Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

78 Tabel 12.3 Distribusi Tingkat Kepuasan Pasien Berdasarkan Tingkat pendapatan Tingkat pendapatan Rp Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Total 500.000 F – 4 26 0 – 5 F – 13.3 86.7 .0 – 100.0 Contr. X² – 4.1667 0.0691 1.1250 – 500.000 - 1.500.000 F – 0 22 1 – 6 F – .0 95.7 4.3 – 100.0 Contr. X² – 1.1500 0.0488 0.0219 – 1.500.000 - 2.000.000 F – 0 15 0 – 21 F – .0 100.0 .0 – 100.0 Contr. X² – 0.7500 0.1259 0.5625 – 2.000.000 - 2.500.000 F – 0 8 1 – 7 F – .0 88.9 11.1 – 100.0 Contr. X² – 0.4500 0.0055 1.3005 – 2.500.000 F – 0 2 1 – 17 F – .0 66.7 33.3 – 100.0 Contr. X² – 0.1500 0.1987 7.0014 – X² = 17.126 Df = 8 P = 0.029 Sumber : Hasil pengujian chi square

D. Pembahasan

1. Perbedaan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan RSD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul Ditinjau Dari Golongan Pekerjaan. Hasil analisis Chi square menunjukkan terdapat perbedaan tingkat kepuasan terhadap kualiatas pelayanan kesehatan di RSD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul ditinjau dari golongan pekerjaan. Artinya 79 secara bersama-sama setiap pasien rawat inap dengan golongan pekerjaan yang berbeda-beda mempunyai penilaian yang sama terhadap kinerja yang diberikan oleh dokter, perawat, dan petugas lainya di Rumah Sakit tersebut. Dengan kata lain golongan pekerjaan mempengaruhi pasien dalam memberikan penilaian terhadap pelayanan yang ada. Indek kepuasan pasien mungkin terkait dengan profil pasien, sehingga meskipun secara rata-rata kepuasannya baru mencapai tingkat sedang, namun secara individu sangat mungkin ada variasi tingkatannya tergantung profil pasien. a. Ditinjau dari dimensi bukti fisik dari hasil perhitungan chi square diketahui 2 χ hitung 47,342 2 χ table 23,685 ini berarti bahwa Ha diterima dan ada perbedaan tingkat kepuasa pasien rawat inap menurut jenis pekerjaan. Dalam penilaian menggunakan perhitungan IKP ditunjukkan bahwa dimensi bukti fisik berada pada kategori yang tinggi, berati dimensi bukti fisik sudah bagus.Hal ini diduga karena sebagian besar pasien memperoleh fasilitas fisik yang cukup baik seperti peralatan medis yang siap pakai dan lengkap, kondisi perawatan pasien yang sehat dengan ditunjang sirkulasi udara dan penerangan yang memadai, tempat tidur, bantal, seprei, selimut yang nyaman dan bersih, kamar mandi dan WC bersih dan terawat. 80 Mengingat hal demikian maka dapat disimpulkan bahwa golongan pekerjaan mempengaruhi tingkat kepuasan pasin rawat inap. b. Ditinjau dari dimensi kandalan dari hasil perhitungan chi square diketahui 2 χ hitung 47,806 2 χ table 23,685 yang berarti Ha diterima atau ada perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap menurut jenis pekerjaan. Dalam penilaian menggunakan perhitungan IKP ditunjukkan bahwa dimensi keandalan berada pada kategori yang tinggi, berati dimensi keandalan stabil seperti kemampuan dokter dan perawat dalam mendiagnosa dan membantu pasien. Hal ini diduga karena sebagiam besar pasien merasa mendapat pemeriksaan yang benar dan teliti serta obat-obat yang diberikan sesuai dengan petunjuk dokter dan tepat waktu, dokter dan perawat membuat catatan tentang diri pasien. Mengingat hal demikian maka dapat bahwa golongan pekerjaan mempengaruhi tingkat kepuasan pasien rawat inap. c. Ditinjau dari dimensi ketanggapan, dari hasil perhitungan chi square diketahui 2 χ hitung 53,033 2 χ table 23,685 yang berarti Ha diterima atau ada perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap menurut jenis pekerjaan. Dalam penilaian menggunakan perhitungan IKP ditunjukkan bahwa dimensi ketanggapan berada pada kategori yang tinggi, berati dimensi ketanggapan sudah bagus dan cepat dalam menangani pasien, seperti Dokter dan perawat selalu bersedia 81 membantu, jaminan keamanan dan kenyamanan. Hal ini diduga karena sebagian besar pasien