3. Manfaat penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai jumlah angka kapang khamir dan ada tidaknya cemaran bakteri Samonella spp pada
jamu beras kencur yang dijual di pasar Sambilegi Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan informasi tentang kualitas dan keamanan jamu beras kencur yang dijual di pasar
Sambilegi Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta dilihat dari Angka Kapang Kamir dan cemaran bakteri patogen Salmonella spp, sehingga
kesehatan masyarakat menjadi lebih terjamin. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi kepada penjual jamu di pasar Sambilegi agar
lebih memperhatikan kebersihan dalam proses pembuatan jamu.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas dan keamanan jamu beras kencur yang dijual di Pasar Sambilegi Maguwoharjo
Depok Sleman Yogyakarta berdasarkan jumlah angka kapang khamir dan cemaran Salmonella spp.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui Angka Kapang Khamir AKK dalam jamu beras kencur yang
dijual di Pasar Sambilegi Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta dan apakah nilai AKK jamu beras kencur dari tiga pedagang memenuhi
persyaratan berdasarkan KaBPOM Nomor 12 tahun 2014 yang menyatakan bahwa AKK yang diperbolehkan 10
3
kolonimL. b.
Mengetahui keberadaan bakteri Salmonella spp dalam jamu beras kencur yang dijual di Pasar Sambilegi Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta.
9
BAB II PENELAAH PUSTAKA
A. Obat Tradisional, Jamu dan Cairan Obat Dalam
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan
tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat KaBPOM, 2014.
Menurut Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Repblik Indonesia Nomor: HK.00.05.42411, obat bahan alam dikelompokkan berdasarkan
cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat yang dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu jamu, obat herbal terstandar, dan
fitofarmaka BPOM, 2004. Obat tradisional telah dimanfaatkan di beberapa negara dalam pelayanan
kesehatan formal terutama dalam pelayanan kesehatan strata pertama yaitu Puskesmas. Berdasarkan data WHO pada tahun 2005 di negara Afrika sekitar 90
dan di India sekitar 70 dari populasi pernah menggunakan obat tradisional untuk membantu memelihara kesehatan WHO, 2005. Di Cina, tercatat 40
menggunakan obat tradisional dan lebih dari 90 dari seluruh rumah sakit yang ada di Cina memiliki unit untuk pengobatan tradisional WHO, 2005. Pada tahun
2007 tercatat penggunaan obat tradisional di Amerika Serikat sebesar 38 penduduk dewasa dan 12 penduduk anak-anak. Di Indonesia obat tradisional
khususnya jamu masih sering digunakan. Data ini didukung dengan hasil Riset