Penyakit ginjal kronik dapat merusak keempat komponen ginjal tadi dan memuncak menjadi gagal ginjal kronik. Cadangan fungsional ginjal sebenarnya
cukup besar sehingga mungkin telah terjadi kerusakan yang luas sebelum timbul tanda-tanda gangguan fungsional Kumar et al., 2010.
Gambaran kondisi ginjal normal secara mikroskopik dalam dilihat pada gambar 11.
Gambar 11. Ginjal normal secara mikroskopik diwarnai dengan haematoxylin dan eosin. A. Korteks ginjal, 1: renal corpuscle; 2: proximal
convoluted tubules; 3: distal convoluted tubulus; 4: Bowman’s capsulae space,
B Medula ginjal, 1: thick ascending limb of the loop of Henle; 2: interstitial connective tissue
Gunin, 2000
Beberapa penyakit pada ginjal yaitu diantaranya adalah
1. Penyakit yang mengenai glomerulus
Sebagian besar penyakit ini tidak menunjukkan adanya reaksi peradangan selular penyakit nefrotik, sedangkan yang lain disertai dengan
proteinuria yang disertai adanya eritrosit atapun leukosit pada urin penyakit nefritik. Penyakit nefrotik memperlihatkan adanya pengendapan kompleks
imun pada ataupun di bawah sel epitel. Sedangkan penyakit nefritik
memperlihatkan adanya pengendapan kompleks imun pada subendotel ataupun pada membran basal glomerulus dan atau mesangium Ganong,
2010.
2. Penyakit yang mengenai tubulus dan interstisium
Cedera pada bagian tubulus umumnya berhubungan dengan interstisium. Interstisium merupakan ruang diantara tubulus ginjal.
Kerusakan pada tubulus ginjal karena adanya senyawa nefrotoksik dapat dilihat dengan adanya penyempitan pada tubulus kontortus proksimal,
nekrosis sel pada sel epitel tubulus kontortus proksimal Kumar et al., 2010. Selain itu pula nefrotoksisitas yang terjadi di tubulus kontortus
proksimal dapat berupa degenerasi disertai reaksi inflamasi dan perbaikan tergantung dari tempat dan luasnya luka. Kelainan dapat berupa hidrofik,
inklusi, dan nekrosis Glaister, 1986. Nekrosis merupakan pembengkakan sel yang diikuti dengan lisisnya sel. Sel nekrotik akan terlihat membesar dan
terlihat merah dibandingkan dengan sel normal Kumar et al., 2010. Nefritis tubulointerstisium merupakan salah satu penyakit terjadi
pada tubulus dan interstisium. Terdapat dua jenis nefritis tubulointerstisium yaitu akut dan kronis. Nefritis tubulointerstisium akut Gambar 12.
umumnya ditandai dengan terjadinya edema interstisial yang dapat disertai dengan infiltrasi leukositik pada interstisium dan tubulus dan terjadinya
nekrosis tubulus fokal. Nefritis tubulointerstisium kronik ditandai dengan
terjadinya infiltrasi terutama oleh leukosit mononukleus, fibrosis interstisium,
dan atrofi
tubulus luas.
Secara umum
nefritis
tubulointerstisium akut ditandai dengan adanya edema dan jika ada eosinofil dan neutrofil sedangakan pada nefritis tubulointerstisium kronik
ditemukan adanya fibrosis dan atrofi tubulus Kumar et al., 2010.
Gambar 12. Mekanisme terjadinya nefritis tubulointerstisium kronik pada glomerulonefritis
Kumar et al., 2010
Terjadinya kerusakan pada tubulus terutama tubulus kontortus proksimal karena adanya toksin dapat terjadi dikarenakan pada tubulus ini
kadar sitokrom P-450 yang tinggi untuk mendetoksifikasi ataupun mengaktifkan toksikan. Dengan demikian, tempat ini dapat menjadi sasaran
efek toksik Lu, 1995. Nefrotoksisitas pada tubulus kontortus distal umumnya berupa
kristaluria dan nekrosis papila ginjal. Hal ini terkait dengan fungsi tubulus distal dalam mengatur keseimbangan air, elektrolit, dan asam basa Glaister,
1986. Nefritis interstisial merupakan peradangan pada daerah interstisium
yang disebabkan oleh reaksi alergi obat, infeksi, autoimun, dan penyakit
infiltrasi lainnya. Pada nefritis interstisial akut menyebabkan terjadinya disfungsi tubular ginjal dengan atau tanpa gagal ginjal. Disfungsi ginjal ini
umumnya bersifat reversibel Kumar et al., 2010. Nefritis interstisial ditandai dengan adanya pembengkakan tubulus kontortus proksimal,
sitoplasma yang keruh hingga penyempitan lumen bahkan menghilang. Sel pada
tubulus kontortus
proksimal dan
interstisium mengalami
pembengkakan yang disebabkan oleh pergeseran air ekstraseluler menuju intrasel. Hal ini terjadi karena toksin menyebabkan terjadinya perubahan
muatan listrik permukaan sel epitel pada tubulus, transport ion aktif dan asam organik, dan kemampuan mengkonsentrasikan dari ginjal hingga
akhirnya tubulus mengalami kerusakan Wijaya and Miranti, 2005. Nefritis interstisial kronik Gambar 13. terjadi dengan ditandai menyusutnya
tubulus dan terjadinya atrofi ditunjukkan oleh tanda panah, dan dipisahkan oleh fibrosis interstisial yang luas ditunjukkan oleh panah Perazella and Markowitz,
2010.
Gambar 13. Gambaran mikroskopik nefritis interstisial kronik diwarnai dengan hematoxylin dan eosin, perbesaran 600x
Perazella and Makowitz, 2010
3. Penyakit yang mengenai pembuluh darah