menilai bahwa para medis mempunyai kemampuan untuk membantu para pasien, dokter dan perawat selalu bersikap simpatik dan mampu menenangkan pasien ketika pasien memiliki masalah. Dokter, perawat selalu bersedia membantu pasien serta mau menanggapi setiap permintaan pasien dengan cepat walaupum sedang sibuk. Pelayanan yang diberikan dapat dipercaya, keamanan terjamin, dokter dan perawat juga bersikap sopan dan ramah serta berpengetahuan luas dalam mendiagnosa pasien. Mengingat hal demikian maka dapat disimpulkan bahwa golongan pekerjaan mempengaruhi tingkat kepuasan pasien rawat inap. d. Ditinjau dari dimensi keyakinan, dari hasil perhitungan chi square diketahi 2 χ hitung 33,510 2 χ table 23,685 ini berarti bahwa Ha diterima atau ada perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap menurut jenis pekerjaan. Dalam penilaian menggunakan perhitungan IKP ditunjukkan bahwa dimensi keyakinan berada pada kategori yang tinggi, berati dimensi keyakinan sudah bagus sehingga pasien merasa tenang, karena dokter dan perawat memiliki pengetahuan yang luas dan berkemmampuan mendiagnosa dengan tepat. Hal ini diduga karena sebagian besar pasien menilai pelayanan yang diberikan dapat dipercaya, dokter dan perawat juga bersikap sopan dan ramah serta 82 berpengetahuan luas dalam mendiagnosa pasien. Mengingat hal demikian maka dapat disimpulkan bahwa golongan pekerjaan mempengaruhi tingkat kepuasan pasien rawat inap. e. Ditinjau dari dimensi empati, dari hasil perhitungan chi square diketahui 2 χ hitung 44,776 2 χ table 23,685 yang berarti Ha diterima atau ada perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap menurut jenis pekerjaan. Dalam penilaian menggunakan perhitungan IKP ditunjukkan bahwa dimensi empati berada pada kategori yang tinggi, berati dimensi empati sudah sesuai, sehingga setiap individu atau pasien merasa diberi perhatian secara personal atau individu oleh dokter dan perawat. Hal ini diduga karena sebagian besar pasien menilai pelayanan yang diberikan dapat dipercaya, dokter dan perawat juga bersikap sopan dan ramah serta berpengetahuan luas dalam mendiagnosa pasien. Mengingat hal demikian maka dapat disimpulkan bahwa golongan pekerjaan mempengaruhi tingkat kepuasan pasien rawat inap. 2. Perbedaan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan RSD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul Ditinjau Dari Tingkat Pendapatan. Hasil analisis chi square menunjukkan bahwa tedapat perbedaan antara tingkat pendapatan dengan tingkat kepuasan yang dirasakan pasien rawat 83 inap terhadap kualitas pelayanan kesehatan di RSD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul. Artinya mereka mempunyai penilaian yang sama mengenai kinerja dokter, perawat dan para tenaga medis lainya, walaupun tingkat pendapatannya tinggi atau rendah sehingga menyebabkan kepuasan yang dirasakan kedua golongan pasien rawat inap tersebut tidak sama sama. Dua kutup pendapatan yaitu rendah dan tinggi, dengan tingkat kepuasan rendah untuk pendapatan rendah dan tingkat kepuasan tinggi untuk pendapatan tinggi mengindikasikan bahwa kepuasan ini sangat terkait dengan kemampuan pembiayaan pasien. Mereka yang mampu merasa puas sedangkan yang kurang mampu merasa tidak puas. Hal ini sulit dihindari karena pengobatan dan kelas ruang inap ditentukan pilihannya oleh kemampuan membayar. a. Ditinjau dari dimensi bukti fisik, dari hasil perhitungan chi square diketahui 2 χ hitung 38,118 2 χ table 15,507 ini berarti bahwa Ha diterima dan ada perbedaan tingkat kepuasa pasien rawat inap menurut tingkat pendapatan. Dalam penilaian menggunakan perhitungan IKP ditunjukkan bahwa dimensi bukti fisik berada pada kategori yang tinggi, berati dimensi bukti fisik sudah bagus. Hal ini diduga karena sebagian besar pasien memperoleh fasilitas fisik yang baik seperti peralatan medis yang terawat dan siap pakai, kondisi perawatan