3. Kontrol dekok biji Persea americana Mill. dosis 360,71 mgkgBB
Tujuan pembuatan kontrol dekok biji Persea americana Mill. Kelompok III adalah melihat pengaruh dekok biji Persea americana Mill. terhadap sel ginjal
tikus tanpa induksi karbon tetraklorida 2 mLkgBB. Dosis dekok yang diberikan pada tikus perlakuan yaitu 360,71 mgkgBB yang merupakan dosis yang
diperoleh dari dosis penggunaan masyarakat. Uji dilakukan dengan memberikan dekok biji Persea americana Mill. pada tikus secara oral, dan pada jam ke-6
dilakukan pengambilan cuplikan darah kemudian dilakukan mengukuran kadar kreatinin dan mengambilan organ ginjal untuk dilakukan proses pembuatan
preparat histologi. Pada tabel III, kontrol dekok biji Persea americana Mill. dosis 360,71 mgkgBB memberikan nilai kadar kreatinin sebesar 0,58 ± 0,02 mgdL,
yang memiliki perbedaan tidak bermakna p 0,05 terhadap kontrol negatif olive oil.
Berdasarkan hasil ini dapat dinyatakan bahwa pemberian dekok biji Persea americana Mill. selama enam jam tidak memberikan pengaruh terhadap
kadar kreatinin yang berarti bahwa peningkatan kadar kreatinin disebabkan oleh pemberian karbon tetraklorida.
4. Kelompok perlakuan jangka pendek dekok biji Persea americana Mill. dosis 360,71 mgkgBB pada tikus terinduksi karbon tetraklorida 2
mLkgBB
Pada penelitian ini, dilakukan pengujian jangka pendek yaitu dimana dalam selang waktu tertentu 1,4,dan 6 jam setelah pemberian dekok biji Persea
americana Mill. secara oral, dilakukan pemejanan nefrotoksin karbon tetraklorida dosis 2mLkgBB secara intraperitonial pada tikus. Kelompok perlakuan diberikan
dekok biji Persea americana Mill. dosis 360,71 mgkgBB sebelum pemejanan nefrotoksin tetraklorida 2 mLkgBB pada tikus. Hasil kadar kreatinin pada
kelompok praperlakuan jam ke-1 Kelompok IV pada tabel III terlihat purata kadar kreatinin sebesar 0,74 ± 0,03 mgdL. Analisis secara statistik apabila
dibandingkan dengan kelompok kontrol nefrotoksin karbon tetraklorida menunjukkan hasil berbeda bermakna p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
dekok biji Persea americana Mill. mempunyai efek nefroprotektif dengan penurunan kadar kreatinin sebesar 61,9. Perbandingan kadar kreatinin terhadap
kontrol negatif olive oil menunjukkan hasil berbeda bermakna p 0,05 Tabel IV. Hal ini dapat diartikan bahwa dekok biji Persea americana Mill. memberikan
efek nefroprotektif namun kerusakan pada ginjal yang ditimbulkan oleh karbon tetraklorida belum dapat kembali normal.
Praperlakuan jam ke-4 kelompok V dekok biji Persea americana Mill. mempunyai purata kadar kreatinin sebesar 0,78 ± 0,02 mgdL. Berdasarkan uji
statistik Tabel IV menunjukkan kelompok V mempunyai perbedaan bermakna p 0,05 dengan kelompok kontrol nefrotoksin karbon tetraklorida. Oleh karena
itu, dekok biji Persea americana Mill. mempunyai efek nefroprotektif sebesar 52,4. Kelompok V mempunyai perbedaan bermakna dengan kontrol negatif
olive oil p 0,05. Oleh karena itu, berarti dekok biji Persea americana Mill. mempunyai efek sebagai nefroprotektor namun kerusakan pada ginjal belum
kembali normal. Pada kelompok praperlakuan jam ke-6 kelompok VI dekok biji Persea
americana Mill. mempunyai kadar purata sebesar 0,84 ± 0,03 mgdL. Hasil ini,
secara statistik menunjukkan hasil yang berbeda bermakna p0,05 dengan kelompok kontrol positif karbon tetraklorida maupun dengan kelompok kontrol
negatif olive oil. Hal ini menunjukkan bahwa dekok biji Persea americana Mill. memiliki efek nefroprotektif sebesar 38,1. Efek nefroprotektif yang diperoleh
pada kelompok ini paling rendah dibandingkan dengan kelompok praperlakuan jam ke-1 dan ke-4.
