Uji motilitas digunakan untuk mengidentifikasi bakteri berdasarkan penyebaran koloni. Adanya kandungan Nutrient agar semisolid dalam media
SIM memungkinakan bakteri yang memiliki flagel melakukan pergerakan dalam media. Salmonella spp. memiliki flagel peritrik yang terdapat di seluruh
pemukaan tubuhnya. Pertumbuhan bakteri yang tidak hanya tumbuh pada bekas tusukan atau menyebar pada media, maka bakteri yang diidentifikasi tersebut
adalah golongan Enterobacter termasuk Salmonella spp. Holt dkk, 2000. 4.
Uji Katalase Uji katalase digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase pada bakteri
yang diuji. Bakteri yang memerlukan oksigen menghasilkan hidrogen peroksida H
2
O
2
yang beracun bagi bakteri sendiri. Namun bakteri tetap dapat hidup dikarenakan menghasilkan enzim katalase yang dapat mengubah H
2
O
2
menjadi H
2
O dan O
2.
Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya buih Reiner, 2013.
J. Landasan Teori
Jamu gendong adalah obat tradisional yang terbuat dari bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran bahan tersebut dalam
bentuk cairan yang dibuat segar dengan tujuan untuk dijajakan langsung kepada konsumen. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
007 tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional pasal 4 ayat 1 disebutkan bahwa obat tradisional yang dibuat oleh usaha jamu gendong dan usaha jamu
racikan tidak memerlukan izin edar.
PerMenkes RI No. 003MENKESPERI2010 menyebutkan bahwa jamu yang diproduksi harus aman sesuai dengan persyaratan mutu kefarmasian.
Beberapa persyaratan jaminan keamanan dan mutu dari jamu yang diatur dalam Peraturan Kepala Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 12
tahun 2014 adalah Angka KapangKhamir AKK tidak lebih dari 10
3
kolonimL dan tidak boleh mengandung mikroba patogen, termasuk Salmonella spp.
Pasar Sambilegi Maguharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta, merupakan salah satu pasar yang cukup banyak terdapat penjual jamu gendong. Jamu yang sering
dikonsumsi oleh masyarakat adalah jamu beras kencur. Jaminan keamanan dan mutu jamu gendong beras kencur dapat diketahui dari pengujian Angka
KapangKhamir dan ada tidaknya bakteri patogen Salmonella spp. Kurangnya higieinitas dan sanitasi dari pembuatan jamu gendong beras
kencur merupakan faktor yang menyebabkan tingginya jumlah Angka KapangKhamir dan memungkinkan terdapatnya bakteri patogen Salmonella spp.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, ketika mencuci rimpang para pembuat jamu hanya melakukan satu kali pencucian. Pembuat jamu juga tidak
menggunakan sabun dan air mengalir saat mencuci tangan. Pencucian botol – botol
plastik yang digunakan sebagai tempat jamu juga kurang higienis yaitu hanya dicelupkan ke dalam air. Ketidakhigienisan dan kurangnya sanitasi dapat membuat
bakteri patogen maupun non patogen serta kapangkhamir dapat berkembangbiak. Adanya cemaran Salmonella spp pada jamu beras kencur dapat menyebabkan
terjadinya infeksi, gejala yang dialami yaitu demam, diare, kram perut, skait kepala, pusing dan rasa mual.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya Angka Kapang Khamir AKK dan ada tidaknya bakteri Salmonella spp sebagai jaminan keamanan dan
mutu dari jamu gendong beras kencur yang dijual oleh penjual jamu di Pasar Sambilegi Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta.
K. Hipotesis