A. Kesimpulan Harga Diri Remaja Yatim Piatu

108 BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

V. A. Kesimpulan

Pada bab ini akan disimpulkan gambaran harga diri partisipan berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Coopersmith 1967 mengenai aspek-aspek harga diri dan ciri-ciri individu sesuai dengan tingkat harga dirinya.

1. Partisipan I Rudi

Pada partisipan I, aspek perasaan diterima dari harga diri partisipan rendah. Hal ini dapat kita lihat dari pernyataan yang dikatakan oleh partisipan bahwa partisipan I adalah seseorang yang kurang disukai oleh teman-temannya baik yang ada di panti asuhan maupun di sekolah. Rudi juga adalah seseorang yang minder bila bertemu dengan orang baru karena mengangap dirinya seorang anak yatim piatu dan tinggal di panti asuhan. Dilihat dari aspek perasaan berharga, partisipan memiliki harga diri yang rendah. Rudi kurang menghargai dirinya.Rudi juga tidak menghargai orang lain dan sulit untuk menerima kritik dari orang lain. Rudi juga merasa bahwa kekurangan yang ada pada dirinya lebih banyak daripada kelebihan yang dia miliki. Walaupun Rudi merasa kelemahannya lebih banyak daripada kelebihan yang dia miliki, Rudi mengetahui kondisi ini dan selalu berupaya untuk memperbaiki dirinya. Hal ini dapat dilihat dari nilai akademis Rudi yang sudah lebih baik dan dari keinginan Rudi untuk bisa memiliki sifat seperti Bapak Mayor Universitas Sumatera Utara 109 yang disukai oleh banyak orang. Rudi ingin memiliki sifat Bapak Mayor agar dapat lebih disukai oleh banyak orang. Aspek perasaan mampu yang dimiliki Rudi lebih tinggi dibandingkan kedua aspek yang sebelumnya. Rudi merasa memiliki kelebihan dalam bidang kesenian khususnya kemampuan vokal dan olahraga sepakbola. Rudi juga berani memasang target untuk bisa lebih mahir lagi bernyanyi dan bermain sepak bola. Rudi juga berjanji memasang target selama satu tahun untuk bisa menguasai alat musik bariton yang baru saja dipelajarinya di dalam kelompok brass band yang ada di panti asuhan X. Rudi.

2. Partisipan II Fery

Fery sangat senang berteman dengan orang banyak dan tidak mau mempermasalahkan kondisinya sebagai seorang anak yatim piatu. Fery bahkan merasa sangat kasihan bila ada seseorang yang tidak mempunyai teman. Fery menganggap bahwa waktu berkumpul bersama teman dan orang-orang yang disayanginya adalah masa-masa yang terbaik di dalam hidupnya. Fery juga selalu ingin menambah jumlah teman-teman yang dimilikinya dan ingin bergabung dengan organisasi PASKIBRA yang ada di sekolahnya untuk mewujudkan keinginannya. Fery juga menganggap bahwa teman-temannya sangat menyayanginya. Hal ini ditunjukkan oleh pernyataan Fery yang berkata bahwa teman-temannya akan merasa suasana tidak akan meriah bila Fery maupun teman- teman lain yang tidak ikut. Fery juga pernah ditunjuk oleh teman-temannya untuk menjadi ketua kelas. Hal ini menunjukkan bahwa teman-teman Rudi menerima Universitas Sumatera Utara 110 dan menghargai keberadaannya. Semua pemaparan diatas menunjukkan bahwa harga diri Rudi dilihat dari aspek perasaan diterima tinggi. Dilihat dari aspek perasaan berharga, Fery juga memiliki harga diri yang tinggi. Ini dilihat dari perasaan berharga yang ada pada diri Fery. Fery menerima kondisi dirinya sebagai seorang yatim piatu. Fery tidak pernah mengeluh dengan kondisi keuangan yang serba kurang dan harus tinggal di panti asuhan atas permintaan saudara kandungnya. Fery bahkan menerima beban yang diberikan oleh keluarganya dengan baik melalui prestasi-prestasi akademis yang dicapai Fery dengan nilai yang baik di sekolah. Fery juga sering mengisi hari-harinya dengan kegiatan yang positif seperti membaca surat kabar untuk menambah pengetahuannya. Fery juga mengganti keinginannya untuk bergabung di PASKIBRA yang tidak dapat terpenuhi dengan sesuatu yang juga berguan yaitu belajar komputer. Fery merasa memiliki kemampuan yang banyak. Kemampuan akademis yang baik, pengetahuan tentang komputer, musik band, olahraga dan lain-lain. Tetapi Fery merasa bahwa dari seluruh kemampuan yang dimilikinya itu, Fery belum mengetahui bidang apa yang ingin dikuasainya lebih mendalam lagi. Fery merasa masih harus melewati beberapa proses untuk bisa menentukan bidang apa yang harus didalaminya untuk menjadi mata pencahariannya di masa depan. Fery juga merasa terdapat beberapa kelemahan di dalam dirinya. Ini menunjukkan bahwa Fery memiliki harga diri yang tinggi dari aspek perasaan mampu. Universitas Sumatera Utara 111

3. Partisipan III Sisi

Sisi memiliki harga diri yang tinggi bila dilihat dari ketiga aspek harga diri yang dikemukakan oleh Coopersmith. Harga diri yang tinggi pada aspek perasaan diterima ini dapat dilihat dari pernyataan Sisi yang mengatakan bahwa diirnya adalah orang yang disukai oleh orang lain karena Sisi pandai melihat situasi ketika Sisi berbicara dengan orang lain. Hal ini juga dapat dilihat dari kondisi dimana teman-teman Sisi yang ada di SMK sering mengandalkan dirinya dalam menghadapi beberapa permasalahan. Sisi juga memiliki harga diri yang tinggi pada perasaan mampu. Sisi yakin bahwa dirinya mampu menghadapi masalah-masalah yang ada di dalam kehidupannya tanpa harus mengandalkan bantuan orang-orang yang ada di sekitarnya. Sisi juga berprinsip bahwa keberadaan Sisi tidak boleh menjadi beban bagi orang-orang yang ada di sekitarnya. Sisi juga suka menghadapi tantangan- tantangan baru dan tidak terlalu suka hal yang monoton. Ketika ditanyakan perasaannya hal-hal baru Sisi merasa percaya diri untuk dapat mengatasinya. Aspek perasaan berharga yang ada pada Sisilah yang membuat rendah harga diri Sisi. Sisi menganggap dirinya adalah seseorang yang berharga, tetapi Sisi kurang menghargai orang lain dengan berpendapat bahwa Sisi tidak mau meminta bantuan dari orang lain bahkan keluarganya. Universitas Sumatera Utara 112

V. B. Diskusi