinjam pulpen tidak dikasih mereka. Padahal ada.” P1. V.3L. 386-391p.10
Penghuni panti yang lain juga kurang menyukai sikap dan perilaku Rudi.
Hal ini dikarenakan terhadap penghuni panti yang lebih muda Rudi suka memerintah. Teman-teman panti yang sebaya atau lebih tua dari Rudi sering
mengatakan bahwa Rudi adalah orang yang suka berlebihan dalam berperilaku dan bergaya. Mereka sangat tidak menyukai gaya Rudi yang sering memakai
celana terlalu turun. Rudi adalah seorang yang sulit untuk mencari teman baru. Rudi malu
untuk berkenalan dengan orang-orang baru. Pada wawancara terakhir Rudi mengatakan bahwa dia tidak mengetahui alasan mengapa dia malu untuk
Universitas Sumatera Utara
47 berkenalan dengan orang-orang baru, tetapi pada pertemuan sebelumnya Rudi
mengatakan kalau Rudi malu berteman dengan orang baru karena kondisinya sebagai anak yatim piatu.
“Aku pun gak tahu Bang. Karena mau cari kenalan baru pun malu... Gak tau Bang.”
P1. V.3L. 258-260p.6 “... Pernah juga Bang aku merasa minder. Karena anak panti. Gak ada
duitnya, gak pernah jajan. Serba kurang.”
P1. V.2L. 213-216p.6
b Perasaan Berharga
Rudi mempunyai perasaan malu sebagai anak yatim piatu karena menurutnya orang-orang memiliki pandangan bahwa anak panti selalu
mempunyai masalah keuangan. Menurut Rudi, kondisi dimana dia jarang jajan membuat dia tidak sebanding dengan teman-teman yang lebih baik kondisi
keuangannya. Rudi sering menjadi malu sendiri dengan keadaan yang dialami Rudi padahal teman-teman Rudi tidak pernah mengejek Rudi. Walaupun Rudi
memiliki perasaan malu sebagai seorang yatim piatu, di dalam hati Rudi merasa bersyukur dengan keadaan yang dialami Rudi saat ini. Rudi membandingkan
keadaannya dengan anak-anak yang sering mengamen atau mengemis di pinggir jalan. Menurutnya kondisi saat ini jauh lebih baik daripada anak-anak itu.
“Pernah juga aku merasa malu Bang. Karena aku menganggap orang berpikir bahwa anak panti itu gak ada duitnya, gak pernah jajan, serba
kurang. Padahal teman-teman biasa aja Bang. Aku sendiri yang malu.” P1. V.3L. 213-216p.6
“... Tapi aku bahagia juganya Bang dengan kondisiku saat ini walalupun susah. Karena gak harus seperti pengamen atau pengemis yang tidak lagi
bisa berskolah.”
Universitas Sumatera Utara
48 P1. V.2L. 413-418p.10
Kalau berbicara tentang fisik, Rudi sangat mengagumi kedua tangannya. Dia menyukai kedua tangan karena dapat bergerak bebas sehingga bisa digunakan
untuk banyak hal. Selain itu Rudi juga menyukai tangan karena kedua tangan Rudi terlihat lebih kekar dan sehat dibandingkan bagian tubuh lain seperti kaki
yang sering luka kalau bermain bola. Diantara semua bagian tubuh yang Rudi miliki, Rudi paling tidak menyukai bagian perut. Terdapat sebuah luka bekas
operasi yang besar di perut Rudi akibat operasi usus buntu yang dialami diakhir tahun 2007. Menurut Rudi, bekas luka itu sangat jelek dan memalukan. Teman-
teman panti yang tahu bekas luka itu juga sering mengejek bekas luka itu. Selain bekas luka di perut, bagian tubuh lain yang kurang disukai oleh Rudi adalah
wajah. Walaupun teman-teman Rudi sering mengejek bagian-bagian dari tubuhnya, secara umum Rudi menyukai tubuh yang dimilikinya karena menurut
Rudi itu semua adalah milik Rudi yang diberikan oleh Tuhan. Rudi adalah orang yang pemilih dalam hal mencari teman baik di panti
maupun di sekolah. Kriteria teman yang baik menurut Rudi adalah orang yang mau memberikan contoh kepada Rudi dalam mengerjakan tugas, orang yang
memiliki banyak uang, dan kalau teman wanita adalah teman yang cantik. Bila ada orang lain yang tidak memenuhi sifat ini tetap boleh menjadi teman Rudi
tetapi hubungannya tidak bisa terlalu dekat. “Teman yang baik menurutku adalah teman yang mau membantu
mengerjakan PR, yang punya banyak duit. Kalau teman cewek yang cantik.”