pasien yang sehat dengan ditunjang sirkulasi udara dan penerangan yang 84 memadai,tempat tidur, bantal, sprei, selimut yang nyaman dan bersih, kamar mandi dan WC yang bersih dan terawat serta penampilan para medis yang rapih dan bersih. Mengingat hal demikian maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pendapatan mempengaruhi tingakat kepuasan pasien yang sama atau ada perbedaan. Dengan kata lain setiap pasien rawat inap dari berbagi tingkat pendapatan baik tinggi maupun rendah mempunyai tingkat kepuasan yang tidak sama atau ada perbedaan. b. Ditinjau dari dimensi keandalan, dari hasil perhitungan chi square diketahui 2 χ hitung 30,629 2 χ table 15,507 yang berarti Ha diterima atau ada perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap menurut tingkat pendapatan. Dalam penilaian menggunakan perhitungan IKP ditunjukkan bahwa dimensi keandalan berada pada kategori yang tinggi, berati dimensi keandalan stabil seperti kemampuan dokter dan perawat dalam mendiagnosa dan membantu pasien. Hal ini diduga karena sebagian besar pasien merasa mendapat pemriksaan yang benar dan teliti serta obat-obatan yang diberikan sesuai dengan petunjuk dokter dan tepat waktu selai itu perawat membuat catatan diri pasien secara benar dan teliti. Mengingat hal demikian maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pendapatan mempengaruhi tingakat kepuasan pasien yang sama atau ada 85 perbedaan. Dengan kata lain setiap pasien rawat inap dari berbagi tingkat pendapatan baik tinggi maupun rendah mempunyai tingkat kepuasan yang tidak sama atau ada perbedaan. c. Ditinjau dari dimensi ketanggapan, dari hasil perhitungan chi square diketahui 2 χ hitung 16,334 2 χ table 15,507 yang berarti Ha diterima atau ada perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap menurut tingkat pendapatan. Dalam penilaian menggunakan perhitungan IKP ditunjukkan bahwa dimensi ketanggapan berada pada kategori yang tinggi, berati dimensi ketanggapan sudah bagus dan cepat dalam menangani pasien, seperti Dokter dan perawat selalu bersedia membantu, jaminan keamanan dan kenyamanan. Hal ini diduga karena sebagian besar pasien merasa bahwa para mendis mempunyai kemauan untuk membantu pasien dan memberikan jasanya dengan cepat dan tanggap terhadap situasi yang dihadapinya, dokter dan perawat bersikap simpatik dan sanggup menenangkan pasien. Selai itu dokter dan perawat mau menanggapi setiap permintaan pasien dengan cepat walaupun sedang sibuk. Mengingat hal demikian maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pendapatan mempengaruhi tingakat kepuasan pasien yang sama atau ada perbedaan. Dengan kata lain setiap pasien rawat inap dari berbagi 86 tingkat pendapatan baik tinggi maupun rendah mempunyai tingkat kepuasan yang tidak sama atau ada perbedaan. d. Ditinjau dari dimensi keyakinan, dari hasil perhitungan chi square diketahui 2 χ hitung 41,918 2 χ table 15,507 ini berarti bahwa Ha diterima atau ada perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap menurut tingkat pendapatan. Dalam penilaian menggunakan perhitungan IKP ditunjukkan bahwa dimensi keyakinan berada pada kategori yang tinggi, berati dimensi keyakinan sudah bagus sehingga pasien merasa tenang, karena dokter dan perawat memiliki pengetahuan yang luas dan berkemampuan mendiagnosa dengan tepat. Hal ini diduga karena sebagian besar pasien menilai pelayanan yang diberikan dapat dipercaya, dokter dan perawat juga bersikap sopan dan ramah serta berpengaruh luas dalam mendiagnosa pasien. Mengingat hal demikian maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pendapatan mempengaruhi tingkat kepuasan pasien rawat inap. Dengan kata lain setiap pasien rawat inap dari berbagai tingkat pendapatan baik rendah atau tinggi mempunyai tingkat kepuasan yang sama atau tidak ada perbedaan. e. Ditinjau dari dimensi empati, dari hasil perhitungan chi square