kerusakan sel ginjal yang berat. Selain itu juga, dimungkinkan senyawa tersebut dapat meningkatkan jumlah enzim glutation-S-transferase yang ada. Oleh karena
itu dapat diduga bahwa dekok biji Persea americana Mill. mampu melindungi sel ginjal dari kerusakan akibat pemberian karbon tetraklorida. Kemampuan ini
ditunjukkan dengan adanya penurunan kadar kreatinin.
D. Hasil Histologi Ginjal Jangka Pendek Dekok Biji Persea americana Mill. pada Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida
Pemeriksaan histologi ginjal pada tikus dilakukan untuk menunjang hasil biokimia uji nefroprotektif jangka pendek dekok biji Persea americana Mill. pada
tikus terinduksi karbon tetraklorida. Sebagian hewan uji tiap kelompok tiga tikus dikorbankan untuk diambil organ ginjalnya baik ginjal kanan maupun ginjal kiri.
Organ kemudian dibuat preparat histologi dan dilakukan pembacaan preparat histologi ginjal. Pengecatan organ dilakukan dengan menggunakan haematoxylin
dan eosin.
1. Kontrol nefrotoksin karbon tetraklorida dosis 2mLkgBB
Hasil pemeriksaan histologi ginjal pada kontrol nefrotoksin karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB menunjukkan tidak ditemukan adanya perubahan
patologi spesifik Gambar 22.. Hasil ini tidak sejalan dengan hasil uji biokimia kadar kreatinin pada kontrol positif yang menunjukkan terjadinya peningkatan
kadar kreatinin dibandingkan dengan kontrol negatif olive oil p 0,05. Beberapa alasan yang dimungkinkan menjadi penyebab hasil histologi ginjal, tidak
menggambarkan hasil biokimia yaitu sesungguhnya karbon tetraklorida sudah dapat menyebabkan terjadinya perubahan biokimia kadar kreatinin namun
belum menyebabkan terjadinya perubahan struktural pada ginjal, selain itu pula juga dapat disebabkan karena pencuplikan organ ginjal tidak pada tempat
terjadinya kerusakan, dan juga dimungkinkan kapasitas cadangan dari ginjal yang cukup besar sehingga kerusakan struktural pada ginjal tidak terlihat.
Menurut Ramarajan, Somasundaram, Subramanian, and Pandian 2012 karbon tetraklorida dosis 1,5 mLkgBB pemberian tunggal secara intraperitonial
menunjukkan terjadinya perubahan pada epitelium tubulus pada kelompok hewan uji. Selain itu pula, penelitian yang dilakukan oleh Haggag 2011 pemberian
karbon tetraklorida dosis 1 mLkgBB pemberian secara intraperitonial menunjukkan terjadinya vacuolation pada endotelial glomerulus dan pada bagian
epitel tubulus ginjal.
2. Kontrol negatif olive oil dosis 2 mLkgBB
Hasil pembacaan preparat histologi ginjal tikus kontrol negatif olive oil 2mLkgBB menunjukkan terjadinya intratubular hialin cast yang ditandai dengan
adanya masa homogen eosinofilik dalam lumen tubulus namun hanya dalam beberapa lumen tubulus Gambar 20.. Kata hialin biasanya merujuk pada
perubahan dalam ruang ekstrasel yang menghasilkan gambaran merah muda, homogen, dan mirip kaca pada sediaan histologi yang dipulas dengan
hematoksilin dan eosin. Kata hialin ini digunakan secara luas sebagai istilah histologi deskriptif dan bukan suatu penanda spesifik cedera sel. Terjadinya
perubahan warna dapat disebabkan beragam kelainan. Penimbunan intrasel protein seperti eosinofilik dapat disebabkan beberapa hal diantaranya terjadinya
kebocoran protein yang melalui filter glomerolus yang dapat meningkatkan terjadinya reabsorpsi protein dalam vesikel. Vesikel-vesikel ini kemudian
menyatu dengan lisosom membentuk fagolisosom yang tampak sebagai hialin merah muda dalam sitoplasma tubulus. Proses ini bersifat reversibel Kumar et
al., 2010. Selain itu pula ditemukan adanya degenerasi hidropik epitel tubulus
dimana ditandai dengan ukuran sel yang membesar dan juga adanya vakuola berbatas kurang jelas dalam sitoplasma Gambar 21.. Hidropik epitel tubulus ini
umumnya bersifat reversibel. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pemberian olive oil tidak menimbulkan kerusakan ginjal meskipun terjadi
intratubular hialin cast dan degenerasi epitel tubulus.
Gambar 20. Gambaran mikroskopik pada ginjal yang munujukkan terjadinya intratubular hialin cast
Gambar 21. Gambaran mikroskopik pada ginjal yang menunjukkan terjadinya degenerasi epitel tubulus
3. Kontrol dekok biji Persea americana Mill. dosis 360,71 mgkgBB