Persepsi Stakeholders Persepsi Stakeholders Tentang Pelaksanaan Kemitraan Pertolongan Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

macet, tidak pernah merujuk persalinan kepada bidan. Informan merasa yakin dengan kemampuannya dan tidak butuh bantuan dari bidan. Dalam hal ini, perbedaan persepsi informan disebabkan karena kurangnya pengetahuan informan terhadap tugas. Rakhmat 2005 menyatakan persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi yang berbeda-beda timbul karena beberapa faktor seperti ketidaktahuan, informasi yang salah, penilaian yang prematur dan pengalaman yang tidak menyenangkan. Peran masing-masing stakeholders berbeda satu dengan yang lainnya, maka diperlukan pengaturan peran oleh pemegang kewenangan yang lebih tinggi. Peran dan fungsi yang berbeda-beda harus dipahami oleh semua stakeholders agar terpenuhi kewajiban peran masing- masing dalam pelaksanaan kemitraan pertolongan persalinan.

5.3. Persepsi Stakeholders

tentang Kesepakatan dalam Pelaksanaan Kemitraan Pertolongan Persalinan Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh gambaran kesepakatan stakeholders dalam pelaksanaan kemitraan pertolongan persalinan, dimana informan bidan desa dan dukun bayi menyatakan tidak ada kesepakatan dalam pelaksanaan kemitraan pertolongan persalinan. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan informan bidan desa dan dukun bayi, bahwa pada saat mereka menolong persalinan secara bersamaan, masing-masing mengerjakan tugasnya berdasarkan inisiatif tiap informan, si dukun bayi yang mengurut perut ibu bersalin, sedangkan bidan menarik keluar bayi dari rahim ibu. Tidak jarang juga, saat membantu persalinan yang tidak aman seperti Universitas Sumatera Utara lahir sungsang, bidan malah mempercayakan dan menyuruh dukun bayi yang menarik bayi. Ketiadaan kesepakatan yang terjalin pada kemitraan pertolongan persalinan antara bidan dan dukun bayi, menjadi kendala dalam pelaksanaan kemitraan itu sendiri. Seharusnya dalam kemitraan, bidan memegang peranan yang lebih besar dari pada dukun bayi. Dukun bayi memang tidak dilarang mendampingi persalinan, karena masyarakatpun merasa aman jika persalinannya ditunggui dukun bayi, namun yang menjadi pertimbangan adalah peran dukun bayi itu sendiri hendaknya dibatasi. Berdasarkan seluruh jawaban informan di atas, dapat dilihat bahwa tidak adanya kesepakatan yang terjalin dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan informan tentang perlunya ditetapkan kesepakatan dalam kemitraan pertolongan persalinan. Menurut Notoatmodjo 2005, salah satu syarat kemitraan adalah harus ada kesepakatan visi, misi, tujuan dan nilai yang sama. Adanya visi dan misi yang sama akan memudahkan timbulnya komitmen bersama untuk menanggulangi suatu masalah bersama. Kesepakatan yang terjalin hendaknya mengandung prinsip kesetaraan equity, keterbukaan transparency dan saling menguntungkan mutual benefit. Bidan desa dalam menolong persalinan mempunyai beberapa kekurangan, seperti: 1 Bidan desa kurang pengalaman dalam menolong persalinan, 2 Bidan desa relatif muda, 3 Bidan desa sulit beradaptasi dengan masyarakat dan lingkungan desa, 4 Bidan desa kurang mendapat perhatian dari masyarakat, 5 Bidan desa tidak proaktif, dalam meningkatkan program kemitraan pertolongan persalinan, peran bidan desa adalah menjemput bola, 6 Bidan desa tidak betah tinggal di desa karena Universitas Sumatera Utara bidan desa bukan merupakan penduduk asli desa tersebut dan 7 Bidan desa melanjutkan pendidikannya, sehingga hanya sekali-sekali ada di desa. 5.4. Persepsi Stakeholders tentang Tindakan PelatihanPembinaan dalam Pelaksanaan Kemitraan Pertolongan Persalinan Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh gambaran pelatihanpembinaan dalam kemitraan pertolongan persalinan, dimana informan Kepala Puskesmas Kota Datar menyatakan bahwa kegiatan pelatihan dukun bayi selama masa jabatannya sejak Tahun 2008 tidak pernah dilakukan. Informan menyatakan bahwa pelatihan dukun bayi terakhir kali dilakukan sekitar 15 tahun yang lalu. Kegiatan yang telah dilakukan Puskesmas Kota Datar dalam upaya meningkatkan kemitraan antara bidan desa, kader dan dukun bayi baru sebatas pemberian himbauan. Pemberian himbauan tersebut hanya mengundang perwakilan dari bidan desa, kader dan dukun bayi. Kegiatan tersebut baru dilaksanakan pada Bulan November Tahun 2010. Informan kepala puskesmas menyatakan alasan mengapa baru dilakukan kegiatan tersebut adalah karena baru turunnya Bantuan Operasional Kesehatan BOK dari Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang. Beberapa informan menyarankan agar kegiatan serupa lebih sering dilaksanakan, jangan cuma sekali saja. Keberhasilan pelaksanaan kemitraan pertolongan persalinan dipengaruhi oleh komitmen semua stakeholders yang terkait. Informan dukun bayi menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dilatih dalam menolong persalinan. Hal ini benar dan tidak bertentangan dengan pernyataan Kepala Puskesmas Kota Datar. Dukun bayi merasa keahlian yang dimilikinya berasal dari nenek moyang dan pemberian Yang Maha Kuasa. Maka tidak menjadi masalah Universitas Sumatera Utara baginya ada atau tidaknya pelatihan pertolongan persalinan, dia tetap menolong persalinan dengan cara yang dia tahu. Persepsi dukun bayi terhadap pelatihanpembinaan pertolongan persalinan ini dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan informan. Pada umumnya dukun bayi berumur 40 ke atas, pendidikannya maksimal SD dan kebanyakan tidak sekolah. Pada dasarnya tujuan dari pelaksanaan kemitraan pertolongan persalinan adalah untuk menurunkan AKI. Upaya penurunan AKI memperhatikan 3 pesan kunci Making Pregnancy Safer MPS, antara lain: 1 Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, 2 Setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat pelayanan yang memadai dan 3 Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran Depkes, 2003. Usaha-usaha peningkatan pelayanan kesehatan seperti yang tercermin dalam program dukun latih memang bukan bertujuan untuk menghilangkan peranan yang dimainkan oleh sistem perawatan kesehatan yang lama dan menggantinya dengan sistem perawatan kesehatan yang baru. Pendidikan yang diberikan dalam program dukun latih justru terwujud sebagai pengakuan untuk menyelenggarakan enforcement pelayanan kesehatan kepada lembaga dukun bayi, khususnya penyelenggaraan proses pertolongan persalinan bagi masyarakat yang tinggal di daerah-daerah dimana fasilitas pelayanan kesehatan baru sangat terbatas. Lebih dari itu, dengan pendidikan yang diberikan, dukun bayi dianggap mampu menggantikan kehadiran fasilitas kesehatan yang baru yang diharapkan dapat meningkatkan taraf kesehatan penduduk. Universitas Sumatera Utara

5.5. Persepsi Stakeholders tentang PengawasanSupervisi dalam Pelaksanaan

Dokumen yang terkait

perilaku bidan dalam penatalaksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten deli serdang medan tahun 2014

0 41 81

Budaya Masyarakat Dalam Pemanfaatan Jampersal Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

0 0 16

Budaya Masyarakat Dalam Pemanfaatan Jampersal Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

0 0 2

Budaya Masyarakat Dalam Pemanfaatan Jampersal Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

0 0 10

Budaya Masyarakat Dalam Pemanfaatan Jampersal Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

0 0 33

Budaya Masyarakat Dalam Pemanfaatan Jampersal Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

0 0 2

Budaya Masyarakat Dalam Pemanfaatan Jampersal Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

0 0 1

Cover perilaku bidan dalam pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten deli serdang medan tahun 2014

0 0 14

Abstract perilaku bidan dalam pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten deli serdang medan tahun 2014

0 0 2

Appendix perilaku bidan dalam pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten deli serdang medan tahun 2014

0 0 14