diketahui 2 χ hitung 16,652 2 χ table 15,507 yang berarti Ha diterima atau ada perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap 87 menurut tingkat pendapatan. Dalam penilaian menggunakan perhitungan IKP ditunjukkan bahwa dimensi empati berada pada kategori yang tinggi, berati dimensi empati sudah sesuai, sehingga setiap individu atau pasien merasa diberi perhatian secara personal atau individu oleh dokter dan perawat. Hal ini diduga karena pasien merasa mendapat perhatian khusus dari dokter, perawat dan petugas medis yang memperhatikan keluhan pasien dan keluarga. Mengingat hal demikian maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pendapatan mempengaruhi tingakat kepuasan pasien yang sama atau ada perbedaan. Dengan kata lain setiap pasien rawat inap dari berbagi tingkat pendapatan baik tinggi maupun rendah mempunyai tingkat kepuasan yang tidak sama atau ada perbedaan. 3. Perbedaan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan RSD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan. Hasil analisis chi square menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara tingkat pendidikan dengan kepuasan pasien rawat inap terhadap kualitas pelayanan kesehatan di RSD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul. Artinya setiap pasien rawat inap dengan tingkat pendidikan yang tinggi maupun rendah mempunyai penilaian yang tidak sama terhadap kinerja pelayanan kesehatan yang diberikan. Pasien yang tidak lulus SD memberikan kontribusi yang paling besar terhadap perolehan Chi square 88 total, sumbangan terbesar terhadap perolehan chi square menandakan paling besar sumbangan terhadap terjadinya perbedaan tingkat kepuasan pasien dan terlihat mayoritas kelompok ini merasa mendapatkan kepuasan yang rendah. Sikap yang tidak puas mengindikasikan ada marginalisasi yang mungkin berkaitan dengan pemahaman pasien yang kurang baikterhadap system rawat inap. a. Ditinjau dari dimensi bukti fisik, dari hasil perhitungan chi square diketahui 2 χ hitung 21,659 2 χ table 15,507 ini berarti bahwa Ha diterima dan ada perbedaan tingkat kepuasa pasien rawat inap menurut tingkat pendidikan. Dalam penilaian menggunakan perhitungan IKP ditunjukkan bahwa dimensi bukti fisik berada pada kategori yang tinggi, berati dimensi bukti fisik sudah bagus. Hal ini diduga karena sebagian besar pasien memperoleh fasilitas fisik yang baik seperti peralatan medis yang terawat dan siap pakai, kondisi perawatan pasien yang sehat dengan ditunjang sirkulasi udara dan penerangan yang memadai,tempat tidur, bantal, sprei, selimut yang nyaman dan bersih, kamar mandi dan WC yang bersih dan terawat serta penampilan para medis yang rapid an bersih. Mengingat hal demikian maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat kepuasan pasien yang sama atau ada perbedaan. Dengan kata lain setiap pasien rawat inap dari berbagi tingkat pendidikan baik tinggi 89 maupun rendah mempunyai tingkat kepuasan yang tidak sama atau ada perbedaan. b. Ditinjau dari dimensi keandalan, dari hasil perhitungan chi square diketahui 2 χ hitung 46,147 2 χ table 15,507 yang berarti Ha diterima atau ada perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap menurut tingkat pendidikan Dalam penilaian menggunakan perhitungan IKP ditunjukkan bahwa dimensi keandalan berada pada kategori yang tinggi, berati dimensi keandalan stabil seperti kemampuan dokter dan perawat dalam mendiagnosa dan membantu pasien.. Hal ini diduga karena sebagian besar pasien merasa mendapat pemriksaan yang benar dan teliti serta obat-obatan yang diberikan sesuai dengan petunjuk dokter dan tepat waktu selai itu perawat membuat catatan diri pasien secara benar dan teliti. Mengingat hal demikian maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi tingakat kepuasan pasien yang sama atau ada perbedaan. Dengan kata lain setiap pasien rawat inap dari berbagi tingkat