Universitas Sumatera Utara Sel-sel  B  klonal  yang  merupakan  sel  asal  kanker  pada  pasien  CLL,
terperangkap di  jalur diferensiasi  sel  B  yaitu diantara pre sel-B dan sel-B matur. Secara morfologis, sel-sel ini menyerupai bentuk limfosit matur di darah perifer.
Pada  pasien  CLL,  pemeriksaan  darah  lengkap  CBC  menunjukkan limfositosis absolut dengan lebih dari 5000 Sel-
Bμl yang persisten selama lebih dari tiga bulan. Klonalitas harus dipastikan dengan flow cytometry. Sitopenia yang
disebabkan  oleh  keterlibatan  sel  klonal  di  bone  marrow  juga  dapat  menegakkan diagnosis CLL tanpa memperhatikan jumlah sel-B perifer.
Pemeriksaan  apusan  darah  tepi  dilakukan  untuk  melihat  limfositosis. Biasanya  ditemukan  smudge  cells  yang  merupakan  artifak  limfosit  akibat
kerusakan selama pembuatan slide apusan. Sel-sel atipikal besar, cleaved cells dan sel prolimfositik juga sering ditemukan dan bisa mencapai 55 dari total limfosit
perifer. Flow  cytometry  darah  perifer  merupakan  pemeriksaan  paling  baik  untuk
memastikan  diagnosis  CLL.  Melalui  pemeriksaan  ini,  tampak  sel-B  klonal  yang mengekspresikan CD5, CD19, CD20dim, CD 23 dan hilangnya FMC-7 staining.
2.6. Miscellanous Leukemia
2.6.1. Hairy Cell Leukemia
Hairy-Cell Leukemia adalah penyakit sel-B dengan sel abnormal memiliki proyeksi  sitoplasma  yang  menyerupai  rambut  pada  permukaannya.  Penyakit  ini
merupakan salah satu  leukemia limfoid kronis  yang pertama kali dijelaskan oleh Bouroncle dkk pada tahun 1958.
Penyakit  keganasan  sel-B  ini  dikenal  berdasarkan  susunan  ulang  gen immunoglobulin  yang  berakibat  pada  ekspresi  fenotip  sel-B  terhadap  antigen
permukaan,  dimana  menunjukkan  perbedaan  antara  sel-B  imatur  pada  CLL  dan sel plasma dari penyakit multiple myeloma.
Sel-B  klonal  abnormal  ini  menginfiltrasi  sistem  retikuloendotelial penderita  dan  mengganggu  fungsi  dari  bone  marrow.  Hal  ini  menyebabkan
kegagalan bone marrow atau pansitopenia. Sel-sel ini juga menginfiltrasi hati dan limpa yang mengakibatkan organomegali.
Universitas Sumatera Utara Etiologi  masih  belum  diketahui,  walaupun  beberapa  peneliti  menduga
bahawa paparan terhadap benzena, racun serangga organofosfat atau bahan-bahan lainnya  mungkin  berkaitan  dengan  perkembangan  penyakit  ini.  Adanya
overexpression  dari  protein  cyclin  D1,  yang  merupakan  regulator  siklus  sel penting, ditemukan pada penderita hairy-cell leukemia dan mungkin saja berperan
pada patogenesis molekuler penyakit ini. Penyakit  ini  biasanya  jarang,  hanya  berkisar  2  dari  seluruh  kejadian
leukemia  dengan  600-800  pasien  terdiagnosis  setiap  tahunnya.  Orang  kulit  putih lebih  sering  menderita  penyakit  ini.  Laki-laki  lebih  sering  ditemukan  menderita
hairy-cell  leukemia  dengan  rasio  4-5:1.  Predominasi  penyakit  ini  terjadi  pada lelaki paruh baya dengan rata-rata umur 52 tahun.
Proses  aspirasi  bone  marrow  biasanya  tidak  dapat  dilakukan  secara sempurna  karena  „dry  tap‟.  Infiltrasi  sel-sel  leukemik  pada  bone  marrow
menyebabkan  sel-sel  yang  akan  diaspirasi  sulit  melewati  jarum  aspirasi. Gambaran  hasil  biopsi  terhadap  bone  marrow  menunjukkan  pola  infiltrasi  hairy
cell dengan nukleus tunggal berbentuk bulat atau oval yang terpisah oleh sejumlah sitoplasma yang membentuk jaring-jaring fibrin.
2.6.2. Large Granular Lymphocytic Leukemia