BAB V PEMBAHASAN
5.1. Pengetahuan Stakeholders tentang Adanya Kemitraan Pertolongan
Persalinan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh gambaran pengetahuan stakeholders, yaitu dari 9 stakeholders yang diwawancarai, seluruh stakeholders
menyatakan sudah mengetahui tentang adanya program kemitraan pertolongan persalinan, namun tidak seluruh stakeholders mampu menjelaskan definisi kemitraan
pertolongan persalinan. Hal ini akan memengaruhi mereka ketika ditanyakan tentang pelaksanaan kemitraan pertolongan persalinan. Dari 9 stakeholders yang
diwawancarai, 6 stakeholders mampu menjelaskan definisi kemitraan pertolongan persalinan dan ada 3 stakeholders tidak mampu menjelaskan definisi kemitraan
pertolongan persalinan. Ketika ditanyakan kapan pertama kali mengetahui adanya kemitraan
pertolongan persalinan, seluruh stakeholders memberikan jawaban yang berbeda- beda. Informan kepala puskesmas menyatakan mengetahui adanya kemitraan
pertolongan persalinan sejak dia menjadi dokter PTT pada Tahun 2003, informan kepala desa menyatakan mengetahui kemitraan pertolongan persalinan sejak dia
menjabat sebagai kepala desa pada Tahun 2005, informan bidan staf puskesmas yang bertempat tinggal di salah satu desa yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Kota
Datar menyatakan mengetahui adanya kemitraan sejak informan menjadi bidan desa Tahun 1992, 5 informan bidan koordinator puskesmas, bidan desa, 2 informan kader
dan 1 informan dukun bayi menyatakan mengetahui adanya kemitraan pertolongan
Universitas Sumatera Utara
persalinan sejak Bulan November Tahun 2010, serta 1 dukun bayi menyatakan belum pernah mendengar istilah kemitraan dalam pertolongan persalinan.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang Notoatmodjo, 2003.
Menurut Suhartono 2005, sumber pengetahuan dibagi atas 5, yaitu: 1
Kepercayaan berdasarkan tradisi, adat dan agama yang berupa nilai-nilai warisan nenek moyang, 2 Pengetahuan yang berdasarkan pada otoritas kesaksian orang lain, juga
masih diwarnai oleh kepercayaan, 3 Pengalaman indrawi, 4 Akal pikiran dan 5 Intuisi.
Notoatmodjo 2003 menyatakan pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu: 1 Tahu know, 2 Memahami
comprehension, 3 Aplikasi aplication, 4 Analisis analysis, 5 Sintesis synthesis dan 6 Evaluasi evaluation. Semakin tinggi tingkatan pengetahuan
seseorang tentang suatu objek, maka semakin dalam pula pemahamannya terhadap objek tersebut.
Menurut Thoha 2008, Persepsi adalah proses kognitif yang kompleks dan menghasilkan suatu gambaran yang unik tentang kenyataan yang barangkali jauh dari
kebenarannya. Hal ini berarti bahwa hasil dari persepsi setiap orang akan berbeda- beda dan tidak menjamin bahwa apa yang mereka tafsirkan, rasakan, alami dan
sebagainya sesuai dengan kenyataan atau kebenaran.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Persepsi Stakeholders tentang Keputusan yang Diambil dalam