Pembuatan larutan karbon tetraklorida konsentrasi 50 Pengelompokan hewan uji Pembuatan serum

dimasukkan dalam alat moisture balance dan diratakan. Serbuk ditimbang dan dihitung sebagai bobot sebelum pemanasan. Serbuk kemudian dipanaskan pada suhu 105 C selama 15 menit. Serbuk kemudian ditimbang dan dihitung sebagai bobot setelah pemanasan. Selisih bobot sebelum dan setelah pemanasan merupakan kadar air sampel yang diteliti.

4. Pembuatan dekok biji Persea americana Mill.

Sebuk kering biji Persea americana Mill. ditimbang sebanyak 8,0 g. Serbuk kering kemudian dibasahi dengan 16,0 mL aquadest Depkes, 1986 selanjutnya ditambahkan aquadest sebanyak 100,0 mL. Campuran serbuk dan air dipanaskan dalam panci enamel pada suhu 90 C dan dijaga tetap dalam suhu tersebut selama 30 menit. Waktu 30 menit terhitung ketika suhu campuran mencapai 90 C. Setelah 30 menit, campuran tersebut disaring dengan menggunakan kain flanel dan diperas. Filtrat kemudian dihitung volumenya dan apabila tidak mencapai volume 100 mL ditambahkan dengan aquadest hingga 100 mL dengan menggunakan labu ukur.

5. Pembuatan larutan karbon tetraklorida konsentrasi 50

Berdasarkan penelitian Janakat dan Merie 2002, larutan karbon tetraklorida dibuat dalam konsentrasi 50 dimana perbandingan volume karbon tetraklorida dan pelarut adalah 1:1. Larutan karbon tetraklorida dibuat dengan cara dilarutkan dalam volume yang sama dengan olive oil.

6. Uji pendahuluan a. Penetapan dosis nefrotoksik karbon tetraklorida

Dosis nefrotoksik ditentukan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Moneim and Khadragy 2012. Berdasarkan penelitian dosis kabon tetraklorida 2 mLkgBB secara intraperitonial dapat menyebabkan kerusakan sel-sel ginjal pada tikus yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan kadar kreatinin tetapi tidak menyebabkan kematian pada tikus tersebut.

b. Penetapan waktu cuplikan darah

Penetapan waktu cuplikan darah ditentukan dengan melakukan orientasi empat kelompok perlakuan waktu. Orientasi dilakukan dengan menggunakan 4 ekor tikus. Pengambilan darah dilakukan melalui sinus orbitalis mata. Tikus kemudian dilakukan pengambilan darah masing- masing pada jam ke-0, 24, 48, dan 72 jam setelah pemejanan karbon tetraklorida. Kemudian dilakukan pengukuran kadar kreatinin.

7. Pengelompokan hewan uji

Sejumlah tiga puluh ekor tikus dibagi secara acak ke dalam 6 kelompok perlakukan masing-masing sebanyak lima ekor tikus. a. Kelompok I kontrol nefrotoksin yang diberikan larutan karbon tetraklorida-olive oil 1:1 dosis 2 mLkgBB secara i.p. b. Kelompok II kontrol negatif diberikan olive oil dosis 2 mLkg BB secara i.p. c. Kelompok III kontrol dekok diberikan dekok biji Persea americana Mill. dosis 360,71mg kgBB secara per oral. Pada jam ke- 6 setelah pemberian dekok biji Persea americana Mill. dilakukan pengambilan darah melalui sinus orbitalis mata untuk dilakukan penetapan kadar kreatinin dan dilakukan pengambilan organ ginjal tikus untuk melihat gambaran histologi ginjal. d. Kelompok IV-VI kelompok perlakuan diberikan dekok biji Persea americana Mill. dosis 360,71mgkgBB, kemudian secara berturut- turut pada jam ke-1, 4, dan 6 jam setelah pemberian dekok, diberikan dosis nefrotoksin karbon tetraklorida 2 mLkgBB. Pada jam ke-48 setelah pemerian karbon tetraklorida, kelompok I, II, IV, V, dan VI dilakukan pengambilan darah melalui sinus orbitalis mata untuk dilakukan penetapan kadar kreatinin dan dilakukan pengambilan organ ginjal tikus untuk melihat gambaran histologi ginjal.

8. Pembuatan serum

Darah yang telah diambil melalui sinus orbitalis mata tikus ditampung dalam tabung Eppendorf dan didiamkan selama 15 menit. Darah kemudian disentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 10.000 rpm dan diambil bagian supernatannya untuk dilakukan analisis.

9. Penetapan kadar kreatinin

Dokumen yang terkait

Efek nefroprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air biji persea americana mill. terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal tikus jantan wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 3 121

Efek hepatoprotektif jangka pendek dekok biji persea americana mill. terhadap aktivitas ALT-AST pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 115

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol biji persea americana mill. terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 12 130

Efek nefroprotektif pemberian jangka panjang ekstrak metanol-air biji persea americana mill. terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 13 122

Efek nefroprotektif pemberian jangka panjang infusa biji persea americana mill. terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologi ginjal tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 8

Efek nefroprotektif jangka pendek ekstrak metanol air biji persea americana mill. terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal tikus jantan wistar terinduksi karbon tetraklorida

2 13 119

Efek nefroprotektif pemberian jangka panjang ekstrak metanol-air biji persea americana mill. terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal pada tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 120

Efek nefroprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol biji persea americana mill. terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal pada tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 115

Efek hepatoprotektif jangka pendek dekok biji persea americana mill. terhadap aktivitas ALT-AST pada tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 113

Efek nefroprotektif dekoksi biji persea americana mill. jangka panjang terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal tikus yang diinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 109