24
c. Pendidikan non formal
Pendidkan non formal sering disebut pendidikan luar sekolah adalah pendidikan yang diperoleh seseorang secara teratur, terarah, disengaja
tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan yang ketat. Pendidikan non formal bersifat fungsional dan praktis yang bertujuan meningkatkan kemampuan
dan ketrampilan kerja peserta didik yang berguna bagi usaha perbaikan taraf hidup mereka.
F. Kajian Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Layny Kusumawati 2003:92 dengan judul “Analisis Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayan
Kesehatan Ditinjau dari Golongan Umur, Tingkat Pendidikan, Dan Jenis Pekerjaan dalam Menggunakan Jasa Pelayanan Kesehatan”, diperoleh kesimpulan
tidak ada perbedaan kepuasan pasien rawat inap antara golongan umur, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Marianan
Susana Sri Wuryandari 2000:72 dengan judul “Analisis Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Kualitas Pelayan Kesehatan Menurut Golongan Pekerjaan”
diperoleh hasil yang sama yaitu tidak ada perbedaan kepuasan pasien rawat inap antara golongan petani, pedagang, pegawai dan wiraswasta, selama pemeriksaan
awal, selama dalam perawatan dan penyediaan fasilitas penunjang.
25
G. Kerangka Berpikir
Berdasarkan deskrisi teoritik yang telah diuraikan diatas lebih lanjut akan diajukan kerangka berpikir.
Jasa adalah setiap tindakankegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan Rumah sakit adalah salah satu usaha yang memberikan jasa berupa pelayanan medis, konsumen yang membeli jasa pelayanan Rumah sakit biasanya
disebut pasien. Konsumen atau pasien akan merasa puas setelah membandingkan kinerja
yang dirasakan dengan harapan pasien sebelumnya. Pasien akan merasa kecewa jika kinerja yang dirasakan di bawah harapannya, selanjutnya konsumen akan
merasa sangat puas apabila kinerja melampaui harapannya, namun hal ini kepuasan ini dapat berbeda menurut latar belakang pasien masing-masing.
Hubungan antara latar belakang pasien dengan kepuasan pelayanan kesehatan yang diambil penulis dalam hal ini adalah golongan pekerjaan, tingkat
pendapatan, tingkat pendidikan. 1.
Hubungan antara golongan pekerjaan dan kepuasan layanan Pada umumnya pekerjaan yang disandang setiap orang berbeda-beda
berdasarkan keahlian, cara kerja, lingkungan kerja dan fasilitas kerja yang diperoleh yang berbeda sesuai dengan pekerjaanya. Ada kecenderungan
bahwa sesuatu yang dirasakan, dilihat, dan diperoleh dalam lingkungan kerjanya secara terus menerus akan berpengaruh bagi pola hidupnya seperti
26
dalam menilai sesuatu hal, misalnya dalam menilai kinerja pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan sehat.
2. Hubungan antara tingkat pendapatan dan kepuasan layanan
Manusia mempunyai kebutuhan hidup yang beragam dan mereka berusaha untuk memenuhinya. Bagi orang dengan tingkat pendapatan tinggi
cenderung menyeleksi kualitas pelayanan yang diberikan para medis dan menyatakan puas jika yang diberikan dapat memenuhi harapannya. Lain
halnya dengan orang yang tingkat pendapatannya rendah pada umumnya mereka cenderung cepat puas dengan kualitas kesehatan yang seadanya,
sedangkan orang yang tingkat pendapatannya sedang mereka melakukan seleksi tetapi tidak terlalu ketat. Jadi semakin tinggi tingkat pendapatan
semakin tinggi pula tuntutan pelayanan kesehatan. 3.
Hubungan antara tingkat pendidikan dan kepuasan layanan Pendidikan dalam berbagai bentuknya disadari atau tidak cenderung
akan mempengaruhi seseorang dalam cara berpikir maupun bersikap. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan yang diperoleh seseorang
akan berpengaruh terhadap pola berpikir dan sikapnya dalam memandang suatu masalah. Demikian pula tinggi rendahnya pendidikan akan
menyebabkan perbedaan dalam bersikap terhadap pelayanan jasa yang diberikan.
27
H. Hipotesis