P1. V.3L. 325-326p.8
Universitas Sumatera Utara
49 “Kalau sekedar berkawan aja aku mau. Tapi gak pala dekat kali lah
mungkin.” P1. V.3L. 328-329p.8
Rudi merasa bahwa dia memiliki sifat yang nakal dan pemalas sehingga sering membuat orang-orang yang ada di sekitar menjadi kurang menyukainya.
Rudi tidak suka ketika orang lain meminta bantuan dari Rudi dan dia cenderung menolak permintaan tersebut. Rudi sering berlebihan ketika bermain dengan
teman-teman. Dimulai dari saling mengejek sesama teman, Rudi sering melakukan pemukulan kepada teman walau dia menganggap hal itu hanya
bercanda. Rudi sering mendapatkan kritik dari teman-teman tentang sifat yang negatif ini, tetapi Rudi lebih sering bersifat cuek terhadap kritik yang diberikan
oleh teman-teman walaupun dia sebenarnya sadar harus merubah kebiasaan buruk itu secara perlahan.
“Aku rasa lebih banyak orang-orang yang tidak menyukai aku. Di panti atau pun di sekolah. Kalau sama anak kecil yang dipanti aku suka nyuruh-
nyuruh. Kalau sama yang orang besarnya mereka suka main-main sama aku, apalagi main bola. Tapi ada juga yang gak suka. Menurut mereka aku
banyak gaya, celananya diturun-turuni. Kalau di sekolah aku kurang disukai karena suka mengejek-ejek.”
P1. V.3L. 365-386p.8-9 Selain sifat negatif, Rudi juga merasa memiliki kelebihan. Rudi senang
dengan dirinya yang bisa memiliki keterampilan di bidang musik dan olahraga. Kelebihan pada dua bidang inilah yang membuat Rudi merasa kalau teman-teman
mau bermain dengannya. Selain keterampilan di bidang musik dan olah raga, Rudi juga memiliki rasa humor yang tinggi. Rasa humor ini dipercayai oleh Rudi dapat
menyenangkan hati teman-teman.
Universitas Sumatera Utara
50 Selain rasa humor yang tinggi, Rudi juga mengaku bahwa kerajinannya
membantu kedua Opungnya dalam menyangkul dan membantu Opungnya bertani dan beternak sering mendapatkan pujian dari kedua Opungnya.
Walaupun Rudi juga merasa memiliki beberapa kelebihan di dalam dirinya, tetapi saat ini Rudi merasa bahwa dia memiliki lebih banyak kekurangan
daripada kelebihan di dalam dirinya. “Kurasa saat ini aku lebih banyak memiliki kelemahan dibandingkan
kelebihan yang aku miliki Bang.” P1. V.2L. 335-344p.8-9
c Perasaan mampu
Rudi merasa memiliki bakat dan kelebihan di bidang musik dan sepakbola. Para pengasuh berpendapat bahwa Rudi menonjol di kedua bidang ini. Kapten
Nico salah seorang penghuni panti mengatakan bahwa Rudi selalu menonjol di bidang olah raga, sedangkan Kak Susi berpendapat bahwa Rudi sangat menonjol
di bidang musik khususnya kemampuan bernyanyi. Aku paling mahir di bidang sepak bola dan musik. Menurutku kedua
bidang itu sangat menyenangkan untuk dilakukan. Aku sering ditengok kapten aku Main bola dan musik, menurutnya bagus mungkin
permainanku. P1. V.3L. 34-41 dan 81-88p.1-2
Rudi sangat gemar dalam bermain bola. Keahlian yang dimiliki Rudi adalah tendangan yang terarah dan cukup keras. Rudi berencana jika ada kegiatan
ekstrakurikuler dia akan mengikuti kegiatan futsal olahraga sejenis sepakbola yang pemainnya hanya berjumlah 5 orang. Rudi ingin dapat terus bermain
sepakbola untuk waktu yang lama walaupun Rudi tidak berencana untuk menjadi seorang pemain sepak bola profesional. Saat ini masih banyak penghuni panti
Universitas Sumatera Utara
51 yang memiliki kemampuan yang lebih baik dari Rudi, namun Rudi yakin dapat
melewati kemampuan mereka jika Rudi diberikan waktu 3 bulan untuk berlatih sepakbola lebih serius.
“Masih lebih banyak lagi mereka yang lebih bagus mainnya. Tapi bisa juga mereka kukejar kemampuannya bang. Aku bisa kejar kemampuan
mereka dalam 3 bulanlah kalau bisa belajar serius. Mereka bisa skill kayak samba gitu. Ada yang tendangannya lebih keras dan larinya ada yang lebih
kencang.” P1. V.3L. 34-41 dan 50-59p.2
Selain gemar dan berbakat dalam bidang sepakbola, Rudi juga menyukai musik. Rudi bercita-cita untuk dapat memiliki mata pencaharian melalui musik
yaitu musik band. Walaupun saat ini Rudi sulit untuk mengembangkan minat dan bakatnya di bidang musik karena kondisi panti yang memang tidak mengijinkan
penghuni panti untuk beraktivitas dengan kegiatan di panti, Rudi yakin bahwa suatu hari nanti Rudi dapat mengembangkan minat dan bakatnya ini di luar panti.
Saat ini, Rudi sedang mendalami kemampuannya di bidang brass band dan Rudi sedang mempelajari bariton. Rudi baru belajar memainkan bariton
selama 2 minggu dan baru mendapatkan definisi dan gambaran tentang bariton. Rudi memasang target untuk dapat memainkan bariton ini dengan mahir dalam
waktu 1 tahun. “Gak tahu, baru dua minggu latihannya Bang. Latihannyapun kalo ada
waktu kosong aja. Ini Baru perkenalan aja dulu Bang. Inilah baru masuk praktek. Yang diajari cara tarik nafas, nekan apanya itu Bang. Aku rasa
dalam satu tahun inilah Bang aku baru bisa menguaasai baritone. Karena susah Bang. Tutsnya hanya ada 3 untuk bisa menghasilkan 17 nada yang
beda-beda.”
P1. V.3L. 10-24p.1
Universitas Sumatera Utara
52 Sebelum mempelajari bariton, Rudi sebelumnya sudah mempelajari cara
memainkan gitar dan kemampuan vokal. Rudi saat ini masih menguasai chord kunci dalam bermain gitar namun dia berusaha untuk terus mengembangkan
kemampuan dalam bermain gitar. Rudi juga mengembangkan kemampuan vokal. Saat ini Rudi tidak memiliki jadwal rutin dalam melatih kemampuan vokal dan
bermain gitar, Rudi hanya melatihnya pada saat ada waktu luang. Walaupun tidak memiliki waktu berlatih yang rutin, orang di sekitar Rudi mengakui kemampuan
yang dimiliki oleh Rudi. Rudi pernah tampil di depan donatur bagi panti dan kemampuan bernyanyi Rudi telah diakui oleh para pengurus panti. Rudi juga
yakin sanggup menyanyikan lagu favorit dengan maksimal. Kemampuan Rudi di bidang musik dan Sepakbola kurang diimbangi
dengan kemampuan dan prestasi di bidang akademis. Setelah pindah dari Samosir, Rudi belum pernah mendapatkan ranking di kelas. Menurut Rudi
pelajaran di sekolah yang ada saat ini jauh lebih sulit daripada pelajaran di sekolah yang terdahulu. Rudi pernah berpikir bahwa sekolah itu hanya merupakan
kegiatan rutin yang harus dijalankan. Rudi bahkan pernah kelas tinggal sekolah di kelas II SMP. Rudi tinggal kelas karena sering tidak hadir dan bersembunyi di
dalam panti asuhan. Rudi bersembunyi di dalam lemari bersama seorang teman panti yang tidak tinggal lagi di panti. Rudi bersembunyi karena merasa takut
pekerjaan rumah yang diberikan guru belum selesai. Rudi sering tidak mengerjakan tugas rumah sehingga guru-guru juga sering mengatakan bahwa
Rudi adalah seorang anak yang pemalas.
