Universitas Sumatera Utara sebanyak 1 orang 1.2, tipe M1 sebanyak 6 orang 7.4, tipe M3 sebanyak 1
orang 1.2, tipe M4 sebanyak 6 orang 7.4. Tidak ditemukan penderita AML tipe M2, M5, M6 dan M7.
5.2. Pembahasan
5.2.1.  Analisis Distribusi Data Penelitian
Berdasarkan data distribusi  diatas dapat dilihat bahwa dari 105 penderita leukemia  yang  tercatat  di  RSUP  Haji  Adam  Malik  Medan  pada  periode  Januari
hingga  Desember  2011  terdapat  60  pasien  laki-laki  57.1  dan  45  pasien perempuan  42.9.  Hal  ini  sesuai  dengan  prediksi  SEER  Surveilance
Epidemiology  and  End  Results  Stat  Fact  tahun  2012  yang  menyatakan  bahwa insidensi  kejadian  leukemia  di  tahun  2012  lebih  banyak  terjadi  pada  laki-laki
walaupun perbandingannya tidak signifikan. Untuk distribusi berdasarkan kelompok umur, pada penelitian ini didapati
insidensi  leukemia  terbanyak  terjadi  pada  kelompok  umur  dibawah  20  tahun, yaitu  sebanyak  75  orang  71.4.  Angka  ini  berbeda  dengan  data  epidemiologi
prevalensi  leukemia  di  Amerika  pada  tahun  2005-2009  yang  menyatakan  bahwa rata-rata  pasien  leukemia  terdiagnosis  pada  umur  66  tahun,  dengan  proporsi
sebesar  21.8  pada  kelompok  umur  65-74  tahun  SEER,  2012.  Sedangkan menurut  data  yang  sama,  untuk  kelompok  umur  dibawah  20  tahun,  proporsi
kejadian  hanya  sebesar  10.6.  Perbedaan  yang  cukup  signifikan  ini  mungkin berhubungan  dengan  faktor  industrial  dan  geografis  dimana  Indonesia  adalah
negara  berkembang  sedangkan  Amerika  adalah  negara  maju.  Berdasarkan  studi epidemiologis  WHO  pada  tahun  2009  menyatakan  bahwa  70  kejadian  kanker
terjadi di negara berkembang. Hal ini mendukung hasil penelitian ini dimana lebih banyak  kasus  terdiagnosis  dalam  kelompok  umur  dibawah  20  tahun.  Di  negara
maju  kasus  terdiagnosis  pada  kelompok  umur  yang  lebih  tua  karena  angka harapan  hidup  yang  jauh  lebih  tinggi  sehingga  memungkinkan  terjadi  lebih
banyak penyakit, termasuk leukemia. Ditambah lagi, di negara maju leukemia 10 kali  lebih  sering  didiagnosa  pada  dewasa  dibandingkan  anak-anak  Leukemia
Research Foundation, 2012.
Universitas Sumatera Utara
5.2.1.1.Analisis  Distribusi  Jenis  Leukemia  berdasarkan  Hasil Bone  Marrow
Puncture BMP
Prosedur  Bone  Marrow  Puncture  BMP  dilakukan  untuk  membantu menegakkan diagnosis pada penderita leukemia. Hasil pemeriksaan  yang didapat
berupa  gambaran  mikroskopis  sel-sel  sumsum  tulang.  Pada  leukemia,  gambaran yang  didapat  kemudian  dikelompokkan  sesuai  klasifikasinya  masing-masing
untuk menentukan jenis leukemia yang diderita. Pada penelitian ini, dari  105 penderita leukemia  yang terdata di  RSUP  H
Adam Malik Medan kurun waktu Januari – Desember 2011 ditemukan bahwa 81
orang  77.1  menderita  leukemia  akut,  sementara  sisanya  sebanyak  18  orang 17.1  menderita  leukemia  kronik.  Klasifikasi  besar  yang  dibagi  berdasarkan
agresifitas  penyakit  ini  kemudian  dibagi  lagi  menurut  temuan  sel-sel  sumsum tulang  yang  diambil  melalui  proses  BMP  yang  dikelompokkan  menjadi  Acute
Lymphoblastic  Leukemia  ALL,  Acute  Myelogenous  Leukemia  AML,  Chronic Lymphocytic Leukemia CLL dan Chronic Myelogenous Leukemia CML.