Berdasarkan perbandingan terhadap uji statistik antar kelompok perlakuan Tabel III dan IV, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan bermakna baik dengan
kontrol nefrotoksin karbon tetraklorida dan kontrol olive oil p 0,05. Hal ini menunjukkan, setiap kelompok praperlakuan memiliki kemampuan dalam
melindungi sel ginjal. Seluruh kelompok praperlakuan menunjukkan hasil berbeda bermakna p 0,05 dengan kontrol negatif olive oil yang berarti bahwa kerusakan
ginjal yang ditimbulkan belum kembali normal. Jangka waktu pemberian dekok biji Persea americana Mill. yang paling
baik yaitu praperlakuan jam ke-1. Hal ini didasarkan pada purata kadar kreatinin yang paling rendah, waktu yang paling singkat yang dapat memberikan efek
nefroprotektif paling besar yaitu 61,9.
Melalui hasil pengukuran kadar kreatinin masing-masing kelompok perlakuan, menunjukkan bahwa pemberian dekok biji Persea americana Mill.
360,71 mgkgBB jangka pendek memiliki pengaruh terhadap penurunan kadar kreatinin tikus terinduksi karbon tetraklorida 2mLkgBB. Kemungkinan adanya
pengaruh penurunan kadar kreatinin tersebut, dapat ditinjau dari mekanisme perusakan sel ginjal oleh karbon tetraklorida dan aktivitas antioksidan yang
terkandung dalam dekok biji Persea americana Mill. pemejanan dosis rendah karbon tertraklorida menyebabkan terjadinya kerusakan pada bagian tubulus
proksimal. Proses ini diperantarai oleh aktivasi sitokrom P-450 yang memetabolisme karbon tetraklorida menjadi bentuk radikal bebas triklorometil.
Radikal ini kemudian bereaksi dengan oksigen dan membentuk radikal triklorometil peroksi yang lebih reaktif. Radikal triklorometil peroksi dapat
berikatan secara kovalen dengan lemak dan protein yang dapat menyebabkan kerusakan. Selain itu pula dihasilkan produk samping berupa kloroform yang juga
dapat bersifat toksik bagi sel. Radikal triklorometil juga dapat menginisiasi terjadinya radikal lipid yang menyebabkan terbentuknya lipid hidro peroksidase
dan radikal lipid alkoksil. Radikal lipid alkoksil akan diubah menjadi malondialdehid. Senyawa aldehid ini dapat juga menyebabkan kerusakan pada
sel. Tubulus kontortus proksimal menjadi sasaran utama dari karbon tetraklorida pada ginjal karena pada bagian tubulus konsentrasi sitokrom P-450 lebih tinggi
dibandingkan dengan bagian lain pada ginjal. Konsentrasi sitokrom P-450 yang tinggi ini menyebabkan banyaknya radikal bebas yang terbentuk dan dapat
menyebabkan terjadinya kerusakan pada tubulus kontortus proksimal. Kandungan yang terdapat dalam biji Persea americana Mill. yang terlarut
dalam pelarut dekok diduga merupakan senyawa proanthocyanidin, tanin dan flavonoid. Kemungkinan mekanisme kerja antioksidan dalam melindungi sel
ginjal ditunjukkan dengan penurunan aktivitas serum kreatinin yaitu penangkapan radikal bebas triklorometil menjadi produk non toksik yang dilakukan oleh
senyawa proanthocyanidin, tanin, dan flavonoid sehingga tidak menyebabkan
kerusakan sel ginjal yang berat. Selain itu juga, dimungkinkan senyawa tersebut dapat meningkatkan jumlah enzim glutation-S-transferase yang ada. Oleh karena
itu dapat diduga bahwa dekok biji Persea americana Mill. mampu melindungi sel ginjal dari kerusakan akibat pemberian karbon tetraklorida. Kemampuan ini
ditunjukkan dengan adanya penurunan kadar kreatinin.
D. Hasil Histologi Ginjal Jangka Pendek Dekok Biji Persea americana Mill. pada Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida
Pemeriksaan histologi ginjal pada tikus dilakukan untuk menunjang hasil biokimia uji nefroprotektif jangka pendek dekok biji Persea americana Mill. pada
tikus terinduksi karbon tetraklorida. Sebagian hewan uji tiap kelompok tiga tikus dikorbankan untuk diambil organ ginjalnya baik ginjal kanan maupun ginjal kiri.
Organ kemudian dibuat preparat histologi dan dilakukan pembacaan preparat histologi ginjal. Pengecatan organ dilakukan dengan menggunakan haematoxylin
dan eosin.
1. Kontrol nefrotoksin karbon tetraklorida dosis 2mLkgBB