Universitas Sumatera Utara
53 “Sekolah harus jalan terus bang walau gak pala kalilah. Sekolah itu
mungkin kayak suatu keharusan aja Bang. Aku belum pernah mendapatkan ranking di kelas Bang.”
P1. V.3L. 204-206p.5 “Aku pernah tinggal kelas karena sering gak masuk bang. Aku sembunyi
di bawah kolong tempat tidur karena PR dari guru belum selesai kukerjakan. Aku sembunyi dengan temanku yang sudah tidak tinggal lagi
di sini karena malu.” P1. V.1L. 168-177p.4
Rudi paling kesulitan menghadapi mata pelajaran Matematika. Nilai
semester terakhir yang paling jelek adalah nilai mata pelajaran Matematika. Menurut Rudi mata pelajaran ini adalah mata pelajaran yang paling sulit untuk
dicerna. Rudi lebih sering bertanya bahkan menjiplak pekerjaan teman bila harus menyelesaikan tugas Matematika yang sulit. Rudi sulit menangkap materi yang
diberikan oleh guru mata pelajaran Matematika di sekolah. “Kalau mata pelajaran Matematika aku yang sering nanya sama teman
Bang. Gak pala nangkap kali aku Bang pelajaran Matematika ini.” P1. V.3L. 300-304p.5
Jika tidak berhasil di bidang musik dan olahraga Rudi berencana untuk
masuk SMK jurusan otomotif setelah tamat dari SMP nanti. Rudi juga berencana untuk membuka bengkel setelah dia tamat menyelesaikan pendidikan di SMK
yang dicita-citakan Rudi. Rudi tidak memiliki rencana untuk kembali ke Samosir melainkan tinggal di Medan bersama Tulang yang tinggal di Binjai. Hal ini
berkaitan juga dengan pekerjaan Tulang Rudi yaitu sebagai supir angkot sehingga nanti Rudi sedikit banyak dapat bertanya hal-hal yang berkaitan dengan otomotif
kepada Tulangnya.
Universitas Sumatera Utara
54 “Kalau otomotif gak pala kali Bang. Itu rencana yang tidak utama Bang.
Mungkin karena belum belajar ya. Tapi tetap Kayaknya musik yang utama Bang. Kalau main bola juga hobi saja.”
P1. V.3L. 135-144p.4-5 Sebagai seorang remaja yang duduk di bangku SMP, Rudi tidak memiliki
kegiatan ekstrakurikuler apapun di sekolah karena Rudi merasa malas untuk beraktivitas seperti itu. Rudi lebih suka beristirahat setelah pulang dari sekolah
daripada harus mengikuti kegiatan di luar belajar. Rudi belum pernah memiliki pengalaman organisasi apa pun hingga saat
ini. Teman-teman maupun guru belum pernah menunjuk Rudi untuk menjadi pengurus kelas. Kalau pun ditunjuk oleh guru dan teman-teman Rudi belum tentu
mau menjadi pengurus kelas. Berbicara tentang kemampuan bersosisalisasi Rudi merasa sangat kurang
memiliki kemampuan ini. Menurut Rudi, dia adalah orang yang sulit membahagiakan orang-orang yang ada di sekitar. Dalam hal membantu orang lain
yang sedang memerlukan pertolongan Rudi sangat jarang dilakukan Rudi. Ketika orang lain meminta Rudi melakukan suatu pekerjaan Rudi sering melawan karena
alasan malas. Rudi juga merasa memiliki kekurangan di bidang komunikasi dengan orang lain. Untuk mendapat teman baru Rudi juga merasa sulit
melakukannya. “Kemampuan sosialisasi itu kan menolong atau membantu Bang?
Kayaknya aku gak terlalu bagus soal bantu-membantu. Karena kalau disuruh untuk dimintai bantuan Rudi gak mau. Melawan lagi. Malas
membantu orang lainlah aku Bang.” P1. V.3L. 135-144p.4-5
Universitas Sumatera Utara
55
c. Interpretasi