Kejadian  leukemia  terbanyak  di  RSUP  Haji  Adam  Malik  Medan  pada tahun  2011  adalah  jenis  ALL  yaitu  sebesar  51.4.  Dari  81  orang  penderita
leukemia  akut,  sebanyak  66.7  dikelompokkan  menderita  ALL.  Pada  penelitian sebelumnya  yang  dilakukan  oleh  Simamora  pada  tahun  2009,  bahwa  jenis
leukemia  terbanyak  di  RSUP  Haji  Adam  Malik  Medan  pada  tahun  2004-2007 adalah ALL dengan proporsi sebesar 87. Hal ini menunjukkan bahwa belum ada
perubahan  tren  sejak  tahun  2004  hingga  saat  ini.  Sedangkan  menurut  statistik  di negara  maju,  kejadian  leukemia  terbanyak  adalah  CLL  yaitu  sebesar  33  dari
seluruh  kasus  leukemia  pada  tahun  2011  American  Cancer  Society,  2011. Chronic  Lymphocytic  Leukemia  atau  CLL  adalah  jenis  leukemia  yang  paling
sedikit ditemui pada penelitian ini. Hanya 1 orang ditemukan dari 105 penderita. Untuk  tahun  2004-2007,  besar  kejadian  CLL  adalah  4.7  dari  seluruh  kejadian
leukemia  di  RSUP  H  Adam  Malik  Medan  Simamora,  2009.  Hasil  ini mendukung  penjelasan  sebelumnya  mengenai  perbedaan  jenis  leukemia  yang
terjadi  di  negara  maju  dan  negara  berkembang.  Mungkin  saja  banyak  kejadian
Universitas Sumatera Utara CLL yang tidak terdiagnosa mengingat leukemia jenis ini lebih sering terjadi pada
usia  lanjut.  Penelitian  lebih  lanjut  dibutuhkan  untuk  menjelaskan  dimana hubungan ini dapat dikaitkan.
5.2.1.2.Analisis  Distribusi  Jenis  Leukemia  berdasarkan  Jenis  Kelamin  dan Kelompok Umur
Data  yang  telah  dikumpulkan  ditabulasi  silang  untuk  melihat  hubungan antara jenis leukemia terhadap jenis kelamin dan kelompok umur. Jenis leukemia
terbanyak  yang  terjadi  pada  laki-laki  di  penelitian  ini  adalah  ALL  dengan persentase sebesar 33.3 dari seluruh kasus leukemia, begitu juga dengan wanita
yaitu  sebanyak  18.1.  Data  ini  menunjukkan  bahwa  jenis  kelamin  tidak mempengaruhi  terjadinya  jenis  leukemia  tertentu.  Namun  peneliti  tidak
menemukan  penelitian  sebelumnya  yang  membedakan  besarnya  kejadian  ALL berdasarkan  jenis  kelamin  untuk  membuktikan  pernyataan  diatas.  Penelitian-
penelitian  sebelumnya  hanya  menyebutkan  bahwa,  dengan  hasil  uji  chi-square diperoleh  nilai  p0,05  yang  artinya  tidak  ada  perbedaan  yang  bermakna  antara
jenis  kelamin  penderita  leukemia  berdasarkan  jenis  leukemia  yang  dideritanya Asra, 2010.
Berbeda dengan jenis kelamin, cukup banyak penelitian yang menganalisis jenis  leukemia  berdasarkan  kelompok  umur.  Namun  pada  penelitian  ini,  seperti
terpapar melalui tabel-tabel di atas dapat dilihat bahwa perbedaan jenis leukemia yang  terjadi  pada  kelompok-kelompok  umur  tertentu  tidak  signfikan.  Hampir
semua penderita berada  di  kelompok umur dibawah 20 tahun dan hampir semua penderita diklasifikasikan kedalam kelompok ALL.
