Kesenian Sistem Mata Pencaharian

6. Kesenian

Di Manggarai juga tumbuh dan berkembang berbagai jenis kesenian khas daerah seperti seni sastra, musik, tari, lukis, desain dan kriya seni rupa. Dari berbagai jenis kesenian itu, ada dua jenis yang sudah mencapai tingkat sebuah peradaban dan sudah dikenal luas, yakni seni pertunjukkan caci dan kriya, dan songke. Caci merupakan puncak kebudayaan Manggarai yang unik dan sarat makna; seni gerak lomes, nilai etika sopan santun, nilai estetika, muatan nilai persatuan, ekspresi suka cita, nilai sportifitas, serta penanaman percaya diri. Beberapa macam kesenian di Manggarai: Seni Musik, Seni Tenun, Seni Sastra, dan Seni Tari.

7. Sistem Mata Pencaharian

Aktivitas perekonomian atau mata pencaharian sudah sangat lama dikenal dalam masyarakat Manggarai. Bahkan sepanjang usia peradaban yang dimilikinya, seusia itu pula pengenalan masyarakat setempat terhadap kegiatan mencari nafkah, berdagang atau bermata pencaharian petani. Dalam bidang pertanian, sudah sangat lama dikenal pola perkebunan yang disebut oleh masyarakat setempat dengan lingko kebun komunal atau sistem pembagian tanah pertanian yang disebut lodok. Di luar Manggarai, orang mengenal system pembagian tanah pertanian ini dengan sistem sarang laba-laba spider-field. Sama seperti halnya sub-sistem sosial yang lain, sub-sistem ekonomi dan mata pencaharian orang Manggarai senantiasa melekat dengan nuansa-nuansa religi. Hal yang paling mudah ditemukan di Manggarai adalah pesta kebun. Pesta kebun merupakan bentuk ucapan syukur secara kolektif kepada Mori Jari DedekAllah yang maha pencipta dan arwah nenek moyang atas hasil padi dan jagung yang usai dipanen. Begitu pula upacara penanaman benih atau upacara silih yang dilakukan agar kebun atau ladang terhindarkan dari berbagai hama penyakit yang mengganggu tanaman dan menurunkan kuantitas hasil di kemudian hari. Masyarakat Manggarai pada umumnya adalah masyarakat agraris. Secara turun temurun dua jenis tanaman andalan masyarakat adalah padi dan jagung. Kemudian baru berkembang komoditas kopi mendapat tempat sebagai komoditas yang akrab dengan orang Manggarai. Sejak tahun 1938, pembukaan sawah dengan sistem irigasi sudah dikenal di Manggarai. Semula sistem irigasi persawahan ini kurang diminati masyarakat karena terasa asing. Setelah melihat hasil pekerjaan orang yang mengelola kebunnya dengan sistem irigasi lebih baik dan menjanjikan, maka sistem irigasi pun perlahan-lahan mulai ditiru. Sistem ini malahan menjadi primadona pada dekade selanjutnya. Di samping mengerjakan sawah, berladang, dan menanam kopi, orang Manggarai juga terkenal handal dalam beternak kerbau, sapi, kuda, babi, anjing, ayam, serta melaut khususnya masyarakat pesisir pantai.

8. Teknologi