pendidikan baik tinggi maupun rendah mempunyai tingkat kepuasan yang tidak sama atau ada perbedaan. c. Ditinjau dari dimensi ketanggapan, dari hasil perhitungan chi square diketahui 2 χ hitung 20,905 2 χ table 15,507 yang berarti Ha diterima atau ada perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap 90 menurut tingkat pendidikan. Dalam penilaian menggunakan perhitungan IKP ditunjukkan bahwa dimensi ketanggapan berada pada kategori yang tinggi, berati dimensi ketanggapan sudah bagus dan cepat dalam menangani pasien, seperti Dokter dan perawat selalu bersedia membantu, jaminan keamanan dan kenyamanan. Hal ini diduga karena sebagian besar pasien merasa bahwa para mendis mempunyai kemauan untuk membantu pasien dan memberikan jasanya dengan cepat dan tanggap terhadap situasi yang dihadapinya, dokter dan perawat bersikap simpatik dan sanggup menenangkan pasien. Selai itu dokter dan perawat mau menanggapi setiap permintaan pasien dengan cepat walaupun sedang sibuk. Mengingat hal demikian maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi tingakat kepuasan pasien yang sama atau ada perbedaan. Dengan kata lain setiap pasien rawat inap dari berbagi tingkat pendidiakan baik tinggi maupun rendah mempunyai tingkat kepuasan yang tidak sama atau ada perbedaan. d. Ditinjau dari dimensi keyakinan, dari hasil perhitungan chi square diketahui 2 χ hitung 65,459 2 χ table 15,507 ini berarti bahwa Ha diterima atau ada perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap menurut tingkat pendidikan. Dalam penilaian menggunakan perhitungan IKP ditunjukkan bahwa dimensi keyakinan berada pada 91 kategori yang tinggi, berati dimensi keyakinan sudah bagus sehingga pasien merasa tenang, karena dokter dan perawat memiliki pengetahuan yang luas dan berkemampuan mendiagnosa dengan tepat. Hal ini diduga karena sebagian besar pasien menilaipelayanan yang diberikan dapat dipercaya, dokter dan perawat juga bersikap sopan dan ramah serta berpengaruh luas dalam mendiagnosa pasien. Mengingat hal demikian maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat kepuasan pasien rawat inap. Dengan kata lain setiap pasien rawat inap dari berbagai tingkat pendidikan baik rendah atau tinggi mempunyai tingkat kepuasan yang tidak sama atau ada perbedaan. e. Ditinjau dari dimensi empati, dari hasil perhitungan chi square diketahui 2 χ hitung 22,081 2 χ table 15,507 yang berarti Ha diterima atau ada perbedaan tingkat kepuasan pasien rawat inap menurut tingkat pendidikan. Dalam penilaian menggunakan perhitungan IKP ditunjukkan bahwa dimensi empati berada pada kategori yang tinggi, berati dimensi empati sudah sesuai, sehingga setiap individu atau pasien merasa diberi perhatian secara personal atau individu oleh dokter dan perawat.Hal ini diduga karena pasien merasa mendapat perhatian khusus dari dokter, perawat dan petugas medis yang memperhatikan keluhan pasien dan keluarga. Mengingat 92 hal demikian maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat kepuasan pasien yang sama atau ada perbedaan. Dengan kata lain setiap pasien rawat inap dari berbagi tingkat pendidikan baik tinggi maupun rendah mempunyai tingkat kepuasan yang tidak sama atau ada perbedaan. Hal lain yang menyebabkan para pasien rawat inap mempunyai penilaian yang sama walaupun golongan pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan mereka berbeda-beda sehingga analisis chi square diatas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan antara golongan pekerjaan, tingkat pendapatan, dan tingkat pendidikan adalah karena keterbatasan pengetahuan para pasien rawat inap tentang penyembahan dan penangan penyakit. Adanya keterbatasan pengetahuan tersebut, mereka mempercayakan dirinya untuk sembuh pada tenaga medis. Mereka yakin akan memperoleh pemeriksaan dari dokter dan perawat untuk mengetahui, mengobati penyakit dan merawat dirinya agar sembuh. 93

