Universitas Sumatera Utara myelogenous  leukemia  dan  acute  lymphoblastic  leukemia  berdasarkan  jenis  sel
blast yang ditemukan.
2.4.1. Acute Myelogenous Leukemia
Acute  myelogenous  leukemia  AML  atau  leukemia  myeloid  akut  adalah penyakit  keganasan  bone  marrow  dimana  sel-sel  prekursor  hemopoietik
terperangkap  di  fase  awal  perkembangannya.  Kebanyakan  subtipe  dari  AML dibedakan  dari  kelainan  darah  lainnya  berdasarkan  jumlah  blast  yang  berada  di
bone marrow, yaitu sebanyak lebih dari 20. Patofisiologi yang mendasari AML adalah kegagalan maturasi sel-sel bone
marrow  di  fase  awal  perkembangan.  Mekanismenya  masih  diteliti,  namun  pada beberapa kasus, hal ini melibatkan aktivasi gen-gen abnormal melalui translokasi
kromosom dan kelainan genetik lainnya. Gejala  klinis  yang  muncul  pada  pasien  AML  berakibat  dari  kegagalan
bone  marrow  dan  atau  akibat  infiltrasi  sel-sel  leukemik  pada  berbagai  organ. Durasi  perjalanan  penyakit  bervariasi.  Beberapa  pasien,  khususnya  anak-anak
mengalami  gejala  akut  selama  beberapa  hari  hingga  1-2  minggu.  Pasien  lain mengalami durasi penyakit yang lebih panjang hingga berbulan-bulan.
Anemia,  neutropenia  dan  trombositopenia  muncul  akibat  kegagalan  bone marrow  mempertahankan  fungsinya.  Gejala  anemia  yang  paling  sering  adalah
fatigue.  Penurunan  kadar  neutrofil  menyebabkan  pasien  rentan  terkena  infeksi. Perdarahan gusi dan ekimosis merupakan manifestasi akibat trombositopenia. Jika
perdarahan  terjadi  di  paru-paru,  saluran  cerna  dan  sistem  saraf  pusat,  hal  ini sangat membahayakan jiwa pasien Seiter, 2012.
Limpa,  hati,  gusi  dan  kulit  adalah  tempat-tempat  yang  sering  disinggahi akibat infiltrasi sel-sel leukemik. Pasien dapat mengalami splenomegali, gingivitis
dan gejala lainnya Seiter, 2012. Selain  pemeriksaan  fisik,  pemeriksaan  yang  harus  dilakukan  antara  lain
adalah  pemeriksaan  darah,  pemeriksaan  bone  marrow,  yang  merupakan  tes diagnostik defenitif, analisis kelainan genetik dan pencitraan.
Universitas Sumatera Utara Pada  pemeriksaan  hasil  aspirasi  bone  marrow,  dapat  dihitung  jumlah  sel
blast. Menurut FAB, AML adalah ketika terdapat lebih dari 30 sel blast di bone marrow. Menurut klasifikasi terbaru WHO, AML sudah tegak jika terdapat lebih
dari 20 sel blast di bone marrow.
Tabel 2.3. Klasifikasi Acute Myelogenous Leukemia
i. Klasifikasi AML menurut FAB adalah sebagai berikut :