Sterilisasi Alat dan Media

Proses pembuatan jamu beras kencur memungkinkan terjadinya kontaminasi mikroba. Bakteri dapat mengkontaminasi jamu beras kencur melalui bahan baku yang tidak dicuci dengan bersih, pekerja dan lingkungan pengolahan termasuk peralatan produksi yang digunakan oleh pekerja, tahap pengemasan, dan penyajian. Kesehatan dan kebersihan pembuat jamu serta hygienitas dan sanitasi yang terjaga akan menjamin jamu yang dihasilkan terbebas dari mikroba yang dapat mencemari jamu Zulaikhah, 2005.

D. Sterilisasi Alat dan Media

Sterilisasi merupakan proses pembebasan alat-alat maupun bahan-bahan dari segala bentuk mikroba. Apabila alat maupun media yang digunakan dalam penelitian tidak steril, kemungkinan akan terkontaminasi mikroba. Sehingga pada media yang terdapat pertumbuhan mikroba tidak dapat dipastikan apakah mikroba yang tumbuh benar-benar berasal dari sampel atau berasal dari kontaminasi alat maupun media, sehingga perlu dilakukan sterilisasi untuk membebaskan alat dan media dari segala macam bentuk kontaminasi Waluyo, 2008. Proses sterilisasi yang sering dilakukan dalam skala praktikum laboratorium yaitu : 1 Sterilisasi kering atau sterilisasi panas kering dapat diterapkan dengan cara pemanasan langsung, melayangkan di atas nyala api, pembakaran dan sterilisasi dengan udara panas yaitu menggunakan oven. Sterilisasi kering dibagi menjadi dua yaitu menggunakan api dan menggunakan oven. Api digunakan untuk mesterilisasi peralatan seperti jarum inokulasi, jarum ose, cawan petri, kaca objek, pinset, mulut tabung biakan, spatel dan lain-lain. Sterilisasi kering merupakan sterilisasi dengan udara panas. Alat yang digunakan adalah oven. Cara ini umum dilakukan untuk mesterilkan peralatan gelas seperti cawan petri, tabung reaksi dan alat-alat gelas lainnya. Prinsip kerja dari alat ini lebih sederhana yaitu pintu oven dibuka dan semua alat-alat yang akan disterilkan disusun rapi. Kemudian pintu oven ditutup dan suhu diseting pada angka 160- 180 C selam 1-2 jam. Keuntungan dari pemanasan kering adalah tidak adanya uap air yang membasahi bahan atau alat yang disterilkan. 2 Sterilisasi dengan uap air panas bertekanan lebih efisien dan penetratif dalam membunuh mikroorganisme. Tekanan yang paling efisien yaitu 10 3 kpa 15psi atau sekitar 1 atm dan dengan suhu 121 C 250 F selama 15 menit yang dapat dilakukan oleh autoklaf. Segala bentuk mikroorganisme dapat dimatikan dengan syarat suhu, tekanan dan waktu tersebut maka. Autoklaf menggunakan uap air murni lebih ringan dan lebih panas dari udara untuk sterilisasi, sehingga udara yang terdapat dalam wadah harus dikeluarkan. Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup uap atau udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai, maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga sama dengan tekanan atmosfer. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum jarum tekanan menunjukkan angka nol. Adanya udara dalam wadah saat sterilisasi dapat mengakibatkan kurang efisiennya sterilisasi. Autoklaf hanya dapat mencapai suhu maksimal pada kondisi uap air murni. Sebagian besar media sangat terpengaruh oleh pemanasan yang berlebihan, tetapi sterilisasi menggunakan autoklaf adalah cara yang paling tepat untuk sterilisasi media atau bahan yang tahan panas lebih dari 100 C. Kombinasi waktu dan tekanan untuk sterilisasi media umumnya menggunakan suhu 115 C selama 20 menit atu 121 C selama 15 menit. Penetrasi suhu dan tekanan akan semakin menurun pada volume yang besar. Oleh karena itu jika mensterilisasi cairan melebihi 1L disarankan untuk melebihkan waktu sterilisasi. Wadah seperti tabung, Erlenmeyer, botol sebaiknya diberi ruang kosong antara mulut wadah dengan batas cairan. Setelah selesai sterilisasi sebaiknya alat dan bahan dibiarkan dingin sampai 80 C di dalam autoklaf sebelum diangkat. Autoklaf juga digunakan untuk dekontaminasi. Dekontaminasi adalah sterilisasi terhadap semua biakan hasil analisa atau yang telah tumbuh pada media. Proses sterilisasi ini diperpanjang waktunya menjadi minimal 30 menit pada 121 C atau 10 menit pada 126 C. Lebih baik dekontaminasi menggunakan autoklaf yang berlainan dengan yang digunakan untuk sterilisasi. Sebaiknya proses penataan dan penyusunan tidak overpacking dan semua tutup harus dilonggarkan. Setiap selesai dekontaminasi autoklaf harus dibersihkan dari sisa media dan bahan lain secara menyeluruh. 3 Sterilisasi gas yaitu dengan sterilisasi dengan menggunakan gas-gas kimia reaktif seperti formalin, methanol dan etilen oksida memiliki aktivitas biosidal. Etillen oksida adalah gas tidak berwarna, tidak berbau, dan mudah terbakar. Mekanisme kerja antimikroba dari dua gas diasumsikan melalui alkilasi dan sulfhidril, amino, hidroksil dan karboksil pada protein dan gugus amino da rasa nukleat. Rentang konsentrasi yang biasa digunakan yaitu 800-1200 mgL untuk etilen oksida, 15-100 mgL untuk formaldehida. Kedua gas ini menjadi agen alkylating yang berpotensi mutagenik dan karsinogenik. Gas tersebut juga memproduksi toksisitas akut termasuk pada kulit, konjungtiva dan mukosa hidung. Sultana, 2007.

E. Angka Kapang Khamir

Dokumen yang terkait

IDENTIFIKASI CEMARAN BACILLUS DAN KHAMIR PADA JAMU GENDONG ”BERAS KENCUR DAN KUNIR ASAM ” Identifikasi Cemaran Bacillus Dan Khamir Pada Jamu Gendong Beras Kencur Dan Kunir Asam Di Pasar Gede Kota Solo.

0 9 11

IDENTIFIKASI CEMARAN BACILLUS DAN KHAMIR PADA JAMU GENDONG ”BERAS KENCUR DAN KUNIR ASAM ” Identifikasi Cemaran Bacillus Dan Khamir Pada Jamu Gendong Beras Kencur Dan Kunir Asam Di Pasar Gede Kota Solo.

0 2 14

Uji angka kapang/khamir (akk) dan angka lempeng total (alt) pada jamu gendong temulawak di pasar Tarumanegara Magelang.

1 9 106

Uji Angka Kapang/Khamir (AKK) dan identifikasi Salmonella spp pada jamu pahitan brotowali yang diproduksi oleh penjual jamu gendong di Kelurahan Tonggalan Klaten Tengah.

2 5 90

Uji angka kapang/khamir (AKK) dan angka lempeng total (ALT) pada jamu gendong temulawak di Pasar Tradisional Klaten.

5 37 99

Uji angka lempeng total dan identifikasi escherichia coli dalam jamu gendong beras kencur yang dijual di Pasar Sambilegi Wilayah Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta.

2 10 134

Uji angka lempeng total [ALT] dalam jamu gendong beras kencur yang beredar di 3 pasar di Kotamadya Yogyakarta.

11 73 100

Uji angka kapang/khamir dalam jamu gendong beras kencur yang beredar di 3 pasar di Kotamadya Yogyakarta - USD Repository

0 0 94

Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT), dan identifikasi Salmonella pada jamu Uyup-Uyup yang diproduksi oleh penjual jamu racik X di Yogyakarta - USD Repository

0 3 89

Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT), dan identifikasi salmonella pada jamu cekok yang diproduksi penjual jamu racik ``x`` di Yogyakarta - USD Repository

0 1 99