3. Subjek Hukum Internasional
Organisasi Penerbangan Sipil Internasional sebagai subjek hukum internasional dapat mengadakan perjanjian dengan organisasi internasional setelah
memperoleh persetujuan dari sidang umum. Dalam hubungan ini Organisasi Penerbangan Sipil Internasional telah membuat perjanjian dengan Perserikatan
Bangsa-Bangsa yang pada intinya menyatakan bahwa Organisasi Penerbangan Sipil Internasional merupakan badan khusus special agency di lingkungan Perserikatan
Bangsa-Bangsa sehingga keanggotaan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional hanya terbuka bagi negara yang telah menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Di samping itu, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional juga membuat perjanjian dengan pemerintah Kanada
41
Anggota Organisasi Penerbangan Sipil Internasional terdiri dari anggota asli original member anggota yang diterima oleh Sidang Umum Anggota asli original
member terdiri dari 52 negara yang ikut pembahasan dalam konferensi Penerbangan
yang menyatakan bahwa Organisasi Penerbangan Sipil Internasional mempunyai kantor pusat di Kanada, yaitu Montreal.
Dalam kapasitasnya sebagai subjek hukum internasional semua personil termasuk Presiden Dewan Harian Sekretaris Jenderal serta personil Organisasi
Penerbangan Sipil Internasional lainnya bersifat internsional international character
sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas organisasi yang mempunyai kekebalan hukum seperti personil organisasi internasional lainnya. Sebagai personil
yang bersifat internasional, semua personil Organisasi Penerbangan Sipil Internasional tidak boleh menerima instruksi dari negara masing-masing.
4. Keanggotan
41
Perjanjian tersebut berdasarkan Pasal 65 Konvensi Chicago 1944.
Universitas Sumatera Utara
Sipil Internasional, sedangkan keanggotaan yang diterima berdasarkan: a ratifikasi; b .menundukka n diri adherence; dan c penerima secara khusus. Keanggotaan
berdasarkan ratifikasi terbuka bagi negara yang ikut membahas dalam konferensi penerbangan sipil internasional. Mereka dapat menjadi anggota setelah menyerahkan
instrumen ratifikasi kepada pemerintah Amerika Serikat. Bagi negara yang netral Perang Dunia Kedua dan telah menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa dapat
menjadi anggota Organisasi Penerbangan Sipil Internasional dan mengikat bagi mereka setelah 30 hari terhitung sejak instrumen ratifikasi disampaikan kepada
pemerintah Amerika Serikat. Bagi negara yang menjadi musuh negara-negara sekutu, dapat menjadi
anggota Organisasi Penerbangan Sipil Internasional setelah memperoleh rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa, memperoleh dukungan suara sidang umum empat
perlima suara, dan memperoleh rekomendasi dari negara yang pernah diserang pada waktu Perang Dunia Kedua.
42
Pengunduran diri sebagai anggota Organisasi Penerbangan Sipil Internasional diatur dalam Pasal 95. Menurut pasal tersebut, setiap negara anggota Organisasi
Penerbangan Sipil Internasional dapat mengajukan pengunduran diri dengan cara menyerahkan instrumen pengunduran diri kepada pemerintah Amerika Serikat.
Pengunduran diri tersebut akan berlaku efektif satu tahun terhitung sejak surat pemberitahuan mengundurkan diri diterima oleh pemerintah Amenika Serikat.
Namun dalam praktik tidak dijalankan sebagaimana ketentuan tersebut, misalnya keanggotaan Rumania saat itu tidak perlu diadakan
pungutan suara empat perlima sidang umum, tetapi langsung diberi tempat duduk tanpa ada negara yang menolaknya.
42
Pasal 93 Konvensi Chicago 1944.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang