Teknik Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

2. Wawancara Semi-terstruktur Menurut Prabowo 1996 wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seorang informan, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Menurut Patton dalam Poerwandari 1998, proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interviewer dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek check list apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara konkrit dalam kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung Poerwandari, 1998. Kerlinger dalam Hasan, 2000 menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara : a. Mampu mendeteksi kadar pengertian informan terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan. b. Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu. c. Menjadi satu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat teknik lain sudah tidak dapat dilakukan. Menurut Yin 2003 disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu: a. Rentan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya kurang baik. b. Rentan terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai. c. Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat. d. Ada kemungkinan informan hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh interviwer. Menurut Poerwandari 1998 penulis sangat berperan dalam seluruh proses penelitian, mulai dari memilih topik, mendeteksi topik tersebut, mengumpulkan data, hingga analisis, menginterprestasikan dan menyimpulkan hasil penelitian. Dalam mengumpulkan data-data penulis membutuhkan alat Bantu pedoman penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan satu alat bantu, yaitu protokol wawancara. Protokol digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Selama wawancara peneliti menggunakan alat perekam yang bermanfaat Sebagai alat bantu pada saat wawancara, agar peneliti dapat berkonsentrasi pada proses pengambilan data tampa harus berhenti untuk mencatat jawaban-jawaban dari informan. Dalam pengumpulan data, alat perekam baru dapat dipergunakan setelah mendapat ijin dari informan untuk mempergunakan alat tersebut pada saat wawancara berlangsung.

G. Kredibilitas Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitataif. Dalam penelitian kualitatif melakukan uji kredibilitas sangatlah penting karena mengingat tujuan uji kredibilitas yaitu untuk mengetahui kebenaran penelitian Moleong, 2005. Dalam menguji kredibilitas penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi data seperti yang diungkapkan Yin 2003 triangulasi data dilakukan dengan membandingkan beberapa data dalam hal ini data yang didapat dari hasil wawancara pada beberapa informan. Menurut Patton dalam Sulistiany 1999 triangulasi data berarti mengguanakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu informan yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda. Pada penelitian ini dalam menguji kredibilitas penelitian peneliti menggunakan triangulasi data terutama dengan mewawancari lebih dari satu informan yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda. Penelitian ini memiliki informan dengan usia yang berbeda sehingga mampu dijadikan patokan untuk dilakukan triangulasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

H. Teknik Analisis Data

Pada dasarnya dalam melakukan analisis data kualitatif tidak ada teknik yang pasti dan sangat baku. Namun, dalam melakukan analisis data penelitian hal yang paling penting adalah adanya patokan teori yang menjelaskan tentang teknik analisis dan teknik tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Pada penelitian ini dalam menganalisis data berpatokan pada konsep Heidegger tentang penelusuran fenomena. Menelusuri makna sebuah fenomena berarti menelusuri dari apa yang tampak dengan tampilan yang berbeda. Penekanan Heidegger yaitu berusaha menelusuri tentang sesuatu yang esensial dari suatu yang tampak Ryanto, 2001. Berangkat dari pandangan Heidegger di atas teknik analisis data menurut Creswell dianggap mampu menelurkan cita-cita Heidegger dalam menelusuri fenomena yang tampak. Teknik analisis data Creswell dinilai mumpuni dalam menggali tujuan penelitian ini; karena keunggulan teknik Creswell terletak pada konsep epoche —sebagaimana dijelaskan di depan. Teknik analisis data fenomenologi menurut Creswell yaitu sebagai berikut: 1. Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan. 2. Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data. 3. Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh informan dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama. Selanjutnya, pernyataan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI