Status Sosial Ekonomi TINJAUAN PUSTAKA

18 4. Pelayanan medis yang baik, memerlukan individu seutuhnya 5. Pelayanan medis yang baik, mempertahankan hubungan pribadi yang akrab dan berkesinambungan antara dokter dan pasien 6. Pelayanan medis yang baik dikoordinasikan dengan pekerjaan kesejahteraan sosial 7. Pelayanan kesehatan yang baik, mengkordinasikan semua jenis pelayanan kesehatan 8. Pelayanan medis yang baik termasuk pelaksanaan semua pelayanan yang diperlukan dari ilmu kedokteran modern sesuai dengan kebutuhan semua orang.

E. Status Sosial Ekonomi

Soekanto 1982:23 membedakan istilah kedudukan status dan kedudukan sosial status sosial. Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok social sehubungan dengan kelompok-kelompok lainnya di dalam kelompok yang lebih besar lagi. Sedangkan kedudukan social adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang- orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestasinya, dan hak-hak kewajibannya. Stratifikasi atau status adalah pembedaan penduduk dalam suatu masyarakat ke dalam sejumlah tingkatan atau lapisan secara berjenjang-jenjang hierarkis dari lapisan yang tinggi sampai yang terbawah. Inti dari pelapisan dalam masyarakat 19 adalah tidak adanya pemerataankeseimbangan dalam pembagian hak-hak, kewajiban dan tanggung jawab diantara para anggota masyarakat, yang selanjutnya mempunyai pengaruh pada pembagian kesejahteraan diantara para warga masyarakat tersebut. Kedudukan atau status sosial bisa didefinisikan sebagai tempat dalam hubungannya dengan orang-orang lain dalam masyarakat, yang akan memberikan hak-hak serta kewajiban-kewajiban tertentu kepada individu yang menempati kedudukan tersebut. Berdasarkan cara bagaimana status diperoleh, status dapat dibedakan menjadi dua Soerjono, 1982:234-235 : a. Ascribed status status yang “diharapkan” Kedudukan macam ini diterima oleh seseorang bukan karena usaha, melainkan karena pengaruh adat dan kebudayaan yang berlaku, atau corak masyarakat, dalam hal ini bisa dijumpai pada masyarakat feodal. b. Achieved status status yang dicapai dengan usaha Kedudukan macam ini dicapai oleh seseorang berkat jerih payah usahanya sendiri. Kedudukan macam ini bersifat terbuka bagi siapa saja, asal mampu memenuhi persyaratan yang dituntut oleh kedudukan tersebut. Mengenai status sosial ekonomi Keeves 1972:67 mengatakan bahwa status sosial ekonominya mencakup unsur pendidikan, pekerjaan, jabatan, penghasilan, kepemilikan barang berharga seseorang di dalam suatu masyarakat atau kelompoknya. Hopkins 1985:59 mengatakan bahwa status sosial ekonomi dirumuskan sebagai kombinasi dari status sosial dan ekonomi dimana di dalamnya mencakup tingkat pendidikan, pekerjaan, dan atau tempat tinggal. 20 Kedudukan seseorang di masyarakat banyak ditentukan oleh apa yang dia miliki, yang dipandang penting oleh masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan, dan pekerjaan seseorang maka semakin tinggi pula status di masyarakat. Semakin tinggi pendapatan yang diperoleh, dan kecenderungan memiliki banyak barang berharga, maka mereka akan menempati posisi yang tinggi di masyarakat Hopkins 1985:59 memberikan kesimpulan bahwa status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang dipandang dari sudut sosial ekonomi. Tentang status Miller 1970:169 menyatakan sebagai berikut : Social class or status in one of the most important variables in social research. The socioecomonic position of the person affect his chances for education, income, occupation, marriage, health, friends, and even life expetancy. Kedudukan seseorang dalam masyarakat akan mempengaruhi kegiatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Status sosial ekonomi akan mempengaruhi seseorang untuk menuntut ilmu dan mempersiapkan masa depanya. Tentang hal ini Johnson 1986:131 berpendapat : Kegiatan individu, apakah itu diharapkan untuk sekedar memperisapkan hidup biologisnya atau memenuhi pelbagai kebutuhan manusia yang lain, dibatasi oleh kedudukan sosial ekonomi itu yang kebetulan ia miliki dalam lingkungan sosial dan material ini. Juga cara individu melihat dunia dikondisikan oleh kedudukannya yang tertentu dalam lingkungan sosial dan materialnya. Adanya perbedaan status sosial masyarakat akan memberikan kesempatan atau fasilitas hidup yang berbeda pula, seperti keselamatan hidup, harta benda, standar hidup kebebasan dan tingkah laku. Di samping itu juga akan memberikan 21 perbedaan dalam memperoleh kesempatan dalam menekuni jenjang pendidikan. Hal tersebut berarti bahwa keluarga yang mendapatkan fasilitas lebih banyak akan lebih berpeluang untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi pula. Dengan adanya perbedaan dalam hal kemampuan, sebagai akibat perbedaan situasi sosial, maka di sini sekolah dihargai bukan karena nilai pendidikannya saja tapi juga sebagai simbol status masyarakat. Dalam penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup status social ekonomi pada jenis pekerjaan, tingkat pendapatan atau pengahasilan, tingkat pendidikan dan fasilitas khusus yang dimiliki pasien rawat inap untuk memudahkan pengumpulan data. 1. Golongan Pekerjaan Pekerjaan merupakan sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah atau pencaharian. Menurut Biro Pengembangan Sosial Ekonomi 1973:12 pekerjaan dibedakan menjadi : a. Pekerjaan pokok Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang sebagai sumber utama dari penghasilan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. b. Pekerjaan sampingan atau sambilan Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Selain itu ada jenis pekerjaan, yaitu bidang 22 pekerjaan pokok yang ditekuni setiap harinya. Dalam hal ini penulis menggolongkan jenis pekerjaan menurut Spillane1982:14. Untuk memepermudah dalam pengumpulan data penulis memodifikasi jenis pekerjaan menjadi 8 golongan sebagai berikut: 2. Ibu Rumah Tangga 3. Pensiunan 4. Buruh Tani 5. Petani 6. Karyawan Perusahaan 7. PNS non Guru 8. Guru 9. Wiraswasta 2. Tingkat Pendapatan Tingkat pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun barang baik dari pihak lain maupun hasil sendiri dengan jalan dinilai sejumlah uang atau harga yang berlaku saat itu Sumardi, 1982:323 Biro Pusat Statistik BPS memerinci pendapatan dalam dua kategori yaitu: a. Pendapatan berupa uang Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang maupun barang yang sifatnya regular dan yang diterima biasanya sebagian balas jasa atau kontra prestasi. 23 b. Pendapatan Berupa Barang Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang sifatnya reguler dan biasa tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterima dalam bentuk barang atau jasa. 3. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tinggi rendah martabat, pangkat derajat, taraf, kelas yang diperoleh dari proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses pembuatan, cara mendidik. Philip H. Coombs mengklasifikasikan pendidikan ke dalam tiga bagian yaitu Idris, 1986: 58-59 : a. Pendidikan informal Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, sejak seseorang lahir atau mati, didalam pekerjaan atau pergaulan sehari-hari. Proses pendidikan seumur hidup dan secara paling wajar. b. Pendidikan formal Pendidikan formal yang kita kenal dengan pendidikan sekolah adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di sekolah secara teratur, sistematis, bertingkat dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. 24 c. Pendidikan non formal Pendidkan non formal sering disebut pendidikan luar sekolah adalah pendidikan yang diperoleh seseorang secara teratur, terarah, disengaja tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan yang ketat. Pendidikan non formal bersifat fungsional dan praktis yang bertujuan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan kerja peserta didik yang berguna bagi usaha perbaikan taraf hidup mereka.

F. Kajian Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Pendapat Pasien Rawat Jalan Peserta Bpjs Kesehatan Terhadap Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan Tahun 2014

3 64 78

Gambaran Perilaku Petugas Rawat Inap Dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2012

3 93 99

Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Peserta Askes Sosial di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan

4 72 179

Pengaruh Pelayanan Makanan terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang

11 102 140

Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap RSUD Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara

20 143 116

Persepsi Pasien JAMKESMAS Terhadap Kepuasan Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Kabupaten Nias Tahun 2010

3 55 96

Pengaruh Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura Tahun 2015

3 53 131

Analisis kepuasan pasien rawat inap terhadap kualitas pelayanan kesehatan ditinjau dari status sosial ekonomi : studi kasus Rumah Sakit Panti Baktiningsih Klepu.

0 1 172

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT DENGAN KEPUASAN PASIEN BPJS KESEHATAN DI INSTALASI RAWAT INAP KELAS III RUMAH SAKIT UMUM PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

0 2 9

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI Studi Kasus Rumah Sakit Daerah Panembahan Senopati Kabupaten Bantul SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pe

0 0 188