dianggap mampu melindungi, dan dengan membajak mereka pun dapat menghimpun harta benda untuk kepentingan pribadi maupun untuk kepentingan
kelompoknya. Jumlah pembajakan udara sejak tahun 1931 sampai dengan Desember
1983 terdapat tidak kurang dari 724 kali pembajakan yang timbul secara bergelombang naik dan turun antara 1947-1971. Gelombang pembajakan
mencapai puncaknya dalam tahun 1970 terdapat 83 kali pembajakan yang berarti bahwa setiap empat hari terdapat pembajakan udara.
6
B. Perumusan Masalah
Pembajakan udara juga pernah dialami penerbangan sipil Indonesia, yaitu pembajakan pesawat Woyla
tahun 1981 yang akhirnya mendarat di Thailand. Dalam hal terjadinya pembajakan udara pada penerbangan sipil
internasional maka perlu adanya upaya penanggulangan dan penanganannya. Selain itu juga tindak lanjut terhadap pelaku kejahatan penerbangan pembajakan
udara yaitu terkait kewenangan negara yang berhak untuk mengadili perkara pembajakan tersebut atau pengaturan tentang ekstradisi terhadap pelaku
pembajakan udara. Oleh karena itu dalam tulisan ini dikaji tentang perlindungan penerbangan sipil internasional terhadap pembajakan udara berdasarkan konvensi-
konvensi intersional.
Berdasarkan latar belakang permasalahan maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaturan penerbangan sipil internasional?
6
Ibid., hal. 111.
Universitas Sumatera Utara
2. Bagaimana keterkaitan konvensi-konvensi internasional dengan pembajakan
udara? 3.
Bagaimana perlindungan penerbangan sipil internasional terhadap pembajakan udara berdasarkan konvensi internasional?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaturan penerbangan sipil internasional
2. Untuk mengetahui keterkaitan konvensi-konvensi internasional dengan
pembajakan udara 3.
Untuk mengetahui perlindungan penerbangan sipil internasional terhadap pembajakan udara berdasarkan konvensi internasional
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat dilihat secara teoritis dan secara praktis berikut ini.
1. Secara teoretis diharapkan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut untuk
melahirkan berbagai konsep keilmuan yang pada gilirannya dapat memberikan andil bagi perkembangan ilmu pengetahuan hukum pidana
khususnya dalam bidang perlindungan penerbangan sipil internasional terhadap pembajakan udara berdasarkan konvensi internasional.
2. Secara praktis diharapkan agar tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi
para pembuat kebijakan maupun pihak legislatif guna melengkapi peraturan perundang-undangan yang masih diperlukan terkait dengan perlindungan
Universitas Sumatera Utara
penerbangan sipil internasional terhadap pembajakan udara berdasarkan konvensi internasional.
E. Keaslian Penelitian