Obat Tradisional, Jamu dan Cairan Obat Dalam

9

BAB II PENELAAH PUSTAKA

A. Obat Tradisional, Jamu dan Cairan Obat Dalam

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat KaBPOM, 2014. Menurut Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Repblik Indonesia Nomor: HK.00.05.42411, obat bahan alam dikelompokkan berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat yang dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka BPOM, 2004. Obat tradisional telah dimanfaatkan di beberapa negara dalam pelayanan kesehatan formal terutama dalam pelayanan kesehatan strata pertama yaitu Puskesmas. Berdasarkan data WHO pada tahun 2005 di negara Afrika sekitar 90 dan di India sekitar 70 dari populasi pernah menggunakan obat tradisional untuk membantu memelihara kesehatan WHO, 2005. Di Cina, tercatat 40 menggunakan obat tradisional dan lebih dari 90 dari seluruh rumah sakit yang ada di Cina memiliki unit untuk pengobatan tradisional WHO, 2005. Pada tahun 2007 tercatat penggunaan obat tradisional di Amerika Serikat sebesar 38 penduduk dewasa dan 12 penduduk anak-anak. Di Indonesia obat tradisional khususnya jamu masih sering digunakan. Data ini didukung dengan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 tercatat bahwa 59,12 penduduk Indonesia pernah mengkonsumsi jamu dan 95,6 diantaranya merasakan jamu berkhasiat dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan. Daerah Istemawa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi dengan persentase kebiasaan mengkonsumsi jamu tertinggi yaitu 78,50 dengan data konsumsi jamu setiap hari sebesar 4,28 Riskesdas, 2010. Jamu adalah obat tradisional yang terbuat dari bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran bahan tersebut yang telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman Wasito, 2011. Menurut Peraturan Kepala Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2014, cairan obat dalam adalah sediaan obat tradisional berupa larutan emulsi atau suspensi dalam air, bahan bakunya berasal dari serbuk simplisia atau sediaan galenik dan digunakan sebagai obat dalam KaBPOM, 2014. Obat tradisional Indonesia telah menjadi bagian dari kehidupan bangsa Indonesia dalam sistem pelayanan kesehatan. Untuk itu harus sesuai dengan kaidah pelayanan kesehatan, yaitu secara medis harus dapat dipertanggungjawabkan. Hal tersebut dapat tercapai dengan dilakukannya pengujian ilmiah tentang keamanan, khasiat, dan standar kualitasnya Soeharsono, 2002. Berdasarkan Peraturan Kepala Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2014 tentang persyaratan mutu obat tradisional, terutama cairan obat dalam, yaitu keseragaman volume, penentuan kadar alkohol, penentuan BJ dan pH, Cemaran mikroba Angka Lempeng Total, Angka Kapang Khamir, Eschericia coli, Salmonella spp, Shigella spp, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, aflatoksin, cemaran logam berat, bahan tambahan pengawet, pewarna dan pemanis, wadah dan penyimpanan. Angka lempeng yang diperbolehkan adalah 10 4 kolonimL dan angka kapang khamir yang diperbolehkan adalah adalah 10 3 kolonimL. . Mikroba patogen harus mempunyai nilai negatifmL. Mikroba patogen yang dimaksud adalah semua mikroba yang dapat menyebabkan orang menjadi sakit bila kemasukan mikroba tersebut. Obat tradisional untuk penggunaan obat dalam termasuk di dalamnnya cairan obat dalam perlu diwaspadai adanya mikroba seperti: bakteri patogen Eschericia coli, Salmonella spp, Shigella spp, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus KaBPOM, 2014.

B. Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik

Dokumen yang terkait

IDENTIFIKASI CEMARAN BACILLUS DAN KHAMIR PADA JAMU GENDONG ”BERAS KENCUR DAN KUNIR ASAM ” Identifikasi Cemaran Bacillus Dan Khamir Pada Jamu Gendong Beras Kencur Dan Kunir Asam Di Pasar Gede Kota Solo.

0 9 11

IDENTIFIKASI CEMARAN BACILLUS DAN KHAMIR PADA JAMU GENDONG ”BERAS KENCUR DAN KUNIR ASAM ” Identifikasi Cemaran Bacillus Dan Khamir Pada Jamu Gendong Beras Kencur Dan Kunir Asam Di Pasar Gede Kota Solo.

0 2 14

Uji angka kapang/khamir (akk) dan angka lempeng total (alt) pada jamu gendong temulawak di pasar Tarumanegara Magelang.

1 9 106

Uji Angka Kapang/Khamir (AKK) dan identifikasi Salmonella spp pada jamu pahitan brotowali yang diproduksi oleh penjual jamu gendong di Kelurahan Tonggalan Klaten Tengah.

2 5 90

Uji angka kapang/khamir (AKK) dan angka lempeng total (ALT) pada jamu gendong temulawak di Pasar Tradisional Klaten.

5 37 99

Uji angka lempeng total dan identifikasi escherichia coli dalam jamu gendong beras kencur yang dijual di Pasar Sambilegi Wilayah Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta.

2 10 134

Uji angka lempeng total [ALT] dalam jamu gendong beras kencur yang beredar di 3 pasar di Kotamadya Yogyakarta.

11 73 100

Uji angka kapang/khamir dalam jamu gendong beras kencur yang beredar di 3 pasar di Kotamadya Yogyakarta - USD Repository

0 0 94

Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT), dan identifikasi Salmonella pada jamu Uyup-Uyup yang diproduksi oleh penjual jamu racik X di Yogyakarta - USD Repository

0 3 89

Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT), dan identifikasi salmonella pada jamu cekok yang diproduksi penjual jamu racik ``x`` di Yogyakarta - USD Repository

0 1 99