Skema Makna Perkawinan bagi Suami pada Masyarakat

Manggarai juga memiliki fungsi yang sangat baik. Syarat perkawinan masyarakat Manggarai yaitu dengan membayar paca. Paca ini pada dasarnya untuk mengikat hubungan kekerabatan antara keluarga besar dari orang-orang yang hendak menikah. Suami di Manggarai memiliki idealisme perkawinan seperti ini karena budaya perkawinan mereka mengandung nilai demikian. Suami pada masyarakat Manggarai sebagai kelompok berbudaya tidak luput dari proses interaksi dengan lingkungannya. Proses ini disebut pengalaman hidup manusia. Suami di Manggarai; yang sudah memiliki idealisme atas perkawinan, berinteraksi secara intens dengan tradisi perkawinannya. Mereka terlibat langsung di dalam fenomena-fenomena perkawinan sehingga mereka merasakan beberapa hal sebagai refleksi. Refleksi-refleksi ini membentuk satu idea baru tentang perkawinan. Perkawinan dimaknai sebagai beban, tantangan, penderitaan, perjuangan, kesulitan, dan kesengsaraan. Pemaknaan suami di Manggarai seperti ini berangkat dari interaksi antara gambaran serta harapan mereka tentang perkawinan yang tidak sesuai dengan realitasnya. Relasi yang tidak singkron antara tujuan, sifat, syarat, dan yang dirasakan masyarakat Manggarai mendorong pemaknaan yang berkonotasi negatif pada suami di Manggarai pada saat ini muncul. L. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini tidak terlepas dari beberapa keterbatasan. Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Peneliti adalah seorang peneliti pemula, sehingga baik dari segi pengalaman, teori maupaun praktik di lapangan masih belum maksimal dan sangat terbatas. Tujuan Perkawinan - Monogami dan sakral. - Mempersatukan kedua keluarga besar. - Meneruskanketur unan. Dirasakan Syarat Sifat - Beban - Tantangan - Perjuangan - Penderitaan - Kesulitan - kesengsaraan - Membayar paca. - Kematangan fisik. - Kematangan psikologis. - Pendidikan sebagai tolok ukur. - Pengadaan pesta perkawinan. - Persaingan kelas sosial. Masy. Manggarai Suami PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Terbatasnya waktu penelitian akibat dari jarak lokasi penelititan dan tempat tinggal peneliti, sehingga memungkinkan data yang diperoleh dalam penelitian ini masih kurang sempurna dan kurang mendalam. 3. Instrumen penelitian disusun oleh peneliti sendiri, sehingga tidak menutup kemungkinan masih terdapat kesalahan dalam penyusunannya. 4. Penelitian yang serupa atau relevan di Manggarai sangat terbatas sehingga peneliti kesulitan dalam melakukan review penelititan sebelumnya sebagai pembanding. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini menemukan beberapa tesis penting. Tesis pertama yaitu perkawinan dimaknai sebagai beban yang memberatkan, kesengsaraan, perjuangan; konteks pelunasan utang, dan beberapa makna lain. Pemaknaan ini mengacu pada satu kesimpulan umum yaitu perkawinan itu tidak mengenakkan. Paca menjadi hal utama yang melatarbelakangi pemaknaan demikian. Paca merupakan seserahan dalam tradisi perkawinan Masyarakat Manggarai; dulunya yang menjadi seserahan adalah hewan, tanah, dan kain adat tetapi sekarang sudah menggunakan uang. Perkawinan di Manggarai tidak mengenakkan karena penggunaan uang pada tradisi paca yang sangat fantastis bergerak dari puluhan hingga ratusan juta rupiah. Berakar pada kesadaran Heidegger akan kenampakkan makna, peneliti tidak berhenti pada kenampakan nyata dari makna perkawinan yang diungkapkan informan. Peneliti berusaha menelusuri kembali data penelitian dengan beberapa panduan peneliti dan ilmuwan sebelumnya. Temuan megungkapkan penetapan paca tidak dilakukan sepihak melainkan melalui perundingan keluarga besar. Kesadaran ini pulalah yang mengantar peneliti menuju tesis kedua yaitu perkawinan dimaknai sebagai ajang unjuk gengsi; prestise. Dengan demikian ditemukan bahwa persoalan utama pada kenampakkan makna sebagai perkawinan yang tidak mengenakkan adalah persoalan gengsi atau harga diri pride. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Saran

Peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya, bahwasannya penelitian ini belumlah sempurna dan bukanlah kebenaran absolut. Perlu ada pengembangan dan penelitian lebih dalam lagi dari penelitian selanjutnya untuk mendekati kata kebenaran. Selain itu peneliti juga memberi saran kepada masyarakat Manggarai agar mereka mampu memilah secara bijak dalam menanggapi pasang dan surutnya tradisi perkawinan mereka. Bagi pemerintah, peneliti menyarankan untuk membantu masyarakatnya dalam meluruskan kembali tradisi perkawinan mereka.