4.3.3.3. Persepsi Informan tentang Pendampingan dalam Pertolongan Persalinan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 3 informan yang diwawancarai, ketiganya memberikan jawaban yang berbeda-beda ketika ditanyakan tentang
pendampingan dalam pertolongan persalinan. Ada 1 informan bidan desa yang menyatakan sama sekali belum pernah mendampingi dukun bayi dalam pertolongan
persalinan dan 2 informan dukun bayi yang menyatakan terkadangjarang didampingi bidan desa dalam menolong persalinan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10. Matriks Pernyataan Informan tentang Pendampingan dalam Pertolongan Persalinan
Informan Stakeholders
Pernyataan
1 Bidan Desa
“Selama saya jadi bidan desa, saya belum pernah mendampingi persalinan. Dukun
itu seringnya sendiri. Udah gitu
masyarakatnya gak mau datang bidannya, takut bayarnya mahal. Padahal gak juga,
kita gak memperhitungkan biaya, tapi masyarakat itu langsung
memperhitungkannya”
2 Dukun Bayi
“Terkadang-terkadang. Kalo si ibu minta dipanggil bidan, ya kami kerja berdua.
Kalo gak dipanggil, ya saya sendiri”
3 Dukun Bayi
“Jarang” Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa jarangnya pendampingan
persalinan oleh bidan desa kepada dukun bayi berdasarkan atas kurang tegasnya bidan desa, kurangnya pengetahuan dan kesadaran dukun bayi agar selalu bermitra
dengan bidan desa.
Universitas Sumatera Utara
4.3.3.4. Persepsi Informan tentang Perbedaan Peran antara Dukun Bayi dengan Bidan dalam Menolong Persalinan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 4 informan yang diwawancarai, Seluruh informan memberikan jawaban yang sama ketika ditanyakan tentang
perbedaan peran antara dukun bayi dengan bidan saat bersama-sama menolong persalinan. Seluruh informan menyatakan bahwa perbedaan peran antara dukun bayi
dengan bidan adalah dimana si dukun bayi mendorong atau mengusuk perut si ibu dari atas, sedangkan si bidan yang menarik keluar si bayi dari bawah. Hal tersebut
dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Matriks Pernyataan Informan tentang Perbedaan Peran antara Dukun Bayi dengan Bidan Saat Bermitra dalam Menolong
Persalinan
Informan Stakeholders
Pernyataan
1 Bidan Staf Puskesmas
Kota Datar “Kalau saya berdua dengan dukun bayi
waktu menolong persalinan, nanti si dukunnya itu mengusuk si ibu tadi, ngasih
air tawar, memandikan bayi terus mencuci pakaian ibu melahirkan dan bayinya itu”
2 Bidan Desa
“Aku kan belum pernah menolong persalinan berdua dengan dukun bayi, tapi
yang biasanya kudengar, si dukun bayi mendorong dan mengusuk si ibu, trus
yang memotong tali pusat dan menyuntik si bidan”
3 Dukun Bayi
“Kalo aku sendiri yang menolong persalinannya, kubungkus pake kain,
nunggu bidannya datang. nanti bidannya yang memandikan anaknya, aku mengusut
sama menyuci pakaiannya. Nanti sampai 9 hari kukusuk. Tapi kalo aku sama
bidannya berdua, aku mendorong aja dari atas”
4 Dukun Bayi
“Kalo aku sama bidan pas sama-sama menolong, aku dari atas aja, bidannya
yang dibawah, nanti aku mengusuk. Biasanya aku nunggu sampe 40 hari”
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa perbedaan peran antara dukun bayi dengan bidan saat bersama-sama menolong persalinan berdasarkan atas
pengalaman dan kebiasaan.
4.3.3.5. Persepsi Informan tentang Tindakan yang dilakukan saat menangani Proses Persalinan yang Tidak Aman Perdarahan, Lahir Sungsang dan
Sebagainya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 2 informan yang diwawancarai, keduanya memberikan jawaban yang berbeda ketika ditanyakan tentang tindakan
yang dilakukan saat menangani proses persalinan yang tidak aman pendarahan, lahir sungsang dan sebagainya. Ada 1 informan yang menyatakan bahwa dia
menyerahkan ke bidan, 1 informan menyatakan bahwa dia tidak menyerahkan ke bidan, melainkan tetap menanganinya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12. Matriks Pernyataan Informan tentang Tindakan yang Dilakukan Saat Menangani Proses Persalinan yang Tidak Aman
Perdarahan, Lahir Sungsang dan Sebagainya
Informan Stakeholders
Pernyataan
1 Dukun Bayi
“Waktu nolong persalinan si ibu pendarahan, tapi cepat-cepat dipanggil
bidannya, jadi ditolong dia”
2 Dukun Bayi
“Banyak yang kutolong lahir malang, kubagusin sendiri aja. Misalnya gini, si
bayi itu pantat dulu yang keluar, atau kaki dulu satu yang keluar, yaudah
kutarik aja itu. Nanti pas uda keluar baru kubagusin, si ibunya tadi janganlah
nengok”
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa tindakan yang dilakukan dukun bayi saat menolong persalinan yang berisiko berdasarkan atas kurangnya
Universitas Sumatera Utara
kesadarannya untuk bermitra dan juga berdasarkan keyakinannya bahwa dia dapat menanganinya sendiri dengan ilmu yang diyakininya berasal dari Yang Maha Esa.
4.3.3.6. Persepsi Informan tentang Pencatatan Jumlah Persalinan yang Ditolong