Tabel 4.24. Lanjutan
6 Kader
“Si ibu tadi yang ditolongnya sehat, gak kayak kemarin ada ibu ditolong dukun
bayi, anaknya yang lahir sesak nafas kerna tertelan air ketuban”
7 Kader
“Sekarang dukun sama bidan udah join, jadi uda lumayan, gak kayak dulu, dukun
selalu sendiri”
8 Dukun Bayi
“Enak, ringan gitu. Kerjaan cepat siap” 9
Dukun Bayi “Sebenarnya aku merasa lebih aman
sama bidan. Bidan kan ada sekolahnya, aku enggak”
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa seluruh informan merasakan manfaat dari pelaksanaan kemitraan pertolongan persalinan, diantaranya:
menekan AKI, mencegah komplikasi kehamilan dan persalinan dan meringankan beban kerja antara dukun bayi dan bidan desa dalam memandikan bayi.
4.3.8. Pernyataan Informan tentang Saran terhadap Pelaksanaan Kemitraan Pertolongan Persalinan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 9 informan yang diwawancarai, seluruh informan memiliki saran terhadap pelaksanaan program kemitraan
pertolongan persalinan. Saran yang dinyatakan informan antara lain ialah kesejahteraan bidan desa sebaiknya lebih diperhatikan, pemantauan oleh kepala
puskesmas sebaiknya lebih ditingkatkan, kegiatan pertemuan antara dukun bayi dan bidan desa sebaiknya lebih sering dilaksanakan, hendaknya kesenjangan antara bidan
desa dan dukun bayi diminimalisir dan hendaknya antara dukun bayi dan bidan desa lebih ditingkatkan lagi kerjasamanya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.25.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.25. Matriks Pernyataan Informan tentang Saran terhadap Pelaksanaan Kemitraan Pertolongan Persalinan
Informan Stakeholders
Pernyataan
1 Kepala Puskesmas Kota
Datar “Saya rasa kita harus lebih fokus kepada
bidan desa, karena disini sebenarnya yang lebih berperab itukan bidan desa, supaya
lebih diperhatikan lagi kesejahteraannya”
2 Kepala Desa
“Yang saya harapkan maunya sering pemantauanlah dari kepala puskesmas, dari
atasan kurang ada tekanan kepada bidan desa”
3 Bidan Koordinator
Puskesmas Kota Datar “Maunya sering dilakukanlah semacam
pertemuan dengan dukun bayi, selama ini kan jarang. Dikasi penyegaranlah, gitu aja”
4 Bidan Staf Puskesmas
“Ya supaya terjalin kerja sama yang baik antara dukun dengan bidan. Jangan sampai
ada kesenjangan. Jangan sampe ada dukun yang menganggap kalo bidan datang malah
menganggu tugasnya. Trus bidan juga maunya jangan ada anggapan gini,
mentang dia berpendidikan, dia merasa dukun ini gak ada apa-apanya, gitu. Kalo
saya dulu bisa menjalin kerjasama dengan mereka, kenapa yang lain gak bisa”
5 Bidan Desa
“Sarannya itu supaya dukun mau bermitra dengan kami”
6 Kader
“Maunya bidannya jangan sombonglah sama masyarakatnya”
7 Kader
“Supaya dukun itu lebih dibimbing lagi. Jangan cuma sebatas sekali. Maunya
sering-seringlah dipanggil untuk dikasi pengarahan”
8 Dukun Bayi
“Supaya bagus ajalah gitu” 9
Dukun Bayi “Maunya aku sama bidan jalan berdua”
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa ada beberapa saran yang dikemukaan informan mengenai pelaksanaan kemitraan pertolongan persalinan
diantarnya: agar kesejahteraan bidan desa lebih diperhatikan, agar pemantauan kepala puskesmas lebih ditingkatkan, agar kegiatan sosialisasi kemitraan pertolongan
Universitas Sumatera Utara
persalinan lebih sering dilakukan dan agar lebih tercipta hubungan yang baik antar bidan desa dan dukun bayi.
4.4. Persepsi Informan Ibu Hamil yang diperoleh melalui teknik Diskusi Berkelompok Focus Group Discussion
4.4.1. Persepsi Informan tentang Pihak yang Sebaiknya Menolong Persalinan