Angka lempeng yang diperbolehkan adalah 10
4
kolonimL dan angka kapang khamir yang diperbolehkan adalah adalah 10
3
kolonimL.
.
Mikroba patogen harus mempunyai nilai negatifmL. Mikroba patogen yang dimaksud adalah semua
mikroba yang dapat menyebabkan orang menjadi sakit bila kemasukan mikroba tersebut. Obat tradisional untuk penggunaan obat dalam termasuk di dalamnnya
cairan obat dalam perlu diwaspadai adanya mikroba seperti: bakteri patogen Eschericia coli, Salmonella spp, Shigella spp, Pseudomonas aeruginosa,
Staphylococcus aureus KaBPOM, 2014.
B. Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik
Mutu produk tergantung dari bahan awal, proses produksi, pengawasan mutu, bangunan, peralatan dan personalia yang menangani, sehingga pembuatan
obat tradisional harus mengikuti pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik CPOTB yang sudah ditetapkan oleh BPOM. Tujuan dari CPOTB adalah
untuk melindungi masyarakat terhadap hal – hal merugikan dari penggunaan obat
tradisional yang tidak memenuhi persyaratan mutu. Badan Pengawas Obat dan Makanan pada tahun 2005 menyatakan bahwa obat tradisional merupakan produk
yang dibuat dari bahan alam yang jenis dan sifat kandungannya sangat beragam. Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik CPOTB meliputi seluruh aspek yang
menyangkut pembuatan obat tradisional, yang bertujuan untuk menjamin agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah
ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya BPOM, 2005. CPOTB hendaknya wajib diterapkan oleh industri jamu yang memiliki ijin
edar. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Kesehatan Republik Indonesia Nomor 007
tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional pasa 4 ayat 1 disebutkan bahwa obat tradisional yang dibuat oleh usaha jamu gendong dan usaha jamu racikan tidak
memerlukan ijin edar karena lingkup distribusinya yang kecil sehingga pengawasannya dianggap mudah dan tidak diwajibkan untuk menerapkan CPOTB
namun, CPOTB dapat menjadi acuan dalam proses pembuatan jamu, sehingga dapat menjamin kualitas mutu dan aman untuk dikonsumsi Depkes RI, 2012.
Berdasarkan CPOTB, pembuat jamu sebaiknya menjaga kebersihan diri sebelum memulai pembuatan jamu dengan cara mencuci tangan menggunakan
sabun atau larutan deterjen dan tidak diperbolehkan bekerja apabila mengalami gatal
– gatal dan sedang menderita penyakit kulit. Bahan baku yang digunakan harus dicuci bersih sampai 2
– 3 kali pencucian. Tempat pengolahan harus dijaga kebersihannya baik sebelum maupun sesudah proses pembuatan jamu. Hal ini
bertujuan untuk menghindari kontaminasi mikroba yang memungkinan mengkontamiasi jamu BPOM RI, 2005.
C. Jamu Gendong Beras Kencur