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

A. KESIMPULAN

Setelah melakukan penelitian, kemudian dari hasil penelitian tersebut dilakukan perhitungan, pengolahan dan pembahasan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan terhadap hasil penelitian. Secara keseluruhan kualitas pelayanan kesehatan Rumah Sakit Panembahan Senopati Kabupaten Bantul sudah baik, akan tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: a. Ditinjau dari dari hasil perhitungan chi square total diketahui 2 χ hitung 72,385 2 χ table 23,685 dengan probabilitas 0.000, perolehan probabilitas kurang dari 0,05 yang menandakan koefisien 2 χ signifikan, ini berarti bahwa Ha diterima dan ada perbedaan tingkat kepuasa pasien rawat inap menurut jenis pekerjaan.pada df = 14 b. Ditinjau dari dari hasil perhitungan chi square total diketahui 2 χ hitung 45,047 2 χ table 15,507 dengan probabilitas 0.000, perolehan probabilitas kurang dari 0,05 yang menandakan koefisien 2 χ signifikan, ini berarti bahwa Ha diterima dan ada perbedaan tingkat kepuasa pasien rawat inap menurut tingkat pendidikan.pada df = 8 93

Dokumen yang terkait

Pendapat Pasien Rawat Jalan Peserta Bpjs Kesehatan Terhadap Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan Tahun 2014

3 64 78

Gambaran Perilaku Petugas Rawat Inap Dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2012

3 93 99

Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Peserta Askes Sosial di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan

4 72 179

Pengaruh Pelayanan Makanan terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang

11 102 140

Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap RSUD Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara

20 143 116

Persepsi Pasien JAMKESMAS Terhadap Kepuasan Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Kabupaten Nias Tahun 2010

3 55 96

Pengaruh Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura Tahun 2015

3 53 131

Analisis kepuasan pasien rawat inap terhadap kualitas pelayanan kesehatan ditinjau dari status sosial ekonomi : studi kasus Rumah Sakit Panti Baktiningsih Klepu.

0 1 172

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT DENGAN KEPUASAN PASIEN BPJS KESEHATAN DI INSTALASI RAWAT INAP KELAS III RUMAH SAKIT UMUM PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

0 2 9

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI Studi Kasus Rumah Sakit Daerah Panembahan Senopati Kabupaten Bantul SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pe

0 0 188