Sebanyak 51 orang 48.6 dari 75 pasien pada kelompok umur 20 tahun menderita  ALL.  ALL  adalah  jenis  leukemia  paling  sering  yang  ditemukan  pada
anak-anak  dan  remaja.  Pada  tahun  2008,  ALL  mengambil  76  porsi  dari  kasus leukemia baru yang terjadi pada kelompok umur dibawah 20 tahun The Leukemia
and  Lynphoma  Society,  2012.  Berdasarkan  penelitiannya  mengenai  leukemia  di RSU  Pirngadi  Medan  pada  tahun  2004-2007,  Asra  juga  menyatakan  bahwa
sebanyak  53.8  pasien  anak  dan  remaja  usia  dibawah  15  tahun  didiagnosis
Universitas Sumatera Utara dengan  ALL.  Untuk  leukemia  kronik  baik  CLL  ataupun  CML  sedikit  sekali
terjadi  pada  kelompok  umur  ini,  hanya  menyumbang  2.9  dari  seluruh  kasus. Jadi,  hasil  yang  ditemukan  sesuai  dengan  teori  serta  penelitian  epidemiologi
sebelumnya bahwa ALL adalah leukemia yang paling sering ditemukan pada anak dan  remaja,  diikuti  dengan  leukemia  akut  lainnya  yaitu  AML,  sedangkan  kasus
leukemia kronik jarang terjadi. Sementara  untuk  kelompok  umur  lainnya  tidak  terlihat  perbedaan  yang
cukup signifikan diantara berbagai jenis leukemia. Persentase kejadian yang kecil pada  penelitian  ini,  tidak  spesifik  menunjukkan  jenis  leukemia  tersering  pada
setiap  kelompok  umur.  Jenis  leukemia  tersering  pada  orang  dewasa  adalah  tipe AML  dan  CLL  The  Leukemia  and  Lymphoma  Society,  2012.  Dari  data  di  atas
terlihat,  pada  dewasa  kelompok  umur  diatas  20  tahun,  AML  hanya  terjadi sebesar  9.6,  CLL  sebesar  1  dan  CML  sebesar  13.4.  Angka  ini  tidak
mendominasi  karena  persentasenya  masih  sangat  jauh  dibawah  kejadian  ALL pada  kelompok  umur  yang  sama.  Data  ini  pun  tidak  tersebar  sama  rata  di  setiap
kelompok umur, karena sebagian besar hanya terjadi pada kelompok umur 20-54 tahun  saja.  Padahal  data  penelitian  sebelumnya  menyatakan  bahwa  kejadian
AML, CLL dan CML akan terdiagnosis pada dekade kelima kehidupan dan akan meningkat  seiring  dengan  bertambahnya  usia  The  Leukemia  and  Lymphoma
Society, 2012. Penelitian Asra pada tahun 2010 menemukan kejadian CML lebih banyak  terjadi  pada  usia  diatas  50  tahun  46.2.  Ia  menambahkan  bahwa
kejadian  CML  secara  bermakna  lebih  tinggi  terjadi  pada  usia  tua  dibandingkan jenis  leukemia  lainnya,  walaupun  pada  penelitian  ini  hal  tersebut  belum  dapat
dibuktikan. Pada  kelompok  umur  55  tahun  keatas  hanya  ditemukan  leukemia  jenis
AML  dengan jumlah  yang sangat  sedikit,  yaitu 5  dari 105 penderita 4.8. Hal ini mungkin saja dikarenakan oleh sedikitnya kasus yang sampai ke rumah sakit,
mengingat AML adalah jenis leukemia yang paling tinggi menyebabkan kematian The Leukemia and Lymphoma Society, 2012. Hal yang sama juga mungkin saja
terjadi  pada  kedua  jenis  leukemia  kronik,  CML  dan  CLL.  Terlebih  karena kejadiannya  yang  lebih  banyak  menyerang  orang  tua,  sedangkan  di  negara
Universitas Sumatera Utara berkembang  seperti  Indonesia,  orang  tua  tidak  begitu  memperdulikan  masalah
kesehatannya  sehingga  penyakit  ini  tenggelam  sendiri  di  masyarakat  tanpa diselesaikan  di  pihak  kesehatan.  Satu  lagi  alasan  yang  mungkin  terjadi  adalah
misdiagnosis yang sering terjadi pada pasien lansia. Pasien lansia biasanya hanya mengeluhkan  single  complain  sehingga  tidak  ada  kecurigaan  dokter  yang
mengarah ke leukemia. Namun belum ada bukti yang mendukung pendapat ini.
5.2.1.2.Analisis Distribusi Leukemia Akut berdasarkan Klasifikasi French-
American-British FAB
Selain  dikelompokkan  berdasarkan  jenis  sel  blast  yang  mendominasi sumsum  tulangnya menjadi  myeloid dan  Lymphoblastic, hasil pemeriksaan  bone
marrow  penderita  leukemia  juga  digunakan  untuk  menglasifikasikan  tiap  jenis leukemia  berdasarkan  temuan-temuan  lainnya  sehingga  menjadi  lebih  spesifik.
Ada dua sistem pengklasifikasiannya, menurut World Health Oganization WHO dan  French-American-British  FAB.  WHO  membagi  temuan  sumsum  tulang
penderita  leukemia  ini  kedalam  klasifikasi  bersama  keganasan  hematologi lainnya. Sedangkan FAB lebih spesifik membagi berdasarkan jenis leukemia serta
sel-sel  yang  ditemui  di  hasil  pemeriksaan  bone  marrow-nya.  Namun kelemahannya adalah sistem ini hanya dapat digunakan untuk membagi leukemia
akut,  ALL  dan  AML  tabel  klasifikasi  berdasarkan  FAB  di  bab  2.  Hingga  saat ini,  peneliti  tidak  ada  menemukan  penelitian  yang  menunjukkan  besarnya
kejadian  leukemia  akut,  baik  ALL  ataupun  AML  berdasarkan  klasifikasi  FAB sehingga belum ada pembanding data yang ditemukan pada penelitian ini.
Dari  105  penderita  leukemia  yang  tercatat  datanya  di  RSUP  Haji  Adam Malik Medan kurun waktu Januari
– Desember 2011 hanya 30 rekam medis yang melampirkan  laporan  hasil  BMPnya.  Beberapa  diantaranya  tidak  menuliskan
kesimpulan  hasil  BMPnya  berdasarkan  klasifikasi  baik  menurut  WHO  ataupun FAB. Sehingga untuk kasus leukemia akut hanya 53 dari 81 orang penderita yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sehingga terpilih menjadi sampel. Seluruh hasil kesimpulan BMP pada leukemia jenis ALL diklasifikasikan
dalam  kelompok  L1  yaitu  48.2  dari  seluruh  kejadian  leukemia  akut.  L1
Universitas Sumatera Utara menunjukkan  gambaran  sel-sel  kecil  dengan  kromatin  yang  homogen,  ukuran
nukleus  yang  regular,  nukleolus  kecil  atau  tidak  ada  sama  sekali  dan  sitoplasma kecil  atau  sedikit.  Teorinya,  subtipe  ini  terdapat  pada  25-30  kasus  leukemia
pada dewasa.  Berdasarkan data di penelitian ini, karena hampir semua penderita leukemia jenis ALL adalah anak, maka subtipe L1 ini mungkin saja juga dominan
ditemukan  pada  pasien  ALL  yang  lebih  muda.  Untuk  itu  diperlukan  studi epidemiologi pendukung dengan cakupan populasi lebih luas.
FAB membagi leukemia jenis AML menjadi 8 kelompok, M0 hingga M7. Data  yang  ditemukan  menunjukkan  penderita  AML  hanya  menempati  4  dari  8
kelas yang ada yaitu M0, M1, M3 dan M4. M0 berarti leukemia yang tidak dapat didiferensiasi,  M1  menunjukkan  gambaran  myeloblastik  tanpa  diferensiasi,  pada
M3  didominasi  oleh  sel-sel  promyelositik  dan  M4  oleh  sel-sel  myelomonositik. Besar  kejadian  yang  ditemukan  tidak  sebanyak  ALL  tipe  L1,  hanya  1  orang
dikelompokkan menjadi AML tipe M0 dan M3 1.2 dan 6 orang pada masing- masing  AML  tipe  M1  dan  M4  7.4.  Hal  ini  juga  dipengaruhi  oleh  sedikitnya
pasien AML yang menjadi sampel sehingga jumlahnya juga tidak signifikan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan  pembahasan  serta  analisis  data  yang  diperoleh  dari  hasil kesimpulan  BMP  pada  penderita  leukemia  di  RSUP  Haji  Adam  Malik  Medan
tahu 2011, maka kesimpulan yang didapatkan adalah : 1.  Hasil  kesimpulan  BMP  Bone  Marrow  Puncture  pada  penderita
leukemia di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2011, membedakan penyakit  ini  menjadi  empat  kelompok  besar  dengan  masing-masing
proporsi  kejadian,  yaitu  ALL  51.4,  AML  25.7,  CLL  1  dan CML 16.2.
2.  Penderita  leukemia  lebih  banyak  berjenis  kelamin  laki-laki  yaitu sebanyak 60 orang 54.7
3.  Kelompok umur terbanyak yang menderita leukemia adalah kelompok dibawah 20 tahun yaitu sebanyak 75 orang 71.4
4.  Kejadian  leukemia  akut  lebih  banyak  dibandingkan  leukemia  kronik dengan perbandingan 9 : 2
5.  Jenis leukemia terbanyak adalah ALL baik dari keseluruhan leukemia 51.4,  berdasarkan  jenis  kelamin  laki-laki  33.3  ;  perempuan
18.1 ataupun kelompok umur dibawah 20 tahun 48.6. 6.  Subtipe leukemia berdasarkan klasifikasi FAB yang ditemukan adalah
ALL  tipe  L1  dengan  proporsi  48.2,  AML  tipe  M0  1.2,  AML  tipe M1 7.4, AML tipe M3 1.2 dan AML tipe M4 7.4.